Sejarah telah mencatat bahwa kecintaan manusia terhadap sesuatu dapat menghasilkan karya besar. Contohnya telah banyak kita baca dan bertebaran di internet. Di Lampung hal serupa  bisa disaksikan di Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Hasil kecintaan seorang wanita  sehingga tempat ini bisa dijadikan sebagai salah obyek wisata alam Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Berkat kecintaan ibu Herawati Soekardi terhadap kupu-kupu, warga Lampung atau siapapun yang berkunjung ke sana tidak kesulitan lagi mencari destinasi wisata pendidikan. Tapi sebetulnya taman ini tidak sekedar perwujudan dari rasa cinta tapi dilatarbelakangi pula niat mulia: Melestarikan berbagai jenis kupu-kupu di Gunung Betung dan lahan kritis. – Foto Kupu-Kupu.
Perjumpaan saya dengan Doktor  Herawati Soekardi ini terjadi kala Festival Krakatau 2015 lalu. Setelah acara karnaval,  saya dan teman-teman diajak Oleh Mas Yopie Pangkey dan Dunia Indra mengeksplorasi tempat wisata unik ini Taman Kupu-Kupu Gita Persada.
Museum Kupu-Kupu
Memasuki kawasan Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang terletak di daerah Kemiling Kabupaten Pesawaran ini paru-paru terasa segar. Berkat pepohonan rindang, berbagai jenis bunga sebagai area hidup bebas puluhan jenis kupu-kupuh. Setelah melewati pintu gerbang sederhana yang terbuat dari besi kami berjalan menuju rumah kayu, bangunan sederhana berciri tempo dulu. Pada dinding luarnya terdapat tulisan Museum Kupu-Kupu.
Baca juga dong  Puncak Mas Lampung : Bisa Narsis di Ketinggian        Wisata Pulau Sebesi Krakatau Lampung
Bentuk bangunan Museum Kupu-Kupu sudah menarik perhatian. Harmonis dengan area di sekelilingnya. Berdinding dan berlantai kayu berwarna hitam kecoklatan. Dalam rumah ini ratusan jenis kupu-kupu awetan. Sekitar 140- an jenis kupu-kupu penghuni dinding yang dimasukkan ke dalam bingkai kaca yang difungsikan juga sebagai hiasan dinding.
 Kupu-kupu ini adalah koleksi ibu Herawati yang dikumpulkan  sejak tahun 1997. Tempat ini bisa juga dijadikan sebagai pusat studi kupu-kupu. Karena kupu-kupu yang disimpan dalam bingkai sudah dilengkapi nama, jenis, dan asal kupu-kupu. Selain itu terdapat pula berbagai lukisan kupu-kupu di dinding, beberapa benda seni yang terbuat dari kayu maupun guci keramik.
Berjumpa Ibu Herawati Soekardi Djausal
Untuk wisatawan yang hendak membawa tanda mata dari tempat ini tentu saja bisa membeli aneka souvenir yang semuanya berbentuk kupu-kupu. Souvenir hasil karya Mbak Alya, putri ibu Herawati, ibu muda berwajah lembut dan teduh.
Beruntungnya kami  bahwa ibu Herawati dan Mak Alya yang turut membantu mengelola taman, bersedia menerima dan menyambut kami. Mereka membawa kami duduk di beranda belakang museum kupu-kupu. Disana telah tersedia sofa panjang dan beberapa kursi rotan dengan pemandangan terbuka ke kebun. Sambil menikmati udara segar kami pun disuguhi nangka masak hasil kebun yang terdapat di sekitar taman. Suasana penuh gelak. Tak lepas dari senyum Ibu Herawati  menjawab semua pertanyaan sambil sesekali menunjuk ke arah taman untuk memperkuat cerita beliau.
Iya Taman Kupu-Kupu Gita Persada adalah berupa rekayasa habitat alami lingkungan yang cocok bagi kehidupan kupu-kupu.
