Setahun terakhir saya aktif membuat video dokumentasi perjalanan. Berawal dari menyimpelkan pekerjaan, mengganti block note dengan kamera. Blogger itu kebanyakan bekerja sendiri. Kecuali mereka selebriti, hampir gak ada yang punya asisten. Bisa dibayangkan ketika ada job liputan atau fam trip. Mana yang harus didahulukan? Mencatat, memotret, interview atau menikmati suasana perjalanan? Semua penting. Semua dibutuhkan untuk pembaca blog kesayangan. Makanya alih-alih mencatat dengan buku atau ponsel saya memilih merekam lewat video. Lebih effisien.
Membuat video dokumentasi perjalana, belakangan punya keasikan sendiri. Bila rindu ke suatu tempat saya tinggal buka videonya. Begitu pun sebagai alat pertolongan dan bahan tulisan, sembilan puluh persen memori bisa muncul kembali dari video. Tak jarang juga iseng, melewatkan waktu dengan asyik menonton video yang dibuat entah menggunakan ponsel atau camera kesayangan, hanya untuk menyadari betapa luas dunia ini.
So…Mengapa video dokumentasi perjalanan itu keren?
Satu yang paling pasti, video dokumentasi perjalanan mampu membangkit memori yang telah diluput waktu. Kenangan manis yang membuat tertawa atau tersenyum simpul. Walau pasti juga ada kenangan yang membawa ke titik air mata. Siapapun tahu bahwa pada akhirnya semua kenangan itu memperkaya pengalaman. Bahan baku bagi pertumbuhan dan akan membuat semua pengelana lebih arif. Lebih memahami mengapa mereka selalu ingin mendatangi suatu destinasi, mengenal orang-orang baru, lalu mencicipi kuliner mereka.
- Lihat di sini tentang : 6 Video Menari yang Seru
Pas hari libur kemarin saya menjelajahi file foto di rumah. Masuk kedalam folder foto bertahun lalu, Myanmar. Jadi ngenes karena banyak cerita yang terluput. Seperti menatap kuburan saja rasanya. Jangan kan aroma, nuansa dan getar perasaan saja sudah tak ada jejak. Karena di Myanmar saya hanya memotret dan tak sedikit pun membuat video. Sebenarnya ingin menulis tentang perjalanan Myanmar ini tapi terlalu banyak detail yang tersingkir dengan masuknya pengalaman-pengalaman baru. Jadi saya tutup saja lagi file tersebut. Minat menulis tentang Myanmar menguap.
Membuang File Video ke Yotube
Saya tak mengatakan foto dokumentasi perjalanan tak penting. Tentu saja foto tetap penting. Apa lagi untuk blog atau keperluan sebagai content writer atau travel writer di media cetak dan online. Untuk dua keperluan tersebut foto belum tergantikan.
Masalah sekarang adalah video membutuhkan penyimpanan berkapasitas besar. Itu membuat server di rumah cepat crowded. Sudah diganti dan dinaikan beberapa tera oleh anak bujang, tapi tak terlalu lama padat kembali. Jalan keluarnya mereka menyarankan beberapa file yang dianggap tak penting di hapus saja. Bagi emaknya semua file penting. Tak rela membuang begitu saja video-video yang telah saya shoot dengan mudah maupun susah payah. Lalu mereka menyarankan “membuang” file-file tersebut ke Channel Youtube.
Iya benar, mengapa tak disimpan di Youtube saja? Mungkin takan abadi. Bisa saja suatu saat Youtube tutup atau mengikuti berbagai kebijakan Google yang selalu berubah, video-video dokumentasi perjalanan keren saya akan lenyap. Mengkaji manfaatnya dari pada dihapus, tetap saja ditaruh di Youtube jauh lebih banyak gunanya. Saya tak merasa kehilangan. Saya boleh berharap suatu saat bisa menginspirasi perempuan seusia, traveler atau turis 40 tahun ke atas. Menyimpan sejumput kenangan perjalanan mereka untuk anak cucu. Kalau pun tidak hanya sekedar bisa ditengok kembali suatu saat, betapa indah hidup mereka.
- Baca juga di sini : (Video) Jalan-Jalan ke Ujung Kulon
Youtube adalah platform yang hebat. Saya juga mulai memikirkan blog perlahan mati karena generasi mendatang lebih menyukai tayangan visual ketimbang membaca. Kalau pun nanti blog tak trendi lagi saya sudah punya channel Youtube, tada ada masalah. Jangan lupa juga bahwa sekarang ini banyak banget Youtuber yang kaya berkat kreativitas mereka.
Jadi ini sedikit contoh video dokumentasi perjalanan saya. Saya ambil dari yang terbaru submit saja.
1. Disney in the Stars Fireworks
2. The Beautiful Rhine Falls in Switzerland
3. Panjangnya Perjalanan Menuju Buttui – Siberut Selatan
4. Amazing Magunatip or Murut Bamboo Dancing on Mari Mari Cultural Village
Begitu saja lah. Ini memang bukan video dokumentasi perjalanan keren seperti yang teman-teman lihat di Yotube-nya para vlogger keren itu. Ini adalah video dokumentasi perjalanan emak-emak yang di-shoot dan edit sederhana. Namun betapapun sederhananya, ia telah memampukan saya untuk selalu bersyukur. Bersyukur untuk rezeki dan kesehatan yang telah Allah sentuhkan ke dalam kehidupan sehingga saya mengalami hal-hal seperti dalam tayangan video-video di atas
Bila teman-teman belum membuat dokumentasi video perjalan untuk acara pikniknya, menurut saya, gak ada salahnya untuk segera memulai. Youtube sepertinya tak lama lagi menggantikan blog.
