Perak Tong Cave Temple – Travelog Indonesia ~ “Kalau di Ipoh bisa jalan-jalan kemana saja?” Ini adalah pertanyaan yang saya ajukan ketika keluarga besar suami merencanakan liburan bersama beberapa waktu lalu. Sebab dari daftar blog traveling yang pernah saya baca kebanyakan mengulas destinasi di Malaysia kalau tidak ke Malaka, Kuala Lumpur, ya Penang (Pulau Pinang).
Terus setelah seseorang memberi kuliah baru sadar ternyata di Ibu Kota Kerajaan Perak ini banyak yang bisa di lihat. Salah satunya Perak Tong Cave Temple Ipoh.
Lokasinya strategis. Berada di dalam perut Gunung Tasek yang dilalui Jalan Kuala Kangsar yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Pulau Pinang (Penang). Mulai dibangun tahun 1926 oleh sepasang suami-istri Chong Sen Yee dan Choong Chan Yoke yang datang dari Propinsi Jiao-Ling – China.
Setelah mendapat ijin dari Pemerintah Perak, 50 tahun kemudian pembangunannya baru dianggap selesai. Setelah pasangan ini wafat kuil gua ini diwariskan kepada anak mereka Chong Yin Chat.
Baca juga:
- Jelajah Malaysia : Tangerang, Batam, dan Johor Bahru
- Petualangan Keluarga Antara Kuala Lumpur dan Penang
- Foto Jembatan Darul Hana Kuching Sarawak
- Baca seluruh cerita perjalanan Malaysia di sini

Di Indonesia saya sudah banyak memasuki kuil atau klenteng. Namun belum pernah sekalipun memasuki kuil di dalam gua. “ Joe, serius ada klenteng di dalam gua?” Saya memastikan kepada kawan yang mengantar. Bayangan saya ada bangunan di dalam gua yang bentuknya menyerupai kleneng yang biasa saya temui di Indonesia. “Oh bukan. Di depan guanya memang ada bangunan seperti kuil tapi disambung oleh terowongan lalu kalian masuk ke dalam gunung.”
Saya membayangkan. Tapi imajinasi saya tidak sampai pada keterangan Joe. “Terowongan lalu naik ke atas gunung?” Ah Joe membuat Barbie bingung. Jadi lebih baik tak bertanya lagi, tunggu dan lihat sendiri nanti.
Dari tempat parkir saya melihat tiga bagunan kuil yang sepertinya jadi frame pembuka dan menempel pada gunung. “Itu belum seberapa. Nanti kalian akan masuk gua. Terus ada tangga-tanga yang harus didaki. Kalian akan melihat banyak patung, 40 patung, dan mural-mural suci kepercayaan Budha di dalam. Jangan lupa bawa air minum. Kalian akan melakukan aerobics yang keren.”
Si Joe tertawa-tawa melihat pada saya dan saya mulai deg-degan. Ingat tubuh yang mulai ringikih. “Duh mendaki tangga ya, say? Berapa jumlah anak tangganya, Joe?” Ia mengangkat bahu. “I am not sure. 1000 lebih mungkin”. Lah langsung pucat dong muka barbie!
Tapi tak boleh sebelum berperang. Perak Tong Cave Temple Ipoh here I come
Daftar Isi
Mendaki ke Perak Tong Cave Temple Ipoh
Memasuki mulut gua berupa ruangan lebar dengan kubah di atasnya, dinding batu berkaligrafi dan mural-mural bakti kepada sosok yang dihormati, perasaan takjub tak terhindarkan. Antara heran bahwa gua bisa jadi museum seni seperti itu dan kekaguman pada pengejewantahan iman yang tertancap dalam dada manusia.
Di tengah-tengahnya terdapat patung Budha Emas setinggi 12.8 meter, diapit patung-patung dewa di kiri-kanannya. Di depan altar menyala lilin warna-warni dan bunga-bunga segar tergeletak di atas di bawah kaki Sang Budha. Saya menengadah ke atas.
Ke langit-langit batu kapur yang seolah compang-camping. Entah karena dikeruk saat pembangunan kuil atau terbentuk secara alami. Apa pun itu luka-lukaan pada batu itu memancing beragam sensasi di dada. Antara kagum dan perasaan mistis.

Dari altar besar itu, ke sebelah kiri ada lorong yang akan membawa kita pada anak tangga yang melingkar-lingkar. Jumlahnya 385. Rasa ingin tahu membuat saya mengabaikan jumlahnya. Lagi pula tangga ini hanya untuk mencapai teras pertama.
Dari sana kita sudah bisa merasakan sensasi berada di atas gunung dan mengedar pandang pada hamparan Kota Ipoh di kejauhan. Mereka menyediakan tempat berteduh dan bangku-bangku untuk beristirahat di sini.
