Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Tambang ~ Dalam Wikipedia disebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan yang melibatkan masyarakat itu sendiri. Mereka berinisiatif memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila masyarakat itu sendiri mau berpartisipasi.
Di bawah saya akan menuliskan pemberdayaan masyarakat lingkar tambang Batu Hijau Sumbawa  di Nusa Tenggara Barat. Tapi sebelumnya mari mengenal mereka terlebih dulu.
Masyarakat di Kabupaten Sumbawa Barat hidup di atas tanah yang diberkati. Tak hanya punya pemandangan alam yang elok, budaya yang agung, bawah tanahnya menyimpan kekayaan tak terhitung. Terutamanya kandungan mineral berharga seperti  tembaga, perak dan emas.
Beratus tahun kekayaan tersebut terpendam begitu saja di perut bumi. Belum dimanfaatkan demi kesejahteraan bersama. Sampai akhirnya PT Newmont Nusa Tenggara datang dengan Kontrak Karya Generasi IV pada tahun 1986 untuk mengeksplorasi kawasan. Pada tahun 1990 mereka menemukan cebakan tembaga porfiri yang kemudian diberi nama Batu Hijau. Â Â Setelah menyelesaikan ANDAL dan disahkan pemerintah tahun 1997 Proyek Batu Hijau pun dimulai dan beroperasi penuh tahun 2000.
Daftar Isi
Meningkatnya Kesejahteraan
Kehadiran korporasi besar seperti PT NNT di suatu lingkungan tak pelak akan merubah struktur sosial lingkungan tersebut. Begitu pun yang dirasakan  masyakarakat Sumbawa Barat atau Kecamatan Maluk dan Sekongkong khususnya di mana NNT beroperasi.
Sebelum kehadiran industri tambang, Sumbawa Barat relatif daerah terpencil. Dalam konteks perkembangan ekonomi masih banyak yang tertinggal. Transportasi darat saja sulit. Jangankan mobil, motor saja belum ada. Jarak tempuh antar kecamatan harus dilalui berjam-jam karena belum ada jalan dan transportasi umum. Kemana-mana masyarakat mengandalkan kuda sebagai alat transportasi.
Saya tidak mengarang. Cerita ini bisa teman-teman dapatkan dari penduduk asli Sumbawa Barat. Cerita tersebut kembali terulang  kala saya berkesempat menginap di rumah penduduk di Desa Kemuning Kecamatan Sekongkang saat Sustainable Bootcamp Batch 5 berlangsung kemarin.
Bila membaca tentang industri pertambangan biasanya kita juga akan membaca beberapa konflik yang terjadi di sektor ini . Konflik antara penduduk lokal dan perusahaan tambang, masyarakat dengan pemimpin mereka, pemerintah dan masyarakat atau antara individu dalam masyarakat.
Hal  itu bisa terjadi bila industri tidak menganggap masyarakat lokal sebagai mitra sejajar. Mereka tidak merancang sebuah program tanggung jawab sosial dimana masyarakat lokal juga mendapat manfaat ekonomi atas kehadiran mereka.
Pemberdayaan Masyarakat Minimalisir Konflik
63 % dari 9000 karyawan PT NNT berasal dari masyarakat lokal NTB
Selama berada di Kabupaten Sumbawa Barat saya tak mendengar ada konflik berarti di sana. Baik yang mengarah pada kesejahteraan, persoalan ekonomi, maupun keadilan sosial. Kalau pun ada hanya beberapa individu yang kebetulan merasa tak puas.
Baca juga:
Minimnya konflik bisa  jadi karena NNT telah menjalankan tanggung jawab sosialnya dengan baik. Dan menganggap penduduk lokal sebagai mitra sejajar mereka. Kalau dicermati memang seperti itu yang terjadi. Coba saja dari 9000 karyawan, 63 % diantaranya adalah penduduk lokal NTB. Sebaliknya masyarakat Nusa Tenggara Barat juga mau bekerja sama dengan perusahaan untuk saling meningkatkan kesejahteraan.
Program Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Tambang
Menilik ke dalam program CSR NNT saya  bisa melihat gambaran lebih utuh. Sampai tahun 2012 saja daftarnya sudah cukup  panjang. Berikut beberapa contoh program CSR yang telah dieksekusi :
- Sudah menggolontorkan Rp.50 milyar/tahun untuk membangun infrastruktur dan peningkatan kemampuan masyarakat.
- Sejak 2009 sudah memperkenalkan teknologi budidaya padi SRI (System of Rice Intensification) yang berhasil meningkatkan produksi petani lingkar tambang dari 4, 59 ton menjadi 6,44 ton per hektar.