20 comments
Saya juga sekarang lebih memilih shooting daripada motret ketika bepergian. Kebetulan saya hampir selalu bepergian bareng suami saya. Dia bagus kalau motret, saya kalah bagus. Saya milih jadi videografer aja karena video saya bisa melengkapi foto yang dia hasilkan.
Memang kendala terbesar dari bikin video ini adalah ngeditnya. Motong-motong adegan sih gampang, yang susah adalah cari latar musik yang pas. Saya itu punya beban kalau lagi bikin video, ini video nanti ditonton orang sampai habis apa enggak? Makanya latar musik itu berperan besar untuk membuat orang mau nonton videonya sampai habis.
Dan bagian yang memuaskan adalah kalau videonya itu nongol di halaman pertama hasil pencarian Google. Wah, senangnya bukan main!
Enaknya kalau bepergian dengan suami memang begitu ya mbak. Untuk mencari konten kita bisa berbagi tugas. Karena memotret dan membuat video itu susah di Sambi. Dapat video tak dapat fotonya, dan begitu sebaliknya .
Begitupun saat edit, tak cukup hanya potong dan sambung. Banyak yang harus diperhatikan. Tapi ketika videonya dapat banyak views, nah segala usaha itu langsung terbayar rasanya
Videonya bagus-bagus, Mbak. Saya suka menonton video perjalanan. Kadang-kadang saya juga suka merekam dengan video. Tetapi, suka masih malas editingnya. Pengen banget deh punya semangat untuk mengedit. Biar punya koleksi video perjalanan yang banyak
Memang edit video membutuhkan waktu ya Myr. Saya melakukannya kalau sedang malas menulis. Harus gantian sebab waktunya terbatas, menulis atau edit video. Kebetulan sedang malas menulis ya akhirnya milih edit video saja
Halo, kak Evi …
Kebetulan banget aku mampir ke post tentang pentingnya merekam setiap kegiatan travelling kita, selain untuk kenangan diri kita juga disertakan untuk pembaca artikel dan dibagikan di Youtube yang bisa bermanfaat untuk penikmat video.
Betul kata kak Evi, meski susah payah kita membuat dokumentasi tapi setelah diapresiasi banyak orang rasanya senang saja, capek langsung hilang hehehe
Iya benar Mas Himawan. Cuman setelah Menulis terus bikin dan edit video waktu untuk sosial media Jadi berambah-tambah. Semoga pekerjaan utama kita tidak terganggu ya
mengambil video perjalanan itu menyenangkan..
ngeditnya yang rada menyebalkan euy.. wkwkwk..
video-videonya keren mbak..
subscribe dong.. hehehe
Iya ternyata ngedit video itu juga membutuhkan waktu banyak dan mau tak mau harus belajar keterampilan sedikit.. tapi kalau sudah selesai menyenangkan akhirnya
Bagus kak video-videonya. Memang sedikit tambah kerjaan di post editing tapi kalau udah kelar ada kepuasan tersendiri yah. Dan yang buat senang ketika nanti udah beberapa lama, lihat lagi dokumentasi itu bisa buat senyum. Ditunggu video-video verikutnya kak 🙂
Setuju banget kak Rico. Setelah beberapa lama video-video lama yang pernah kita upload di YouTube, kalau ditonton lagi, rasanya gimana gitu. Kenangan indah saat perjalanan tersebut langsung muncul ke udara
Keren2 kok mbak videonya
Mmg bagus dlm bentuk video ya, tp kalo aku kendalanya di waktu buat ngedit2nya
Terima kasih Jeng Alissa. Apa kabar si Abang dan adiknya? Mereka pasti semakin ganteng ya
kayaknya q juga mo mulai nulis pake video aja mbak. lebih seru ya.. cuma emang butuh penyimpanan data yg gede ya? ini masalah banget buat q..
Nah penyimpanan data ini yang bikin puyeng emang Mbak Astin. Tapi pakai caraku saja, simpan saja di Youtube. Setelah edit, upload, file asli bisa langsung didelete 🙂
Kapan-kapan berbagi dong di KEB tentang membuat video perjalanan ini 🙂
Terima kasih atas tawarannya Mbak Injul. Ish..aku belum sampai lah ilmunya Mbak hahaha
Bagus mba Evii.. Pengalaman perjalanan jadi lebih nyatanlewat video ya.. Aku jadi kangen edit video perjalanan lagi.. Udah lama gak bikin video.. 🙂
Iya Mbak Indri , ternyata video perjalanan lebih nyata kenangannya 🙂
Aa. Keren juga, Uni. Salah satu skill yang pengen banget aku pelajari, bikin video perjalanan. Kalau lihat video dari Insanwisata, Barry Kusuma, Lostpacker gitu bagus bagus. Pengen belajar nih, Uni
Iya video mereka yang disebutkan di atas keren-keren. Emang mesti banyak belajar juga untuk diriku sendiri, gak sekedar ngeshoot tapi ada ceritanya..Semoga dengan berjalannya waktu skill kita semakin terasah ya Mas Gallant 🙂