Piknik ke Cagar Alam Nasional Huanglong meninggalkan kesan sendiri di sanubari. Padahal perjalanan ke Chengdu-China ini sudah tiga tahun berlalu. Mungkin karena sebutannya sebagai ‘Keajaiban Dunia’ atau ‘Tanah Peri di Bumi’, yang jelas keinginan merekam kenangannya di blog ini selalu tertunda. Tadi tak sengaja membuka folder foto-foto, kenangan manis di sana kembali menari-nari di udara. Sebelum lupa lagi langsung saja maju ke depan komputer, menuliskan dari sisa ingatan, dan disegarkan sedikit oleh Mbah Google.
Huanglong termasuk dalam daftar warisan dunia UNESCO yang diresmikan tahun 1992. Terletak di bagian Barat Sichuan, bagian selatan pegunungan Min atau Minshan dalam bahasa sananya. Berjarak sekitar 370 KM utara barat laut ibu kota chengdu, Cina. Daerah yang dikenal dengan kolam warna-warninya itu terbentuk akibat endapan kalsit sejak ratusan tahun lalu. Terutama di bagian Huanglonggou (Yellow Dragon Gully). Bagaimana tidak terpesona menginjakan kaki di atas hasil evolusi geologi selama ribuan tahun? Belum lagi ketinggiannya yang 1700 m diatas permukaan laut, di bawah kaki gunung Xuebao di jajaran Minshan Mountains. Piknik ke Cagar Alam Nasional Huanglong ini serasa berada di puncak dunia.
Dari Jiuzhaigou Menuju Huanglong
Semua wisatawan yang datang ke Lembah Jiuzhaigou pasti akan menyinggahi Lembah Huanglong. Jadi kami yang sudah dua hari menginap di Jiuzhaigou tiba saatnya melanjutkan perjalanan ke lansekap yang terkenal banyak menghipnotis orang.
Usai sarapan pagi langsung checkout dari Hotel Holiday Inn Jiuzhai Jarpo. Bulan Juli ketika itu. Aura musim panas menyeruak ke udara. Namun bagi saya udara terasa dingin. Dengan membalut tubuh dengan jaket, sekali lagi saya menatap ke arah ke arah hotel yang dipenuhi patung-patung kayu ala tibet. Hotel yang berkesan. Sepreinya lembut, selimut dilapisi bulu angsa, bantal berisi butiran-butiran kotoran ulat sutra yang sudah diolah sehingga aromanya enak. Khasiatnya rileksasi dan membuat tidur semakin banyak. Tapi tidak mungkin juga tinggal lebih lama karena Huanglong sudah menunggu.
Jiuzhaigou -Huanglong, dengan bus perlu waktu 2 lebih untuk jarak sekitar 134 Km. Melintasi jalan penuh tikungan, menyisir ketiak gunung, pada titik-titik tertentu jalan begitu mepet ke jurang. Untungnya jajaran Pegunungan Min berbatu itu terkenal indah. Sering masuk ke dalam lukisan-lukisan sastrawan Cina kuno. Jadi ada hiburan selama perjalanan tempat Piknik ke Cagar Alam Nasional Huanglong. Mendekati Huanglong, di kejauhan berdiri Gunung Xuebao, puncak tertinggi pegunungan Minshan. Tak kurang 5588 m dari permukaan laut. Beberapa kali saya sempat berdebar-debar, selain jalannya banyak menempel jurang, di beberapa tempat sepertinya rawan longsor. Bahkan di suatu tikungan terlihat batu-batu segar menggelinding dan masih mengeluarkan kabut.
Panorama Alam Menuju Piknik ke Cagar Alam Huanglong
Piknik ke Cagar Alam Nasional Huanglong ini untuk pertama kali saya melihat Yak. Bergerombolan merumput, bunga-bunga musim panas, diantara bebatuan Pegunungan Minshan. Hewan peliharaan mirip antara sapi dan kambing dengan bulunya yang panjang. Menurut teman saya bila kita makan daging sapi di selama di Chengdu kemungkinan adalah daging Yak Ini. Ditemukan di seluruh wilayah Himalaya di benua India, Dataran Tinggi Tibet, utara Mongolia dan Rusia.
