Perkenalan saya dengan teman-teman Aliansi Organis Indonesia (AOI) membuka banyak wawasan. Kegiatan advokasi masyarakat mereka banyak. Yang paling menarik bagi saya mengikuti di sektor pertanian organik. Walau lahir di kampung, saya bukan anak petani. Jadi jalan bersama teman-teman di AOI jadi tahu sedikit apa yang disebut pertanian organik beserta suka-dukanya. Dan yang paling menyenangkan adalah sering bersinggungan dengan produk pertanian eksotis. Salah satunya Beras Adan Krayan.
Pada Bogor Organic Fair 2 (9-10 Juni), saya kembali menemukan Beras Adan Krayan. Tahun lalu berjumpa dalam OGH yang diadakan oleh Komunitas Organik Indonesia bersama AOI. Kedatangan kami di standnya WWF Kalimantan di BOF 2 berbuah dengan belanja beras Adan Krayan hitam dan merah.
Asal usul
Beras Adan Krayan berasal dari tanaman padi yang tumbuh dataran tinggi Borneo (Krayan), Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Ditanam dengan sistem pertanian organik yang menerapkan kearifan lokal. Tepatnya pola pertanian mengikuti adat masyarakat Krayan. Contohnya dalam mengolah sawah patokan harus mengikuti siklus alam. Lahan pertanian digarap bergilir yang disesuaikan dengan lokasi, musim dan diatur oleh adat.
Baca juga  PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK
Setiap lahan sawah Padi Adan hanya digarap sekali setahun. Waktu yang dibutuhkan sejak persemaian benih hingga panen sekitar empat-lima bulan. Setelah itu lahan dibiarkan menganggur. Dalam masa tidak aktif ini terjadilah proses penyuburan tanah secara alami. Dimana air yang mengalir dari pegunungan mengendapkan unsur haranya, membusukan gulma dan sisa pasca panen. Ditambah lagi selama istirahat tersebut petani memasukan kerbau untuk berkubang di sawah. Hasil injakan kaki kerbau dan hewan ternak lainnya menggemburkan tanah. Kotoran mereka juga ikut mempersubur tanaman.
Sertifikasi Indikasi Geografis Untuk Beras Adan Krayan
Beras Adan adalah warisan budaya dari pertanian Masyarakat Krayan. Ini bibit lokal. Rasa nasi dari beras ini enak . Kalau sedang dimasak semerbak harum bisa kemana-mana.
Untunglah pemerintah cepat sadar bahwa kekayaan ini perlu dilindungi secara hukum. Melalui nota kesepakatan antara Kementrian Pertanian, Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Hukum dan Ham, sekarang beras Adan Krayan diberi sertifikat Indikasi Geografis.
IG (Indikasi Geografis) adalah bentuk perlindungan hukum terhadap produk unggulan yang dikembangkan secara khusus oleh kelompok masyarakat seperti di Krayan ini.
WWF Green and Fair Trade
Pada tiap kemasan beras Adan terlihat ada tulisan WWF Green and Fair Trade (GFT). Rupanya ini penanda bahwa WWF terlibat dalam inisiatif pengakuan Indikasi Geografis. Saya bertanya pada Mbak yang menjaga stand. Rupanya kelompok petani penghasil beras dataran Borneo ini memang binaan WWF.
Baca juga Laisser Faire Aren Indonesia
Mengenai GFT sendiri, ini adalah produk yang dihasilkan atau dibudidayakan secara alami dan berkelanjutan. Dilakukan kelompok masyarakat dengan mengedepankan tradisi dan pranata adat. Serta tentu saja di pasarkan dengan harga yang adil dan mempertimbangkan nilai produk tersebut. Oh pantas harganya Rp. 25.000/Kg 🙂
Keunggulan Beras Organik Krayan
Mengapa saya kembali membeli beras organik ini? Terselip niat membantu mengembangkan pertanian sawah organik yang telah dilakukan masyarakat Adat Krayan.
Alasan lain tentu faktor kesehatan. Adan Krayan varitas hitam yang saya beli, sesuai tulisan dikemasannya, mempunyai serat yang halus dengan aroma dan cita rasa unik. Kadar mineral Calsium (CA), fosfor (F), dan beri (Fe) melewati beras hitam standar. Kadar lemak rendah dengan protein tinggi (9.3%).
Diproduksi oleh : Kelompok Tani Beras Adan Krayan
Di Bebuduk Kubul, Tang Paye’, Long Api,
Pa’ Kebuan dan Terang Baru,
Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
Indonesia.
Menarik ya teman-teman? 🙂
Salam,