Wisata Chengdu China – Awak pesawat mengumumkan sebentar lagi akan mendarat di Bandar Udara Internasional Shuangliu. Saya melirik ke pergelangan tangan yang masih menggunakan Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB). Sudah pukul setengah delapan malam. Langit Chengdu – Ibu Kota Sichuan masih cerah. Pendar jingga di langit berlatar belakang awan pekat seperti gelimpangan batu besar muntahan gunung berapi. Menatap ke bawah, bagian atas bangunan atas bersusun rapat seperti rumah lego. Ini lah kota moderen, Pikir saya. Mayoritas penduduknya orang Shu -kelompok etnis kuno – yang sukses melewati zaman.
Hari sudah gelap saaat mendarat. Tak ada yang bisa dilakukan selain langsung menuju hotel dan istrirahat. Tapi di sepanjang jalan saya sudah bisa menangkap atmosfir pekat dari Chengdu — modernitas berpaut erat dengan masa lalu. Membangunkan ketidak sabaran dalam hati menunggu esok pagi.
Tempat Wisata Chengdu Sichuan China
Pagi bulan Juli 2015. Kota dengan sejarah tak kurang dari 2300 tahun ini menghamburkan aroma musim semi. Matahari meloloskan binar cerah dari celah beton jalan layang, menciptakan tabir abu-abu tipis yang jatuh ke permukaan jalan, dilindas halus Rapid Transit yang membelah kota dengan jendela berkaca lebar.
Penumpang duduk takzim tanpa kesan tergesa. Taksi dan mobil pribadi sesekali menumpuk di lampur merah. Setelah itu jalan kembali lancar. Trotoar sepi. Sepeda bermotor, terkadang dipasangi payung oleh pemiliknya, berjalan pelan menimbulkan kesan kota yang tertib.
Baca juga Rumah Teh Tibet : Mencicipi Aroma Manis dari Teh Putih
Di Chengdu tak ada sepeda motor seperti di Jakarta. Barisan rapi dari toko-toko dan gedung-gedung pencakar langit tak pelak: Ini lah kota pusat bisnis, industri, dan pendidikan di Barat Daya China.
Wisata Panda Chengdu Sichuan China
Selain kekayaan sejarah dan budaya, Pusat Riset Pengembangan Panda di Chengxua meningkatkan reputasi kota ini sebagai destinasi wisata unik. Berjarak sekitar 10 Km dari pusat kota, keramaian di pintu gerbang taman seluas 92 ha sungguh mencengangkan. Rupanya bukan hanya kami yang berpikir bahwa tiba di tempat wisata panda Chengdu ini lebih pagi lebih baik. Memang pagi (8:30-10:00) waktu terbaik melihat panda-panda yang sedang keluar kandang untuk menerima makanan. Lepas itu mereka lebih suka tidur seharian.
Untuk sampai ke kandang panda, pengunjung diangkut mini bus terbuka. Hati terasa tentram kala menelusuri jalan kelok di bawah rimbun rumpun bambu di kiri-kanan. Kehadiran ratusan kuntum Alcea Rosea merah darah dan pink membuat pagi kian semarak.
Panda-Panda Yang Lucu di Chengdu Panda Breeding Center
Sebuah pengumuman kecil di pintu masuk mengatakan bahwa Panda hewan pemalu. Mereka menyukai ketenangan. Pengunjung dihimbau tidak berisik. Tapi mana bisa menghindarkan bunyi Camera shutter wisatawan yang bersamangat. Begitu sampai di tempat panda bermain mereka langsung saja membidik dua ekor yang sedang sarapan.
Apa lagi anak-anak. Mereka pikir yang hewan berbulu putih-hitam tersebut adalah boneka. Tapi jangankan anak-anak, saya juga sangat senang melihat mereka bermain. Disamping juga senang akhirnya sampai di Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding atau pusat penangkaran dan theme park panda terbesar di dunia ini.
Bagusnya satwa yang telah menggugah jutaan imajinasi anak di seluruh dunia itu tak peduli. Sambil makan mereka terus becanda, saling memeluk, bergulingan, seolah tatapan gembira wisatawan hanya angin lalu. Saya manatap hangat hewan berbulu lembut, perut buncit terbalut bulu hitam-putih, gelang hitam yang melingkari lehernya. Memang mereka seperti boneka pajangan di rak toko sovenir. Yang membedakan di Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding, pandanya bisa makan dan bergerak.
