Hari kedua di Kota Kinabalu tiba saatnya menyapa Kundasang Sabah-Lembangnya Malaysia. Saya tidak berhenti tertawa walau cuma guyon-guyon receh dari teman-teman. Lagi pula tak seorang pun bakal sanggup bermuram durja di tengah teman-teman perjalanan yang “gokil habis!”. Hari ini kami akan mengeksplorasi Kundasang yang meliputi melihat panarama indah di Ranau Highlands. Kundasang juga tempat paling sempurna untuk mendekati Gunung Kinabalu beserta kehidupan yang bergulir di lerengnya. Berhenti sejenak Pekan Nabalu untuk melihat pernik sosial ekonomi masyarakat di Borneo Utara ini. Menjambangi tempat pemerahan susu sapi Desa Cattle Dairy Farm, sering disebut-sebut sebagai New Zealand-nya Sabah. Makan siang di Balsam Buffet Restaurant dan terakhir trekking di Kinabalu Park. Di bawah saya juga membahas hotel di Kundasang. Hayaaa..Dalam satu hari kami akan ekplorasi habis destinasi wisata Kundasang ini.
Pekan Nabalu Kundasang Sabah
Usai sarapan, Pak Jun, guide kami, langsung tancap gas ke Kota Belud. Waktu harus dimanfaatkan maksimal. Aktivitas hari itu sungguh padat. Karena setelah dari Kundasang , sorenya akan melakukan Dinner Crusise bersama North Borneo Cruise ( akan saya ceritakan di posting berikutnya).
Dan satu jam lebih perjalanan dari Kota Kinabalu itu berkali-kali membuat perut saya keram: Tertawa. Teman-teman membuat trip ini sangat luar biasa. Saya biasa mengatakan hal seperti ini sebagai krem awet muda. Ditambah lagi begitu sampai tiba di perhentian pertama, Pekan Nabalu, tanpa AC namun kulit serasa mendapat sentuhan mesra, dibelai udara sejuk.
Pekan Nabalu lokasinya sebelum Kota Kundasang. Pasar kecil dengan landmark nanas raksasa berdiri tepat di samping jalan.
Pasar tradisional Nabalu menjual produk lokal seperti halnya ciri khas pasar di lereng gunung. Aneka souvenir yang kalau diikuti akan menghabiskan waktu seharian untuk ditelisik. Jadi di sini saya hanya membeli satu atau dua item saja gara-gara memikirkan kapasitas koper. Sempat masuk agak ke dalam untuk mencari kain khas Borneo, sayang tak menemukan yang sesuai. Pekan Nabalu juga menjual tanaman hias, buah dan sayuran segar yang ditanam secara organik. Matahari mulai menghangat, warung kopi menghamburkan aroma kopi dan Teh Sabah yang terkenal itu. Obrolan penduduk lokal dengan dialek setempat menghangatkan udara. Sayangnya kami cuma sejenak singgah distrik terakhir Kota Belud ini sebelum masuk ke distrik Ranau.
Oh ya …Pekan Nabalu juga salah satu perhentian spot foto bagi seluruh wisatawan ke Kundasang Sabah atau yang akan mendaki Gunung Kinabalu. Tempat sempurna mengamati gunung yang disucikan oleh masyarakat Dusun Kadazan. Sepertinya puncaknya selalu dipeluka awan. Dalam hitungan menit, selaput awan itu turun perlahan membentuk cincin melingkari pinggang. Beruntung udara cerah jadi bisa melihat lekuk-lekuk lembah dan punggung Kinabalu. Sayang saya tidak membawa lensa tele, tak dapat merekam detail nya.
