Air Terjun Lembah Anai terletak di tepi jalan raya yang menghubungkan kota Padang- Bukittinggi. Mengambil satu satu ceruk di lembah antar dua bukit yang jadi bagian dari Gunung Singgalang. Tempat ini jadi hiburan alam gratis bagi para pejalan yang sedang melintas. Buih air yang dimuntahkan Batang (Sungai) Lurah Dalam ke telaga di bawahnya menyejukan mata. Traveler yang pertama kali melintas tentu sayang melewatkan momen asyik untuk foto-foto. Lumayan lah menggores sedikit kenangan di salah satu ikon pariwisata Sumatera Barat ini.
Dan Suatu siang bulan Maret lalu untuk kesekian kalinya saya mampir. Kembali menengok dari dekat wajah Air Terjun Lembah Anai. Tak punya niat khusus kecuali melepas rasa kangen. Bersyukur masih diberi kesempatan pulang kampung oleh Allah. Begitu pun saat merasakan hamburan uap air muncrat ke muka. Segar dan menenangkan. Membuat rasa syukur itu memercikankan rasa bahahagia yang nyata.
Baca juga
Tangisan Dewi Anjarwati di Air Terjun Coban Rondo
Saat itu matahari sedang menyiratkan panas garang. Untung lah pepohonan yang lebat dengan takzim memayungi beberapa anak yang sedang asyik berenang dalam telaga. Mungkin baru pulang sekolah sebab beberapa diantaranya berenang dengan seragam lengkap. Sesekali saling menyemburkan air biru kehijauan ke wajah teman-teman sambil tertawa-tawa. Seorang Bapak duduk termenung di atas batu sambil menemani anaknya bermain. Sungguh riang tempat itu.
Wajah Air Terjun Lembah Anai tampak demikian manis. Sama sekali tidak terlihat daya mengancam. Saya dan kakak bergantian mengambil foto. Yang membatasi pose kami hanya imajinasi yang terbatas. Hasilnya foto-foto norak yang pantas ditertawakan saat melihatnya di LCD camera.
Jalan Kereta Api bikinan Belanda yang melintas di Lembah Anai
Air Terjun Lembah Anai Mengamuk
Bicara tentang alam terkadang kita bicara tentang rahasia yang tersembunyi. Kadang juga butuh pemikiran agak dalam dan panjang dalam memahaminya. Seperti saat itu bahwa wajah Air Terjun Lembah Anai yang tampak lembut merayu ternyata di belakang tersembunyi kekuatan maha dahsyat . Terutama jika kita salah memperlakukan yang akan menuntun kemunculan wajah garang yang menciutkan nyali.
Ceritanya iseng-iseng saya main ke Youtube. Mengetik tentang air terjun. Eh yang muncul ternyata video berjudul Air Terjun Lembah Anai Mengamuk. Walau cuma dari camera ponsel video itu sukses membuat saya shock.
Setiap kali melintas, air terjun Anai tampak selalu manis. Tapi sekarang lain.
Dalam video itu tampak wajah air terjun Lembah Anai mengeram-ngeram. Seperti ular raksasa siap menelan apa saja. menyeramkan.
Saya menonton video di bawah dengan kuduk bergidik. Kemana perginya deburnya yang manis?
Dalam video Air Terjun Anai yang mengamuk ini beda sakali penampilannya. Seolah isi perutnya demikian penuh dan menekan sehingga perlu dimuntahkan segala isi dengan kekuatan penuh.
Lihat lah sekarang airnya melimpah ruah. Sampai-sampai telaga mungil di bawah membuang sebagian beban ke jalan raya. Berkejaran mencari tempat paling rendah. Untung lah Lembah Anai punnya Sungai Batang Lurah Dalam bermulut lebar. Dengan cepat limpahan air masuk ke perutnya sehingga Jalan Raya Padang-Bukittinggi tidak putus.
Air Terjun Lembah Anai yang mengamuk ini mungkin hanya perisitwa alam biasa. Di hulu hujan lebat, sungai penuh. Kalau sudah begitu kemana lagi ia mengalirkan airnya kecuali ke hilir? Kebtulan tempat rendah yang terdekat dari jalan raya ada di Lembah Anai.
Atau mungkin juga alam mulai rusak. Pohon-pohon di tebang sehingga tak ada lagi akar yang bisa menghisap air ke dalam tanah. Jadinya semua tumpah ruah ke dalam sungai. Semoga saja bukan yang terakhir yang terjadi.
35 comments
jadi pingin mandi di bawah air terjun,seger sepertinya ya bun.
Kalau bisa nyebur-nyebur pasti segar itu Mbak Lid 🙂
Semoga perubahan wajahnya memang karena kelebihan debit air karena hujan deras saja ya Mbak Evi. Jangan karena rusaknya alam. 🙁
Saya sih juga berharap begitu Mas Dani. Kalau lah kebanyakan penebangan pohon semoga segera diganti agar tak jadi bencana besar di kemudian hari…
Air terjun persis di tepi jalan raya…itu pula yang menguatkan kami berkunjung di derai hujan saat ke Bukik, Uni Evi. Terpercik air lembah Anai jadi kenangan manis dengan harapan bisa kembali menikmati lagi…
Hanya Uni Evi yang mampu mengaduk emosi pembaca dengan permenungan sisi wajah lain batang/sungai dan krida manusia. Rasa bahasa Uni Evi yang khas.