Sebenarnya musim panas panda lebih suka tidur siang. Tapi siapa pula yang bisa menyalah kan kami yang sudah datang dari jauh lalu ingin melihat panda yang lebih besar? Sayangnya begitu yang dicari bertemu mereka sedang tak berminat menerima tamu. Ia tertidur lelap di bawah pohon dengan menopangkan tangan seperti bayi tidur. Ada usaha membangunkan dengan membuat keributan tapi ia tak terusik.
Bermain di Taman Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding
Tapi berada di tempat ini tak harus melulu menonton panda. Menjelajahi taman yang dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tahun 1997 ini bisa jadi hiburan tersendiri. Lansekap tertata apik, rapi, bersih, jalanan yang dinaungi pokok bambu membentuk lorong yang meloloskan cahaya.
Di beberapa titik terdapat papan bertuliskan kutipan kata-kata mutiara dari tokoh-tokoh dunia yang menghimbau agar manusia lebih peduli pada alam. Danau di tengah taman, aneka bunga yang tengah bermekaran, para perawat taman yang tengah asyik menekuni pekerjaan, memberi gambaran utuh kerja keras pengelola dalam menjadikan Chengdu Panda Base sebagai tempat konservasi, edukasi, dan wisata bertaraf Internasional.
Jiuzhaigou National Park
Hari ke-tiga di Chengdu saatnya jalan-jalan ke Jiuzhaigou. Sekitar 6 jam perjalanan dari pusat kota, ke arah utara,. Destinasi wisata Chengdu amat eksotis. Dapat pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia: Taman Nasional Jiuzhaigou. Waktu terbaik menjelajah tempat ini tentu dimulai saat pagi hari.
Kembali saya mendatapi binar cemerlang dari pagi bulan Juli. Kali ini meluncur dari sela tajuk pohon willow dan pinus, jatuh ke atas payung yang digunakan ratusan pengunjung yang sedang antri membeli tiket masuk. Menyebarkan gerimik cahaya seperti gerimis.
Udara sejuk dan bersih memenuhi paru-paru. Untung lah rombongan kami tak perlu antri terlalu lama sebab pengelola Taman Nasional Jiuzhaigou menyediakan jalur khusus bagi turis asing.
Serakan Cermin Dari Surga
Ada dua pilihan dalam mengeliling Lembah Jiuzhaigou. Berjalan kaki atau naik bus. Yang memilih trekking tak perlu risau sebab tersedia peta dan petunjuk jelas trek-trek yang harus diikuti. Kalau pun memutuskan menyerah di tengah jalan tinggal naik ke dalam bus yang sewaktu-waktu melintas. Harga tiket masuk sudah meng-cover tiket bus ini.
Wisata Chengdu ini terkelola dengan baik. Wisatawan dengan keterbatasan waktu disediakan bus Hop On Hop Off yang berbahan bakar ramah lingkungan. Maklum kita akan mengelilingi Lembah Sembilan Desa yang dihuni oleh masyarakat Tibet . Terlalu luas dijelajahi berjalan kaki dalam satu hari. Bayangkan ada 6 danau besar ditambah beberapa air terjun di dalamnya.
Bila datang berombongan pengunjung pun dapat menyewa bus tersebut sebagai kendaraan private. Dengan bus private tidak perlu mampir di halte untuk menurun dan naikan penumpang.
Wisata Chengdu – Air Terjun Dan Danau Lembah Jiuzhaigou
Di perjalanan ini tujuan pertama kami adalah air terjun Pearl Shoals (Zhen Zhu Tan), berada di puncak ketinggian 2.433 m, lebar 310 m dan terjun dari atas tebing setinggi 40 meter.
Amboi. Mata saya tak berkedip memandangi kucuran air seperti awan putih yang meluncur dari bibir riam. Menurut cerita kalau dilihat dari atas Pear Shoal itu bentuknya seperti bulan sabit. Ini lah air terjun paling banyak dijadikan foto background pranikah pasangan pengantin China di Lembah Jiuzhai.
