www.eviindrawanto.com – Banda Neira Maluku banyak menginspirasi para pejalan nusantara maupun dunia. Banyak kisah terjadi di sini. Tanahnya yang menumbuhkan rempah pernah membuatnya jadi pusat perdagangan pala dan fuli (bunga pala) dunia. Hingga pertengahan abad ke-19, ia pernah jadi satu-satunya sumber rempah-rempah yang bernilai tinggi.Berkah itu pula yang membuat penduduknya banyak dibantai dan dijadikan budak oleh bangsa Eropa. Itu lah mengapa pulau ini tetap tampak eksotis hingga sekarang. – Mengobati kena bulu babi-
Langit dibalut cahaya ungu kehitaman dan dikotori bintang-bintang perak kecil. Sekelumit kalimat JK Rowling tentang senja dalam novel Harry Potter And Orde Phoenix. Saya bawa dalam pikiran ketika teman-teman trip mengajak melihat senja di Banda Neira. Saya menatap ke sebelah kanan saat memasuki Dermaga Pondok. Lokasinya hanya pelemparan batu dari Istana Mini, sebuah situs sejarah di Banda Naira.
Sekelumit tulisan JK Rowling tadi jadi semacam intro saat melangkah mendekat ujung jembatan yang terbuka ke Laut Banda. “Ini Golden Sunset, miss, belum blue hour seperti yang diceritakan Rowling.” Saya tersenyum dalam hati. Untungnya teman teman lokal meyakinkan bahwa sunset di dermaga Pondok adalah yang terbaik di Banda Neira.
“Tunggu saja sampai blue hour muncul,” ujar salah seorang diantaranya.
Daftar Isi
Senja di Banda Neira Maluku dan Kegembiraan Sore
Iya malam hampir tiba. Sore sedang di puncak keemasan. Matahari masih tergantung di seperempat kaki langit. Warna kuning panas itu dibiaskan ke permukaan laut, membuat perahu yang melintas atasnya membentuk bayangan gelap. Anak-anak Banda yang sedang bermain berteriak dan tertawa. Mereka berlompatan ke dalam air yang bertumpu pada pagar dermaga. Ada yang salto di udara, terhempas ke dalam laut warna tosca, membentuk pusaran gelembung putih. Indah sekali.
Di sebelah kiri saya langit membiru cenderung gelap. Sepuluh ekor burung camar berbulu hitam melayang-layang berlatar langit satu warna, mirip lukisan ketimbang realita. Sesekali mereka menukik ke bawah, naik lagi dengan paruhnya runcing menjepit seekor ikan. Boleh saya menyebut senja di Banda Neira maluku ini sebagai surga?
Sore itu saya dan teman-teman Genpi memutuskan istirahat, malas-malasan melepas senja di Banda Neira. Seharian kami keliling pulau, mengorek sejarahnya, memotret peninggalannya dan meliput persembahan Tari Cakalele di rumah adat Kampung Baru. Sekarang kami butuh senang-senang.
Melihat kedatangan kami, anak-anak itu semakin riuh. Maklum hampir semua kakak-kakak yang datang memegang kamera. Semangat loncat mereka kian menggila karena minta difoto dan dibuatkan video. Tentu saja teman-teman dengan senang hati mengabulkan. Anak-anak yang sedang bergembira, melompat ke dalam air, senja kekuningan di langit Barat, adalah komposisi sempurna dalam menikmati senja di Banda Neira Maluku.
Tengah asyik menikmati cahaya yang kian redup dan warna langit yang berubah dengan cepat, Rahmad, tuan rumah kami bertanya, “Mbak Evi mau pesan minuman apa?”
Wisata Banda Neira Maluku
Matahari di Banda Naira sepertinya ada 11 buah karena panasnya. Begitupun saat redup seperti ini panasnya belum begitu hilang sempurna. Tadinya saya ingin memesan es jeruk, tapi yang terlontar adalah kopi susu. Belakangan terpikir di mana lagi tempat paling sempurna menikmati kopi susu selain dalam suasana senja di Dermaga Pondok seperti ini.
Teman-teman meneruskan pesanan es jeruknya dan saya meneruskan kopi susu. Pilihan saya tak salah, kopi susu di sini diracik dengan kopi beraroma wangi dan diberi susu kental manis. Bukan kopi susu sachet-an seperti yang saya temui di tempat lain. Senja di Banda Neira Maluku semakin sempurna.
