Dalam program aktivitas Sustainable Mining Newmont Bootcamp Batch 5, kami dibawa mengeksplorasi destinasi Wisata Sumbawa Barat. Di tempat wisata lingkar tambang ini untuk memperlihatkan potensi di tiga kecamatan (Sekongkang, Maluk, dan Kertasari), dimana PT NNT beroperasi. Rekomendasi wisatanya – Pantai Rantung – Hutan Wisata Lawar – Pantai Lawar – Pantai Benete – Pantai Maluk – Pantai Poto Batu – Pantai Kertasari –
Dengan terbukanya berbagai akses infrastruktur dan informasi diharapkan KSB mampu membangkit ekowisata berbasis masyarakat. Aktivitas wisata seperti ini bisa dijadikan sumber pendapatan untuk menyokong pengembangan masyarakat lokal.
Selain ekowisata berbasis masyarakat memungkinkan warga memiliki kontrol dan keterlibatan yang dalam atas pengembangan pariwisata di tempat mereka. Begitu pun ekowisata berbasis masyarakat tidak hanya mendorong tanggung jawab kolektif dalam pemanfaatan sumber daya yang ada, tetapi juga mencakup inisiatif dari para individu untuk memajukan kehidupan dalam berbagai aspek.
Dengan bentuk ekowisata diharapkan warga setempat mampu berbagi lingkungan dan cara hidup mereka kepada pengunjung. Sambil meningkatkan pendapatan daerah dan membangun ekonomi lokal mereka tetap mempertahankan cara hidup dan budaya.
Berikut 7 destinasi wisata Sumbawa Barat yang direkomensikan Travel Blog Indonesia ini. Ada banyak alasan mengapa wisatawan harus datang ke Kabupaten Sumbawa Barat ini.
Destinasi Wisata Sumbawa Barat – Pantai Rantung
Rekomendasi pertama destinawasi wisata Sumbawa Barat adalah Pantai Rantung. Terletak di Sekongkang Bawah. Karena ombaknya cukup tinggi, Rantung, mostly dijadikan spot berselancar.
Namun Pantai Rantung di beberapa tempat cukup landai. Datang lah di pagi atau sore hari waktu ideal. Karena siang hari, terik mentari cukup penyengat.
Memang surfing bukan satu-satunya aktivitas wisata di Pantai Rantung. Hamparan pasir putih di sepanjang bibir pantai adalah tempat ideal menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta.
Dan memang wisatawan lokal umumnya mengunjungi Pantai Rantung untuk menikmati pasir putih dengan air laut biru cenderung ke hijau tosca ini.
Dan yang paling menarik adalah sunset-nya. Sesaat matahari perlahan merambat ke bawah laut semburat merah yang tertinggal membuat mata tak berkedip. Alunan pujian halus kepada Sang Pencipta pun membahana memenuhi jiwa. Dan tak heran pula bila banyak fotografer nongkrong di sini menuggu senja habis dan gelap perlahan merayap ke atas langit.
Sekalipun berada di daerah terpencil bukan berarti Pantai Rantung kurang dikenal. Terlihat satu cottages yang tampak indah dari kejauhan. Begitu pun saat itu kami dibawa merapat ke sebuah resto atau café yang langsung menghadap ke Selat Alas. Banyak pengunjung
Beberapa wisatawan berkulit putih tampak bolak-balik dengan papan selancar mereka. Ya tempat ini dikenal sebagai salah satu area surfing terbaik di Sumbawa. Tidak salah memang karena dengan ombak yang bergulung-gulung mirip Yoyo ideal sangat sebagai area surfing.
Cara Menuju Pantai Rantung
Jalan menuju Pantai Rantung ini menurut saya agak ruwet dan berliku. Kami berangkat dari kawasan Batu Hijau, melintasi Jalan Raya Sekongkang yang penuh kelokan sebelum masuk ke Jalan Raya Rantung.
Namun Sahabat Traveler yang berangkat dari Mataram bisa menggunakan Bus DAMRI dengan tujuan akhir terminal Maluk atau Sekongkang. Perlu sedikit kehati-hatian bila mengendarai kendaraan sendiri. Selain jalannya turun-naik dan berliku tidak tersedia petunjuk arah yang memadai. Jadi gunakan filosofi “Malu bertanya sesat di jalan “. Banyak-banyak lah bertanya sebab di Peta Google nama Pantai Rantung belum tertulis.