Yang membuatnya istimewa lagi Pearl Shoals ini merupakan air terjun yang tumbuh (accreting). Alih-alih mengikis mundur bibir jurang seperti kebanyakan air terjuan biasa ia malah maju ke muka. Penyebabnya kalsium karbonat dalam kandungan air menggabungkan diri dengan akar, daun, dan cabang-cabang pohon untuk menghasilkan matriks semen. Bebatuan ini akan terus tumbuh setelah ia terbentuk.
Rakyat Tiongkok tak berlebihan menyebut Lembah Jiuzhagou sebagai sepotong surga di China Barat Daya. Sepanjang perjalanan saya terus bertemu air kebiruan sebening kristal, tertampung di danau-danau kecil, dan sungai. Belum lagi tumbuhan menghijau dan bunga warna-warni menyemaki lembah yang sejuk. Puncak pegunungan baru karang meruncing menentang langit biru. Tak seorang pun bisa disalahkan jika terkadang saya berhenti bernapas sejenak.
Makin ke dalam Lembah Jiuzhaigou makin menghamparkan dirinya yang telanjang. Membuat kamera dan video tak berhenti berbunyi. Berturut-turut kemudian kami juga menyinggahi Long Lakes, Swan Lakes, Panda Lakes, Long Lakes, Arrow Bamboo Lakes, dan Five Flower Lakes. Hanya satu kalimat yang cocok untuk danau-danau alam ini : Spektakular!
Toilet Yang Menggegerkan
Turis tetap lah turis. Sekalipun mengaku sebagai travel blogger yang seharusnya siap menerima berbagai perbedaan kultur, saya tetap geger memasuki toilet di Taman nasional Jiuzhaigou sebab hasil metabolisme tubuh manusia dikumpulkan di sini dan akan didaur ulang menjadi pupuk.
Kesetiaan Mengukir Tebing: Patung Budha Raksasa Leshan
“Dafo itu nama tempat atau nama patungnya?” Tanya saya pada guide saat kami menuju destinasi berikutnya yakni ke bagian selatan dari kota Chengdu. Dafo rupanya nama lain dari Patung Budha Raksasa Leshan. Buah karya Biksu Haitong bersama ribuan pekerja selama 90 tahun berjibaku mengukir batu di tebing curam Leshan. Tempat ini pun sejak Desember 1996 ditasbihkan sebagai salah situs warisan dunia UNESCO.
Nonton videonya di sini
Bus melaju kencang. Saya tenggelam di banyak lamunan kala di depan tersaji jalan mulus, lebar, sawah menghijau, dan sungai yang mengalirkan air jernih di sepanjang kota Mao Xian menuju Leshan. Kota kecil dengan pedestrian yang rapi. Taman dengan para manula asyik bermain Machiok atau olah raga Taichi. Tak bisa dipungkiri bahwa bentang alam China sama cantiknya dengan Indonesia.
Tapi ada juga sedikit perbedaan. Di Propinsi Sichuan ini semua serba tertata. Tak heran perjalanan 2 jam dari Mao Xian ke Leshan tempat bernaungnya Giant Budha scenic area tak terasa. Tahu-tahu bus sudah berhenti di bawah pohon besar. Tak jauh berjejer tenda-tenda penjual makanan dan sovenir. Di belakangnya mengalir Sungai Minjiang berair coklat. Tanpa membuang waktu kami pun bergegas menuju dermaga, naik ke perahu motor, berlayar menuju spot terbaik untuk melihat Patung Budha Raksasa Leshan.
Baca di sini cerita lengkap Patung Budha Leshan Keagungan Patung Budha Raksasa Leshan
Sinar mentari memantul manis dari permukaan air Minjiang. Angin menyapa lembut. Di sepanjang tepi terlihat kesibukan dari beberapa dock kapal motor. Gedung-gedung pencakar langit yang mencuat dari bentang sungai yang lebar, lagi-lagi menandakan bahwa saya sedang berada dalam kota industri.
