Toilet Berbayar di SPBU – Sobat Travel Blog Indonesia, apakah kalian sering menggunakan toilet di SPBU? Kalau saya sering. Terutama saat melakukan perjalanan ke luar kota. Contohnya dalam perjalanan Kudus- Serpong minggu lalu saja saya mampir di empat Toilet SPBU Pertamina berbeda. Selain keperluan mengisi bahan bakar, tubuh saya rajin banget membuang sisa metabolisme. Penyebabnya mungkin saya rajin minum air putih karena sebentar-bentar merasa haus. Efeknya jadi seperti selang bocor menurut anak saya. Tapi kalau dalam kota biasanya lebih memilih mal atau restoran dengan pertimbangan toilet mereka lebih wangi. Walau sebenarnya tak jarang juga saya menemukan toilet horor di mall.
Daftar Isi
Apakah Memang Toilet Berbayar di SPBU
Kalau menggunakan toilet SPBU apakah sobat traveler membayar? Entah memasukan ke dalam kotak yang disediakan atau memberikannya pada mas-mas yang menunggu tak jauh dari pintu keluar. Sambil berdiri atau duduk biasanya mereka menggengam atau menaruhnya di atas kotak lembaran uang dua ribuan. Lembaran uang itu adalah bahasa isyarat besaran tarif yang harus kita bayar. Kebanyakan pengguna toilet SPBU mengerti bahasa isyarat itu kecuali saya.
Iya saya hampir tidak pernah membayar saat menggunakan toilet SPBU. Tidak pelit sih ( dan dibilang pelit juga tak apa) tapi lebih pada berusaha menegakan peraturan. Sebab sependek pengetahuan saya toilet SPBU Pertamina memang disediakan gratis. Disamping menyediakan mushola dan tempat wudhu, toilet adalah fasilitas umum yang diwajibkan Pertamina kepada mitranya sebagai salah satu syarat pembangunan stasiun pengisi bensin.
Akhir-akhir ini semakin sering saya lihat kotak tagihan dan mas-mas yang menggenggam uang kertas dua ribuan di pintu masuk toilet SPBU Pertamina. Memang sih kalau saya nyelonong saja alias gak bayar mereka juga tak menegur (kecuali satu kali di Cikampek). Yang jadi pertanyaan saya adalah apakah aktivitas ini atas instruksi manajemen SPBU atau bebisaannya karyawannya saja? Kalau atas instruksi Manajemen apakah keuntungan mereka begitu kecilnya sehingga tak mampu membayar gaji petugas kebersihan merawat fasilitas umum di sana?
Kalau toilet di Terminal Bus seperti pengalaman saya di Terminal Purbaya Surabaya sih emang jelas harus bayar. Terpampang tulisan besar-besar di pintunya. Nah saya tak keberatan.
Edit Soal Toilet Berbayar di SPBU – 30 Desember 2018
Dari membaca artikel lain dan pengalaman teman-teman yang sering menggunakan toilet umum SPBU Pertamina, sampai saat ini memang tidak ada ketentuan pipis di sana harus membayar. Emang ada SPU Swasta yang agak ambigu memberi jawaban, “sebenarnya sih tidak bayar, tapi untuk meningkatkan kualitas kami menempatkan orang di sana..” Itu apa maksudnya, Mas? Bilang aja sih kalau SPBU di sana berbayar, kan jelas. Lagi pula kalau membayar pengguna pun akan suka rela kok, tulis saja di dinding tarifnya.
Sementara di Pertamina, sampai saat ini jelas tidak dipungut bayaran. Itu merupakan fasilitas umum yang wajib disediakan seluruh SPBU Pertamina. Kalau ada yang meminta bayaran, tinggal kebijakan sang pengguna saja. Bayar boleh karena berbagi memang indah.
What do you think sobat ?
The only thing you need for a travel is curiosity
40 comments
Kalau saya merasakan pake toilet yang berbayar jauh lebih nyaman, barang bawaan bisa dititip ke yang jaganya, toilet nya pun bersih…puas…mau tisu tinggal minta. Bayar 2000 ya ga pa2. Toh dia juga perlu makan….daripada dikasih ke pengemis yg gagah. Kalau lagi ada rezeki saya tambahin dari tarip yg mereka pasang. Jangan takut rezeki kita akan di tambah klw ngasihnya ikhlas…
Kalau gak salah pernah pakai fasilitas toilet waktu tinggal di Makassar dulu, lupa persisnya di spbu mana. Toiletnya bersih, airnya juga lancar dan..tidak dipungut bayaran alias GRATIS 😀
Tapi itu dulu… mudahmudahan sekarang masih tetap seperti itu.