Bus wisata yang membawa kami terus mendaki dan mendaki. Sekitar pukul 11.00 pagi sampai di Songpan. Langit biru serasa begitu dekat. Untungnya tidak seorangpun menderita penyakit ketinggian. Karena sudah di Jiuzhaigou dua hari dan tubuh sudah menyesuaikan diri. Menuju tempat parkir suasana musim semi semakin semarak. Bunga-bunga kecil warna kuning, orange, merah dan pink bermunculan dari balik rumput, pagar dan taman. Matahari ramah menyapa. Suhu mulai hangat.
Cagar Alam Nasional Huanglong
Wisatawan disambut gerbang masuk Huanglong yang terbuat dari kayu dan meliuk seperti naga. Dan Huanglong sendiri artinya memang Naga Kuning atau Naga Emas. Tak jauh dari sana berdiri batu prasasti UNESCO yang menyatakan situs ini sebagai warisan dunia. Ramai sekali oleh wisatawan lokal. Untuk berfoto di tempat itu harus antri. Giliran saya ada yang tidak sabaran dan mengambil tempat di sebelah kiri. Yah ya gitu deh fotonya bocor.
Sekalipun menyusuri pegunungan, untuk mencapai spot-spot dalam lokasi taman Huanglong terasa mudah. Itu karena kita kita menaiki platform kayu yang tersusun rapi. Namun berkelok-kelok dan turun-naik mengikuti kontur pegunungan. Tapi hampir semua tour operator di Cina tidak menerima peserta berumur lebih dari 65 tahun. Bagaimana pun untuk menyisir lokasi wisata dengan platform sepanjuang 3.6 km memang butuh stamina. Belum lagi penuh turis. Mereka berdesakan di spot-spot terbaik untuk selfie maupun mengambil foto. Saya yang terbiasa “ngalahan” merasa tidak sanggup berebut tempat dengan mereka. Untungnya jalan bareng suami dan anak-anak. Dapat jugala lah beberapa foto di lokasi cantik.
Panorama Yang Memesona
Sepanjang perjalanan menuju puncak Huanglong, dimana terdapat spot terbaik beruba danau warna-warni, perjalanannya sendiri jadi hiburan. Selain bunga warna-warni, kita akan mendengar dan melihat burung-burung habita sana dengan suara kicau mereka yang merdu. Cuma terkadang suara suara alam tenggelam oleh turis yang berisik.
Lembah Huanglong yang jadi atraksi wisata ini panjangnya sekitar 3,6 kilometer. Mencakup puncak puncak gunung yang bersalju di musim dingin dan gletser. Bentuk Naga Emas seperti yang diindikasikan namanya Huanglong, berasal dari pola deposit calcium carbonate yang berlapis. Berkelok-kelok melalui hutan perawan, gunung batu dan gletser. Di sepanjang Lembah terdapat banyak kolam warna-warni dengan berbagai ukuran dan bentuk, yang dipenuhi endapan batu kapur berwarna emas yang memberi kilau pada air hijau tosca.
Menurut brosur , Huanglong scenic dan historic area ini terkenal karena formasi travertine-nya ( kalsium karbonat). Kelompok kolam jernih bersusun memanjang yang kalau saya bayangkan dilihat dari atas pasti seperti susunan sisik naga. Kolam-kolam itu sesuai rupanya diberi nama-nama cantik. Ada Yingbin ( menyambut tamu), Azalea dan Famboyant.
Huanglong tak sekedar kolam-kolam berair hijau tosca. Tempat ini juga di penuhi air terjun dan gua. Nama-nama air terjunnya pun indah. Ada Air Terjun Teratai, Air Terjun Terbang Yang Luar Biasa, dan Air Terjun Tembok Emas.
Kecuali air terjun, rombongan kami tak sampai memasuki gua. Dan ditengah taman surga ini berdiri kokoh Huanglong Temple. Benaran merasa beruntung telal Piknik ke Cagar Alam Nasional Huanglong ini. Banyak yang bisa dipahami dari alam.
16 comments
Fotonya makin cakep-cakep hehehehhe.