Hutan Wisata Lawar
Masih di Kecamatan Sekongkang. Destinasi wisata Sumbawa Barat yang bisa dijadikan asset ekowisata berbasis masyarakat adalah. Namanya Hutan Wisata Lawar.
Hutan wisata Lawar dikelola oleh Yayasan Pengembangan Sumbawa Barat (YPSB), di bawah naungan CSR PT NNT. Di suatu siang yang terik kedatangan kami disambut oleh Pak Ifnanul Ma’wa dan Pak Taufik.
Yang menarik adalah wilayah seluas 13 Ha ini semula hendak dijadikan perumahan karyawan PT NNT. Karena satu dan lain hal tidak jadi. Maka pada tahun 2008 beralih konsep menjadi tempat wisata edukasi dengan menanam buah-buahan organik.
Sayang mereka tidak pernah berhasil panen karena selalu kalah cepat dengan para monyet. Lama-lama capek juga kan?! Akhirnya diputuskan mengembangkan potensi alam saja dengan menanam tanaman kayu dan menjadikan tempat ini sebagai hutan edukasi. Bibit pohon di datang dari Comunnty Development Center yang ada di Benete.
Terdapat lima jenis tanaman utama di Hutan Wisata Lawar ini seperti Mahoni, Jabon, Binong, Mindi yang dalam bahasa lokal disebut Kayu Dingin. Disebut kayu dingin karena mempunyai kandungan air yang tinggi. Kayunya dimanfaatkan penduduk untuk pagar pekarangan karena mudah dibelah dan hasil belahan lurus.
Sejak awal tahun 2015 Hutan Wisata Lawar membuka permainan outbound untuk umum. Sebagai penunjang terdapat permainan flying fox sepanjang 90 meter, spider net, jembatan gantung, spider bridge, dan jembatan keseimbangan. Saya menanyakan biaya masuk bagi umum. Namun menurut Pak Taufik kawasan ini belum dikomersilkan utuh karena masih bekerja sama dengan CSR PT NNT. Artinya untuk biaya masuk masih disubsidi. Begitu pun pengunjung harus membuat perjanjian terlebih dahulu.
Tentu saja teman-teman peserta Bootcamp Batch 5 tak menyia-nyiakan kesempatan meluapkan kegembiraan dengan mencoba semua fasilitas yang ada. Apa lagi permainan flying fox paling hampir semuanya mencoba. Saya tentu saja tidak. Bukan takut ketinggian tapi sayang dengkul sebab saya lihat perlu kekuatan dengkul untuk menahan gerak saat meluncur sampai ke ujung. Dari pada memberi benturan yang tak perlu mending saya ikut berbahagia saja saat mereka terpekik-pekik bergelantung pada seutas tali dan meluncur melewati lembah.
Pantai Lawar Pantai Tersembunyi Sumbawa Barat
Destinasi Wisata Sumbawa Barat berikut adalah Pantai Lawar. Bersebelahan dengan Hutan Wisata Lawar.
Berbeda dengan Pantai Rantung, Pantai Lawar sepertinya belum banyak terjamah tangan manusia. Sekalipun terlihat satu dua bangunan rumah, tapi tidak tersedia fasilitas apapun bagi wisatawan. Jalan masuk pun melalui kebun penduduk. Pantai begitu sunyi. Maka jangan berharap menemukan warung penjual minuman sekalipun sedang diserang dahaga karena panas yang luar biasa.
Yang menyedihkan adalah sampah-sampah bikinan manusia yang terhanyut ombak sampai di pantai. Entah siapa yang harus membersihkan, pikir saya.
Namun jangan sangsikan kecantikan Pantai Lawar. Dengan dua buah tebing yang mengapit dataran landai berpasir putih nan lembut, seluruh pesona dari air yang membiru terhampar tanpa malu-malu. Sebuah pesta bagi mata.
Teman-teman fotografer langsung naik ke atas tebing guna mendapatkan view yang lebih eksotis. Sementara yang ingin mengabadikan foto diri langsung berlari ke sebelah kanan. Di sana terdapat batu karang yang turun dari tebing dan terlihat seperti pilar. View di bawah pilar membuat foto jadi menakjubkan.