- Sudah menyelesaikan 249 proyek infrastruktur di 3 kecamatan sekitar tambang yang meliputi fasilitas ekonomi, sarana umum, kesehatan, dan pendidikan.
- Menjadi mitra usaha dari 150 pemasok, 100 kontraktor lokal dengan total belanja barang dan jasa sekitar 296 juta dolar AS.
- Melakukan operasi katarak dan celah bibir gratis.
- Memberikan 9.654 beasiswa di seluruh NTB. Memberikan bantuan pendidikan siswa kurang mampu kepada 3.242 siswa di lingkar tambang.
Sudah memberikan 9.654 beasiswa di seluruh NTB. Dan bantuan pendidikan siswa kurang mampu kepada 3.242 siswa di lingkar tambang
Melihat dari data-data di atas tidak aneh bukan bila NNT telah dipersepsikan bertindak sebagai mediasi berkat, menggali kekayaan alam lalu mengembalikan sebagian kepada masyarakat NTB?
Selama 7 hari full saya mengikuti Sustainable Mining Bootcamp 5, dengan mata kepala sendiri melihat bagaimana berbagai aksi yang sudah dilakukan telah  membentuk persepsi positif dalam masyarakat secara umum. Boleh dikatakan tak ada masyarakat lingkar tambang yang tak mencintai kehadiran NNT di lingkungan mereka. Bahkan saya rasa mereka sedikit kecanduan terhadap NNT.
Setelah Program CSR Sukses Sekarang Masyarakat Mau Kemana?
Sekarang mau ke mana?
Pertanyaan besarnya memang seperti ini: setelah program-program CSR NTT sukses, sekarang masyarakat mau kemana?
Okey ekonomi bertumbuh setelah kehadiran Newmont. Masyarakat jauh lebih sejahtera dibanding sebelum kehadiran perusahaan. Tapi NNT takan selamanya berada di KSB, bukan? Bagaimana jika NNT menutup operasinya karena penggalian sudah selesai? Harus kah masyarakat KSB atau mereka yang selama ini bergantung secara ekonomi pada perusahaan harus pula berhenti hajat hidupnya?
Sebagai contoh, pernah karena undang-undang yang menyebabkan NNT tidak bisa ekspor konsentrat dan menghentikan kegiatan selama 3 bulan, ekonomi masyarakat lingkar tambang pun ikut lumpuh. Kamar kos-kosan kosong karena pekerja kembali ke rumahnya. Warung dan pasar sepi karena tak ada pembeli. Selama rentang 3 bulan saja banyak pengusaha UKM gulung tikar.
Jawabnya adalah Menciptakan Masyarakat Mandiri
Bibit tanaman di Community Development Center yang akan diberikan gratis pada masyarakat
Konsep pemberdayaan masyarakat berangkat dari pemikiran  akan mengangkat standar hidup masyarakat ke arah lebih baik. Baik dalam masalah kesehatan maupun mengatasi kemiskinan. Korporasi besar yang bergiat dalam pemberdayaan ini berharap  masyarakat yang diberdayakan akan mampu mengatur dan memobilisasi diri sendiri. Apakah untuk  mencapai perubahan sosial atau ekonomi atau memperbaiki ketidak berdayaan dalam hal apapun.
Itu pula satu hal yang ingin diwujudkan NNT untuk masyarakat Nusa Tenggara Barat khususnya. Mandiri dalam usaha sendiri. Setelah kontrak karya berakhir pada tahun 2038 masyarakat tak bertanya-tanya lagi akan kemana mereka atau apa yang harus mereka lakukan?  Maka sebagai wujud dari tanggung jawab sosial ini jauh-jauh hari NNT  menyiapkan berbagai  program pemberdayaan. Banyak sebetulnya yang mereka lakukan agar masyarakat bisa mandiri, tidak melulu menggantungkan kesejahteraan ekonomi kepada perusahaan.
Mearujut asa untuk masa depan yang mandiri
Beberapa Contoh Usaha Masyarakat Mandiri Dalam
- Mendirikan Community Development Center dengan mengembangkan bibit tanaman lokal untuk ditanam di lahan penduduk. Melibatkan ahli-ahli pertanian guna memperbaiki cara bercocok tanam agar produksi lebih maksimal.
- Di Kecamatan Jereweh terdapat potensi rumput laut dan pohon kelapa yang berlimpah. Peran NNT di sini memfasilitasi dengan memberikan berbagai peralatan, pendampingan untuk menunjang produksi. Selain diajarkan cara pembuatan VCO sekaligus membuka akses pasar.
