Apakah teman pernah nonton seribu orang main pencak silat secara serentak? Bukan di TV atau film tali langsung? Well, saya mengalaminya dalam Karnival Budaya di Festival Teluk Semaka 2014 kemarin. Khakot Tanggamus! Hanya satu kata yang bisa mewakili peristiwa itu. Spektakuler! Membuat saya tak hirau pada kegarangan matahari yang membakar kulit. Walau malamnya kulit perih dan muka menghitam namun di siang yang panas itu saya dengan semangat menikmati festival budaya di Tanggamus ini. Antusiasmenya persis seperti anak kecil dapat mainan baru terutama saat menanti peserta karnival melintas satu persatu. Saat itu saya membayangkan prosesi Khakot jaman baheula, ketika Lampung masih dalam politik kerajaan, ketika khakot masih sering dipakai. Apakah para hulubalang dan panglima juga berjalan seperti ini, memperagakan beragam langkah/lapah seperti Sekathongan (saling mendatangi) saat mengawal raja mereka berparade keluar istana. Sisi kreativitas anak muda Lampung seperti Fashion Show juga tampil di Festival Teluk Semaka.
Lapah Sekhatongan (langkah saling mendatangi)
Khakot Putri
Keramainnya
Khakot Tanggamus di Festival Teluk Semaka
Khakot dalam budaya Lampung adalah prosesi atau arak-arakan agung. Diisi oleh para panglima, hulubalang, dan prajurit kerajaan yang biasanya memiliki ilmu silat tinggi. Gunanya menjaga keselamatan Sultan atau Raja dalam perjalanan. Khakot Tanggamus dulunya dipertunjukan pada acaea seremonial istana. Semacam show of force lah untuk para tamu dan tetangga.” Ayo siapa yang berani mengganggu kerjaan saya?!” Mungkin demikian pesannya. Namun jaman selalu bergulir. Dari baru menjadi usang, dari usang diperbaharui kembali. Saat ini khakot hanya sesekali terlihat pada upacara pernikahan. Menunggu waktu kepunahan. Ini lah satu alasan mengapa Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Tanggamus menghadirkannya di Festival Teluk Semaka ke 7 ini. Selain untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke negeri di tepi Teluk Semaka ini juga untuk memicu kelahiran kembali Khakot Tanggamus. Mambangkik batang tarandam kalau kata orang Minang mah 🙂
Ide mengahadirkan pertunjukan khakot secara kolosal ini datang dari Pak Elhivago, pegawai di Dinas Pariwisata Tanggamus. Di hari kedua saya di Kotaagung, kami sempat berbincang di rumah Pak Marhasan Samba yang jadi penginapan selama Festival Teluk Semaka berlangsung. Pak Zhivago dan tim menyiapkan segala sesuatu sejak tiga bulan sebelumnya. Mulai dari mengatur peserta yang datang dari berbagai perguruan silat di Lampung, mahasiswa, siswa SMA dan SMP, sampai masyarakat umum. Mereka terbagi dalam 4 kelompok wilayah dimana tiap wilayah akan memperagakan gerakan silat berbeda.
Peserta Parade Khakot Tanggamus di Festival Teluk Semaka 2014
- Empat Sekhurung dan Benang Kusu’ diperagakan rombongan dari Talang Padang dan Gunung Alip.
- Tari Pedang rombongan dari Kagungan.
- Tari Khakot rombongan dari Teratas dan Kota Agung.
- Berandai rombongan dari Wonosobo – Semaka – Way Nipah serta Bandar Negeri Semuong.
“Menurut sumber yang saya percayai Gerak dan langkah Pincak / pencak Khakot berakar dari Pagaruyung dan Melayu. Khakot sendiri mempunyai makna mempererat ikatan…”khadu ti ikok ti khakot moneh” = “sudah diikat dipererat lagi”…” Demikian menurut Pak Elzhivago
Sebagian anak-anak yang terlibat dalam pertunjukan Khakot
Dan di malam sebelum hari pertunjukan Pak Elzhivago terlihat sedih. Usut punya usut rupanya alat perlengkapan masih kurang. Bisa dimaklumi menyediakan ikat kepala, baju, celana silat, sendal dan pedang dari kayu untuk 1000 ribu orang tentu tidak mudah di kota sekecil Kota Agung. kesedihan itu karena melihat semangat kaum muda yang ingin serta namun terpaksa tidak jadi karena kekurangan perlengkapan tadi. Padahal mereka sudah berlatih selama 3 bulan.
Memang Khakot Tanggamus adalah maskot dari Karnaval Budaya pada Festival Teluk Semaka 2014 ini. Guna menambah semarak perhelatan panitia juga menyuguhkan berbagai atraksi lain. Seperti beberapa Drum Band yang salah satunya dari SUPM (sekolah Usaha Perikanan Menengah) Kotaagung. Selain pertunjukan ketrampilan atau harmonisasi bermusik, mereka memperagakan ketangkasan akrobat. Saya sampai ngeri melihat saat mereka membentuk formasi menara beralaskan tubuh seorang siswa, di atasnya diletakan drum 2 tingkat, kemudian di naiki oleh temannya. Saya takut yang dibawah akan remuk. Untung lah tidak. Ia keluar dengan selamat. Malah selesai itu dia bersalto melompati drum yang menghimpitnya tadi.