Namun dari dalam perahu motor yang terasa hanya suasana liburan. Perahu motor dengan turis berpelampung oranye di atasnya bergerak khidmat menuju tempat tujuan. Perahu-perahu ini diatur jadwal pelayarannya. Selain demi kenyamanan pengunjung juga agar tidak terlalu berdesakan di lokasi.
Monumen Untuk Keselamatan
Dafo yang duduk khidmat di cekungan tebing curam mulai dibangun tahun 713-803. Sebagai batu besar berukir terbesar di dunia, selama 1200 tarikh, Giant Buddha sudah tampil dalam berbagai fitur seperti puisi, lagu dan beragam cerita. Sampai detik ini, dari tempat duduknya, ia tetap tersenyum manis ke arah gunung suci Mei Shan. Di bawah kakinya bertemu 3 aliran sungai yaitu Minjiang, Qingyi dan Sungai Dadu. Posturnya yang simetris adalah simbolisasi dari Maitreya (Bodhisattva yang direpresentasikan oleh seorang biarawan gemuk, dada lebar dan perut buncit yang terbuka dengan senyum lebar di wajahnya).
Gagasan Biksu Haitong dalam mengukir tebing Leshan utamanya adalah untuk menjaga keselamatan rakyat yang mencari nafkah di sekitar pertemuan tiga sungai tadi. Keganasan tumbukan air yang sering menenggelamkan perahu dipercayai rakyat akibat ulah penunggu air. Jadi Haitong memutuskan mengukir patung itu dengan harapan Sang Budha akan mengontrol ke tenangan sang Peri Air. Rencana tersebut kemudian terbukti benar. Batu-batu yang jatuh ke dalam sungai selama pembangunan memang mampu menahan kecepatan laju air.
Terbit di Colors – Middle East – Garuda Indonesia Inflight Magazine Februay-March 2017
82 comments
Danaunya itu keren banget Mba, airnya bisa biru gitu ya, mungkin karena ada ganggang di bawahnya yg bikin biru ya…..
Aku rasa juga begitu, Kak 🙂
Seru bangat ya mbak Evi bisa jalan-jalan ke China… top banget dech
Ahhh aku suka sekali lihat pola tingkahnya panda yangg lucuuuu.. Enak jadi panda kerjaannya bobo seharian, bangun-bangun dikasih makan terus diajak main hahaha 😀
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
lucu banget mereka, Babang paling suka ama panda
Ya ampun… impianku dari dulu pengen bisa lihat panda langsung di kampungnya. Tapi legenda toilet di Tiongkok selalu bikin jiper mau ke sananya T.T
Mbak Rizka tinggal aturlah waktu menuju Chengdu atau tempat-tempat lain yang terdapat pandanya 🙂
Dulu waktu merencanakan mau ke Tibet, sempat memilih Chengdu untuk menjadi titik masuk menuju Lhasa. Kirain cuma kota industri yang punya pusat konservasi panda, ternyata banyak juga yang bisa dilihat di Chengdu ya uni.
Pemandangan alam dari chengdu menuju Taman Nasional Jiuzhaigou, sangat indah Bart. Menyisir punggung bukit, dengan jalan berkelok-kelok…
Waah, kerennya Chengdu!
Lagi2 sementara cuman bisa masukin wishlist dulu, untuk suatu hari nanti 🙂
Amin. China Barat Daya ini memang punya daya tarik sendiri Mbak Lena. Semoga tak lama lagi sampai di sana juga ya
Wah keren banget mbak Evi udah jalan-jalan ke China, bikin mupeng aja hehehehe
Semoga Mas Didik juga berangkat ke Chengdu
Bikin iri pengen kesana, mbak..Liat panda yg bobo.. tapi tetep gak mau beol…ngeri jadi pupuk..Hihihi
Ah Mbak Vika mah soal waktu saja untuk sampai di Chengdu..Jadi sebelum masuk taman, kosongin dulu isi perut ya, jadi gak bakal beolnya dijadikan pupuk hahaha
Bucket list saya di Tiongkok cuma Xi’an sama Urumqi. Tapi habis ngeliat postingan ini jadi pengen juga ke Chengdu.
Ayo jangan dibatasi bucket list-nya kalau itu soal traveling ke Cina, Mas Andi. Sesampai di sana, bakal banyak tuh lis-nya 🙂
Hehehe.. siapp..
