Air Terjun Way Lalaan – Propinsi Lampung terletak paling selatan dari pulau Sumatera. Menyimpan banyak pesona alam. Laut dan pantainya yang berwarna biru jernih. Danau, gunung dan hutan belantara. Kekayaan ini siap menunggu para penjelajah dari berbagai pelosok bumi. Mitos Air Terjun Way Lalaan – Sejarah – Harga Tiket Masuk
Salah satu pesona wisata Lampung adalah air terjun Way Lalaan. Tempat ini selalu ramai oleh wisatawan domestik. Terutama pada hari besar nasional seperti Idul Fitri dan tahun baru. Kawasan yang berada di bawah kaki Gunung Tanggamus ini memang cocok melepas kepenatan. Lokasinya yang persis di bawah kaki gunung dengan pepohonan lebat, berudara sangat nyaman.
Alamat Air Terjuan Way Lalaan
Air Terjun Way Lalaan terletak sekitar 8 km dari Kota Agung, ibu kota Kabupaten Tanggamus. Berada persis di tepi jalan Raya Kota Agung – Balimbing. Tak jauh dari kompleks perkantoran Pemerintahan Kabupaten Tanggamus. Dari arah Bandar Lampung di sebelah kiri, dari Kota Agung sebelah kanan. Untuk sampai ke lokasi kita harus masuk sekitar 300 meter dari pintu gerbang.
Baca juga Wajah Air Terjun Lembah Anai
Air Terjun Way Lalaan Kab Tanggamus tepatnya berada di Kampung Baru, Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus, Lampung 35384.
Dari pintu gerbang perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki. Menuruni tangga semen yang kalau anak saya tak salah hitung jumlahnya 265 buah anak tangga!
Saat memandangi dari atas saya agak ngeri kalau harus ikut turun ke bawah. Bukan soal turunnya tapi soal naiknya nanti. Tapi setelah Valdi mengambil alih tas tangan dan menepuk-nepuk bahu saya memberi semangat tampaknya tak ada alasan untuk bercengeng ria.
Dengan menguatkan hati anak tangga yang awalnya dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda itu saya jajaki satu persatu. Naiknya kumaha engke lah. Apa lagi dari atas sudah terdengar deburan air yang terhempas ke bawah. Gemanya menimbulkan debaran aneh di dada. Ditambah lagi hujan baru saja usai yang menguapkan bau hutan ke udara. Jadi gak janji deh bila harus menunggu sendirian pada ujung anak tangga itu.
Sejarah Air Terjun Way Lalaan Lampung
Sejarah Air Terjun Way Lalaan sudah lama digunakan sebagai destinasi wisata. Tangga-tangga semen sudah dibangun sejak tahun 1937. Melengkapi prasarana tetirah pejabat Hindia Belandai di Gisting, tak jauh dari Way Lalaan.
Gisting sendiri adalah sebuah kecamatan di Tanggamus, pecahan dari Kecamatan Talang Padang. Dengan ketinggian ketinggian ±700m dpl, suhu udara sekitar 18-28 °C, berada di kaki gunung Tanggamus, Gisting memenuhi semua syarat sebagai tempat tetirah.
Baca juga Piknik ke Cagar Alam Nasional Huanglong
Kalau jalan-jalan di sekitar Gisting akan terlihat banyak sekali penjualan bunga. Tempat ini juga meliputi hamparan pertanian sayur mayur, seperti kol, kubis, kentang dan wortel.
Jika teman berkunjung ke Gisting jangan lupa eksplorasi bangunan-bangunan kuno. Di sini Belanda meninggalkan jejak lewat Rumah Sakit, Sekolah dan Gereja.
Air terjun Way Lalaan sebenarnya bertingkat dua. Hanya sayang tingkat pertama tidak kelihatan dari lokasi wisata ini. Airnya yang jatuh itu berasal dari Way ( bahasa Lampung dari sungai) Lalaan dan bermura ke Teluk Semangka.
Mitos Air Terjun Way Lalaan Lampung
Saya tidak tahu apakah mandi dengan menggunakan sabun atau shampoo diijinkan ditempat ini. Waktu itu terlihat dua keluarga, dan beberapa muda-mudi bercengkerama di dalamnya sambil sabunan dan shampoan. Kuatir saja kalau semua pengunjung berendam dan berbilas dengan cara seperti itu akhirnya Way Lalaan akan tercemar.
Mungkin mereka termasuk yang percaya mitos Air Terjuan Way Lalaan. Bahwa mandi atau membasuh muka di sana bisa menambah cantik, ganteng dan awet muda. Begitu pun yang berendam di dalamnya bisa melanggengkan hubungan cinta. Syaratnya : mandi dengan air mata bidadari dan mengucap janji sehidup semati di bawah pohon cinta dengan pasangan.