Yang lain tentang Lampung  Way Kambas Lampung Timur              Festival Panen Padi Lampung Timur
Saya menyenangi kupu-kupu terutama yang bersayap cantik. Indah memandangi  kepakan sayap mereka saat diterpa anggin kala hingga pada kuntum bunga. Tapi  saya tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang kupu-kupu. Pertemuan dengan Doktor ini membukakan mata betapa banyaknya jenis kupu-kupu di dunia ini. Bayangkan di taman kupu-kupu Gita Persada saja tidak kurang dari 60 spesies. Yang sempat saya catat adalah Troides Helena, Perut Merah, Limau Balak, Limau Tutul, Ekor Pedang, Kupu Biru, dan Daun Sirsak Hijau.
Sejarah Taman Kupu-Kupu Gita Persada.
Saat ini Ibu Herawati adalah seorang ahli kupu-kupu yang mengajar di Universitas Lampung. Karena tidak semua ahli kupu-kupu mendirikan taman,  tentu saya tertarik mengetahui latar belakang mengapa beliau mau bersusah payah menangkar kupu-kupu di bawah kaki Gunung Betung ini. Pertanyaan lucu yang  beliau sambut dengan tertawa.
“Semuanya berawal dari kecelakaan”  ujarnya merendah. Atau  kecintaan? Rasanya sih karena kecintaan 🙂
Pengenalan dosen fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Lampung ini  terhadap kupu-kupu berasal dari sang suami, Bapak Anshori Djausal. Tahun 1997 Ibu Herawati menjadi ketua panitia  Seminar Nsional biologi oleh Perhimpunan Biologi Indonesia cabang Lampung. Untuk menghias ruangan  beliau dibuatkan oleh sang suami  layang-layang menyerupai kupu-kupu.
Menurut ibu Herawati bentuk layang-layang tersebut unik dan ia menyukainya. Setelah seminar berakhir lantas  ia pun tergerak berkenalan lebih dalam dengan kupu-kupu.  Mulai memperhatikan kupu-kupu di sekitar taman di Kampus Unila. Ternyata makin terpikat. Tak lama tahu-tahu sudah menjerumuskan diri meneliti hewan berkepala cantik ini. Dari mengamati dan memotret diapun akhirnya membuat model penangkaran di halaman rumah. Setiap spesies kupu-kupu dicarikan tanaman inang yang cocok dan pakannya.
Makin lama koleksinya semakin bertambah yang membuat halaman rumahnya sudah tidak mencukupi lagi.
Dan sekarang di sinilah Ibu Herawati, merawat dan mencintai kupu-kupu di lahan seluas 4,8 hektar. Lahan ini merupakan hibah. Awalnya merupakan lahan hutan yang sudah rusak. Berkat kegigihan lahan itu sekarang menjadi subur kembali seperti yang saya lihat bersama teman-teman.
Nama Gita yang diberikan pada taman tersebut berasal dari nama anaknya. Artinya senandung nyanyian alam. Beliau pun  telah beberapa kali mendapat penghargaan karena telah  membantu mengembangkan pariwisata Lampung.
Penangkaran Kupu-Kupu Gita Persada
Setelah usai berbincang-bincang ibu Herawati Soekardi membawa kami berjalan-jalan di kebun. Karena tahu saya bisnis gula aren beliau menunjuk beberapa batang aren  yang tumbuh di tepi kebun dekat jurang. Ternyata aren termasuk salah satu Inang dari kupu-kupu. Sayangnya saat itu tidak terlihat satu ekor pun kupu-kupu disana. Mungkin dia sedang berlindung di balik tajuk aren yang tebal.
Taman ini dibagi beberapa bagian. Selain penangkaran kupu-kupu berupa rumah kawat, terdapat pula Tea House, 3 buah rumah pohon, perosotan untuk anak-anak, ayunan, hammock dan bangku-bangku kayu agar wisatawan nyaman saat menikmati keasrian sekitar. Terlihat dua orang remaja putri  asyik berfoto selfie dengan latar belakang kuntum bunga warna pink.
