Suatu sore di Pasar Pelelangan Ikan Pelabuhan Ratu saya berdiri di balkon atas sebuah restoran seafood. Tempatnya menghadap ke laut dengan awan gelap berputar diatasnya. Kapal dan perahu pencari ikan masih bersandar. Dari lantai bawah tercium anyir ikan segar sementara laut membawa aroma hujan.
Tak lama hujan pun tiba. Begitu saja runtuh seakan langit tak sabar menumpahkan semua beban beratnya kepada bumi. Tirai air yang terbentuk menghilangkan camar-camar yang tadi tampak melayang-layang diatasnya. Atau mungkin mereka lari menyelamatkan diri.
Burung Pipit yang bertengger pada kabel listri
Tapi sekelompok burung pipit memutuskan tetap bermain. Tak hirau pada benang-benang air yang menimpa tubuh mereka. Terbang bersilang diantara genteng, diatas kayu perahu, lalu naik keatas untuk hinggap pada utas kabel listrik. Entah apa yang dilakukan burung pemakan biji dan suka menyanyi itu disini. Cara mereka bermain persis seperti kanak-kanak yang diijinkan ibu mandi hujan. Mengepak-ngepakan sayap, menengadah ke langit lalu hinggap untuk kemudian terbang lagi.
Duo Pipit yang tercenung ditempat bertenggernya
Meringkuk kedinginan atau menikmati hujan?
Dan sikap tubuh kawanan burung kecil ini kadang membingungkan saya. Terpikir apakah mereka benaran sedang menikmati hujan atau kah sedang kedinginan dan berdoa agar langit segera menghentikan curahnya? Pertanyaan ini timbul sebab secara alamiah burung yang juga disebut Finch ini lebih menyukai udara hangat ketimbang dingin.
Terbang berputar sejenak lalu hingga lagi
Dulu saya sering melihat kawanan pipit di sawah. Mereka terbang bergerombol jadi musuh petani. Pola perilaku ini lah penyebab mengapa orang-orangan sawah di buat. Tujuannya agar mereka takut dan pergi cari makan ke tempat lain. Tapi sekarang jarang melihat kecuali di Sukabumi.
Masih sering melihat burung pipit temans?
53 comments
tidak mesara khawatir ya bun pipit2 itu. walaupun hujan tetap bermain-main
Mungkin dia gak pernah sakit karena hujan Mbak Lydia hehehe…
Burung pipitnya kayak aquwh, suka mandi hujan.. 😛
foto2 nte Evie bagus sekali.. aquwh suka!
Rein pasti juga cantik dan lincah seperti burung pipit. Makasih atas pujiannya ya Nak…:)
Sepertinya mereka merayakan pesta hujan tante, walaupun kedinginan heuheu
Mungkin Teh Orin, secara terbangnya terkesan ceria begitu. Pakai mengibas2kan sayap dan bulu segala 🙂
klo basah gitu sayap mereka apa ndak berat ya???
Dengan sesekali terbang terus mengibas2an bulu, kayaknya itu cara mereka mengeringkan badan deh mas. Terus bulu burung kan juga mengandung zat lilin. Gak terlalu banyak air yg diserap disana
sepertinya si burung bingung, mau pergi tapi pohon di sekitarnya juga jarang, mungkin dirasa percuma akhirnya hinggap di kabel listrik saja. btw pic no 3 bagus saya suka. pake kamera dslr ya?
Disekitar sana memang tidak ada pohon Mas Lukman. Tapi penunjang kehidupan mereka pasti ada. Nah itu yg aku pikirkan saat memandang mereka. Mereka kan pemakan biji2an, ditepi laut seperti ini apa makanan mereka?
gak tau burung pipit atau bukan, taip disini di atas tiang lampu atau kabel di jalan2 banyak banget bertengger burung2 begini…
Kasihan penduduk Jakarta Ko, kayaknya sdh jarang melihat burung pipit terbang bebas seperti di LA itu. Karena keburu hangus paru2mereka menghisap polusi udara
indah sekali Mba Evi foto-foto burung pipitnya. baru tahu kalau mereka lebih suka habitat daerah hangat..
di belakang rumah suka ada burung yang ferbang turun dan bermain sebentar kemudian terbang lagi Mba..