Fokus lihat tiap hasil jepretan 😀
Terima kasih Mas Sitam
Di Chengdu ini yang tempat melihat Panda itu bukan ya?
Iya betul, Uni, seneng rasanya kalau main ke tempat yang teduh (misal di cagar alam atau kebun raya) terus mendengar cuitan burung-burung gitu. Semarak, tapi tenang. Apalagi dengan banyaknya dedaunan jadi rindang dan sejuk.
Betul sekali Galkant. Di Bandung memang ada tempat pembiakan Panda dan sepertinya cukup besar di Cina
Asli tempat ini cakep banget… pengen masukin wishlist tapi tampaknya udah ramai sekali disini ya
Penduduk Cina Kan jumlahnya miliaran Mas. Dan saat saya datang bertepatan dengan musim libur mereka. Jadinya ya gitu deh penuh tempat wisatanya
Keren banget pola cekungan-cekungan kolam bentukan alam di Huanglong ini, kak …
Susunan kolam alaminya ada kemiripan dengan pola struktur bentukan alam juga di pemandian air panas Ciseeng Bogor …, berundak seperti itu,kak.
Bedanya, kalau di Huanglong ini sangat luas dan masuk keajaiban dunia, kalau Ciseeng hanya skala kecil dan penataanya masih ala kadarnya.
Sayangnya file fotoku di Ciseeng ikut ngilang di memory cardku liburan di Jawa Barat dan Jakarta.
Ya Aku juga pernah membaca di Ciseeng ada kolam berundak kurang lebih mirip seperti ini. Pengen suatu saat juga datang ke sana. Wafuh, Turut berduka cita atas kehilangan file foto-fotonya Mas Himawan. Aku tahu gimana rasa sakitnya sebab pernah mengalami dulu
Mbak Evi, ini bagus sekali. Saya denger ada cable car-nya ya tempat ini, Mbak Evi nyoba cable car-nya juga nggak? Ini turis cuman boleh jalan di platformnya, nggak boleh turun ke air terjun atau danau-danaunya gitu? Berapa lama keliling-keliling di Huanglong sini, Mbak? Mbaaak.. kalau masang foto jangan cuma dikiiit :))
Aku tidak mencoba kebakarnya Mbak Vicky. Bus yang kami tumpangi langsung naik ke atas dan tak jauh dari tempat parkir sudah ketemu platformnya. Iya tulis-tulis hanya boleh jalan di platform tersebut, sampai-sampai mencelupkan kaki ke dalam air pun dilarang. Begitu care mereka menjaga tempat wisata ini.
Hahaha Sebetulnya aku juga pengen memasukkan foto sebanyak mungkin di blog ini. Makasih and kalau teman-teman mengaksesnya lewat Ponsel, lemot banget tuh nanti jadinya
Aku yakin banyak cerita-cerita perjalanan mbak Evi yang belum ditulis. Ayo, mbak Evi! Perjalanan pribadi itu menurutku lebih bermanfaat untuk pembaca daripada famtrip, karena semuanya kita bayar sendiri dan kita atur sendiri.
Aku baru denger lho tempat wisata ini. Dari Chengdu (yang notabene juga udah jauh dari Beijing) aja udah jauh, terbayang betapa “tersembunyi” tempat ini. Mungkin karena dasarnya dataran tinggi dan negara 4 musim ya, jadi summer pun terasa sejuk buat kita.
Hahaha..Masih banyak Nugie. Mulai saat ini aku akan mencoba merajinkan diri. Untuk mereka di blog, untuk dibaca-baca nanti dihari tua, dan siapa tahu juga bermanfaat bagi orang lain ya. Wish me luck, Mas 🙂
Mirip dah di indonesia..
Cuma gmn sih rasanya ke Cengdhu..
Rute pesawat ke Chengdu mudah kok Mas. Cgk-Bangkok-Chengdu 🙂
Bagus bangetttt,,,
Lihat lewat foto dan baca cerita mbak Evi aja berasa serunya,, gimana kalo langsung ke sana yaaa
Kalau langsung lihat ke sini, ceritanya tentu lebih seru Mbak Dini. Semoga secepatnya dapat jalan ke sini ya. Amin