Terima kasih. Salam kenal kembali
penasaran jadinya sama bentang alam China. Pengalaman unforgettable ya mbak. Ajak2 napa mb, wkwk
Betul sekali Mbak Prita. Bentang alam yang membuat saya takjub tak habis-habis. Tak hanya di tempat ini tapi juga perjalanan menuju tempat ini, sejauh mata memandang hanya Lembah bebatuan yang ditutupi rumput halus dan hewan yak merumput di darat
Tulisannya ke tulisan tetap konsisten gaya bahasanya. Kok aku enggak bisa ya Mbak. Wkwk… Kalo mood lagi bagus bisa mendayu2 kek anak sastra, kalo gak ya curhat ga jelas.
Selain terpesona sama air terjun, juga takjub dengan patung Dafo. Gila emanh. Orang jaman dulu bikin sesuatu yang di luar kebiasaan. Patung gede Stonehenge.. Candi… Ukiran di tepi tebing… Kemaren aku liat share an video di FB Kak Timo… kuil yang ada di atas puncak. Buat sampe ke sana kudu lewat tebing. Egila itu serem banget. Ahahah…
Karya seni yang lahir dari kepercayaan, di mana pun di dunia, memang bikin kita geleng-geleng kepala. Itulah mengapa manusia dengan kepercayaan adalah mereka yang mengubah sejarah, Mas Uwan 🙂
bundooo udah jepret jepret di Chengdu ajaaaa.
Yesss sebagai travel blogger harus bisa menerima perbedaaan yang ada ditiap negara. Setoedjoe!
Karena di dunia ini banyak sekali cara hidup yang dikristalkan lewat budaya, hampir tidak mungkin menghindar dari perbedaan tersebut ya Raisa. Apalagi kalau travel blogger milih-milih, gak bakal nemu banyak cerita deh 🙂
Ngeri ih TanEv jalannya udah jauh banget.
Dan yang paling bikin gregetan itu tulisan di paling bawah “…… Garuda Indonesia inflight magazine….” , semoga dengan rajin baca tulisannya TanEv bisa ketularan 🙂
Wah masih di kawasan Asia gitu kok, Dar hahaha
Panda hewan pemalu? Baru tahu kalau dia gampang terganggu dengan suara. Lucu sekali. Toilet jadi pupuk. Wauw.
Iya saya tahunya juga pas waktu di sana bahwa Panda adalah hewan pemalu. Ngga nyangka saja Padahal mereka kan termasuk buas ya hehehe
Kapan aku diajak trip bareng Uni hehehehe. Fotonya cakeeeep bangeeettttt
Ya semoga kita suatu saat bisa trip bareng ya mbak Mut 🙂
Kok aku agak geli gitu ya baca tentang toiletnya. hahahaha
Karena di China toilet tidak hanya sekedar toilet tapi juga sumber pupuk organik, Num 🙂
Aku jadi ingat cerita perjalanan Claudia Kaunang di Taiwan. Udah jauh-jauh ke Taipei Zoo buat menyaksikan langsung panda lucu menggemaskan menggelinjang dengan warna hitam putih, eh pandanya malah lagi berbalut lumpur atau apa gitu sampai warna tubuhnya jadi cokelat, terus lagi bobok manja. Hahaha.
Alam Cina nampaknya lebih spektakuler dari nusantara, mbak. Ia membujur dari Yunnan dan Kanton yang hangat sampai Harbin di perbatasan Rusia yang menggigit. Aaaahhh pengen ke Cinaaa.
Alam Cina mempunyai keunikan sendiri. Entah mengapa berbagai objek wisata alam yang mereka tawarkan langsung membelalakkan mata. Entah kena spektakuler panoramanya atau perawatannya, pokoknya kalo ke Cina itu menurut aku wajib hukumnya untuk berwisata alam. Sekalipun wisata budayanya juga tidak kalah menarik, alam Cina siapapun yang memandang ingin jadi sastrawan, Mas Nugie 🙂
Andai aku bebas bekerja di mana pun, rasanya ingin menjelajah semua sisi Cina. Dari kota sampai alamnya.
