Snorkeling di Karimunjawa – Pengalaman Pertama.
Udara cerah, angin sepoi, air laut biru jernih terhampar sejauh mata memandang. Hati terhibur oleh taman karang yang melambai dipermainkan ombak. Mereka hilang timbul di bawah bias cahaya matahari. Berbagai jenis ikan kecil dengan warna dan bentuk berbeda melintas saling menyilang. Formasi mereka seperti segerombolan bidadari yang sedang menari dalam taman surga. Selamat datang di surga Snorkeling di Karimunjawa.
Pengalaman Pertama Snorkeling di Karimunjawa
Ditengah segala keindahan itu saya sibuk meredakan deburan di jantung. Maklum sampai setua ini alam bawa laut masih jadi misteri bagi saya. Padahal snorkeling saudara-saudara, berenang mengunakan pelampung alias ngambang-ngambang di permukaan air. Cuma ya begitu lah! Gara-gara takut yang tak jelas ini saya membiarkan kesempatan bersnokeling lewat di masa lalu. Untung suami mengingatkan bahwa kalau tak sekarang kemungkinan saya tak punya waktu lagi. Ya sudah pesan tiket bus ke Jepara lalu menyeberang ke Karimunjawa.
Pengalaman Indah melihat Ikan-Ikan Clown Fish
Sesaat membenamkan kepala ke air saya mulai membayangkan pengalaman para diver. Di permukaan saja sudah begini sensasinya apa lagi kalau turun sampai ratusan meter ke bawah. Pengalaman indahnya pasti lebih spektakuler.
Dulu saya beranggapan karang-karang itu sejenis pohon. Sepintas memang serupa tanaman. Bentuknya bercabang, beranting dan berkelopak seperti bunga. Eh ternyata tidak saudara-saudara! Karang adalah jenis hewan laut. Untuk memastikan saya mendekat dan menyentuh lembut untuk merasakan tekturnya. Lembut dan licin. Nah kalau yang dijual sebagai suvenir adalah bangkai karang mati. Tekstur mereka keras seperti batu.
Yang merepotkan bagi saya adalah menggenggam alat pernapasan di mulut. Rahang pegal karena harus digigit erat untuk mencegah air masuk mulut. Terbawa kebiasan bernapas lewat hidung suka lupa bahwa dalam air kita harus bernapas lewat mulut. Jadinya kaget dan gelagapan jika tiba-tiba susah bernapas. Rupanya saat keasyikan tubuh saya otomatis mengganti gaya pernapasan. Dari mulut ke hidung. Untung cuma ngambang, gelagapannya gak pake lama karena bisa segera menaikan kepala ke atas mencari udara.
Selama snorkeling rombongan saya di bantu oleh bapak-bapak yang sehari-harinya berprofesi sebagai nelayan. Mereka profesional dalam melayani tamu. Sebelum menceburkan diri, terutama bagi pemula, kita diajarkan cara memasang alat snorkeling, cara membenamkan diri kalau mau ke sedikit lebih kebawah dan menyelamatkan diri bila terjadi sesuatu.Mereka juga menyediakan camera bawah air agar pengalaman kita tak berlalu begitu saja.
Saya tidak tahu bagaimana keindahan bawah laut lain. Sekalipun karang-karang di Karimunjawa tampak banyak rusak dan mati, keindahan yang hidup masih mempesona bagi saya. Sepertinya saya akan mengulang pengalaman serupa di tempat lain 🙂
Apakah dirimu berani snorkeling teman-teman? Mari coba sesekali snorkeling di Karimunjawa.
@eviindrawanto