Baca di sini tentang serunya aktivitas di Taman Negara Tunku Abdul Rahman
Memahami Kelompok Etnik di Sabah Mari Mari Cultural Village
Singgah di Kota Kundasang Sabah
Dari Pekan Nabalu kami bergerak ke Kundasang, kota kecil yang damai di negara bagian Sabah. Pemandangan semakin memikat. Kiri-kanan serba hijau, lembah-lembah terhampar jauh, dan Kinabalu gunung tertinggi di Borneo dan ke lima di ASEAN terus mengikuti. Sekalipun Kundasang hanya k
ota kecil namun hidup dari pertanian dan pariwisata. Tak sulit menemukan homestay, hotel dan resort di sini. Sebagian malah terlihat di sepanjang jalan. Jika sobat ingin ke sini pastikan mendapat penginapan menghadap ke Kinabalu yang juga punya cerita mistis. Bahwa gunung ini dipercaya orang Dusun Kadazan sebagai tempat bersemedinya jiwa mereka setelah meninggal.
Tiba di sebuah persimpangan jalan di Kundasang, kami berganti mobil kecil untuk menuju Desa Cattle Dairy Farm. Maklum akan menanjak jalan menuju 2000 meter di atas permukaan laut. Negeri paling dingin di Sabah ini menawarkan pemandangan semakin menghibur mata dan hati. Beberapa mobil Pelancongan Malaysia sibuk bolak-balik.
Desa Cattle Dairy Farm
Hamparan rumput hijau sejauh mata memandang, mentok langsung ke dinding Kinabalu yang kian jumawa. Sapi sapi Friesian dengan bulu belang-belangnya merumput di atasnya membawa image New Zealand di Borneo pada tempat ini. Sebagian juga mengatakan seperti di Alpine namun kenangan saya terbawa pada Laura Inggalls yang berlari lari di padang rumput seperti film Little House on the prairie. Keindahan membuat Dataran Tinggi Mesilau ini mendapat banyak seburan. Ada pula yang menyebutnya Skotlandia dari timur.
Pada ruang seluas 199 hektar, tempat mencari makan sapi Sapi Friesian ternyata jadi industri utama Kundasang: Penghasil susu dan objek wisata. Tak kurang dari 9000 liter susu setiap tahun nya diangkut keluar dari Kundasang.
Atraksi apa saja di Desa Cattle Dairy Farm kota Kundasang ini?
Kamu akan dibawa ke tempat pemerahan susu sapi. Of course la! Sayangnya waktu kunjungan kami sedang tidak melakukan aktivitas. Yang bisa saya ceritakan hanyalah tempat itu bersih dan berteknologi modern.
Dengan kata lain disini memeras susu tidak menggunakan tangan tetapi mesin. di satu lokasi kita bisa bersentuhan dengan sapi, domba dan bisa memberikan susu kepada mereka.
Makan siang di Balsam Buffet Restaurant
Balsam Buffet Restaurant terletak di Kinabalu Park. Ambience menyatu dengan lingkungan. Dibangun awal tahun 70-an dengan struktur batu indah, jadi tempat makan bagi yang akan mendaki Kinabalu atau sekedar trekking di taman.
Menyajikan sarapan, makan siang, dan makan malam dengan prasmanan. Menu dimasak dengan gaya kontinental dan lokal. Harga RM 6 per orang. Balkonnya jadi istimewa sebab para tamu akan mendapati diri mereka dekat nian bersama alam. Jika hari sedang cerah mungkin juga terlihat bayang Kinabalu.
Yang disajikan tentu saja adalah hasil pertanian Kundasang. Hampir semua sayuran terasa segar. Yang berkesan bagi saya adalah laksa kari. Sudah makan laksa di beberapa tempat namun baru di Balsam Buffet rasanya istimewa.
Trekking di Kinabalu Park
Perut sudah kenyang dan “battery” pun sudah penuh kembali. Kami pun berjalan ke Taman Kinabalu. Sebuah keberuntungan bagi saya karena lagi-lagi dapat menginjak situs warisan dunia. Kinabalu Park berisi lebih dari 5000 spesies tanaman vaskular dan rumah bagi sekitar 90 spesies mamalia dataran rendah. Ini lah pintu masuk ke Gunung Kinabalu yang terletak di 1585 meter diatas permukaan laut. Di sini juga titik awal utama untuk mendaki ke Puncak Kinabalu.