sedih aku pernah ke negeri tirai bambu nggak lihat panda hiks hiks
Mungkin di lain kesempatan akan melihat Panda Mbak Gioveny. Amin
Aamiin mbak 😀
Pemandangannya indah banget mba evi. Aku suka banget sama patung Budha Dafo itu, sering dijadikan setting untuk lokasi film2 ya
Iya betul patung Buddha Dafo banyak mengilhami para seniman, entah dalam sandiwara, seni lukis, maupun film. Karena ceritanya sendiri sangat heroik Mas Leonard 🙂
Uniiiii, pandanya lucuuuuk bgt iiih
Betul pandanya lucu dan cantik seperti seperti Ella 🙂
Subhanallah, danau dan air terjunnya sangat indah. Dan apalagi pandanya, suatu saat semoga bisa berkunjung kesini. Amin. Terimakasih sudah berbagi pengalaman. Salam kenal
Amin. Insya Allah terkabul sobat Solfala. Terima kasih ya sudah berkunjung
Mba Evi, lihat danaunya minta ampun itu kayak permadani hijau 🙂
Langsung ingin goleran di sana hihihi
Chengdu keren sejuk
Betul Teh, danau-danau di taman nasional Jiuzhaigou ini hampir semuanya seperti ini. Airnya biru, air terjun yang deras dan pepohonan yang hijau di sekeliling. Tak heranlah bila ada yang mengatakan bahwa tempat ini adalah sepotong surga yang terlempar ke bumi 🙂
Waaahhh pandanya gemesin. Aku wkt itu liat panda di Beijing, berharap bisa nyentuh, tp trnyta yang di beijing ga bisa.
Duuuh itu danau alamnya luar biasa cantik yaaa.. Ngeliat ini kok ya jd pengin lg ke China.. Padahl kemarin udah ga tertarik lg mw kesana karena rada kecewa di Beijing. Tp sepertinya wisata alam china yang bagus2 memang di kota lainnya ya mba..
Cina itu pandai sangat dalam mengelola wisata alam mereka. Dijaga dengan ketat dan dirawat dengan baik. Menurutku chengdu dan sekitarnya wisata alamnya benar-benar bikin mulut saya mangap 🙂
I menarik sekali, Uni Evi. Perjalanan yang mengesankan, saya pengin juga ke China jadinya. Sempat belajar bahasanya, sangat mengasyikkan. Duh, ada panda imut. Terima kasih atas laporan perjalanan keren Uni. Wow banget! Bisa ikut merasakan.
Wah hebat Mas Rudi sudah belajar bahasa Cina. Bahasa yang bakal kepakai banget di abad 21 ini. Dan tentu saja akan sangat membantu saat jalan-jalan di China sebab sebagian besar masyarakatnya tidak bisa berbahasa Inggris. Menawar barang pasti juga bisa murah hahaha
Iya, Uni. Bolehlah berburu sambil nawar hehe
Panda, sangat comel. Ada di Zoo Negara tapi masih belum kesempatan melihatnya. Salam kenal Evi!
Zoo negara Malaysia hebat sudah menangkar Panda. Terima kasih sudah mampir Kaki Jalans. Saya senang berkenalan 🙂
Iya, panda itu pemberian dari negara China, tapi dipinjamkan untuk 10 tahun. Panda sepasang itu udah punyai babynya dan baru 2 bulan lepas ku kira diberikan kepada negara China semula.
Tinggal papa mama panda aja di Zoo Negara hehe
Air terjunnya banyak banget, berkumpul menjadi satu.
Selain itu danau membiru pun membuat kita terpukau.
Di lembah Jiuzhaigou, semua air terjun yang membuat kita terpana. Entah mengapa air terjun di sana cantik semua, Mas Ditam 🙂
Disini juga ada panda mba, taman safari. Memang panda nya pemalu, pemakan, dan pemalas hehehe.. ga boleh bawa kamera san ga boleh berisik *special banget*
Asik, jadi Panda penghuni baru taman safari sudah boleh dilihat ya Mbak? Waktu ke sana sekitar sebulan yang lalu pandanya masih disimpan sedang penyesuaian diri di lingkungan baru. Ah sayangnya tidak boleh difoto, Kenapa atuh?