Bila  di Museum kita melihat berbagai jenis kupu-kupu awetan, pada Penangkaran Taman Kupu-Kupu Gita Persada kita melihat berbagai jenis kupu-kupu sungguhan. Jumlahnya memang tidak sebanyak yang awetan tapi lumayan menarik untuk ditelusuri terutama jika teman-teman ingin membuat foto kupu-kupu hidup saat mencari makan. Pengelola menyediakan beberapa kuntum bunga berwarna cerah untuk menarik perhatian. Tapi yang namanya kupu-kupu  tetap saja terbang kian-kemari. Hinggap sebentar kemudian terbang lagi. Saya berusaha mengendap-ngendap agar bisa memotret tapi jarang yang berhasil. Akhirnya pasrah saja tidak mengejar-ngejar lagi. Berdiri saja di satu tempat,  berharap sang kupu-kupu mau mendekat. Ternyata berhasil. Seekor Papilio Peranthus atau kupu-kupu hijau biru akhirnya hinggap anteng pada selembar daun dengan menegakkan sayapnya.Dan saya berhasil memotret walau cuma sedikit.
Metamorfosis di Taman Kupu-Kupu Gita Persada
Kupu-kupu menjalani daur hidup yang terbilang unik. Sering digunakan motivator  dalam membuat analogi agar hidup kita berubah dari kondisi kekinian menuju kondisi di depan yang lebih baik. Ternyata proses metamorfosis terjadi cukup panjang dan lama. Dimulai dari telur yang diletakan  di atas selembar daun. Daun ini pula  nanti akan menjadi bahan makanan ulat sehingga ulat dewasa dan tiba menjadi waktunya menjadi pupa atau Kepompong. Beberapa hari kemudian baru lah akan menjadi kupu-kupu.
Proses metamorfosis kupu-kupu ini pun bisa kita lihat di Taman Kupu Kupu Lampung ini. Di sebuah pojokan dari penangkar kupu-kupu diperlihatkan telur-telur kupu-kupu bermetamorfosis menjadi ulat kecil, dewasa, kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dewasa.
Mbak Alya menjelaskan bahwa telur kupu-kupu akan menetas kurang lebih 10 hari. Akan berganti kulit sampai 5 kali untuk mencapai ukuran tertentu sampai menghasilkan kepompong basah dan Lunak. Seminggu kemudian pupa itu akan mengeras. Dari sanalah muncul kupu-kupu yang cantik.
Hubungan Intim Kupu-Kupu dan Masa Hidup Mereka
Yang menarik lagi adalah mengamati  proses kawin mereka. Kupu-kupu dewasa atau disebut sebagai fase Imago betina hanya dapat dikawini seekor Imago jantan.
Di dalam kandang penangkaran ini saya melihat sepasang kupu-kupu Troides Helena sedang melakukan hubungan intim. Hewan yang sedang mabuk kepayang ini melekat  pada selembar daun. Tak peduli pada sayap-sayap mereka bercorak hitam dan kuning itu berkibar-kibar diterbangkan angin. Mereka sepertinya tak bergerak. And you know what? Hubungan intim seperti ini akan berlangsung 3-4 jam. What? Sampai selama itu? Lah ngapain saja?
Iya memang butuh waktu lama bagi jantan untuk menumpahkan semua spermanya ke kantong sperma di tubuh betina. Setelah itu perlahan-lahan sang jantan akan mati sementara yang betina akan mencari pohon inang untuk meletakkan telur-telurnya dan melanjutkan kehidupan.
Saya membuat foto kupu-kupu ini saya ikutan sedih 🙂
Foto kupu-kupu sedang menghisap madu bunga
Menarik bukan cerita dari Taman Kupu-Kupu Gita Persada ini. Ayuk berkunjung ke Lampung.
60 comments
Tak pernah bosan berkunjung ke Taman Kupu-kupu Gita Persada ini.
