Sayur turubuk merupakan salah satu Kuliner Indonesia yang sangat khas.Bentuknya seperti pohon tebu.
Teman pernah mendengar atau makan sayur bernama endog tebu atau telur tebu? Tapi nama asli tumbuhan ini adalah Turubuk (Saccharum edule Hasskarl), sejenis tebu-tebuan yang masuk ke dalam famili Graminae. Seperti halnya tebu, batangnya beruas-ruas dengan warna coklat kemerahan. Kalau dimakan batang itu  juga manis seperti tebu. Nah dinamakan  telur tebu karena yang dikonsumsi adalah umbut mudanya, atau ujung pucuk yang kalau dikelurkan dari  kelobotnya (pelepah). Bntuknya mirip telur ikan. Itu lah mengapa disebut endog tebu. Warnanya putih bersemu kuning kehijauan.
Sayur turubuk populer sebagai makanan kampung. Minimal tuan rumah dimana saya mencicipi pertama kali menyebutnya demikian. Namun saya bersaksi saudara-saudara bahwa rasa sayur terubuk itu jauh dari kampungan.
Pertemuan pertama dengannya terjadi sekitar sebulan yang lalu. Seperti biasa saat menemani suami mblusuk ke dusun dalam urusan bisnis. Padahal sering bolak-balik ke kampung itu namun baru kali itu disuguhi hidangan eksotik ini. Ketika saya tanyakan kenapa gak disuguhi dari dulu, sang tuan rumah menjawab dengan tertawa  ” Namanya juga sayur kampung, takut ibu tak suka ..”  ( Masya Allah andai saja dirimu tahu bahwa sekarang aku takut makan sayur kota :))
Cara Memasak Turubuk
Tapi ya sudah karena saya suka rasa turubuk, minta diperlihatkan tempat tumbuhnya dan cara memasak.
Habis sarapan saya langsung diperlihatkan pada rerimbunan batang terubuk yang tumbuh di tebing, di bawah pohon dan pematang sawah. Dari jauh mirip ilalang. Tapi begitu di dekati baru jelas kalau terubuk itu saudara dekat dengan tebu.
Baca juga  Sayur Rambanan Khas Bali
Cara menanam terbuk ternyata  semudah menanam singkong. Potong-potong batangnya kurang lebih empat ruas, langsung ditancapkan di tanah. Nanti buku2 itu akan bertunas sampai 4-5 batang, tunggu 5 bulan, terubuk siap dipanen telurnya.
Terubuk bisa diolah untuk berbagai hidangan. Dibikin lodeh, campuran sayur asem, ditumis atau bahkan dibikir sayur bening juga enak.
Dan rupanya orang Betawi sudah lama mengenal turubuk dengan adanya Sayur Besan dalam budaya mereka. Sayur yang dihidangkan khusus saat melamar, dirumah sang calon mempelai puteri untuk menyambut calon besan mereka. Â Dan terubuk yang diperkenan kepada saya dengan cara di bakar.
Resep turubuk yang diperkenalkan kepada saya ternyata sangat sederhana. Begitu pun cara masak.
Bersihkan kelobot yang tua dan terkena tanah. Potong batang dari ujung ke ujung, sehingga yang tinggal bagian umbut atau telur. Langsung bakar di atas arang. Cukup 3 menit karena umbut dasarnya sudah lembut.
Aroma turubuk bakar ini enak sekali.
Terubuk bakar itu paling enak dimakan dengan sambel terasi.
Sayur Besan
Seperti sudah disinggung di atas, sayur terubuk berfungsi adat dalam budaya betawi. Karena saya juga dibekali oleh-oleh, di rumah terubuk tersebut saya buat sayur besan. Resep sayur Besan bisa di-search di internet.
Sayur Lilin di Tentena Poso – Updated
Ternyata sayur turubuk tak hanya monopoli orang Betawi dengan sayur besannya. Perjalanan Travel Blog Evi Indrawanto ke Tentena – Poso – Sulawesi Tengah baru-baru ini kembali mempertemukannya dengan turubuk. Nah di Tentena – Poso disebutnya Sayur Lilin.
Kenapa diberi nama sayur lilin? Seperti teman-teman tahu, di Poso masyarakatnya mayoritas beragama kristen. Dalam ritual adat dan ibadah mereka banyak menggunakan lilin. Karena lilin lambang dari Kristus sebagai penerang dunia.