Senja di Lonthoir Banda
Hari berikutnya kami pindah ke Pulau Banda besar, Negeri Lonthoir. Seperti juga senja di Banda Neira Maluku, sunset paling indah ada di Dermaga, Biau, tempat kedatangan kami sehari sebelumnya. Tapi saya sedang berada di Pantai Batu Lubang Lahar, kelar melihat Jemput Gandong. Kalau ke Biau harus cari ojek lagi. Tempat ini jadi salah satu lokasi acara adat Cuci Parigi Pusaka, kendaraan bermotor tidak dibolehkan masuk. Jadi saya harus jalan agak jauh sebelum mendapat transportasi.
Ya sudah akhirnya memutuskan menikmati sunset di Dermaga Batu Lahar. Biasnya masih dapat, lokasinya pun sangat dekat dengan Gunung Api Banda.
Teman-teman kembali dengan kegembiraan senja seperti Banda Naira. Berenang dan melompat dari Dermaga ke bawah laut yang begitu tenang. Gelak tawa kembali pecah. Monik, Olyve dan Frans, anak muda kinyis-kinyis, kawan baru selama di Banda Naira, bergantian melompat di bawah bayang-bayang siluet senja. Saya duduk tenang menikmati teater alam indah yang tidak setiap saat saya temukan di Tangerang.
Kena Bulu Babi
Sayangnya sore itu berakhir sedikit kurang enak. Kaki kiri Olyve di bagian tumit tanpa ia sadari menginjak bulu babi. Saya bergidik melihat bayang-bayang hitam seperti cacing dibalik kulit kaki Olyve. Karena tak seorang pun berpengalaman dengan duri landak laut ( Echinoide) ini semua jadi panik. Apalagi Olyve mulai menangis karena ketakutan.
Semua memberi pertolongan pertama tapi dengan langkah salah. Ada yang mau mencet tumitnya sampai berdarah agar duri keluar. Ada menyarankan untuk dikencingi karena amonia air seni dianggap sebagai anti bulu babi.
Alah mak siapa pula yang mau buka celana dan mengencengi kaki Olyve di tengah keramaian seperti itu?
Untungnya di tengah kepanikan muncul pertolongan. Warga Kampung Baru yang sedang bertamu di Lonthoir akan pulang. Beliau menyarankan agar tumit Olive dipukul-pukul saja, jangan dipencet-pencet sampai mengeluarkan darah seperti itu.
Karena bulu babi sifatnya getas atau rapuh dan akan hancur sendiri di dalam. Tapi karena bulu babi tertap bersifat racun, disarankan untuk meminum obat demam.
Karena setelah menjalar racun bulu babi itu akan membuat tubuh Jadi pegal, sakit, perih, gatal atau nyeri. Bahkan bisa juga meriang.
Olyve segara diangkut pulang. Saya menyusul dari belakang.
- Baca juga Wisata Sejarah Pulau Banda Neira
- Baca juga Banda Neira Aku Datang
- Baca juga Cuci Parigi Pusaka di Pesta Rakyat Banda 2018
Sore semakin pekat. Saya mencari ojek untuk kembali ke rumah tempat menginap. Sayup-sayup, tetes terakhir cahaya mentarai Banda membisikan seutas puisi yang pernah saya baca: Jika kamu adalah pengatur matahari, aku akan memohon jadi langit yang selalu memerah di sampingmu.
Cara Mengobati Serangan Bulu Babi di Banda Neira Maluku
Di tempat penginapan tumit Olyve kembali dipukul-pukul dengan sendal jepit. Semua menyarankan agar kaki dibawa berjalan normal agar duri bulu babi semakin hancur. Saya perhatikan garis-garis hitam seperti cacing tadi sudah memudar. Seperti yang disarankan Olyve pun meminum obat demam dan pergi tidur. Esok paginya gadis cantik itu sudah biasa lagi alias tanpa rasa sakit sedikit pun.
Jadi Ini Resep Mengobati Bila Kena Bulu Babi
Resep ini datang dari masyarakat yang hidup di tepi pantai seperti Kampung Baru Banda Neira maupun Lonthoir. Yang terbaik saat main di pantai adalah mengenakan Sepatu Aqua atau sepatu khusus untuk ke laut. Jika sampai terkena juga jangan panik. Digosok-gosokkan saja bagian yang terkena ke pasir. Atau dipukul-pukul perlahan dengan benda pipih agar bulu babi nakal itu hancur ebur dalam tubuh kita.
Residunya pasti akan diserap oleh tubuh. Karena sifatnya tetap racun, minum lah obat demam, anti meriang atau anti alergi.
23 comments
MasyaaAllah indahnya senja di Banda Neira. Kono disana pantainya cantik ya mb Evi. Pengen banget bisa kesana suatu hari.