Iya tak jauh dari Way Laan tumbuh sebatang pohon besar yang dijuluki sebagai Pohon Cinta.
Dan yang dipercaya sebagai mitos di Air Terjun Way Lalaan adalah air yang keluar dari celah-celah dinding bebatuan. Air itu disebut sebagai air mata bidadari. Konon, jika orang mandi maupun membasuh muka dengan air mata bidadari, doa meraka dikabulkan yang ingin selalu cantik, ganteng, awet mudah dan cinta abadi.
Harga Tiket Masuk Air Terjun Way Lalaan (Update 2019)
Harga tiket atau biaya masuk Air Terjun Way Lalaan Lampung untuk weekday dan weekend adalah sebesar Rp10,000/Orang.
Buka mulai pukul 8.00 dan tutup pukul 17.00 WIB
Salam,
72 comments
suka banget ama foto pertama bu!! keren abis.. 🙂
air terjunnya bagus ya…
Terima kasih Ko Arman 🙂
Ketika dinas di Palembang saya sering ke Lampung tapi belum pernah ke air terjun ini jeng.
Pasti ramai pengunjungnya ya selain wisata gajah Way kambas.
Terima kasih infonya
Salam hangat dari Surabaya
Ntar kalo ke Lampung lagi, disempatin mblusuk2 Pakde..Lampung punya segudang bahan untuk diceritakan 🙂
pulau besar yang belum saya jejakkan kaki saya ya sumatra dan irian, bunda.. sepertinya asik juga di sana, tapi sekilas dari foto kok airnya rada keruh ya..??
di malang, jawa timur, banyak bunda air terjun, biasa juga disebut COban.. dan hampir 5 coban sudah sya kunjungi.. segarrrr…dan tentunya beeeerrrrrr….dingin.. 🙂
Mas Muat, ceruk tempat jatuhnya air ini bawahnya tanah liat. Sdh begitu, aku datang sore, sehabis hujan lebat dan tampaknya siang banyak orang yg mandi disini. Aku kira itu penyebab airnya agak keruh.
Semoga suatu hari, aku bisa mengunjungi coban2 di Malang, Mas 🙂
air terjun saja bertingkat ya bun
Ya gitu deh menurut cerita Mb Lid 🙂
ke lampung sekali waktu cuma nyobain pemandian air panas sama lihat gajah dan pantai pasir putih. ga kesampean liat air terjun 😀
Ya kalau nanti ke teluk kilauan, jangan lupa mampir sejenak disini, Mbak 🙂
saya pernah ke lampung tp nggak sempat kesampaian ke tempat” wisatanya….lihat fotonya yg anak tangga seperti di bogor di curug seribu… 🙂
Mas Aqomadin, yg di Bogor aku malah belum kesana 😉
kalau mbak evi mo kesana ke curug seribu di bogor, saya siap jadi guidenya hehehe….
Terima kasiih atas keramah tamahannya Mas Aqomadim 🙂
Kab. Tanggamus memang memiliki obyek wisata yang lengkap ya bu, dari laut/pantai, pegunungan, air terjun, tapi sayangnya tidak terkelola dengan baik terutama masalah promosi.
Benar sekali Pak Hasbullah. Lampung ini ibarat gadis cantik kurang gaul, ngumpet saja di rumah. Lah siapa yg mau menjambangi kalau gak ada yh tahu kecantikannya yah…:)
waaa…, aku harus tarik2 suami ngeliat ke sini…., minim banget pengetahuanku tentang Lampung
Mbak Mon, Lampung itu pasti kangen banget menunggumu. Mereka pasti senang banget mejeng di blogmu kelak hehe…Ayuh pakai rayuan jitu agar suami mau mblusuk di kampung halaman sendiri…
keren bu Ev….
lihat photo pertama jadi ingat curug lontar disini, posisi melihat ke arah curugnya sama dg photo di atas… sempet macing di sana, posisi mancing menghadap curugnya..
sayang curug lontar disini belum di garap untuk tujuan wisata…
Pasti banyak ikan di curug lontar ya Kang. Di Way Lalaan aku lihat banyak ikan2 kecil yg sdg berenang. Tampaknya tak terpengaruh oleh kehadiran manusia di sana
Rasanya seger dan ademm ya, Bu Evi. Postingan yang asyik neh… Semoga suatu saat kalo ke Lampung bisa ke sana.