Di samping tentu karena bentuk telur tebu ini memang memanjang. Warnanya putih menyerupai lilin. Itu lah mengapa sayur turubuk di Tentena Poso mereka namakan Sayur Lilin.
Salam,
73 comments
saya orang tasikmalaya jawa barat dan saya sangat suka sama turubuk. Tapi saya heran teman-teman saya gak bangak yang tahu tentang turubuk. Meskipun menurutku daerahku masih kampung. Juga di pasar, yang jual cuma satu dua orang yang dagang. Itu juga subuh sampai pagi udah abis.
Ya mungkin karena keeksotisannya jadi gak banyak yang tahu…
Kalau orang sudah ngeh betapa enaknya sayur terubuk, pasti akan ramai-ramai nanem Mas Topan…:)
untuk mb2 mas2…jika penasaran dengan pohon yg satu ini..silahkan smuanya jalan2 ke daerah pangkalan,loji karawang..tepatnya daerah loji yang mengarah keselatan..yang akan menuju cianjur…di daerah situ banyak yang mnanam pohon terubuk…
Makasih atas informasinya Mas atau Mbak 🙂
terubuk/telur tebu ini juga sangat dasyat di pepes dgn bumbu bali, saya beberapa kali membuatnya, dan kata teman2 sangat dasyat rasanya,,telur tebu memang maknyos,,,
Wah enak ya dipepes? Nanti mau coba ah. Makasih atas sarannya Sob 🙂
terus terang saya penasaran dengan rasanya, kira2 apa manis juga seperti tebu, dan bener2 baru denger, hampir sejenis dengan sayur debog (batang pisang)
trims infonya, nambah satu lagi daftar kuliner eksotis
Rasanya tidak manis seperti tebu. Dan tidak sama juga dengan gedebong pisang. Sayangnya saya tak bisa menggambarkan rasa terubuk selain enak
Kayaknya makanan yang jarang ditemui diperkotaan ya…
=================
Sayur terubuk tampaknya emang tak umum di kota Pak..Nyari bahannya kali yang susah. Tapi di Pasar Segar Bintaro banyak yang jual 🙂
Kalau untuk Jakarta setahu saya terubuk ini banyak didatangkan dari Sukabumi dan Bogor.
FYI, buat yang penasaran silahkan ke pasar Ciputat di pagi hari biasanya ada yang menjual terubuk di deket los jualan pisang, di pinggir jalan kok.
Terima kasih atas tambahan infonya Alris..Jadi kalau ada yang mau beli terubuk, silahkan cari di Pasar Ciputat ya 🙂
pengen makan ini tapi di tempat Hani nggak ada huwaaaaaaaaaa
Di Betawi juga sudah susah kok Han..:)
Siang-siang begini kayaknya ngiler juga, melihat tampilan sayur terubuknya si UNI 🙂
Hahaha..Itu santannya terlalu pekat Pak Ded..Cuma sesekalinya saya bikin sayur besan..ribet soalnya. Selanjutnya dapat terubuk lagi saya bakar saja pakai microwave, eh lebih enak ternyata..
Tante, aku jd penasaran suka mblusukan kemana toh? masih ada dandang (langseng kalao kata orang sunda mah) dan tungku begitu, jadi ingat kampung nenek 😀
yah, dikampung-kampung di jateng dan jabar, kalau nengok ke dalam dapur, bentuk tungku dan langsennya seperti ini semua Teh..:)
dua2nya belum pernah mencicipi nih..baru dengar eh baca saja tentang terubuk & sayur besan ini, jadi pengen nyobain juga nih… hm, moga2 suatu saat ketemu sayur2 itu ah.. 🙂
Insya Allah ketemu Mb Mechta…
Trimakasih atas infonya,saya dikasih teman bibitnya akan mencoba menanamnya,saya pacarli dari bandung
Semoga berhasil dengan tanaman Terubuk nya Pak Charli 🙂
Aku belum pernah makan terubuk… nama sayur besan pun baru tau sekarang 😀
sayur besan buatan Evi itu dr gambarnya saja sudah keliatan lezatnya 🙂
terubuk di sumatera nama ikan khan ya Vi ?
salam
kalo pohon tebu saya tahu Mbak, tapi nama terubuk saya baru tahu neh? Terubuk dibakar tersu dimakan dengan sambel terasi…sptnya maknyuuss tuh.