- Pemberdayaan masyarakat lewat pembubuatan coconet sabuk kelapa dan membeli langsung produksinya untuk menunjang proses reklamsi.
- Menyokong pendirian Bank Sampah Lakmus dengan moto from trash to cash
- Melalui Ikanura – Ikatan Keluarga Karyawan Newmont – mengembangkan ekonomi kreatif dengan menghidupkan kembali seni tenun tradisional di Desa Labuan Kertasari Kecamatan Taliwang.
Lewat Ikanura menghidupkan kembali seni tenun tradisional
Menumbuhkan sayap-saya masyarakat agar lebih mandiri tentunya bukan pekerjaan singkat, mudah, dan murah. Tapi itu bukan pekerjaan yang mustahil. Di dunia ini  banyak sekali contoh mengenai kesusksesan program pemberdayaan yang dilakukan perusahaan-perusahaan tambang.
Corak kain tenun yang dihasilkan ibu-ibu di Desa Labuan Kertasari
Saya berharap NNT tetap bekerja sama dengan Pemerintah Daerah,  menempatkan diri sebagai pemimpin yang bukan memberi tahu semua orang apa yang harus dilakukan, tapi lebih kepada menunjukan potensi-potensi yang terdapat dalam  diri mereka apa yang bisa dikembangkan. Tidak  selalu bertindak sebagai pemberi materi tapi juga menyediakan sumber daya yang membangun motivasi.  Kalau masyarakat sudah mengetahui dengan baik bahwa suatu Saat NNT akan menyelesaikan operasinya, bila saatnya tiba mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan.
75 comments
Sangat inspiratif. Saya punya satu pertanyaan, bagaimana dengan semangat community di sana? Apakah mereka lebih cenderung untuk segera memperoleh hasil yang instant (serba cepat dan memperoleh keuntungan besar) atau bisa mengikuti proses yang cukup lama? Thanks
Saya selama ini banyak mendengar ide dan gagasan semacam ini, tapi mungkin kalau saya pribadi dimulai dengan hal2 kecil. seperti saling berbagi pengalaman dengan masyarakt sekitar
Iya berbagi pengalaman dan pengetahuan tentunya akan banyak membantu masyarakat lokal dalam memecahkan masalah eknomi mereka 🙂
Wah, artikel yg menarik, Mbak. Saya harap banyak perusahaan yg memperhatikan sustainabilitas lingkungan & ekonomi masyarakat sekitar seperti ini. Yang terbaik memang mereka dibekali untuk mandiri, bukan tergantung, sekedar menjadi buruh di perusahaan tsb.
Memang idealnya begitu Mbak Euis, membantu adalah dengan menumbuhkan sayap-saya agar mereka bisa terbang sendiri. Semoga semua korporasi besar mengikuti langkah seperti yang dilakukan Newmont Nusa Tenggara ini ya 🙂
Bagus nih perusahaan tambang. Kalau perusahaan tambang banyak yang care seperti ini meredakan konflik dan membawa manfaat banyak bagi masyarakat tempatan.
Iya. Perusahaan tambang lain akan banyak belajar dari kerja baik yg dilakukan Newmont ini ya Pak Alris 🙂
mampir kesini, baca artikel ini nambah wawasan baru hihi…. 🙂
Alhamdulillah. Terima kasih Sobat Handdriati 🙂
saya lebih menilai ke dampak lingkungannya, semakin banyak perusahaan, tentu akan berdampak pada lingkungan sekitar, ini juga harus diperhatikan, karena sedikit perusahaan yang mengabaikan hal ini,
Setuju mas Khair, selama ini memang kita menutup sebelah mata dampak negatif dari adanya perusahaan di suatu wilayah.