TIga kali datang, belum lihat semua spesies kupu-kupu yang katanya ada 100an lebih ini.
Btw, itu gaya banget yang pake kaos biru nampang di sini :p
Iya kalau tiap berkunjung terus kupu-kupunya pada nongol semua, pasti bikin ketagihan. Memotret mereka dengan berbagai gaya.
Si baju biru lumayan buat memper sedap pandangan mata
Sayang saya tidak sempat menjelajah Lampung tempo hari.
Kupu-kupu yang cantik. Tapi saya merinding melihat ulatnya, Mbak Evi. Hehe..
Sayang juga sudah lewat tapi tidak sempat menjelajah ya tak sempat menjelajah ya, Mbak Lia.
Mengenai ulat kupu-kupu kelihatannya memang seram tapi kalo dipegang tidak gatal gatal kok. Bulunya nya tidak mengandung racun seperti ulat bulu
wah jadi tau nih uni si kupu-kupu jantan mati ternyata ya setelah selesai berhubungan 🙂
salam
/kayka
Rupanya alam menciptakan Troides Helena ini sebagai pejantan yang rela berkorban demi kelangsungan hidup spesiesnya, Kayka 🙂
kok kepompongnya kayak gitu ya? bukannya warnanya putih ya?
Ini kepompong daun yang hanya tinggal urat-uratnya saja Ko
Senangnya bisa kesini. Dan akhirnya tahu kalo ulat kupu-kupu itu gak gatel sama sekali.
Ya ampun jantannya langsung mati ya kalo habis berhubungan. Kelamaan sih… Hehehehehe
Mungkin karena seluruh energinya tergores saat mengeluarkan sperma, Lia. Dan semua stroke harus disetor kepada sang betina wkwkwkwk
Ini semacam yg di batimurung makassar yaaa kak
Aku belum pernah ke Bantimurung Kak Cumi 🙂
Seru banget bisa liat Kupu-kupu, biasanya kalau di alam bebas sudah susah mencari Kupu-kupu sebanyak dan beragam seperti itu.
Betul banget Mas Nasirullah. Di alam bebas kupu-kupunya terbang gosip dan tidak bisa kita kejar
Seru banget bisa lihat dan tau proses metamorfosisnya secara langsung. Baru tau juga ternyata waktu berintim ria si kupu-kupu tadi sampe 3-4 jam. Ternyata hewan juga serius ya dalam hal berkembang biak. Hahahaha :)). Beberapa tahun lalu aku pernah lihat taman & museum kupu-kupu yang di Thailand, tapi lupa nama tempatnya. Kayaknya cakepan yang di Lampung ini deh mba ;).
Hahaha..iya, Troides Helena ini serius banget meneruskan rantai keturunan Mbak molly. Nyawa tidak begitu penting dalam gen pejantannya. Naluri bertahan hidup dikalahkan oleh naluri seksual. Beneran deh semakin kagum terhadap Sang Pencipta yang menciptakan begitu banyak ragam makhluk hidup di dunia ini
Aku suka banget kupu2 uni mereka cantik2 dan fotogenik banget
Aku juga suka banget Mbak Muna. Apalagi kalau berhasil menangkap bayangan mereka, imaji mereka sungguh indah 🙂
Kerennya ada museum kupu2..
kapan2 main kesanalah kalo ke Lampung lagi
Iya Mbak Endah, kalau ke Lampung jangan lewatkan mampir ke taman kupu-kupu Gita Persada ini. Banyak yang bisa kita pelajari di sini 🙂
Pernah lihat liputan taman ini di televisi luar, makin penasaran ingin berkunjung ke Lampung. Salut sama kegigihan Bu Herawati mengembangkan taman hingga kini semakin dikenal luas di Indonesia bahkan dunia.