Saya berteduh di bawah pohon pandan berduri. Aksi mengambil foto terpaksa berhenti karena memory card sudah penuh namun malas mengambil cadangan yang tertinggal dalam bus. Panasnya benar-benar menggigit. Jadi memilih menikmati pemandangan saja sambil merasakan sapuan angin yang sesekali melebur udara panas di kulit.
Dan saya pikir duduk hening tanpa camera di tangan di tempat indah seperti ini kadang juga diperlukan. Malah saat melamun itu terpikir andai saja pantai-pantai di Kabupaten Sumbawa Barat lebih banyak dipromosikan kemudian dibangun infrastruktur, pasti lebih banyak menambang manfaat bagi masyarakat. Ketimbang dibiarkan menganggur seperti ini. mubazir.
Apa lagi jika ekowisata berbasis masyarakat sudah berjalan maka melestarikan ekosistem alam dan budaya bukan sebuah keniscayaan. Roda ekonomi berputar dan Pantai Lawar akan tetap indah seperti ini.
Pantai Benete
Pantai Benete yang aduhai
Begitu turun dari kapal Tenggara Satu yang berangkat dari Kayangan, di hari pertama ketibaan di kegiatan Newmont Bootcamp Batch 5, saya sudah terpesona oleh Pelabuhan Benete. Tapi sejujurnya saya sudah terpesona mulai dari Pelabuhan Kayangan dan melintas Selat Alas untuk tiba di Benete. Dengan air dan langit biru, sesekali bertemu atoll, lalu mendarat di dermaga yang khusus ditujukan bagi keperluan NNT, shutter camera saya tak berhenti berbunyi.
Laut di sekitar pelabuhan dan pantai Benete dulunya kaya oleh berbagai jenis terumbu karang dan ikan. Namun karena salah pengelolaan dimana para penangkap ikan menggunakan bahan-bahan peledak, Laut Benete kehilangan kehidupan di dalamnya.
Lalu apa hubungannya dengan NNT?
Nah untuk mengembalikan kehidupan di bawah laut Benete, sejak tahun 2004, Newmont membantu upaya pelestarian dengan membuat terumbu karang buatan yang disebut reef ball. Terumbu karang buatan ini berfungsi sebagai tulang penyangga bagi tumbuh kembangnya berbagai jenis larva karang (planula).
Teman-teman yang mempunya lisensi menyelam dalam kegiatan Bootcamp Batch 5 ini dibawa melihat langsung perkembangan karang-karang tersebut. Dari foto-foto yang mereka sharing di group saya tahu bahwa kegiatan membantu kelangsungan hidup nelayan yang bermukim disekitar pelabuhan Benete ini ternyata sukses. Itu juga alasan Laut Benete hendak dikembangkan sebagai destinasi wisata selam kelak.
Tapi Benete tak hanya sebagai pesiar bawah laut atau menyelam. Pantainya sendiri berbalut semua keindahan yang dibutuhkan wisatawan yang menyukai laut. Dengan kapal-kapal nelayan yang bersandar di pasir dengan latar belakang laut biru menimbulkan rasa tentram. Sekalipun hari sedang terik, belaian angin yang ditingkahi suara anak-anak membuat perasaan jadi melayang.
Tidak seperti di Pantai Lawar, Pantai Benete yang memang terletak di Desa Benete sudah memiliki fasilitas wisata lengkap. Di sini kami berkesempatan menikmati hidangan makan siang seafood rasa aduhai.
Pantai Maluk Tempat Pelepasan Tukik-Tukik Imut
Pantai Maluk terletak di Desa Maluk, Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat. Pantai ini dibangun oleh CSR NNT. Selain membenahi kawasan agar layak dikunjungi, berbagai fasilitas juga telah tersedia. Ada café dan rumah makan bertema daerah dan bangku-bangku yang disediakan untuk menikmati pandangan ke laut lepas.
Di bibir pantai membentang tanggul pencegah agar ombak tidak menggerus daratan. Beberapa orang anak sedang asyik berenang di laut saat kami sampai. Tak peduli panas yang sedang membakar, suara mereka hilang timbul diantara desir gelombang dan angin yang datang dari samudera.
Selain sebagai tempat plesiran di sini juga sedang berlangsung sebuah upaya konservasi penyu yang juga didukung oleh NNT. Seperti kita tahu jumlah penyu di laut lepas saat ini sedang dalam masa kritis akibat predator alaminya atau ulah manusia yang suka mengkonsumsi telurnya.