Oia, nama sayur besan itu..baru juga buat saya. Kalau di desa saya besan itu ya ortunya sang menantu..
Aku juga suka banget sama terubuk. Tapi kok nggak tahu ya kalau ternyata terubuk bisa dimakan dengan cara dibakar seperti itu..
Wah,, info baru nih..
Terubuk yang dibakar ini rasanya lebih asli Mbak Dani..Gak nyampur2 dengan bumbu. Bahkan enak juga digadoin begitu saja sebagai cemilan..:)
waaaaaaaaaaahhh gmn rasanya tuch sob……. makhlu ga pernah hehehehehehe
Salam persahabatan sll dr MENONE
Unik saja MENONE..Gak sampai ekstrim sih..:)
baru dengar tentang terubuk…ternyata tampilan menunya juga sangat menggoda , apalagi kalau disantap…. 🙂
Konon menurut yang makan, sayur besan bikinan saya emang enak Pak Hari hehehe…
bukane glagah itu ya..?
baru denger istilah terubuk
Sepintas batangnya emang mirip rumput glagah Mas Eko..Tapi ini terubuk, saudaranya tebu..:)
hmmm…sayur besannya kayaknya uenak bund…
dimaem bareng nasi anget plus ikan asin..
makin muanteb y…:)
Hahaha..Benaran, ditambah ikan gabus goreng, mantaff tenan Mbak Irma 🙂
belum pernah nih makan terubuk ini…
penasaran juga seperti apa rasanya…
Nah mudah2an sesekali nanti ketemu di pasar Mbak Niken..:)
wah udah lupa kapan terakhir kali makan sayur terubuk ini…
Sekarang di tempat tinggal yang baru susah pasti ngedapetinnya Kang..Kalau di kampung yang masih rimbun oleh pepohonan dan di lereng gunung saya lihat banyak sekali…
di tempat tinggal sekarang jangankan terubuk bu Ev, tebu yang biasa aja udah gak ada….
menggiurkan dan mengundang selera….
Begitu lah adanya Jo 🙂
Wah sadaf bener jeng. terus terang saya belum pernah makan menu ini.
Kayaknya pwrlu dicari dan dicoba nich
terima kasih atas infonya yang menarik
Salam hangat dari Surabaya
kalau pakde aja yang jam terbangnya lebih banyak blom tau jenis terubuk ini, saya tak perlu minder dong klo gitu yah 😀
Hahaha..Iya Mbak Niq, ngapain lagi pakai minder..
Kalau di Jombang pastinya banyak Pakde..Disana juga ada kebun tebu kan..Nah kalau dekat kebun tebu pasti ada juga sepupunya tebu ini, alias terubuk 🙂
wah memang enak kalau dimasak gulai gini.. jadi kangen sama masakan ibu saya.. hiks…
Hehehe..Habis jangan lupa telepon ibu, bilang padanya bahwa dirimu kangen pada masakannya Bro. Bw, beliau masih ada kan ya?
Belum pernah melihat langsung Uni Evi, kekayaan alam yang tersedia bagi kita ya, Trimakasih berbagi informasi dan inspirasi makin mencintai alam srkitar. salam
Mbak Prih, gara-gara sudah kenal terubuk sekarang kalau melihat rumput liar agak besar langsung melihat ke kakinya, kali aja mirip tebu hehehe..Nah kalau mirip tebu pasti akan kutebang untuk dibawa pulang…Sama2 Mbak Prih, terima kasih kembali 🙂
mirip bambu muda ya bun
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Evi…
Masya Allah, pertama kali membaca tajuk posting mbak “terubuk bakar” terbayang di mata saya terubuk itu adalah ikan yang banyak terdapat di perairan Sarawak dan Sabah. Namanya ikan Terubuk. dan ikan ini enaknya dibakar kerana kesedapan isinya tetapi banyak tulang.
Setelah membacanya sehingga selesai, barulah saya faham terubuk di sana adalah sejenis tumbuhan serupa tebu. Saya biasa menemui tumbuhan ini di pasar basah dan dijual oleh orang Cina, tetapi saya tidak pula tertarik dengannya sehingga tulisan mbak ini dibaca.
Saya harap esok, pasar tamu akan saya cari tebu ini untuk saya rasai keenakannya apabila dibakar. Terima kasih mbak Evi… ternyata banyak sekali kita berkongsi makanan dalam dua negara berjiran. Kita juga kan serumpun, mbak dan buminya juga satu. Allahu Akebar.