Saya jg bertanya tanya dari dulu. Kok toilet SPBU minta bayaran ya? Katanya fasilitas dan syarat setiap SPBU
Bolehkah aku bercerita sedikit, mbak?
Aku tinggal di Jerman, ada beberapa toilet umum (mall, SPBU dll yang gratisan) dan secara terus menerus dibersihkan oleh pegawai khusus toilet, jadi pegawai ini kalau tidak bersih2 ya duduk didepan toilet nunggu kotor buat dibersihkan lagi. Pegawai ini gajinya minim sekali, bisa jadi cuma 350€ sebulan.
Di depan pintu, mereka punya meja dan diatas meja ada cawan tempat orang kasih uang tips. biasanya orang kasih 50 sen tapi tidak wajib ya.
Dan aku dengan sukarela juga selalu kasih 50 sen, jika ndak punya uang kecil ya aku kasih 5€ tapi minta kembalian 4,50€. Ini umum banget di Jerman sebagai ucapan terimakasih buat toilet yang bersih.
Pikirku, aku lebih baik kasih uang tips 50 sen daripada kasih uang ke pengemis 50 sen, niatnya juga sedekah, sekaligus membantu pekerja rajin seperti mereka yang bergaji minim.
Bukankah begitu?
Mematok tarif kebersihan di SPBU bagi saya adalah mutlak. Karena watak sebagian dari kita masih belum peduli dengan tanggung jawab dan kebersihan. Toh cuma berapa sih duit yang dikeluarkan untuk sumbangsih kebersihan? Berpikir positif sembari berharap kontribusi itu membawa dampak juga tidak sulit 🙂
Pernah sih mampir di tempat yg seperti itu. Pas ada receh ya saya beri. Pas gak ada jg mereka diam saja. Atau mereka diam karena lihat perawakan saya kali. 😀
Aku blm pernah menjumpai ada toilet di SPBU yang berbayar lho, Mbak. Sebagus apapun toiletnya 😀
Selama ini saya nyemplungin aja ke kotaknya nih Uni Evi, karena nggak tau aturan main pendirian SPBU. Terima kasih untuk sharingnya Uni. Semoga para pengelola SPBU membaca postingan ini ya Uni dan melakukan perbaikan pengelolaan …
Hehehe..Semoga mas-mas penjaga toilet SPBU yang membaca tulisan ini gak sebal pada saya, Mbak Prih. Maaf ya Mas hanya berpendapat mengenai sesuatu yang saya anggap patut saja kok 😉
ngaku nih mbak aku juga gak bayar kecuali ada yang nagih hehehe
Kalau ditagih coba sesekali belagak oon Mbak Lid, pura2 gak tahu kalau mesti mbayar. Berani gak? 🙂
Ini sama dengan kasus toilet di Stasiun Jakatya Kota. Ada penjaga yang njagain depan toilet yang selalu antre itu, duhhh…Udah gitu juga baunya sering ga ketulungan, terutama puntung rokok, hadeuhh. Saya liat kok setiap pemakai toilet yg keluar trus kasih uang receh ke penjaga tadi. Nah yang ga kasih diliatin aja tuh ma penjaga dengan tatapan marah.
Padahal di dinding toilet yang sama tertulis larangan dari pihak stasiun untuk TIDAK membayar apa pun kepada penjaga toilet. Sayangnya pengguna ga kompak, jadi termasuk saya ya suka bayar, padahal ga ikhlas hehe. Bukan soal 2000 sih, cuma kan jd mendidik penjaga itu buat ga taat aturan dan cari tambahan dg cara yang kurang pas.