Iya sudah banyak benar yang meliput beliau baik dari media nasional maupun luar negeri, Mbak Lina. Semoga cita-cita beliau melestarikan kupu-kupu semakin berkembangnya dan semakin banyak lagi kupu-kupu yang bisa ditangkar di sini, Mbak Lina 🙂
Rasanya tak terbayang dari ulat yang seperti itu bisa lahir kupu-kupu yang begitu cantik, benar-benar ajaib. Pengen rasanya melihat proses metamorfosisnya secara langsung.
Anw hebat banget ya Ibu itu bisa membuat tempat penangkaran kupu-kupu ini jadi begitu terkenal, sungguh kerja keras yang patut diacungi jempol, salut.
Betul banget metamorfosis kupu-kupu adalah peristiwa alam ajaib yang kadang susah kita terima dengan akal sehat. Kok bisa ya dalam bulat yang gemuk itu bersarang calon kupu-kupu yang cantik 🙂
Jadi kangen main ke taman kupu-kupu Gita persada di Lampung nih, hmmmmm…… pengen suatu hari nanti main ke sana lagi.
Iyah kangen ya Pak Indra. Semoga kapan-kapan kita bisa reunian di Lampung ya 🙂
tahun lalu mau ke sini, malah nyasar uni.., nggak keliatan ada petunjuk arahnya..
ntar kalau mudiklagi harus nyari deh
Coba cari dengan menggunakan Google Maps, MM. Dengan Google Maps biasanya jarang kesasar 🙂
Mba Evii. aku selalu suka baca artikel2mu. hehe.
Wah, ternyata tempat penangkaran kupu2 gini bisa jadi tempat wisata ya. Coba mba evi pake lensa khusus buat dapetin gambar muka kupu2. pasti keren deh.
btw, di UGM juga ada taman kupu2.. tapi.. kurang peminatnya
Aku tipikal orang yang tidak sabaran Mas Hanif. Kalau jalan-jalan cukup bahwa satu lensa yaitu lensa sapu jagat 🙂
duh aku yang orang lampung belum sempat ke sini, kapan ya ke sini?
Sebelum kokok ayam di sebelah timur berakhir Mas Danan, harus kesini 🙂
Sepertinya lebih menarik daripada yang di Bantimurung. Meski kecil, tempat penangkarannya lebih jelas. Kalau di Bantimurung kan tempatnya kayak di kerangkeng dengan jala-jala besar. Cuma agak sedih kalau lihat ada kupu-kupu yang ‘diternakkan’ cuma buat diawetkan untuk suvenir. Hiks :'(
Siklus hidup kupu-kupu kan pendek sekali mas Adie. Kalau yang sudah mati terus diawetkan kan tidak sia-sia 🙂
Mengagumi kecantikan kupu-kupu di alam dan koleksi museumnya. foto kupu-kupu Uni Evi, cantik…saya nyerah untuk subyek bergerak. Kecintaan yang menggerakkan Gita Persada, semoga lestari ya Uni. Salam
Ternyata memotret objek kecil yang bergerak seperti kupu-kupu ini butuh stamina juga Mbak Prih. Capek juga nguber-nguber mereka yang selalu terbang Kian kemari. Bagus yang memang seperti saya menunggu saja kali kali aja mereka ada yang hinggap di dekat tempat duduk.
Iya kecintaan pada bidang profesi ternyata melahirkan banyak hal besar dan berguna untuk orang lain ya Mbak Prih 🙂
Bener mba, filosofis kupu-kupu ini banyak banget jadi quotes motivator. Saya juga menggunakannya sebagai header blog, karna emang suka terutama filosofisnya. Usianya yang pendek, tapi meninggalkan berjuta keondahan untuk dunia (ciyeee).
Dulu mau pake nama papilio untuk nama blog, etapi gk jadi..kiseki aja hehe jd curhat ^^
Jadi Kiseki adalah termasuk jenis kupu-kupu? Hahaha baru tahu saya. Terima kasih sudah mencerahkan Mbak Dwi 🙂
jepitanya itu lho, pake jepitan jemuran :p
Dan warna warninya mirip kupu-kupu ya, Mas Puputs 🙂
Wah, lengkap banget ulasannya. Sampai ada kupu yang bercinta segala, hehe.