Lumayan kalau gitu Mas Dani berati ligkungan tempat tinggalmu masih asri. Ditempat ku juga pernah tapi sudah satu tahun ini aku tak pernah lagi melihatnya hinggap diatas batang sawo..
Kepekaan Uni Evi luar biasa (seperti biasanya), mengabadikan pipit di derai hujan …
Pipit lambang kepasrahab penghalau kuatir berlebihan, melalui lirik ‘Burung Pipit yang kecil, dikasihi Tuhan terlebih diriku dikasihi Tuhan’. Salam pipit
Hehe..Mbak Prih selalu pandai meletakan pujian. Amin, semoga harapan Mbak Prih terwujud ke dalam diri saya. Jadi ada lagu juga dengan burung pipit ya Mbak.Baru tahu…
secara saya berasalh dari daerah, kalau pas mudik ya cukup sering melihat burung pipit …
kadang saya berpikir, apa hubungannya burung pipit ini dengan lesung pipit … 😀
Burung pipit dan lesung di pipi sama-sama mungil kali mas, makanya dapat nama sama 🙂
Sudah lama gak lihat burung pipit di sini Bu.. Yang banyak burung gagak. Di musim gugur datang merpati & menjelang musim dingin banyak bebek2 di kali.
Pagi tadi liat burung pipit di samping jendela kamar.. Dan pas berangkat ke kampus liat lagi burung pipit di perbukitan depan asrama. Haha… Ternyata saya yang kurang menikmati alam. Terima kasih ya Bu Evi, gara2 tulisan ini saya jadi “nyari” burung pipit & menikmati alam sekitar 🙂
Hahaha..Alhamdulillah akhirnya ketemu burung pipit Tik. Mereka kecil-kecil jadi terkadang emang suka luput dari pandangan. Apa lagi kalau tidak bergerombolan 🙂
kalo di tempat saya biasanya terbang berkelompok di sore hari, indah sekali gerakan mereka karena jumlahnya begitu banyak seakan tarian raksasa…
Nah kalau mereka terbang biasanya juga membentuk formasi ya Mbak Ainul…Gak tahu siapa pemimpinnya, tapi kalau barisan ujung membelok mereka semua membelok. Aku sering melihat pemandangan seperti itu duku di masa kecil 🙂
mungkin mumpung ibu mereka gak lihat mbak Evi.. hehe… aih, senangnya menikmati tarian pipit di kala hujan 🙂
Hehehe..Iya kali Mbak Mechta, mumpung ibu gak lihat mencuri-curi mandi ke luar…Menikmati tarian pipit dikala hujan, seperti menikmati teh hangat di sore hari Mbak
sudah jarang lihat burung sekarang… bunyinya saja tidak kedengeran sekarang.. hehehe.. anyway fotonya luar biasa bagusnya…
Tangerang jadi wilayah langka untuk burung pipit Bro 🙂
Wow .. foto burungnya cantiiikkkkkk mbak, suka banget lihat msh ada burung Pipit bebas merdeka di sana, kayaknya mereka happy deh mbak menikmati jatuhnya hujan … daripada rekannya yang terkurung di sangkar sangkar dalam rumah
Fotonya keren mbak Evi 🙂
Sebenarnya pengen motretin angsa2 liar Mbak El, tapi apa daya disini gak ada hahaha..Makasih ya Mbak..Masih kalah cantik dengan yang tinggal di Jerman ituh…
Mungkin karena gak ada tempat berteduh mbak Evi, karena pohon-pohon banyak yang ditebangi.