Jika Sobat Traveler berkunjung ke Maluk dan ingin melihat konservasi ini, selepas gerbang bertuliskan Pantai Maluk, bergerak lah ke arah kiri. Di sana bertemu sebuah bangunan dikelilingi kawat, di atasnya bertuliskan Maluk Turtle Consevation Centre. Di bawah bangunan ini terdapat empat bak kolam tukik (anak penyu) yang sedang berenang ria. Anak-anak penyu imut ini hasil penangkaran. Mereka akan dilepas usia sekitar 3-4 bulan.
Destinasi Wisata Sumbawa Barat – Pantai Poto Batu
Sisi kanan Pantai Poto Batu
Pantai Poto Batu terletak di Kecamatan Taliwang. Poto artinya ujung. Jadi Poto Batu maksudnya Ujung Batu. Sekalipun penduduk setempat mengenal akrab tempat ini, bagi kami Newmont Boothcamp Batch 5 ini penemuan tak sengaja. Gara-gara hendak menuju Desa Labuan Kertasari bus melewati jalan yang mepet sangat ke tepi laut.
Teman-teman yang semuanya memegang camera tentu saja tak membiarkan kesempatan dapat foto lansekap bagus seperti Pantai Poto Batu ini. Maka kasak-kusuk pun terjadi yang akhirnya membuat Pak Pengemudi menepikan busnya di sebuah perhentian.
Konon Pantai Poto Batu memiliki view sunset yang spektakuler. Karena kami datang di pagi hari tentu saja hanya melihat point of interest berupa seonggok batu karang besar menyerupai bukit dan berlubang di tengah.
Di puncak berkibar bendera merah-putih. Konon tempat ini dulunya dijadikan sebagai benteng pertahanan selama penjajahan itu lah mengapa Sang Saka Merah-Putih selalu terpancang di atasnya. Sesekali deburan ombak besar menghantam pinggangnya.
Poto Batu yang instagramable untuk foto narsis
Destinasi Wisata Sumbawa Barat, Pantai Poto Batu, namanya berasal dari bongkahan batu-batu karang hitam yang tersebar di bawah kaki bukit. Kalau diperhatikan seksama mereka tersusun seperti lantai batu berwarna hitam dengan ujung-ujung runcing. Tak jauh dari hamparan batu itu, di sebelah kanan pantai, terlihat genangan air kehijauan seperti rawa. Ternyata itu merupakan muara dari sungai-sungai yang mengalir dari Taliwang dan sekitarnya. Jadi tempat favorit bagi para penggemar memancing.
Pantai Kertasari-Destinasi Wisata Sumbawa Barat
Sebenarnya kunjungan kami ke Labuan Kertasari hendak menengok budidaya rumput laut yang merupakan mata pencarian utama penduduk desa ini. Mengenai ceritanya sendiri akan saya tulis di post lain. Sementara di sini saya hanya membahas bonusnya saja yakni jalan-jalan dan foto-foto cantik di Pantai Kertasari.
Untuk sampai di Kertasari memang butuh sedikit perjuangan. Untungnyanya sekalipun melewati jalan berliku sejauh 8 km dari kota Taliwang, jalannya sendiri sudah beraspal mulus. Sepanjang perjalanan mata pun terpuaskan oleh pemandangan rumah-rumah asli Sumbawa yang terbuat dari kayu dan berpanggung.
Sementara di dekat pantai tanaman bakau berlatar pasir putih, langit dan laut biru menghasilakan pemandangan yang asri. Mungkin karena jarang dilewati kendaraan tinggi, mendekati desa Labuan Kertasari, di sepanjang jalan juga melintang kabel listrik. Beberapa kali pak Arie dari Newmont harus turun untuk mengangkat kabel tersebut lebih tinggi dengan sebilah galah agar bus bisa lewat.
Tapi begitu sampai di mulut pantai segala kelelahan langsung terbayar tunai. Mata langsung disergap gradasi warna kehijauan air di tepi dan berganti biru tosca saat menjauh ke tengah. Di tepi para petani membangun pondok pelindung saat membersihkan rumput laut yang baru dipanen.
Ketika suatu daerah mulai dikunjungi oleh wisatawan, pasti akan terjadi beberapa dampak sosial pada masyarakat setempat. Itu pun akan terjadi pada destinasi wisata Sumbawa Barat ini.
