BANDAR LAMPUNG – Kamu pernah ke Way Kambas? Pasti terpesona dengan gajah-gajahnya kan? Kamu pernah menonton Festival Krakatau dengan karnaval budaya yang terkenal memesona itu? Nah kedua ikon wisata Lampung itu kemarin bertemu di Lampung Culture and Tapis Carnival. Kalau karnaval budaya dengan segala atribut busana sudah biasa kan ya? Tapi kalau 8 ekor gajah juga ikut melenggang-lenggok dalam arak-arakan, ini baru bisa disebut seru.
Saya mengenal Lampung Culture and Tapis Carnival sejak tiga tahun lalu. Awal yang memercik rasa ingin tahu lebih dalam terhadap Sang Bumi Ruwa Jurai. Awal yang membuat saya terpesona pada budayanya. Untungnya even ini diadakan setiap tahun. Seperti perayaan Lampung Krakatau Festival 2018 digelar sejak Minggu (26/8) siang, di Lapangan Saburai, Enggal, Bandar Lampung. Even ini jadi kesempatan bagi siapapun yang ingin mengenal seluruh atribut wisata Lampung, tak hanya saya.
Saya pun pernah berkunjung ke Way Kambas dan bertemu dengan gajah-gajah yang ikut karnaval ini. Terkesan dengan penangkaran dan bagaimana gajah-gajah tersebut dididik di sana. Jadi ketika 8 gajah asal Way Kambas, Lampung Timur, ikut serta dalam Lampung Culture and Tapis Carnival, tak heran jika mereka jadi primadona karnaval.
Emang lucu. Emang seru. Bayangkan lah hewan “babon” ini meliukan belalainya yang panjang dalam memberi salam kepada penonton. Harap maklum bila para wisatawan segera berlomba angkat camera mengabadikan momen ini.
Apiknya Penampilan Gajah Way Kambas dan Karnval Festival Krakatau
Gajah-gajah Way Kambas dalam karnaval ini tampil dengan balutan seragam berwarna hijau muda, warna khas melayu. Saat mereka mulai bergerak mengeliling sejumlah jalan protokol di Kota Bandar Lampung, massa langsung mengerumun.
Kamu tahu apa ikon menarik lainnya dari Lampung Culture dan Tapis Carnival? Gubernur Lampung M Ridho Ficardo! Gubernur muda yang murah senyum dan penampilan selalu menawan ini, setiap tahun tak ketinggalan ikut dalam rombongan karnaval. Alhasil, seperti tahun-tahun yang sudah, gubernur muda ini menjadi sasaran selfie.
Lampung Culture and Tapis Carnival merupakan puncak dari rangkaian acara Lampung Krakatau Festival 2018. Jadi sebelum even puncak sudah didahului oleh berbagai program. Mulai dari seminar, pameran, maupun lomba. Banyak yang diangkat selain seni budaya, kekayaan Lampung lain seperti keindahan alam berikut segala potensinya tentu tak terlewat.
Bila kamu memasuki Propinsi Lampung dari Bakeuheni, sejak dari pintu laut ini sudah akan disambut oleh kemegahan mahkota Lampung, Siger namanya, juga tampil penuh keanggunan dalam Lampung Culture and Tapis Carnival.
Baca juga: Way Kambas Lampung Timur
Kemegahan
Keseruan Lampung Culture and Tapis Carnival diawali dengan ratusan muda-mudi membawakan tari kolosal Nyenyappur Siger Agung. Dengan busana warna-warni meriah mereka menghadirkan gerak yang terinspirasi dari keagungan Saibatin dan Pepadun, dua suku besar asli Lampung. Mudah membedakan mereka dari bentuk siger yang dikenakan para wanitanya. Siger Saibatin dan Pepadun sendiri hidup dan tumbuh di masyarakat dan menjadi identitas bagi wanita di Sai Bumi Ruwa Jurai.
Lampung terus bergerak maju. Sentimen optimis itu tergambar dalam sambutan Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo yang mengatakan, dengan event pariwisata, industri kecil menengah akan semakin dinamis. “Bisa semakin besar dan semakin bergerak untuk membuka lapangan kerja baru,” paparnya.
Baca juga: Kenangan Anak Gunung Krakatau
Sambutan itu sendiri juga terus melahirkan harapan terhadap pariwisata Lampung agar seluruh elemen masyakarakat berkeja keras memajukannya sebab di dalamnya terkandung banyak aspek.
“Saya berharap kegiatan yang sudah berlangsung selama 28 kali ini, akan dibuat lebih meriah lagi. Dan bisa terus kita lestarikan. Sebagaimana juga Krakatau sebagai salah satu ikon Indonesia, bukan hanya ikon Provinsi Lampung,” katanya.
Ridho menambahkan, Krakatau sudah dikenal secara internasional.
“Makanya kemarin diadakan seminar mengenai Krakatau. Yang menarik, Krakatau ini justru sering kali dikenal di luar negeri ketimbang di dalam negeri sendiri,” paparnya.
Dijelaskan Ridho, Lampung Krakatau Festival mempunyai dampak positif. Dan dampak tersebut sudah sangat terasa di tengah-tengah masyarakat. Khususnya di Kota Bandar Lampung.
“Dan mudah-mudahan, kedepan dampak ini juga bisa kita teruskan ke rangakai-rangakain kegiatan di Kabupaten/Kota yang lain di Provinsi Lampung,” harapnya.
Sebab, potensi besar kepariwisataan bukan hanya terletak di Bandar Lampung. Sejumlah wilayah lain di Provinsi Lampung memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. “Seperti di wilayah Pesisir Barat, Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan, dan juga Kabupaten Tanggamus,” katanya.
Konsep yang diusung Lampung Culture and Tapis Carnival juga mendapat apresiasi dari Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata Masruroh.
“Konsep Lampung Krakatau Festival 2018 ini menarik. Kehadiran gajah-gajah dalam karnaval ini juga menegaskan salah satu kekuatan pariwisata Lampung, yaitu Way Kambas. Selain tentunya kekayaan lain berupa budaya,” papar wanita yang biasa disapa Iyung itu.
Senada dengan Gubernur, Menteri Pariwisata Arief Yahya setuju dengan konsep yang terapkan. Ditambahkannya, Festival Krakatau harus bisa menyentuh ekonomi masyarakat yang lebih luas lagi.
“Jika penyelenggaraannya bisa menyentuh kabupaten/kota lainnya, impact yang dihasilkan juga bisa lebih besar. Karena melibatkan banyak masyarakat. Namun semua harus dikelola dengan baik. Juga dengan persiapan yang matang. Sehingga dampak yang dihasilkan positif,” katanya.
Bravo Propinsi Lampung. Semoga Festival Krakatau 2019 nanti semakin sukses lagi.