Keren sekali ya Chengdu ini. Belum pernah deh. Penasaran pengen liat Pandanya langsung.
Ayo Kang Aip, datang ke chengdu, dan foto-foto cantik barang Panda. Di tempat ini juga menjual aneka souvenir dengan karakter Panda. Lucu dan menggemaskan
selalu suka dengan pemandangan alam dan makhluk yang hidup di dalamnya. destinasi favortite memang adalah wisata alam heheee
Pemandangan alam akan selalu membuat kita takjub, ya Mas. Karena yang bentuknya alam sendiri dan tidak pernah dibuat-buat 🙂
bener banget mba, saya selalu suka dengan destinasi alam 😀 😀
Air terjunnya cakep bangeeeeet….love it…love it…hope someday will be there juga heheh
Terima kasih Mbak Viedyana. I know you will…:-):-)
Waaah..menikmati tulisan mb Evi selalu serasa diajak jln2 lanhsung ke sana.. Trims mba..dan akupun berharap smoga kelak sampai dana juga.. Aamiin.
Waaah terima kasih Mbak Tanti. Amin. Niat kan akan dicatat Allah ya Mbak. Insya Allah selekasnya bisa lihat ke sana langsung 🙂
Terima kasih atas pujiannya Mbak Tanti. Serasa melayang ke langit ketujuh. Semoga Mbak Tanti pun tak lama lagi terbang ke chengdu. Amin
setiap ada cerita orang jalan2 ke china, pasti sy mikir berulang-ulang untuk kesana. karena semua bercerita toilet yang “hmmmm”. walaupun pengan banget lihat panda di tempat aslinya
Toilet cuma masalah kecil kok Mas. Kalau ingin ke sini, jangan ragu. Keunikan negara mereka akan tertutup oleh masalah toilet ini. Lagi pula di hotel toiletnya gak masalah kok 🙂
Kayak bukan di China ya mbak Evi. Tempat wisatanya bersih banget kelihatannya. Penasaran juga sama Panda, pingin peluk kalo boleh haha, tapi keknya bahaya dan gak bagus juga buat hewannya ya.
Kayaknya gak boleh peluk-peluk deh Yan. Panda ini tak selembut kelihatannya hahaha
Iya tempat wisata di China rata-rata bersih karena dijaga banget oleh pemerintah mereka. Mungkin untuk antisipasi penduduk yang banyak itu kali ya, kalau gak tegas bisa habis semua.
Sebenarnya toilet juga bersih tapi bau gak bisa dihindari karena hasil metebolisme manusia ini di sana ditampung untuk dimanfaatkan kembali. Kebayang lah gimana jadinya hahaha
Nah ini menarik, jadi di sana toiletnya gak seserem yang dibayangkan ya mbak? 😀 btw, mbak Evi ke China ini jalan sendiri ya mbak? soal bahasa gimana? apa emang ada yang bisa bahasa Mandarin?
Kalau serem, toilet umum tetap seram Yan. Kecuali toilet hotel. Namun keseraman itu terbayar dengan apa-apa yang bisa kita lihat dan rasakan di sana. Ini jalan dengan group tour Yan. Kalau bahasa, Inggris di sana parah benar. Masih lebih bagus Inggris orang Indonesia 🙂
Mantap jiwa liat pemandangannya…
Banget. Kalau ke sini jadi malas pulang 🙂
Wah, kebetulan ada temen kemaren habis dari Chengdu untuk urusan kerjaan. Sempet ke Chengdu Panda Base tapi nggak banyak yang dia ceritakan. Baca ini jadi tau bentuk “asli” dari Chengdu Panda Base. 😀
Terus dia bilang ke chinatown-nya Chengdu juga. Haha
Aku waktu ke chengdu nggak ketemu Chinatown sebab menurutku setiap jengkal kota adalah Chinatown hahahaha
Nah, harusnya gitu kan? Maksudnya mungkin old town dari Chengdu-nya itu wkwkw.
Ada Pasar Malemnya gitu
toiletnya bikin nyali ciut juga ya uni..
tapi demi air terjun nya gpp deh.. indah banget!
Iya demi pemandangan yang indah di sini, toiletnya bisa dimaafkan May