Kehendak adalah sebuah kekuatan, kekuatan maha besar yang pernah ada di muka bumi. Maka orang suci punya cara mengembangkan kekuatan kehendak. Jadi bila ada rahasia yang perlu dipelajari itu adalah rahasia tentang kekuatan kehendak. Orang mampu menyelesaikan hal spektakuler seperti menimbun laut untuk membangun The Palm Jumeirah ini datang dari kekuatan kehendak. Atau orang juga bisa menciutkan nyali sampai sebesar hati nyamuk sehingga jadi beban bagi kehidupan juga datang dari kekuatan kehendak.
Setidaknya begitulah konsep kehendak yang saya ingat dari bacaan tentang sufisme pada suatu ketika
Mari Pelajari Cara Orang Suci Mengembangkan Kekuatan Kehendak
Maka jaman dulu kaum Sufi atau orang-orang yang mensucikan diri dari kehidupan dunia punya cara khusus mengembangkan kekuatan kebendak ini.
Sebuah Pose dari Seorang YogiDiantara cara orang suci mengembangkan kekuatan kehendak adalah, mereka melatih tubuh fisik mengikuti kehendak. Seperti melakukan yoga atau meditasi dengan pose tertentu. Contohnya secara sistematis mereka memerintahkan tubuh harus duduk diatas tumit atau berdiri diatas satu kaki pada ranting tipis dari pohon yang menjorok ke jurang. Tak masalah bagaimana ekstrimnya situasi, tubuh tidak boleh lelah atau letih oleh sesuatu sebelum mereka diperintakan berhenti. Tubuh harus mengikuti semua permintaan tuannya sampai perintah berhenti tiba.
Nah dari usaha pendisiplinan itulah kaum sufi memperlihatan betapa tidak patuhnya tubuh kita selama ini. Kebayang gak sih gimana rasanya berjinjit sambil jongkok kemudian melekan pinggul keatas tumit? Kita pasti akan langsung berteriak dan menganggap itu sebagai hal mustahil. Nah rasa sakit itu lah yang menandai bahwa tubuh menolak kehendak kita. Tubuh tidak mau bersikap diposisi seperti yang diperintahkan dengan mengirimkan pesan rasa sakit.
Ketika Tubuh tak Mengikuti Kehendak
Jadi tubuh yang kita sebut sebagai “milikku,” atau “diriku sendiri,” bukan lah diri kita yang sebenarnya. Dia berada diluar diri kita. Demi kenyamanannya sendiri dia akan melakukan apa saja yang ia bisa. Menuntut istirahat kala merasa lelah, menuntut minum saat haus, atau menuntut makan kala merasa lapar. Asyiknya lagi, bila tidak digubris tubuh akan menghentikan semua fungsinya. Mati!
Disini lah kaum suci melihat bahwa tubuh kita sebagai ketidak setiaan, ketidak taatan dan tentu saja tidak bisa dipercaya. Karena itu tubuh harus dilatih oleh berbagai latihan fisik, dengan duduk, berdiri, atau berjalan. Melakukan pose tubuh yang tak biasa seperti diatas dilakukan demi kebaikan tubuh itu sendiri.
Pemilik sejati tubuh bukan ’aku’ atau ’diriku’ sendiri. Pemilik sejati tubuh adalah akal, eksistensi tak terlihat yang hanya mengenal pola permainan ’seruduk kiri-kanan’ dengan meloncat atau berlari tanpa maksud tertentu. Dia akan berkelana ketempat-tempat tergelap atau ’dugem’ ke tempat2 yang paling terang. Semua dilakukan secara bebas nilai.
Tapi akal ditakdirkan untuk menjadi hamba yang taat. Dia bisa di disiplinkan melalui konsentrasi . Dan tentu saja atas kekuatan kehendak!
Itu lah yang di lakukan oleh kaum sufi, yogi dan yoga master sepanjang sejarah. Atas kekuatan kehendak tubuh mereka mampu berdipslin dalam bermacam pose ekstrim yang amat mengherankan. Kok bisa begitu ya?
Ya begitulah kerja kekuatan kehendak!
Apakah dirimu punya kehendak kuat dalam melakukan sesuatu sahabat?
Salam,