Trekking Penuh Keringat
Oh ya yang mau berwisata ke sini sebaiknya bersiap membawa pelindung karena sebagian besar melewati alam terbuka. Rentan panas dan hujan. Setidaknya membawa Payung Botol yang mudah diselipkan ke dalam atas
Perjalanan menelusuri Perak Tong Cave Tempel Ipoh ini mirip uji stamina keimanan yang dilakoni umat manusia. Menapak selangkah-demi selangkah. Berhenti sejenak mengamati segala rasa sakit untuk kemudian diteruskan lagi guna mencapai ketinggian.
Dari perhentian pertama saya sudah berkeringat hebat. Bunyi pukulan jantung seperti menempel di gendang telinga. Namun ada sesuatu di dalam diri yang tak mengijinkan saya berhenti. Bukan semata untuk menguji stamina, ada semacam rasa untuk memberi penghargaan pada diri sendiri jika tak mudah menyerah.
Lagi pula saya tidak harus berkompetisi dengan yang lebih kuat, yang meloncat-loncat naik tangga seolah membebani, saya hanya berkompetisi dengan diri sendiri.
Maju Terus Pantang Mundur!
Maka dari teras pertama di kuil Gua Ipoh ini saya membulatkan tekat meneruskan perjalanan menyusuri Gunung Tasek. Melangkah satu persatu tangga semen dan berhenti sejenak di teras-teras yang disediakan.
Pada sebuah teras yang cukup lebar jalur akan bersimpang. Tapi jalur manapun yang dipilih pada akhirnya kita akan bertemu dengan Altar Dewi Kwan Im, altar tertinggi untuk turis di Perak Tong Cave Tempel Ipoh ini.
Sebab menurut informasi dari sesama wisatawan, ada altar lebih tinggi lagi namun turis memang hanya diijinkan sampai di altar dewi kebaikan.
Perasaan suka pada diri sendiri akhirnya muncul sesaat menjejak kaki di altar Dewi Kwan Im. Sayangnya terlalu banyak orang di sana. Pemandangan ke kota Ipoh juga tidak terlalu bagus. Hanya terlihat kota industri dengan pabrik-pabrik dan gedung-gedung.
Terakhir
Lima menit kemudian saya pun turun. Sadar bahwa mencapai puncak keinginan hanya separuh dari keberhasilan. Stamina saya akan diuji lagi dalam perjalanan turun. Kali ini bersama kekuatan dengkul. Perak Tong Cave Temple Ipoh ini setidaknya sudah memberi saya satu pelajaran.
42 comments
mirip-mirip batu cave ya uni, tapi batu cave lebih syerem dikit
Banget Mad. Kalau batuk Cave pertukaran udara nya sepertinya kurang lancar jadi ada bau bau apek sedikit. Kalau disini pertukaran udara nya lancar jadi walaupun di dalam gua udara lebih segar 🙂
Luar biasa ya Uni kuilnya, di dalam gua bisa sebagus itu
Iya bagus banget Mbak Uniek. Bikin mulut menganga 🙂
Baru tau di ipoh ada beginian, kapan lalu cuman singgah makan saat mau ke penang
Nah kalau saya cari dari blog perjalanan Indonesia, kuil gua Perak Tong ini sepertinya sering terlewat, Kak Cum 🙂
Baru lihat tangganya aja kayaknya capek mbak 🙂 tapi sebanding dengan view nya bisa lihat kotanya
Kalau hendak mencapai keindahan harus melalui berbagai kesulitan dulu, tangga-tangga di Kuil Gua Perak Tong ini cocok banget analoginya, Mbak Haney 🙂
Loh di sini tante Evi bisa sampai puncak. Ahh brarti yang di Gunung Anak Krakatau kemarin sepertinya kudu ada orang yang terus maksa-maksain naik deh hahaha. Jalur naik ini jadi inget momen pas naik ratusan anak tangga di Batu Cave 🙂
Kalau di sini aku ada yang menemani selangkah demi selangkah, Lim. Sebab hanya dengan cara itu aku bisa sampai ke ketinggian. Staminanya aku tak bisa digeber tapi sanggup bertahan lama. Nah kalau jalan bersama kalian aku kan gak bisa seperti itu. Waktu di Krakatau comtohnua, sekalipun Halim dan teman lain mau menemani, yang gak enak akunya karena memperlambat orang lain. Jadi ya lebih baik gak usah menyusahkan orang lain..
Nah di Batu Cave aku juga sanggup naik sampai ke atas loh, Lim. Resepnya ya itu tadi. Satu demi satu anak tangga. Naik dua istirahat lima menit hahaha…
mba, yakin itu jumlah tangganya? biasanya tiapp org beda itungan..
akuh nganga liat foto2nya.. keren pisan temptnyaaaa
Mbak Eda nanti aku kasih tissue yak hahahaha..