Amin. Insya Allah niatnya kesampaian Pak Azzet 🙂
air terjunnya bagus, tingginya berapa meter itu sahabat? btw anaknya rajin sekali ngitung anak tangga 🙂
salam kenal 🙂
makasi infonya, berharap suatu saat bisa berwisata ke Lampung 🙂
Yah saya lupa memasukan informasi ketinggian dalam tulisan, sahabat Uni (maaf ini pabggilan atau nama ta?). Ketinggiannya kurang lbh 11 meter. Salam kembali Uni, senang berjumpa dngmu 🙂
Cantiknya Way Lalaan sungguh mempesona, lingkungannya masih asri banget ya Uni, turun tangga perlu perjuangan, apalagi naiknya ya… 265. (kali x kalori setara dengan aerobik ya Uni). salam
Mbak Prih, tampatnyaemang asyik buat menikmati buncahan air dan udara pegunungan. Tp ketinggiannya itu lho, yg bikin lutut gemetaran hehe…
sebagai warga tanggamus seneng bisa liat tulisan ttg way lalaan dari para pelesir, dari way lalaan naik sedikit ke pemda tanggamus akan tampak pemandangan yang indah, kita dapat memandang birunya laut dan hijaunya pegunungan, udara terasa begitu sejuk…. salam hangat dari kami semoga bisa berkunjung kembali kekabupaten tanggamus dan menjelajah kepelosok tanggamus lagi yang lebih cantik “Teluk Kiluan”
Bu Ida, saya juga senang tulisan saya dibaca orang Tanggamus. Iya kerabat juga menyarankan agar melihat ketinggian tanggamus dari tempat itu Bu. Namun waktu kami sampai disana hari sdh sore, habis hujan pula..Sementara juga pengen mampir ke Gisting. Jadinya ya cepat-cepat deh..Tapi Tanggamus emang kota yang cantik Bu..:)
duuh kalo lihat air terjun rsanya pengen nyebuur Mbaaa…
berdiam diri, membiarkan air terjun membasahi seluruh tubuh ciyee..
Mba Eviii ga ngajak2 yah..
Aku membayangkan nyebur disitu pasti dingin banget Cik. Habis udaranya saja sudah dingin apa lagi airnya. Jadi gak berani turun aku hehehe…
Meski kalah indah dengan air terjun Way Lalaan, kebetulan beberapa ratus meter dari desa kelahiran saya ada air terjunnya yg bersih. Kalau ke air terjun itu cukup jalan kaki…
Tempatnya pasti menyenangkan untuk dikunjungi ya Pak Mars..Kolamnya juga pasti tempat Pak Mars berenang waktu kecil ya?
wah indah banget. suka bagian yg tangga. seandainya bs menikmati ke sana
Semoga Shirei gak lama lagi sampai di tangga itu 🙂
saya pengen ke dolphin kiluan….jauh ya?
Teluk Kilauan di wilayah Tanggamus. Karena belum pernah kesana sy kurang rahhu jarak tempuhnnya Mb Isti 🙂
sudah lama sekali saya tidak ke lampung…. dulu sempat ke pasir putih.. boleh juga nih sekali sekali ke sini lagi… menarik kayaknya…
Kemon Bro, kita jelajahi negeri nenek moyang kita 🙂
tempatnya bagus, hijau …
putranya telaten juga ya bu, ngitungin anak tangga yang berjumlah ratusan itu …
Kalau memang berkinjung ke Tanggamus dan sekitarnya, destinasi ini layak dikunjngi Mas Hindri..Yang ngitung sedang iseng soalnya 🙂
numpang menikmati keindahan pesona air terjun (secara tidak langsung) via foto2nya 😀
Silahkan Mas Arif 🙂
Mbak, pas liat foto pertama itu, yang aku perhatiin malah anaknya mbak Evi…hahahaha…keren yaa…wkwkwkwk… Langsung ngebayangin tar kalo Raja gede nanti kayak gimana 😀
Air terjunnya cantik sekali ya mbak….Sayangnya aku belom pernah nyampe Lampung..
Kalau Raja gede, pasti keren juga lah.. Emang Raja bisa ngebuang kegantengannya yg sekarang. Hehe.. Thanks ya Jeng Lis..:)
Wow, air terjun nya cantik sekali mbak, jadi pengin berendem :D. Walau dr jakarta tinggal nyebrang, saya belum pernah ke lampung nih… 🙂
Bundit, Lampung emang bisa jadi alternatif wisata ibu kota, karena kedekatan lokasinya dr Jakarta 🙂
Asslaamu’alaikum wr.wb, mbak Evi…
Dalam kesempatan yang ada (sibuk) hari ini, saya dengan hati yang tulus ikhlas ingin mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IEDUL ADHA 1433H.
Semoga takbir yang bergema membawa seribu keberkatan bersama-sama erti pengorbanan sebenar.
MAAF ZAHIR DAN BATIN.
Salam Iedul Adha yang mulia dari Sarikei, Sarawak.
Pemandangan air terjun yang sangat indah.