Kalau di tempat saya masih ada kok.cuma gak sebanyak saat saya kecil dulu
Ketiadaan pohon pasti berpengaruh banyak terhadap populasi mereka ya Mas..Yah mudah2an gak punah saja. Kan kasihan kalau anak cucu kita nanti tahunya burung pipit cuma dari buku 🙂
Mbak Eviii…susah menebak apa yang dirasakan oleh burung pipit itu.
Senangkah?
Diginkah?
Atau mereka sedang menghangatkan badan dan bergembira dibawah hujan sekaligus?Makin kagum dengan mbak Evi, yang jeli banget membidik berbagi obyek buat dijadikan bahan posting. Keren.
😀
Hahaha..Motret itu membantu sangat membuka kebuntuan ide Mbak Ir..Makanya sekarang kalau kemana-mana camera gak ketinggalan. Motret apa saja yang tertangkap mata dan dianggap menarik. Kaau tidak untuk hari ini yah nanti-nanti di tuliskan di blog..:)
Di sini masih banyak mbak keliatan burung pipit di kabel2 listrik, apalagi pas menjelang sore….
Kalo inget burung pipit inget lagu anak-anak yang liriknya: burung pipit yang kecil dikasihi Tuhan, terlebih diriku, dikasihi Tuhan 🙂
Kemarin juga Mbak Prih ngomongin lagu burung pipit. Jadi ini lagu rohani ya Jeng..Duh indah banget pastinya yah..
aku sering mba liat, kebetulan di sekitar rumahku masih banyak kebon yg banyak pohon’a jd masih ada beberapa burung pipit kalau pagi atau sore menjelang
Sedap tuh Mas Andy masih mendengarkan mereka menyanyi..:)
disini banyak banget burung pipit secara masih banyak kebon2 gtu .. xixixi
Disininya dimana sih Dea?
saya di garut mbak .. 🙂
hahaha istriku namanya pipit
liatnya tiap 3 bulan sekali…
Hahaha..Ini Pipit yang melarang anak mandi dibawah hujan nih…
terkadang kita pun senang main hujan2an, lha anak saya saja senang kok.
Kayaknya semua anak2 Indonesia punya sejarah dngan hujan ya Pak. Ada yg bisa menikmati dengan mandi bebeas dibawahnya dan ada pula yang dilarang karena orang tua mereka kuatir anaknya akan demam
fotonya bagus mbak evi, saya suka yang burung pipitnya kehujanan 😀
sy seneng liat foto burung pipit yg kehujanan trus kepalanya nengadah ke langit. Jd inget anak2 sy kl lagi main hujan2an suka liat ke langit kayaknya menikmati bgt mukanya pada kena hujan 🙂
Nah itu juga yang mengingatkan saya pada kelakuan anak2 Mbak Myr…
Aih.. burung pipit yang mungil namun sangat menarik perhatian. Menjadi semakin menarik karena penggambaran yang apik oleh Uni.. Saya sangat menikmati gambar-gambar burung tersebut..
Saat ini, di sudut kantor saya, bersarang beberapa ekor burung pipit.
Kalau sore hari, suara cicitannya bikin adem.. 🙂
Saya bisa membayangkan cicit pipit tiap sore Nyiak, kalau kita fokus kesana, suara itu pasti bisa meredam rasa lelah ya..
Masih sih Mbak Evi.. tapi memang di daerah daerah aggraris ya..
Iya Mbak Dani, di daerah persawahan, ada air dan pohonnya 🙂
[…] Setelah puas memilih dan memilah artikel-artikel yang ada di blog mbak Evi Indrawanto, akhirnya mataku tertuju pada beberapa foto dan tulisan yang berjudul “Burung Pipit di bawah hujan”. […]
[…] Setelah puas memilih dan memilah artikel-artikel yang ada di blog mbak Evi Indrawanto, akhirnya mataku tertuju pada beberapa foto dan tulisan yang berjudul “Burung Pipit di bawah hujan”. […]