Dari sisi negatif, mungkin terjadi peningkatan kemacetan, kepadatan penduduk atau bahkan peningkatan kejahatan. Belum lagi masuknya nilai-nilai baru yang sebelumnya tak dikenal di Kabupaten Sumbawa Barat.
Namun seperti di Bali, ekowisata berbasis masyarakat bisa meminimalkan dampak negatif tersebut dengan berfokus pada hal yang lebih positif. Destinasi wisata Sumbawa Barat Ini bisa lebih mempromosikan budaya dan cara pandang masyarakat terhadap lingkungannya. Kalau sudah begini tentu akan berefek pada kelestarian lingkungan dan tradisi lokal itu sendiri.
43 comments
Mana oleh2 dari baliiiii
Hahaha..Kak Cumi, Bali menyusul..
Pantainya bagus-bagus banget. Kayaknya enak duduk bengong atau main gitar sambil ngopi seharian 😀
Duduk bengong, main gitar, dengerin musik sambil ngopi..Kayaknya gak bakal mau cepat-cepat balik ke realita Mas Yo hahaha..
sakiiiiit rasanya, bu Evi. hahahahaha..
Wowww, sumbawa kapankah angin itu bertiup kearahku? Biarlah daun2 jatuh yang akan menjawabnya suatu hari nanti
Aishh..Romatis sekali kakak Salman ini. Suatu saat pasti sampai lah di Sumbawa. Sementara ini nikmati Rote saja dulu, Kakak 🙂
Rasanya terpana banget melihat pantainya. Indah, birunya kobalt halus sekali. Terus senjanya juga bikin iri banget soalnya spektakuler sangat. Provinsi NTB memang menyimpan banyak sekali mutiara pariwisata yang indahnya beribu-ribu kali lipat. Bikin iri Mbak, betulan deh, saya saja masih sebatas mimpi kapan diri ini bisa berkunjung ke sana… mak keren bangeeeet!!
Mudah-mudahan kehadiran PT NNT bisa membawa kebaikan bagi pengembangan pariwisata di sana, juga sumber daya alam yang lebih terolah untuk kemaslahatan bersama yang lebih baik, ya. Saya rasa dampak negatif komersialisasi bisa ditekan kalau nilai-nilai agama dan budaya lebih dimantapkan lagi pertumbuhannya di masyarakat, sehingga ada filter alami yang menyaring nilai-nilai negatif dari luar.
Gara, orang bilang tanah kita tanah surga. Bukan hanya karena tongkat bisa jadi tanaman tapi keindahan alamnya adalah potensi kekayaan yang menunggu diuraikan..Semoga kecantikan pantai-pantainya membawa maslahat bagi penduduk Kabupaten Sumbawa Barat ya..:)
Indah… dan pengen lebih lama menikmatinya. Mungkin suatu saat harus kembali homestay di rumah Pak Arifin.
Tempat-tempat berkesan selalu ngangeni Mbak Don. Amin. Semoga suatu saat bisa balik ke rumah Pak Arifin
wahhh.. sumbawa emang bagus.. tp saya setuju sama pembangunan ekowisata berbasis masyarakat.. beberapa daerah katanya berbasis masyarakat tp ujung2nya cuma namanya aja..
mampir ke Alas Purwo, pas musim pendaratan penyu mulai april besok 🙂
Iya pasti ada penyebab mengapa pariwisata berbasis masyarakat tidak bisa jalan Mas Alan. Kalau persoalannya dari masyarakat, solusinya juga pasti ada di masyarakat.
Duh, pengen juga ke Alas Purwo melihat penyu-penyu meletakan telurnya di ke dalam pasir 🙂
Sumbawa punya semuanya ya Bu, bener-benar tanah surga memang. Semoga dengan mengembang ekowisata berbasis masyarakat ini warga setempat juga sepenuhnya sadar akan pariwisata, sayang kalau tempat2 cantik itu ada yang di biarkan nganggur.
Iya Mas Inngit. Jangan sampai pula justru orang asing yg lebih banyak berkiprah dalam pengelolaanya 🙂
sumbawa .. kapan kakiku bisa menjejakkan kaki kesana? liat foto2nya mbak evi sampe ngiler deh..pantainya masyaallah cantik banget
Gak ada yang gak cantik bikin foto-foto di Pantai Sumbawa Barat, Mbak Muna 🙂
masya Allah…. bagus bangeeet pantainya.. Indonesia memang luar biasa ya mbaaa… Bangga jadi WNI
Semoga segala keindahan ini juga membawa kesejahteraan ya Mbak Eda. Terus alamnya tetap lestarii..Semoga 🙂
Pantai Lawar itu rancak bana, uni. Pantai yang tenang. Asik buat dinikmati.