Fashion Show Ala Festival Budaya di Tanggamus
Selain pertunjukan Khakot Tanggamus yang spektakuler, ada juga fashion show di Festival Teluk Semaka. Peserta dengan dandanan dan pakaian unik. Menggunakan busana bahan daur ulang dan ramah terhadap bumi. Ada pula Barongsai. Begitupun tak ketinggalan persembahan kontingen dari Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Banten. Sungguh meriah. Tak heran bila seluruh penduduk Kotaagung sepertinya datang menyaksikan. Yang semakin sore bergerak pun semakin susah. Dan teman-teman sosmed yang selalu menemukan celah untuk having fun tak menunjukan tanda-tanda kelelahan. Malah sampai titik penghabisan dimana jalan raya kembali di buka bagi kendaraan umum, kegiatan berselfi dan foto ria belum juga usai. Sampai-sampai setengah putus asa Mas Elvan, host kami berkata, “Busyyyeeet dah kalian iniiiii…..”
Agar lebih jelas keseruannya, silahkan simak foto-foto di bawah 🙂
Miss Green yang cantik dengan busana koran bekasnya
Name tag yang tergantung di lehar saya itu sakti lho. Benda sederhana itu memungkinkan tim medsos mengakses semua acara dari dekat. Kalah deh wartawan 🙂
Koko dan Cici juga tak ketinggalan dong
Gadis-gadis Lampung yang cantik
Dram band dari siswa Sekolah Usaha Perikanan Kota Agung
Atraksi yang beralas tubuh siswa itu…
Untung yang ini sudah tak beralas badan lagi
Upik penari piring– Sumatera Barat
Devile Sumatera Barat
Palembang
Ini sebagian Tim Rusuh itu
Dan sudah jadi ritual wajib. Dalam acara keren seperti festival budaya di Tanggamus ini tim medsos tak lupa berfoto bersama. Narsis bersama. Ngakak-ngakak gak jelas bersama. Foto di atas cuma salah satu bukti 🙂
@eviindrawanto
Yang belajar lebih baik akan jadi yang terbaik
Post Terkait Festival Teluk Semaka :
20 comments
Salut buat pendekar khakot ribuan org itu, yg berbaris menunggu giliran beratraksi, ditengah teriknya matahari.
Kereeeen!!
aku merinding bgt waktu mereka nari dijalanan, jalan sampe memerah gitu.
Pertunjukan kolosal yang jarang-jarang terjadi ya Mbak Melly 🙂
Sukaaa bgt sama semangatvpara peserta khakot, keliatan deh auranya di wajah2 anak2 itu yg pada pose sm aku. Haha..
Ini foto2nya kece2. Loooveee it!
Karena hari itu juga hari besar bagi anak-anak itu Mbak Noe. Ikut jadi bagian kemeriahan kota sendiri. Aku yakin mereka juga asyik foto2 dengan teman-teman sendiri 🙂
wow itu orang yang ditindihin drums itu serem banget ya…
baju yang dari koran bekas nya keren…
Kreativitas yang membuat karnaval tambah menyenangkan untuk objek foto, Ko 🙂
kereenn bangeeettt…
salut juga buat pemerintah daerah yang bikin acara keren begini, ngundang blogger2 keren pula. mantab 🙂
Pelan-pelan peran blogger dalam penyampaian berita sudah mulai diperhitungkan Mbak Muna. Semoga saya dan teman-teman bisa terus belajar, meningkatkan skill sehingga keahliannya terpakai oleh berbagai pihak 🙂
Fotonya keceee semua tante Evi. Like it! 😀
Tiap nonton foto tim rusuh bawaannya selalu kangen… ketawa-ketiwi sendiri…
Sepertinya saya belum bisa move on dari FestTelukSemaka hehehe
Tim rusuh ini satu vibrasi lalu ketemu pula di momen yang tepat. Jadinya ya gitu deh, Mas Halim, pada susah move on heheheh
Ini asik banget …
Saya melihat di timelinenya Melly juga Bu Evi …
rangkaian acaranya kayaknya seru banget …
next kalau ada acara serupa pengen ikutan juga nih …
1000 orang pencak silat ? nggak kebayang saya … pasti kolosal banget nih …
Salam saya Bu Evi
(21/11 : 5)
Hehehehe Makasih, Om Nh. Jalan-jalan bareng teman-teman yang berkecimpung di medsos pengalaman memang lain. Mereka luwes dan cair. Ditambah acara seru, jadi deh seperti itu, rusuh banget hehehe
Seru sekali acaranya, Uni..
Dan lebih seru lagi melihat para aktivis sosmed bernarsis ria di foto terakhir, haha.. 😀
Aktivis sosmed memang bikin acara tambah meriah, Nyiak. Habis segalanya bisa jadi heboh 🙂
Seru banget Mba Evi acara festivalnya. Duuh pengen deh bisa maen-maen ke sana pas ada event-event begini..
Untungnya di Lampung sekarang banyak banget festival budaya Mas Dani. Bikin Lampung lebih berdenyut karena sekarang kita gak lagi ngomong pantai melulu 🙂
kolosal khakot yang agung nih Uni Evi
Bersyukur banget Uni Evi diundang dan hadir lalu menyajikannya bagi kami pengagum JEI
Salam hangat
Benar Mbak Prih, saya bersyukur diundang dalam acara-acara seperti ini. Insya Allah akan lebih banyak undangan lagi ke muka hehehehs… Amin
Seru yaaaa, jadi nya mirip2 jember festival itu 🙂
Karnaval budayannya ya Mas Cumi..Memang ada kemiripin sih 🙂