Salam
Jadi waktu ke sana pas hujan ya Mbak Prih. Atmosfirnya pasti lain. Apa lagi ditambah cuaca dingin, agak2 mistis gitu ya Mbak 🙂
Aih, jalur rel kuno itu bikin pemandangannya jadi makin scenic! Well, boleh lah jadi alternatif saat nanti ke Sumatera Barat 🙂
Ayuk dicatat Mas Nugie 🙂
Berharap hutan alam yang menjadi sumber air terjun Lembah Anai tetap lestari, sehingga air terjun bisa juga disaksikan juga oleh anak cucu yang akan datang. Sangat sedih bila terjadi air terjun ini nanti cuma tinggal cerita.
Tahun 1987 kami berenam naik kereta api batu bara dari stasiun Simpang Haru menuju Padang Panjang. Karena gerbong khusus batu bara maka tidak ada tempat duduk, jadi kami cuma bisa “numpang” berdiri ujung-ujung gerbong. Waktu itu rel kereta api mulai dari Kayu Tanam sampai ke Padang Panjang memakai rel bergerigi karena jalan menanjak. Ketika itu setiap kereta api batu bara mau lewat ada juru rel yang memeriksa rel sebelum kereta api naik atau turun melewati pendakian Silaing Kariang. Kenangan yang tak terlupakan ketika kereta api masuk terowongan dan berjalan dipinggir Batang Lurah Dalam, mendebarkan.
Wah asyik banget Pak Alris pernah mencoba melintasi Lembah Anai dengan kereta batu bara. Sayang ya sekarang sudah tidak ada 🙂
oh ini air terjun yang dipinggir jalan kereta itu ya :D..
lumayan tuh relnya buiat dijadiin kereta wisata, semacam kereta wisata di Solo
Beberapa waktu lalu, Mak Itam, kereta pariwisata Sumbar memang melintas di sini, Mas Alan. Namun sekarang tidak lagi. Saya tidak tahu mengapa mereka berhenti beroperasi 🙂
Daridulu mimpi pengen backpacking keliling Sumatera, lewat Bukit Tinggi juga, semoga suatu saat bisa tercapai, amin 😀
Amin. Insya Allah tercapai dalam waktu dekat, Mas Irham 🙂
Ini yang bisa lihat dari pinggir jalan ya Mbak. Kmrn baca di postingan salah satu yang saya follow.
Betul Mas Ryan. Letaknya persis di tepi jalan 🙂
Wow! Saat melihat foto2 di awal posting terasa adeem…takmengira saat mengamuk seperti itu! Duuh… Semoga alam trs dpt dijaga agar si dia tak sering2 ngamuk bgt…
Iya Mbak Mechta. Kalau daerah alirannya tak terganggu mungkin daya amuknya juga tak sedahsyat ini ya…
Saat saya belum mengetahui “mengamuknya” air terjun lembah Anai tersebut, saya sempat berandai ketika melihat foto air terjun Lembah Anai saat turnamen foto perjalanan beberapa bulan lalu di blog. Lokasinya yang berdekatan dengan jalan raya utama, apakah mungkin suatu saat bisa terjadi air bah dan menerjang sekelilingnya? Ternyata dari video tersebut saya jadi tahu, ternyata bisa 🙂
Karena air terjun adalah kepanjangan dari sungai ya peluang untuk banjir pasti selalu ada ya Mas Rifqy 🙂
Bagaimana dulu ya? … naik kereta disuguhi alam indah begini dg udaranya yg masih segar, meski saya suka hidup dijaman saat ini :), masih sama cantiknyakah spt dulu? Penasaran 🙂
Kayaknya dulu jalan di bawah belum secantik sekarang Mbak Roes 🙂
Iya, alam memang susah diduga. Hati2 juga mandi di sungai yg berada di bagian hilir dan lebih rendah. Kadang tiba2 suka datang air bah dari hulu.
Iya aku termasuk yang suka parno kalau sedang berada di hilir sungai Mbak Don. Banyak banget pan kejadian banjir bah yang menghanyutkan orang-orang yg sdg berada di sana 🙁
Aaaaa, air terjunnya asik sekali 😀 Kalau main kesitu pasti deh nyebur nyebur lucu 😀
Hahaha..Nyebur-nyebur lucu ya Mas Fahmi. Sambil lompat-lompat dari atas batu juga kali yah…
Wah! berendam di air terjun lembah anai ini pasti seger sekali 🙂
Apa lagi panas-panas pulang sekolah. Pasti segar dan lupa pusing di sekolah 🙂
Aku tuh kepikirannya malah pengen naek kereta apinya itu Mbak… hahha… kyaknya naek kereta api disana nggak kayak naek kereta dari Manggarai ke Bogor deh… 🙂
Itu jalur kereta api oengangkut batu bara sih Mas Ibrahim. Sekarang untuk kereta pariwisata. Namun sdh lama juga kereta api itu tak beroperasi lagi 🙂
keren nih tempatnya
Tiap tempat punya keunikan sendiri ya Mas Rizki. Seperti Bima juga 🙂
Saya sudah 3 kali jalan-jalan ke Sumatra Barat tapi belum pernah sekalipun mampir ke air terjun ini, dikarenakan perjalanan malam hari. Lain kali memang harus diniatkan mampir ke sini, karena memang bagusss sekaliii pemandangannya. Video itu saya juga sudah lihat, serem juga ya buat yg melintas, takut terseret air derasnya.
Iya lain kali mesti mampir Mbak Eka. Sebagai tanda sdh pernah menginjak tempat itu jangan lupa narsis di sana 🙂
Maaf test comment…:)