Saya jarang sekali dapat menikmati suasana seperti ini kerana di tempat saya tidak ada. yang ada hanya jaluran air sungai yang kecil untuk perkelahan di hujung minggu.
Fotonya sangat menarik dan saya menikmati pemandangan itu dari ketikan mata lensa mbak Evi yang sangat bagus.
Salam manis buat mbak Evi di sana dan selamat berlibur mbak. 😀
Waalaikum salam Mb Siti..Terima kasih ya..Semoga suatu saatb Siti dpt berkunjung ke Indonesia. Dan nenyilau tempat wisata kami yg banyak sekali ragamya 🙂
wow indah banget
akomodasinya untuk ke tempat air terjunnya udah bagus ya mbak.. tinggal dikembangkan dan dipromosiin dikit lagi pasti langsung bisa populer 🙂
cantik!
Iya Mb Nee, kalau Lampung dapat pronosi layak dan pemda siap dng infrastuktur, ini tempat asyik banget utk wisata 🙂
air terjunny acantik sekali mbak Evi
kemarin kemarin kalau saya mau buka blognya mbak Evi selalu error mbak 🙁
Terima kasih atas perhatiannya Mbak El. Emang beberapa hari lalu blog ini eror mulu. Ternyata ada masalah dijaringan internasional tempat server blog ini bercokol Mbak El 🙂
hijaunya pepohonan berpadu dengan sejuknya udara & keindahan air terjun ya mbak.. ah, mudah2an suatu saat saya bisa kesana juga…
Amin. Semoga Mbak Mechta dan keluarga sampai di Lampung. Banyak yang bisa dilihat dan disigai disini Mbak..Jalan 3 hari saja, bisa deh ngumpulin bahan tulisan untuk satu tahun..Habis Lampung itu potensial banget sih Mbak..Banyak banget yg belum di gali disana 🙂
Ternyata dilampung ada wisata alam terjun juga yaa….setau saya cuma Way Kambas :))
Lampung punya banyak air terjun Mas Dedi…Cuman yah gitu deh, kurang terdengar karena emang gak dipromosikan 🙂
Wah asik ya blusukan ke air terjun, mau jugaaa…
Engke tuh artinya ntar ya mbak? 😮
Aku kalau liat tangga turun malah stres mbak, kalau tangga naik gak papa 😀
Saya belum pernah ke lokasi air terjun yang berada langsung di pinggir jalan…
Selalu diawali dengan jalan yang penuh tangga seperti air terjun way laan ini. Kadang juga cuma batu2…
Kalau gak dibangun tangga, Way Lalaan kayaknya jg sulit diakses Mb Akin 🙂
loh wong lampung yah? kangen gisting. kangen soto depan gereja gisting. dan ternyata da keren ternyata way lalaan. 17 tahun lalu waaa masih hutan belukar. salam kenal viii
sekolahan peninggalan belanda yang ada di tanggamus apaan?kok bahasannya gag lengkap>
[…] Bandar Lampung Nasi Uduk Aris termasuk yang harus dicoba jika teman-teman berada di kota Sang Bumi Ruwa Jurai […]
dari dulu sampai sekarang saya belum pernah ke air terjun
sangat indah dan mengagumkan ya tempatnya tu..
Semoga besok2 kesampaian, Mbak Rina…
[…] suka suasana crowded mending hindari peak season. Karena Guci bukan sekedar kawasan alam yang punya air terjun dan puluhan pancuran air panas langsung dari perut gunung Slamet, tapi juga dikaitkan dengan syiar […]
[…] Propinsi Lampung merupakan kampung kedua bagi saya. Negeri yang terletak di paling selatan pulau Sumatera tempat kelahiran suami dan hampir tiap tahun kami kunjungi. Bisa dimaklumi jika banyak hal yang saya kangeni disini. Terutama pantai-pantainya yang relatif masih alami. Dengan air membiru bak mutu manikam dan gulungan ombak putih yang pecah di bibir pantai sungguh menggoda untuk duduk berlama-lama. […]
Jadi pengen ke Lampung deehh. Nice share 😀
Lampung juga sedang menunggu Mas Ari 🙂
Air terjun ini cendrung tidak terpelihara dengan baik. Sangat disayangkan sekali. Apalagi penduduk sekitar justru kadang sering membuat tidak nyaman para wisatawan. Sebenarnya air terjun itu ada 2(dua) lokasi. Yg jauh kedalam lebih bagus. Sy kebetulan lahir dan besar di Tanggamus. Sedikit banyak tau tentang keadaan masyarakat disekitar situ.
Sayang yq Mas Zukril, aset berharga jadi kurang dipelihara. Mestinya Dinas Pariwisata melalakukan sesuatu agar tumbuh kesadaran pariwisata dalam masyarakat setempat 🙂