
Bunga petunia putih dan wordpress
Apa hubungannya bunga petunia putih dengan WordPress? Banyak sih sebetulnya. Namun dalam post ini saya hanya akan mengatakan bahwa WordPress emang keren. Walau Jurnal Evi Indrawanto adalah self-hosted, melalui widget Jetpack mereka memberi kesempatan blogger seperti saya menyicipi berbagai kemudahan yang diberikan pada pengguna wordpress.com.
Sudah ngeblog sejak tahun 2005. Walau tulisannya tak kunjung naik kelas, topiknya itu-itu saja, curhat, namun saya sudah berkeliling platform. Mulai dari Friensters dan Multiply yang sekarang sudah tewas. Dari sini banyak kenal teman-teman sesama hobi menulis blog, belajar banyak dari mereka, membangkitkan semangat ngeblog kian membara.
Karena kedua platform tidak bisa lagi melayani pelanggannya saya mulai melirik ke Blogspot. Masih memilih yang gratisan karena merasa tak perlu meningkatkan diri jadi Top Lvel Domain (TLD). Disamping juga tidak tahu caranya, dimana harus beli domain dan gimana hostingnya.
Baca juga:
Daftar Isi
Akhirnya Punya Blog TLD Hosting di WordPress
Untunglah anak sulung mulai besar. Dia mulai otak-atik dunia digital, jualan hosting untuk nambah uang jajan. Nah bukan emak blogger namanya jika tak bisa memanfaatkan keahliannya.
Jadi saya utarakan maksud ingin punya blog TLD. Ia sanggupi dengan bertanya mau dikasih napa apa blognya. Nah saya perlu berpikir seharian menjawab pertanyaan ini.
Inginnya punya domain yang sekali luncur langsung dapat peringkat Google. “Mimpinya jangan kelewatan, Ma” Itu ungkap insinyur blog dengan wajah datar.
Dipikir-pikir lagi, sebenarnya apa yang saya inginkan dari blog TLD? Untuk keperluan bisnis sudah punya website http://arengaindonesia.com. Mau nulis tentang gula aren ada http://gulaarenorganik.com.
Akhirnya, ya sudah pakai nama sendiri saja. Lahirlah eviindrawanto.com ini. Selft hosted tapi numpang di WordPress.
Bunga Petunia Putih dan WordPress
Setelah punya Top Lavel Domain, saya mulai memindahkan artikel-artikel dari blog lama ke sini. Beberapa hilang lenyap bersama lenyapnya Multiply dan Friendsters. Alhamdulillah yang dari Blogspot bisa dipindahkan semua. WordPress memberi fasilitas import blog soalnya.
Berbeda menulis di blogspot, perlu penyesuaian atmosfir sedikit di sini. Tapi lama-lama semakin mengerti platform besutan Matt Wullenweg ini ternyata jauh lebih ramah. Mirip Facebook tapi bukan facebook, di sini lebih mudah berinteraksi dengan sesama pengguna WordPress.
Begitu pun dalam update blog. Gampang banget. Bisa langsung dari ponsel lewat WordPress mobile. Jadi gak perlu menunggu harus di depan kompi baru bisa menulis. Cara memasukan foto juga mudah.
Seperti Bunga Petunia Putih dan WordPress, ini adalah adalah update post pertama yang saya lakukan langsung di WordPress. Cuma ada sayangnya sedikit. Biasanya foto-foto saya simpan di picasa. Maksudnya agar tak memberatkan server. Sementara kalau update dari WP, foto harus di upload ke blog, tak bisa diambil linknya saja seperti yang sudah-sudah..
Begitu saja sih update singkatnya 🙂
Salam,
@eviindrawanto
33 comments
wordpress memang keren,
ada yang tahu bagimana mengambil data email login membar dari data base wp? share dong…
masih newbii
Masalahnya di mana-mana sama ya Mba, pengiritan dan kepuasan. Semua ada plus dan minusnya. he,, he,, he,,,
Iya gitu deh Pak Indra. Semua ada harganya 🙂
peristilahan blogging saya buta nih Uni
Menikmati kecantikan Petunia aja…koleksikah Uni, kaya warna loh. Salam
Koleksi orang Mbak Prih hahaha
Apa hubungannya wordpress dengan bunga? WordPress adalah batang yang menyanggaku tetap hidup. 🙂
Hahaha..Berarti dirimu adalah Petunia cantik itu Mas Kika
dan saya suka Petunia….apalagi yg ungu.. hihi..
Memang mereka suka bikin hati meleleh, Mbak Mechta 🙂
Ngirit bandwidth ya, Mbak. Hehehe
Begitu sih niatnya, Mbak Idah. Biar kalau teman2 berkunjung ke sini, tarikannya gak terlalau berat 🙂
Hi Mbak Evi, kalau mau gak ngeberatin server ya upload fotonya di online storage luar misal medishare baru kemudian ambil linknya. Semacam di Picassa saja
Makasih ya sarannya 🙂
satu pikiran dengan saya, karena web saya menyediakan sejenis tutorial jadi banyak gambar yg ditampilkan …
masalahnya kalau gambar diupload memakai pihak ketiga, efeknya SEO kurang bagus …
tidak ada cara lain mungkin dengan meningkatkan kuota/bandwith hosting …
Saya pikir juga gitu, Sob. Blog saya banyak banget fotonya tapi jarang diindek oleh Google 🙂
Mirip bunga kangkung ya
Kalau bunga kangkung, belakangnya mirip lonceng. Petunia lebih ceper 🙂
Saya belum tau tentang widget jetpack ini malah Un,
putih dan ungu berdampingan, cantik dua-duanya.
Memang serasi mereka, Buk 🙂
Di blog yang tadi dikunjungi tentang bunga krongkok, duh saya lupa namanya karena baru tahu ada bunga itu. Sekarang ada lagi yang namanya petunia. Saya pikir nama bunga ini hanya merupakan nama salah satu karakter di seri Harry Potter (-_-“). Saya benar2 buta soal perbungaan. Haha
Ah saya juga tahu sedikit kok Fier…Cuman gayanya aja kayak tahu semua hehehehe
widget jetpack, Bu? Saya malah belum tahu!
ketinggalan jauh amat ya? 🙂
Cari di koleksi widget WP, Mas Abi, ada kok 🙂
pakai Jetpack memang asyik uni, bisa pakai gallery photonya juga seperti di wp.com, dan dapat notifikasi komentar,
aku nggak perhatiin nggak bisa pakai url kalau mau upload foto
sama belum bisa pasang video seperti di wp.com
Iya saya baru tahu nih, MM. Wah kalau bisa upload video juga, tambah seru 🙂
yang biru juga sama kan bu?
Sama Miss 🙂
Mungkin wordpress sedang menerapkan kebijakan baru tentang gambar yang diunggah
Mungkin Sobat Mandor. Mudah2an update Jetpack selanjutnya saya bisa menyimpan foto di tempat lain. Kalau langsung di blog seperti ini sebentar juga akan habis quota spacenya. Karena saya lebih suka foto-foto besar mejeng di sini. Makasih sudah mampir 🙂
mirip bentuknya dengan kembang sepatu. apakah mereka sama?
Sama sih tidak Mbak Okti. Petunia kelopaknya lebih kecil. Mungkin masih satu keluarga 🙂
Iya ya mirip kembang sepatu tp petuniakayaknya kkelopak nya lbh banyak ya
Di samping itu, sisi kelopak lebih rata dibanding kembang sepatu