Iya, semoga semua perisahaan tambang mengikuti jekak Newmont ya Mbak Khair 🙂
semoga kedepannya perusahaan yang membantu perekonomian rakyat lebih banyak lagi di negeri ini…
Saya juga berharap demikian, agar kesejahteraan tambah merata 🙂
Memang, membutuhkan kerja sama yg bagus antara masyarakat dan perusahaan untuk tetap memakmurkan rakyat. Tak hanya digali, tapi juga memberdayakan. Perusahaan rela memberikan pelatihan2 dan membuka jalan ekonomi, sedangkan masyarakat mau terbuka dengan jalan ekonomi baru yg ditawarkan oleh perusahaan 🙂
Ceritanya, antara perusahaan dan masyarakat saling menguntungkan ya Mbak Ria 🙂
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Evi…. saya selalu senang apabila membaca tentang usaha pihak berwajib dalam membantu kesejahteraan kehidupan masyarakat kampung dengan mewujudkan pekerjaan buat mereka. Hal ini tentu membantu meningkatkan ekonomi dan kebahagiaan hidup mereka. Alhamdulillah, mudahan semua ini dimudah dan dimurahkan rejeki oleh Allah SWT. Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂
Waalaikumsalam Mbak Fatimah. Iya semoga lebih banyak lagi korporasi yang peduli terhadap
Ingkungan seperti Newmont ini. Kalau sdh begitu baru lah kita mencapai kehidupan yang berkeadilan 🙂
Seru banget jalan-jalannya Mbak. Sampai ke tambang2 segala. Iiih jadi pengen
Iya ini wisata yang gak biasa Mbak Levina. Wisata pencerahan juga menurutku bahwa tidak semua korporasi besar itu melulu berorientasi keuntungan lalu mengabaikan lingkungannya 🙂
memang seharusnya seperti itu, biar bagaimanapun kemandirian masyarakat disana harus diciptakan, jangan sampai bergantung terus..
salam kenal mba evi
Salam kenap Mas Zaenudin.
Menciptakan kemandirian seperti memberi pancing ya, bukan memberi ikan 🙂
Kain tenunnya cantik!
Sangat Kak Eka 🙂
pro dan kontra suka ada aja terjadi. Tapi memang kalau hanya melihat dari media mainstream, suka jadi terkesan heboh drai keadaan yang sebenarnya. Saya lebih suka melihat atau mendengar langsung dari yang pernah ke sana. Seperti tulisan Mbak Evi ini.
Mungkin mirip kata peribahasa Mbak Myr, tak kenal maka tak sayang. Tak melihat maka lahir berbagai asumsi negatif 🙂
semoga kesjahteraan warga sekitar makin meningkat juga ya mbak
Semoga Mbak Lid. Semoga kekayaan negeri ini bisa terus mensejahterakan rakyatnya 🙂
klo ke blog sini cuma pengen bilang : kapan bu evi ngajak saya jalan jalan 🙂
Hahaha ayo kapan-kapan kita jalan-jalan bareng Mas Sukma
bener2 travel blogger sejati, fotonya kece tulisannya sangat apik, saya senang di Sumbawa sudah ada SRI yang ramah lingkungan, teknologi pertanian sudah diadopsi di sana
Iya du Sumbawa sdh ada padi Sri Mbak Ev. Thanks ya 🙂
salam, kenal. tante, tulisannya menginspirasi, semoga kita bisa bermanfaat bagi sesama,
Salam kenal kembali Sasa. Amin. Semoga apapun pekerjaan kita bisa bermanfaat bagi sesama..
Sebagian tetes kemakmuran kiranya mampu mengangkat harkat masyarakat sekitar ya Uni Evi. Temali terbuat dari serabut nipah atau kelapa ya Uni. Ehm naksir banget dengan tenun Sumbawa. Salam
Iya Mbak Prih. Mengambil lalu mengembalikan sebagian. Makmur bersama itu kan jauh lebih indah ya dari pada sendirian 🙂
Tulisan bagus, tante Ev. Jadi memahami hubungan antara mereka 🙂
Hubungan timbal balik yang saling menguntungkan Lim 🙂
ada sisi lain yang banyak digali dari perjalanan ini mbak 🙂
inspiratif euy…
kebetulan, saya pernah bekerja di tambang (batubara) di sumatera sama kalimantan, jadi sedikitnya tahu seluk-beluk dunia tambang. terutama mengenai hubungannya dengan masyarakat sekitar yang saling membutuhkan.