Iya saya juga gak habis-habis mengagumi selama menyusuri tempat itu Mbak. Kalau pun ada yang menghentikan saya, itu cuma kelelahan 🙂
Kagum dengan pemandangan dan betapa banyak kebaikan yang sudah mereka (pasangan suami-istri itu) tebar. Selain perjuangan membangun di dalam gua ini sendiri sudah sangat hebat, menyediakan tempat mengamati pemandangan bagi semua orang dari seluruh dunia kan kebaikan yang besar banget ya. Keren keindahannya, berasa luas begitu :hehe. Yah meski kotanya banyak pabrik seperti yang dibilang di sini sih, tapi lumayan puaslah bisa mengamati keindahannya, terutama setelah kelelahan mendaki :hehe.
Tempat yang bagus!
Menurutku juga begitu, Gara. Selain menyediakan tempat ibadah bagi penganutnya jadi tempat wisata yang menyenangkan bagi turis. Jadi pahalanya dobel karena masuk ke tempat ini tidak dipungut biaya 🙂
Keren ya tempatnya,jadi pengen kesana.
Banget Mbak Hermini. Amin. Insya Allah sampai Mbak 🙂
Senang melihat pemandangannya.
Btw, Kuil ini sperti halnya masjid di Tuban ya, Mbak. Sama2 di dalam perut bumi.
Wah di Tuban ada Masjid dalam Gua? Aku baru tahu sekarang. Jadi pengen juga ke sana. Thanks infonya, Mbak Idah 🙂
ah.. jadi pengen kesana… 🙁
Yuuk mari kita berangkat, Bang Ginting..:)
Prok prok kuat mendaki… Terbayar pemandangan indah dan penghayatan penghargaan keragaman keyakinan dan budaya ya Uni Evi. Foto fotonya kereeen
Walau bagi orang lain biasa-biasa saja, saya meresa puas berhasil mencapai alter tertinggi yang diijinkan, Mbak Prih. Hehehhe
uji nyali naik anak tangga biasanya saya kuat mbak evi, tapi pulangnya langsung lemes 🙂
Hahaha..Pulangnya enteng-enteng berhadiah gitu Mbak Lia. Napas tak mesti tersengal tapi butuh dengkul yang kuat
Bagus, Bu Evi 😀
Pengen kesana banget nih jadinya, tp kudu tunggu si adek gedean dikit 🙂
Iya kalau jalan agak jauhan mesti nunggu anak-anak agak besar dikit Mbak Ye..Kalau gak bakalan capek banget di jalan 🙂
Tangganya itu solusi banget buat yang pernah olah raga ya Mba Evi, bikin pembakaran lemak pastinya hihihi
Iya Mbak Ani. Kalau tempatnya dekat rumah asyik ini buat trekking seminggu sekali 🙂
Mbak Evi, salut kepadamu. Saya belum tentu kuat, karena mungkin keinginannya tidak sekuat Mbak Evi..hihii dengkul lemes kalau sudah gitu.
Tapi memang keinginan harus dibarengi dengan niat yang besar ya, Mba
Hahaha..Ini mungkin juga semacam pembuktian diri, Mbak Astin..Thanks ya Mbak….
Yang benar Un, lebih dr 1000 anak tangga?
Fotonya keren2, saya belum pernah ke tempat ini 🙁
Kalau dijumlahkan seluruhnya, dari bawah sampau puncak, saya kira sih, ada Pakded 🙂
Waah keren banget mbak. Ini Batu Cave tapi versi chinesenya ya hihi. Yang Batu Cave Selangor ada kuil di gua tapi untuk peribadatan agama hindu yang dikelola orang-orang Tamil India. Nah yang ini malah Chinesenya, jadi penasaran. Uniknya Malaysia.
Ternyata Bhineka Tunggal Ika tak hanya diterapkan di Indonesia ya Mbak Lina. Kental juga kental persamaan dalam perbedaan mereka 🙂
Ya ampuuun ini bagus bangeeeetttttt. Aku harus ke sana! Si bule kelambu lagi di Ipoh, mereka suka Ipoh, dan ternyata Ipoh menyimpan pesona sedemikian cakepnya wow!
Ayo susul sibule kelambu Mas Yan. Dan benar Ipoh ternyata cukup eksotis untuk dijelajahi. Baik budaya maupun kulinernya 🙂
Keren sekali ya uni, kuilnya dan pemandangan dari atas bukit itu. Semangat suami istri itu membangun kuil pantas diacungin jempol.
Iya Pak Alris. Mereka meninggalkan warisan berharga bukan hanya untuk anaknya tapi juga umat Budha 🙂
Berkali kali ke negeri tetangga belom kesampean kesini, baru sampe kek lok si temple doang.
Btw, ngeliat trek yang dilalui kok berasa di gua kristal di Labuan bajo ya hihi.
Nexttime mau kesiniii ah~.
Maksudnya Gua Batu Cermin ya Tari? Kurang lebih mirip. Bedanya Perak Tong sudah dipercantik bukan gua alami lagi seperti Gua Batu Cermin 🙂
keren banget mbak yach…itu yang di altar pertama…lantainya marmer mbak yach…biar cahaya dari surga itu memang oke…
Iya itu lantai marmer Bli Budi. Tempatnya memang menakjubkan hehehe…