Terus yang sedang patah hati gak boleh ke sini, Pak Alris. Takutnya nanti berenang sampai ke tengah terus gak bisa kembali 🙂
Wah, fotonya keren-keren… terutama pantainya. Wilayah timur Indonesia pemandangannya memang keren-keren. Jadi makin serius suatu saat nanti menjelajah Indonesia buat ngumpulin foto landscape nya…
Bli Budi, gak bakal nyesel deh kalau niatnya pengen ngumpulin foto landscape.. Di sini pantainya tak ada yang tak memesona 🙂
ekowisata adalah yg jadi bekal berkelanjutan untuk tetap makmur setelah operasi PT NNT.. 😀
Iya..Mas Iqbal. Salah satu potensi modal lagi setelah Newmont tak ada, mengembangkan industri pariwisata berbasis masyarakat 🙂
Indonesia bagian timur itu…. semakin ke Timur semakin keren aja, melihat foto-fotonya saja ya Allah itu langit masih tampak biru dan semua fotonya keren (selalu)
pengen ke pantaiii seru banget fotonya mbak ayo loncat yang tinggi 🙂
Loncat tinggi-tinggi di pantai kayaknya bakal jadi foto epik deh Mbah Honey 🙂
Mbak Evi, Ya Allah kerennya. Potensi ekowisata disana keren bgt ya mbak. Aku jd ngiler pengen kesana..hehe
Pantengin sosmednya Newmont tahun depan, Mel. Daftar kalau ada pembukaan Bootcamp. Siapa tahu terpilih terus diajak melihat Sumbawa 🙂
Terpesona dengan indahnya wisata di sumbawa, semoga suatu saat bisa mampir kesana 😀
Amin. Tak doakan agar sampai di Sumbawa Sobat Rahman 🙂
Naksir sama makan sea food-nya NTB.
Foto2 dan tulisan ini bikin kenyang pengunjung blog Kak Evi.
Btw, ttg Donor Kalori itu, bisa pake aplikasi step counter yang didownload di HP, Kak. Jadi beraktivitasnya sambil kantongin HP. Kalo teman saya, dia beraktivitas sambil mengalungkan HPnya, sementara aplikasi step counter-nya on 🙂
Makan seafood di NTB emang tempatnya Niar..Habis dikelilingi laut kan kawasannya.
Thanks ya atas infonya mengenai step counter. Saya sudah download, masih mempelajari cara pemakaiannya 🙂
Setuju. Inilah salah satu solusi yang akan banyak dibutuhkan. Ekowisata/ekoturisme berbasis masyarakat. Memberdayakan masyarakat di lingkar tempat wisata sebagai garda terdepan memajukan perekonomian setempat. Ramah wisatawan, ramah lingkungan 🙂
Btw, jadi kangen Sumbawa Barat 🙁
Dengan ekowisata berbasis masyarakat, semua ikut saling menjaga ya Mas Rifqy. Dan semua ikut menimati hasil asset mereka
Pantainya indah2 ya mbak. Pengen main air. Mudah2an suatu saat bisa mengunjungi.
Semua pantainya Indah Mbak Ika, yang curam maupun yang landai, airnya biru tosca atau ijo tosca, pasirnya putih halus, nyaman di kaki nyaman di mata
Pantai-pantainya cantik sekali. Jadi ingin mengunjungi tenmpat-tempat di atas juga! Indonesia indah ya.
Iya pantai-pantai di indonesia memng juara 🙂
Bagus sekali pemadangan pantai disana garis pantainya luas sekali, pasti rasa lelah datang ke Sumbawa terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan
Iya Sumbawa memiliki garis pantai yang panjang dan mulut yang lebar. Bisa digunakan untuk main bola voli pantai dengan pasirnya yang lembut
[…] saya sentuh dari kecantikannya. Makanya girang bukan kepalang saat kembali mendapat undangan dari Newmont Nusa Tenggara untuk mengikuti Batu Hijau Bootcamp dalam tema Perjalanan Dari Timur ke Barat. Mengusung misi […]