*btw foto yang kedua dari akhir itu momentumnya pas banget
jadi inget nenun di kampung
Saya banyak banget belajar dari perjalanan ini Mas Choirul. Pengalaman beberapa hari yg akan membekas seumur hidup. Beberapa insight yang memperkaya cara pandang dalam melihat kehidupan hanya ditemukan tatkala melihat melihat langsung 🙂
Terima kasih ya Mas 🙂
Ada banyak keuntungan tinggal di sekitar lokasi industri seperti ini. Semoga masyarakat semakin sejahtera. Aamiin
Semakin maju masyarakatnya, semakin baik juga pendidikan ya Mbak Susie 🙂
kainnya cantik ya uni. MOga2 dengan bantuan dari Newmont masyarakat sekitar kehidupannya makin berkembang ya 🙂
Kita semua berharap begitu. Ekonomi harus tetap jalan dengan atau tanpa kehadiran Newmont 🙂
Dulu saya pernah membaca sebuah novel dengan latar belakang NNT dengan sudut pandang yang berbeda dengan fakta yang diuraikan Bu Evi di atas. Makasih banyak ya, Bu 🙂
Kalau novel pasti banyak dramanya ya Pak Azzet. Kadang tidak mencerminkan realiata 🙂
aku ngeceng kain tenunnya mbaaaa…
nah, tulisan ini memberi gambaran yang lengkap akan NNT 🙂 selama ini yang banyak dibaca orang stereotype nya saja 🙂
Tambang itu memang banyak banget kontroversinya Mas Jar. Dan kita tak menutup mata memang banyak yang melakukan tindakan tak bersahabat dengan lingkungan. Tapi di Newmont Nusa Tenggara berbeda 🙂
Semoga kelak ketika kontrak karya berakhir mereka tetap bisa mandiri
Jika persiapannya sudah baik dari sekarang semoga tak membawa guncangan berarti 🙂
Program pemberdayaan masyarakat ini yang paling penting ya Mbak Evi, sehingga nanti setelah PTNNT tidak ada di sana lagi, masyarakat masih bisa memiliki keahlian ekonomis untuk bertahan. Programnya bagus dengan memberikan kail dan pancing.
Iya Mas Dani. Anggap Newmont sebagai pembuka jalan dalam mengembangkan kejeniusan lokal 🙂
Mbak Evi, ternyata Newmont peduli bgt ya sama masyarakat sekitarnya.
Makasih infonyaa..
Terima kasih juga sudah mampir, Melly 🙂
Potensinya banyak bgt ya mba.. pengalaman yg mengasikkan bgt ya
Karena alam tropis Sumbawa memang kaya Mbak Desi..Kalau dicukil satu persatu dan kemudian dikembangkan, Newmont pergi juga gak masalah lah 🙂
bagus juga dong mempekerjakan penduduk lokal jadi membuka lapangan kerja di sana ya mbak
Kebijakan yang dirancang guna mencegah konflik yang tak perlu ya Mbak Lid 🙂
Kain tenunnya cantik sekaliii 😀
Kegiatan pertambangan yang mengeksplorasi bumi kayak gini (dengan keuntungan yang gede buanget pula) memang harus bisa tetap menjaga ekosistem dan mengembalikan sebagian keuntungannya untuk kesejahteraan masyarakat sekitar ya mbak…
Untuk mencapai keadilan sosial ya Jeng, mesti bagi-bagi 🙂
NNT itu apa sih mba? Newmont ya?
Keren juga yaa kalau jarang ada konflik dengan masyarakat setempat yaa. Mungkin juga karena program CSRnya jalan yaa
NNT itu siangkat dari Nemont Nusa Tenggara, Mbak Maya 🙂
fotonya kece-kece mbak…
Aih terima kasih Mas Arie 🙂
Moga masyarakatnya tidak mengandalkan tambang saja, apalagi kalau batu bara diterpa isu pemanasan global, padahal hasilnya banyak… duh serba salah
Menambang alam akan ada ujungnya. Semoga kita science segera menemukan energi pengganti, jadi kita bisa menghentikan penggunaan bahan bakar fosil lagi 🙂
Lengkaap kaaap. Sukak gambarnya
Terima kasih Bunda. Jadi tambah semangat menulis 🙂
Setuju. Kalau mau sustain memang harus melibatkan semua stakeholder.
Secanggih2nya suatu program CSR, kalau tanpa melibatkan pemda biasanya tidak akan sustain.
Setuju juga dengan kata2 “tidak selalu bertindak sebagai pemberi materi”. Lebih baik kita angkat kelebihan masyarakat itu sendiri, asset-based commdev. Jadi Sewaktu2 program berhenti, mereka bisa mandiri ya bu Evi 🙂
Hahahaha..Ini serunya kalau yang komen aktivis LSM, langsung nyambung..
Benar Mas Yo, keterlibatan semua pihak adalah kunci sukses CSR. Yang tahu tentang potensinya adalah masyarakat itu sendiri. Newmont dan Pemda bertindak sebagai pembuka jalan atau ngeguide, masyarakat itu maunya apa…
Pro dan kontra selalu ada dalam tiap pertambangan. Tapi NNT sudah bekerja dengan cukup baik menyelesaikan setiap kontra meskipun masih banyak masalah yg mesti di selesaikan
Pro dan kontra memang tak terhindarkan ya Kak Cum. Kalau Newmont tak melakukan pekerjaannya rumahnya dengan baik, mungkin gak berani ngundang-ngundang kita..dan buka-bukaan dapur kepada kita 🙂
Om cumi komentarnya bijaksana, wuhahaha…
Yes, Om Cumi orangnya emang bijak, Pak Alris