Aish langsung saja merasa keren!
Namun kami tidak seluruhnya menyelusuri yang meliputi area seluas 754 M2. Bisa gempor! Sudah bahagia dapat mencicipi udara segar dengan jalur platform kayu, rapi dan pagar dicat hijau. Kesempatan mewah bagi mereka yang terbiasa dengan hiruk pikuk kota besar. Sepanjang tarikan nafas yang terasa kelegaan di paru-paru, mata bermanja dengan pohon-pohon besar yang diantaranya sudah berumur ratusan tahun.
Ada beberapa kegiatan yang biasa dipilih kalau kamu hendak di Trekking di Kinabalu Park – Kundasang Sabah. Panjat gunung tentu saja atraksi utama. Rata-rata memakan waktu sekitar 2 sampai 3 hari. Pilih jalur sesuai kemampuan. Ada peta jalur pendakian di gerbang. Mulai dari jalur pemula sampai ke sampai pendaki tingkat lanjut. Kinabalu untuk semua orang. Bila kamu tak tertarik uji nyali di lereng gunung, ada rapelling, Flying Fox, berenang di Poring Hot Springs, berbasah-basa di Air Terjun Kipungit atau mengunjungi peternakan kupu-kupu. Sabah takan membiarkanmu berlalu tanpa meninggalkan kesan.
Kundasang Hotel
Di Kota Kundasang Sabah tak usah kuatir soal penginapan. Banyak banget pilihan sesuai budget dan keinginan. Di Taman Kinabalu saja, misalnya, juga tersedia banyak hotel, hostel maupun homestay. Salah satunya Grace Hostel, akomodasi bergaya asrama. Cocok bagi kamu yang akan mendaki Kinabalu. Atau hanya sekedar melepas penat dan menginginkan penginapan bersuasana hutan huja tapi tak terlalu mahal selama di Ranau Highland.
Saya sempat melongok ke dalam dan melihat tempat tidur susun seperti di asrama. Dalam tiap ruang terdapat 4 atau 6 tempat tidur . Sementara kamar kamar mandi umum berada di luar ruang. Ada ruang tunggu atau tamu (lounge) yang dilengkapi sofa-sofa.
Kalau mau barbeque-Kundasang Hotel yang bernama Grace Hostel Kinabalu menyediakan fasilitas. Di depan lounge ada tungku atau perapian. Letaknya di tengah. Jadi kalau mau santai-santai di depan api unggun, sambil bakar-bakaran, tempat ini cocok banget.
Tersedia juga area pantry untuk membuat minuman hangat dengan fasilitas peralatan memasak.
Bagaimana keseluruhan suasana di Kota Kundasang? Nonton video lengkap tentang lembangnya Sabah ini di channel Youtube saya 🙂
Video Ranau Highlands
29 comments
Wiih iya bener banget kak, jadi ingat Laura Ingalls Wilder, pas kecil dyah suka baca buku – bukunya. Btw foto – fotonya keren beudh kak. Kalo sewa jadi fotografer event pasti rate nya udah di atas nih.
Rupanya kita satu selera dalam bacaan. Sampai sekarang aku masih menyimpan koleksi novelnya. Walau kertasnya sudah menguning sayang banget kalo dibuang sebab merasa banyak kenangan disana, Mbak Dhyah…
Na waktu melihat sapi sapi yang sedang merumput di desa Dairy Farm kenangan tersebut muncul kembali. Membuat dadaku bertambah hangat … hahaha curhat dia
kayaknya, aku tuh kalo ngeTrip anak nya cool, diem dan gak banyak omong yaa mbaaa…. aku kan anak baik baik gitu kan yaa ??!!! mba evi ini apalah rahasianya…kece bana bana …buat video kece, buat tulisan kece…semuanya kece..Motoin aku juga kece selalu.
Iyeeeee… Indra Pradya Kalo ngetrip kalem orangnya…. kalem banget sampai pengen nangis melihatnya saking ibanya hahahaha…
IItu ada tripod gorila mejeng di fotonya, keren….