Salam sayang selalu buat mbak Evi. Selamt berlibur di penghujung pekan. 😀
Waalaikumsalam Mbak Siti yang baik 🙂
Hahaha..Terubuk emang populer sebagai nama ikan ya…Di Minangkabau juga ada ikan terubuk, dikeringkan, terus dibakar untuk bikin sambel..Kayaknya fungsi ikan terubuk di Sarawak juga gitu ya Mbak, untuk bikin sambel, menggantikan terasi atau belacan..
Yang saya ceritakan ini terubuk pohon, pasti di Sarikei juga ada Mbak..Wong ini endemik melayu hehehehe…Yah kita bangsa serumpun Mbak Siti, nenek moyang kita dulu kakak-adik, maka budayanya jadi mirip. Semoga ketemu dengan terubuknya ya dan nanti kalau sudah dibuat gulai jangan lupa di posting..:)
wah, saya baru tau makanan ini, tapi kalo dilihat2 mirip sama rebung (tunas bambu yg masih muda) ya…:)
Agak berbeda sih dikit dari rebung Mbak..Walau yg dimakan sama2 tunas muda. Rebung kan dari bambu, kalau ini dari tanaman rumput2an mirip tebu 🙂
saya kira masakan dari “besan” oalah bukan toh hehe
Mas Jay, itu sayur untuk menyambut besan, bukan dari besan 🙂
Kalau yg ini kayaknya nggak ada di daerah saya Bu…
Tumbuhan maupun sayuran seperti itu belum pernah lihat
Mungkin adanya di dataran tinggi kali ya Paj Mars…Atau karena gak dimakan penduduk, kurang disadari saja kehadirannya..
waaaa kaya nya enak yaaa.. 😀
Yakin! Emang enak Dea hehe..
mauuuu…..
biasanya si teteh yg asli serpong suka bawain kalo lagi ada hajatan, mba..
duh mantep rasanya
Nah jadi di sekitar Serpong msh ada tanaman terubuk mbk Hilsya…Nanti mau pasang mata dipasar, kali2 aja nanti bersiribok dngnya 🙂
Di tempat saya di sukabumi pelabuhanratu banyak sekali tanaman terubuk, memang enak sekali rasanya. Bulan ini lagi musimnya.saya selalu bawa kalau ke tmpt keluarga di jakarta.
Iya saya juga dapat banyak Terubuk dari Sukabumi. Enak banget. Bakar saja di kompor dan tidak usah dikasih bumbu apa-apa lagi 🙂
Saya baru tahu sayuran ini Mba Evi. Jadi penasarn nih gimana rasanya, kayaknya sih enak ya.
Pohonnya mirip banget sama tebu gula Mba.
Saya belum pernah nyicip, kelihatannya sedap berkuah pedas begitu Mbak Vi. 🙂
Sayur besan bikinanku emang lumayan Mb Lia. Enak jg buat makan lontong pagi2 yg beli jd di pasar hehe..Tks ya Mbak…
wah saya belum pernah makan ini … didaerah saya sepertinya tidak ada masakan seperti ini … 🙂
Telur tebu ini kayaknya gak dikenal di semua daerah deh Mas Hindri. Pasti berkaitan dng endemik tanaman terubuknya 🙂
pertama kumakan dikondangan putrinya teman ni…
enak.. sampai malu2in kami nambah he..he..
sudah kutulis juga, katanya ini sayuran prestis karena harganya cukup mahal …, tapi pohonnya sih belum pernah lihat
Kalau aku jg akan melakukam hal serupa Mb Mon, nambah kalo dusuguhi sayur besan. Kalo dibawa ke kota ini pasti jd sayur mahal, selain tak dibudidayakan secara khusus, nunggunya jg lbh lama ketimbang bayam ato kangkung 🙂
Sebenarnya saya sudah lama tau telur tebu itu, saat teman saya membelinya dari penduduk sekitar puskesmas saya. Tetapi saya belum pernah memakannya karena dalam keluarga saya sepertinya belum kenal dengan tanaman ini.
Sdh begitu dekat dng telur tebu, bsk beli Mb Akin. Karena dibakar saja untuk melembekan enak, dia pasti juga pasti enak disayur apa saja..Eh dr browsing, ternya ini sayur langka lho mbak, gak bakal nemu kalo dicari di pasar…:)