Byw saat masih ulat saya merasa takut gitu ya, gak kuat liat ulat. Tapi pas memandang kupunya, adem banget…
Melihat penampilan ulat kupu-kupu ini kita memang langsung menyangka mereka seperti ulat bulu. Padahal ulat bulu dan ulat kupu-kupu berbeda. Ulat kupu-kupu tidak mengandung racun pada bulunya yang tidak akan membuat kita gatal-gatal 🙂
daaaan sebagai warga Lampung aku belum mampir ke sini #tutupmuka. Bukanya baruuu ya…nanti setelah pulang ke tanah air mampir aaah
Hahaha… Iyalah nanti kalau pulang datang Mbak Indah. Jadi tambah banyak alasan pulang kampung, bukan?
Kupu-kupu nya lucu-luci sekali Bu evi, jadi pengen megang. Kayaknya asyik kalau main ke taman kupu-kupu Gita Persada ajak anak-anak dirumah 🙂 untuk pendidikan anak usia dini juga
Benar sekali Mbak. Anak-anak pasti suka sekali bermain di sini. Selain memang kupu-kupunya indah tamannya luas dan ada rumah pohon juga lo untuk dipanjat oleh mereka 🙂
Kupunya bagus2 banget. Anak2 pasti seneng datang ke gita persada ya
Pasti anak-anak pasti senang datang ke sini, Mbak. Karena Taman ini juga diakomodasi sebagai wisata pendidikan anak-anak jenjang TK SD dan SMP sering study tour di sini
pasti indah…. dan yang lebih indah adalah hati Ibu Hera. Mudah-mudahan beliau senantiasa dilimpahi kesehatan dan terus membagikan kebaikan bagi kita semua.
[Kapan ya saya bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat?]
Amin. Iya semoga beliau tetap diberi kesehatan dan kelebihan energi agar Taman kupu-kupu ini lebih banyak lagi manfaatnya untuk masyarakat, Mbak Rani. Amin
keren sekali. baru tau ada tempat seperti ini di indonesia
Iya. Mudah-mudahan Indonesia akan lebih keren lagi di tahun-tahun mendatang. Amin 🙂
Senang sekali dengan tempat ini, alami, hijau, teduh, bermain sambil belajar, cocok membawa anak-anak ke sini
Iya orang Lampung mestinya senang sekali pada tempat ini karena mempunyai nilai-nilai edukasi. Cocok untuk membawa anak-anak dan memberi mereka pengetahuan tentang kupu-kupu 🙂
aku belum ke sinilah uni, waktu itu nyasar
ntar kalau mudik harus cari jalan yang benar nih
Iya kalau ke Lampung sayang tidak melawat ke sini MM. Mudah-mudahan kunjungan berikutnya sampai di taman kupu-kupu Gita Persada ya 🙂
Sebuah proses erjalanan yang panjang, berawal dari Telur , kemudian menjadi se ekor ulat yang mungkin Menjijikan dan menakutkan, kemudia bermetamorfosa menjadi Kupu-kupu dan terbang yang memiliki keindahan tersendiri,,, Salut buat yang punya Ide membuat Tanaman yang penuh dengan Kupu-kupu…
Mbak Evi artikelnya bagus-bagus,,, Ayo dong Mbak ArtikelNya di shere lagi,,, hehehe.
Iya beberapa saat ini lagi males update. Moga-moga tak lama lagi ada posting baru 🙂
sudah jarang sekali saya melihat kupu-kupu di kota saya. padahal dulu waktu masih sd melihat kupu-kupu bukanlah hal yang sulit.
mungkin ada baiknya berkunjun ke museum kupu-kupu untuk mengingat kembali keberadaan serangga cantik ini.
Ketika lingkungan hidupnya sudah tidak ada yang tidak mungkin mengharapkan kupu-kupu. Dan kalau kita bermain ke taman yang relatif masih hijau masih ada kok