By the way, aku dulu pas ke pantai di Gunung Kidul hampir aja kena bulu babi, mereka kecil-kecil gitu, durinya pendek, jadi musti hati2 banget pas jalan di pinggiran pantainya
Pantai dan sunsetnya bikin adem liatnya yaa.. Kebayang lagi duduk2 sambil baca komik atau novel favorit di sana, atau sekedar ngelamun aja.. Pasti menyenangkan banget..
Ya Allah…
Kisah hari itu ditutup dengan kejadian yang cukup membuat pembaca merinding.
Tapi keren banget, kak… Seperti membaca novel kisah petualang.
Tapi ini sungguhan nyata sehingga pembaca bisa ikut membayangkan keindahan duduk menikmati senja di Banda Neira sambil menyesap kopi susu.
Ya Allah cakep banget pemandangannya Uniii, aku pernah nonton dokumenter tentang rempah di Banda Neira jadi pengen banget ke sana…senjanya bak surga di bumi…
Indah sekalian pemandangan senja di Banda Neira. Pengalaman kena bulu babi di Gorontalo sama dipukul2 tapi dipanasin dulu pakai api. Heboh banget pokoknya hahaha
masyaallah kak, cantik banget pemandangannya, pengen ke sana tahun lalu tapi belum kesampaian karena ada urusan. berasa kayak pas ke derawan gitu, bisa berinteraksi dengan masyarakat lokalnya, termasuk anak-anak lokalnya, seru banget, hope someday will be there
oooohhhh Banda Neiraaaa…. kapanlah aku segera menyusul… mengumpulkan kisah kisah seperti yang mba Evi lakukan ini… senja yang indah dan berkesan… melihat kopi dan kudapan berada di bibir dermaga tak kuasa menahans esak! sakit hati rasanya tak ada disana bersama mba evi hahahahhaha…. bila pun aku disana pastilah mba Evi berkameha-meha Part 2! hahahahahha …kangen ngeTrip bareng diri mu mbaaa…..
Hahaha sudah terbayang kalau blogger hobah ikut dalam rombongan ini. Aku pasti capek nahan pipis karena terus tertawa
Masya Allah cakep banget langitnya saat sunset.
Kapan yaa saya busa ke sana, menikmati langsung keindahannya?
Tapi semoga gak pernah kena bulu babi kayak Olyve itu… Ngeri banget deh kayaknya, karena mungkin akan panik awalnya.
Aaah… Senja selalu punya cerita menarik untuk disimak, apalagi senja di Indonesia Timur yang aduhai. Ciamik.
Senja itu 99 kenangan nya dan 1% warna-warninya ya Mas
Duh Senja di Banda Neira romantis banget ya. Potret burung camarnya keren Buu. Perkara Bulu Babi emang nyeri. Saya juga pernah di Gorontalo. Dulu dipukul-pukul sambil dipanaskan dengan Api.. wuhuuhuuh
Iya kaki yang terkena bulu babi agak merepotkan walau tidak berbahaya. Nasehat untuk anak-anak pantai atau penggemar laut adalah selalu menggunakan sepatu yang direkomendasi untuk main di laut
Subhanallah mbaaa… Cantiiik sekali sunset nya, apalagi yg ungu..aduduuu…merinding aku dibuatnya.. Indah sekali Banda Neira ini ya mba.. semoga suatu saat ku bisa melihatnya langsung
Sementara ini, terimakasih sudah membuatku bisa ikut menikmati indahnya, mba..
Amin. Semoga suatu saat Mbak Tanti juga bisa menyaksikan langsung sunset di Banda Naira…
Emang ngeselin kalau kena bulu babi.. saat-saat menikmati senja yang indah jadi terganggu.. baru tahu cara mengobati bulu babi dulu pernah kena tapi berhasil dikeluarin tapi tetep sih rasa pegel di kaki
Betul Mas Baktiar. Mana tak seorang pun yang punya pengetahuan menangani bulu babi. Panik semua deh
Ngiler banget ngeliatin warna-warna sunset-nya. Indonesia ini emang bikin iri, banyak banget spot cantik yang bisa dijelajah. Sayang banget kalau enggak menyaksikan langsung dan mengabadikannya.
Udara dan langitnya bersih. Mungkin itu yang membuat panorama tanpa Exotis Mbak Sintia
Alam daerah timur memang selalu mengagumkan. Itu yang ngopi senja di dermaga, asik banget kayaknya
Sayang kemarin tugas ke Ternate, saya ndak sempet explore jg
🙁
Iya setuju. Alam Indonesia timur eksotis banget. Nanti kalau ke Ternate lagi di sempatkan explore Mas.
Wa wa waaa.. Sunsetnyaaa duuuhhh. Blue hournya malah tambah kece 😀
Iya saat blue hour, warnanya tanpa spektakuler, Mas Gallant