Aku kalau di Stasiun Gambir gak pernah bayar, Mas Rudi. Mungkin yg jaga di sana perempuan kali ya, gak maruk duit, jadi mengikuti aturan saja dia 🙂
Boleh jadi, hehe…
Untuk menggunakan toilet SPBU biasanya saya memilih yang bersih dan dikelola baik, kalau tidak ada mending cari Masjid yang besar sekalian mba. Kalau maslah bayar itu sih relative, dari pada sakit nahan buang kotoran atau untuk bersih-bersih ya ga apalah dari pada sakit di tahan malah nanti kelauar biaya besar untuk pengobatan. he,, he, he,
Iya juga Pak Indra. Kalau judulnya sudah toilet umum dan memang dibangun untuk cari duit pastinya kita mau membayar lah. Dan untuk fasilitas umum yg ada di SPBU kalau gak dikasih masuk kalau gak bayar, ya harus bayar juga lah…hehehe…
emang bener sih , lama-kelamaan ada rasa kesal juga. masa fasilitas toilet di pertamina aja harus bayar.
Kalau gak ditagih sih ya gak usah bayar, Mas:)
tapi sekarang kebanyakan toilet spbu berbayar
Tapi gak diharuskan sih. Cuma diintimidasi agar membayar hehehe…
Baru tahu kalao di SPBU seharusnya toiletnya gratis mbak..hehe.. selama ini sih selalu bayar, hehe…
Besok-besok coba sesekali gak bayar, Mbak Mechta. Bereaksi gak penjaganya hehehe…
Kalau toiletnya bersih biasanya saya bayar. Tapi masalahnya saya suka lupa bawa recehan, akhirnya cuma bisa kasih senyum manis. Udah gitu aja. 😉
Kadang saya malah lupa kasih senyum manis Mas Badai. Take for granted aja kalau toilet spbu gratis. Gak sopan emang saya hehehe…
Saya sih masih suka bayar Mbak Evi.. 😀 Gak tahu memang aturannya…
Merasa wajib aja gitu ya Mas, memakai service orang lalu membayarnya 🙂
disolo ada beginian 10.000 bayarnya.tapi bersihhhh bgt..
Wah 10.000 untuk bayar toilet. Mahal ya Mas Sukma. Mungkin boleh nyuci baju sekalian 🙂
iya mahal banget, tepatnya SPBU UMS tapi memang bersih banget sih bu..haha iya mending loudry dpat 3 kg tuh klo disini 😀
wah, aku ga kepikiran soal ini tante, kalo ada mas2 atw kotaknya aku bayar aja (kalo ada uang kecil) hihihihi
Hehehe…Pilihan akhirnya terpulang pada kita ya Teh. Gak bayar juga masnya gak sewot. Paling-paling dilihatin aja dari belakang…
kalau toiletnya bersih aku gpp xD… kalao toiletnya kotor yang berasa gimanaaaa gitu
Tergantung situasi ya Mbak Echa 🙂
bisa jadi itu salah satu bentuk disiplin pemilik spbu terhadap masyarakat pengguna toilet. Semacam pertanggungjawaban karena biasanya kan orang Indonesia jorok dan ampun-ampunan deh kalau pakai toilet. Suka sembarangan. Setidaknya kalau bayar meski seribu-dua ribu, ada sedikit rasa tanggung jawab 🙂
Hm, bisa juga sih kemungkinan itu Sekar. Untuk mendidik pengunjung bahwa kebersihan itu ada harganya 🙂
Menurut saya malah sebaliknya, justru bumerang. Lantaran udah bayar, pelanggan tertentu jadi merasa bisa sok manfaatin toilet sesuka dia, termasuk ga nyiram atau buang puntung sembarangan. Nah pan gw udah bayar, terserah dong mo ngapain hehe….
Aku sih kalau gak ada penjaganya ya nyelonong boy aja mbak hihihi
yalakian memang harusnyakan gratis yaa
Kalau membaca dari berbagai artikel yg membahas SPBU, toilet emang sarana wajib dan jadi bagian service pelanggan sih, Mbak Put 🙂
Ya, salah satu syarat spbu di jalan toll adalah penyediaan toilet tanpa bayar. Saya tahu karena ikut dalam pembangunan spbu di Sentul, tepatnya spbu setelah pintu keluar tol Sentul arah ke Bogor.
Jadi kalo ada toilet berbayar di spbu yang ada di area konsesi tol panggil saja manajer spbu-nya dan beri “ceramah” haha…
Hahaha..Terus kita diceramahi balik, seperti ini, Pak Alris: “Kami kan gak maksa situ bayar, lah kok resek sih”