Itu kamera teman yang sedang bikin time lapse, Mas Adi. Terima kasih atas pujiannya
Aduhhh uniii keren banget mupeng ngambek gak diajaakk
Suasananya lembang banget yaaak tp ini lebih tertata rapii, kereeen
Mbayangin kalau aku disanaaa, aamiinnn
Iya suasananya Lembang banget minus Gunung Kinabalu. Dan harus diakui tempat ini jauh banget lebih rapi dari Lembang. Terbit rasa iri waktu itu, Uni. Mereka serius banget menjual pariwisata Desa Dairy Farm ini. Tak jauh dari sana juga ada Kinabalu Park. Kawasan wisata terpadu
Seru amat ya TanEv. Kayaknya aku perlu nanjak Kinabalu nih
Iya Darius harus nanjak ke Kinabalu kalau sampai ke sini. Kemarin aku lihat yang akan naik itu kebanyakan bule dan juga sudah berumur. Sampai ngiri dibuatnya. Sementara aku tracking saja sudah ngos-ngosan
Tarimo kasi Uni Evi…ambo diajak jalan-jalan di Kinibalu. Urang gunung pasti naksir berat suasama pedesaan khas gunung. Salam sehat yo Uni…traveling dan menuliskannya bagi kami
Terima kasih Mbak Prih. Insya Allah jalan-jalan ke tempat indah seperti di Kinabalu Park ini membuat kita selalu sehat
wih.. sekilas emang mirip sama Scottish Highlands yak…
megah juga ya Gunung Kinabalu.. jadi pengen kesana juga..
Ayo mendaki Gunung Kinabalu Mas Andi
Terima kasih sudah sharing soal tempat ini, soalnya sebelumnya tidak tahu. Tempatnya dingin-dingin empuk ya, makin menyenangkan apabila bersama kawan-kawan yang seru. Foto-fotonya seperti biasa keren. Nanti kalau jalan bareng lagi, aku minta diajarin please
Terima kasih Kang. Kawasan dataran tinggi Ranau ini memang cantik habis. Mereka sering lho dijadikan latar belakang foto prewedding
Mau dong krem awet muda ala Mbak Evi hehehe
Pemandangannya cantik bangeeeet! Gunungnya dramatis amat ya, Mba Evi. Pengen euy ke Kinabalu. Kayak di Lembang gitu kali ya, cuma versi lebih keurus 😀
Gunung Kinabalu itu melancip atasnya, Mbak Ulu. Saat awan melingkar di pinggangnya pemandangan sungguh dramatis
Dari fotonya udah kebayang suasana sejuknya mba. Penasaran sama hot springnya kaya apa
Iya mudah-mudahan aku bisa datang lagi dan menikmati Hot Spring itu. Amin
kece dari tulisan juga foto.. huoo.. berasa lagi di sana beneran… palagi ditambah fotonya yang kek gt… huuhuhuhuh
Terima kasih Mas Uwan
aku pas nonton videonya, bang indra emang piawai sekali di depan kamera.
mbak ev pun shot foto gunung kinabalu pun apik, lensa tele ya itu mbak.
Indra termasuk jajaran manusia serba bisa. Otak kanannya kencang. Untuk foto Gunung Kinabalu itu lensa biasa kok, Ko, 24-105 ☺️
di Ranau ini ada sungai yg ikannya pintar pijit uni
Belum kesampaian dipijit ikan di Sabah. Mudah-mudahan suatu saat bisa balik, Babang
Kok lihat Cattle Dairy Farm jadi serasa suasana di New Zealand yah :)) Pemandangan gunungnya juga cakeeeep..
Regards,
Dee – heydeerahma.com
Iya Dee, makanya tempat ini sering disebut New Zealand nya Sabah. Hiu di kaki Gunung Kinabalu ini jadi salah satu alasan mengapa wisatawan beramai-ramai datang ke sini