EviIndrawanto.Com – Kemarin saya berkesempatan menghadiri seminar Pengawetan Produk Pangan dengan Teknologi Iradiasi. Dibawakan oleh Pak Zainal Abidin dari Pusat Aplikasi Tehnik Isotop dan Radiasi BATAN. Bekerjasama dengan Kementrian Koperasi dan UKM, cara mengawetkan makanan dengan iradiasi penting untuk diketahui para penggiat bisnis kuliner atau pengusaha makanan.
Nah salah satu tujuan dari seminar iradiasi makanan ini adalah memberi wawasan kepada pelaku UKM dibidang makanan bahwa mereka mempunyai alternatif lain selain zat kimia dalam mengawetkan dan memperpanjang daya simpan suatu produk pangan. Seperti kita tahu pengawetan menggunakan bahan kimia adalah dengan cara pemberian bahan pengawet dan fumigasi. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan pada bahan pangan akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi secara terus menerus.
Sementara teknologi iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap pangan. Baik dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan pangan serta membebaskan dari jasad renik patogen.
Mengapa Pangan Kita Harus Diawetkan?
Seperti kita tahu produk pangan mempunyai masalah klasik yaitu mengandung bakteri pathogen yang mengakibatkan pendeknya usia simpan serta resiko penyakit terhadap manusia yang mengkonsumsinya.
Pengawetan produk makanan dengan iradiasi bertujuan untuk membasmi bakteri, jamur, atau parasit yang menyebabkan keracunan pada manusia. Bakteri yang dapat dibasmi dengan irradiasi antara lain Eschericia Coli O157:H7, Salmonella, Listeria, Campylobacter dan Vibrio. Menurut penelitian bakteri-bakteri ini telah menyebabkan lebih dari 5000 kematian dan 76 juta kasus keracunan di Amerika dan seluruh dunia.
Usia simpan bahan pangan memang menjadi masalah serius apabila bahan pangan tersebut ditujukan sebagai stok, komoditas perdagangan antar daerah atau pulau atau bahkan ekspor.
Kemarin saya juga mendengar curhat dari seorang bapak yang pedagang kol bulat dan gepeng di pasar di Kramat Jati. Menurutnya dia sering membuang hampir dari separuh dagangan karena busuk sebab usia simpan kedua jenis sayur itu hanya 8 jam.
Belum lagi cerita-cerita sedih seputar busuknya bertruk-truk bahan makanan di jalan karena kelambatan penyeberangan, macet atau bersebab masalah teknis lain.
Teknologi Iradiasi Dalam Pengawetan Makanan
Dan masalah bapak ini dan membusuknya produk diperjalanan bisa diselesaikan melalui iradiasi. Caranya adalah memutuskan DNA sel mikroba pathogen sehingga mereka tidak bisa mereplikasi diri dan mati. Dengan dosis rendah (sampai 1 kGy) sinar gama juga akan menunda pematangan sayur dan buah segar. Bukan itu saja, dalam dosis ini sinar sinar gama juga akan menghambat pertunasan/perkecambahan dan membasmi serangga dan parasit.
Memang banyak yang bisa dilakukan terhadap produk pertanian bila usia simpannya bisa diperpanjang. Entah melalui penghambatan pematangan atau pertunasan dan mengendalikan organisme pembusuk, pengawetan pangan dengan iradiasi memberi alternatif bagi para pengusaha.
Sementara produk pertanian yang akan diekspor, dalam salah satu prosedur karantina, produk harus melakukan proses iradiasi dengan tujuan untuk sterilisasi dari serangga. Baik dalam wujud serangga dewasa, larva, maupun telurnya, sehingga tidak menjadi pandemi di negara konsumen.
Apakah Produk yang terkena Iradiasi Aman?
Apakah pengawetan makanan dengan Iradiasi aman? Pertanyaan ini pasti muncul dari benak teman-teman. Karena konotasi radiasi dan iradiasi agak negatif di mata masyarakat.
Jawabnya aman! Sepanjang di lakukan oleh ahlinya dan sesuai takaran patut proses iradiasi pangan aman. Seperangkat bukti legalitas iradiasi pangan juga ditampilkan dalam seminar ini.
Baca juga:
- Akar Kawao Pengawet Nira Alami
- Kampung Rawa Ambarawa, Menikmati Menu Makanan Kampung
- Gula Merah Cair Untuk Kopi Susu
Beberapa Alasan Mengapa Iradiasi Makanan Dibutuhkan
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa iradiasi makanan membantu memastikan makanan kita aman. Beberapa cara pengawetan pangan dengan iradiasi, untuk memastikan keamanan makanan kita adalah:
- Iradiasi makanan tidak membuat makanan menjadi radioaktif.
- Iradiasi makanan mengurangi atau menghilangkan patogen, seperti bakteri dan jamur, yang merusak makanan dan menyebabkan keracunan makanan dan penyakit lainnya. Misalnya, penyinaran dapat membunuh bakteri Escherichia coli , Campylobacter dan Salmonella . Bakteri ini membuat jutaan orang sakit dan mengirim ribuan orang ke rumah sakit setiap tahun.
- Pakan ternak juga bisa mengandung Salmonella. Iradiasi dapat mencegah penyebaran bakteri ini ke ternak.
- Iradiasi makanan memperlambat penuaan makanan seperti buah-buahan dan sayuran dengan menunda perkecambahan.
- Penyinaran makanan kering seperti rempah-rempah dan biji-bijian memungkinkan mereka untuk disimpan untuk waktu yang lama. Ini juga memungkinkan pengiriman biji-bijian dan rempah-rempah jarak jauh.
- Iradiasi pangan dapat digunakan untuk melindungi pertanian dari masuknya hama pengganggu seperti serangga dan cacing. Radiasi membunuh atau mensterilkan hama, mencegah serangga baru menginfeksi tanaman.
Iradiasi makanan banyak dilakukan di negara-negara Uni Eropa, Eropa Timur, Afrika, Timur Tengah, Amerika utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Bagaimana dengan Indonesia?
Untuk produk pangan lokal, sedikitnya ada 11 jenis komoditas yang memerlukan teknologi penyinaran makanan. Meliputi rempah-rempah, umbi-umbian,beras, jenis ikan dan sayuran telah dilegalisasi oleh BPOM. Dan Pak Zainal Abidin mengakui hingga kini teknologi iradiasi pangan memang belum banyak dimanfaatkan.
Untuk industri, saya lihat tehnik pengawetan pangan dengan iradiasi sudah dipakai oleh Kimia Farma, Mustika Ratu, Bintang Todjoe dan bahkan Mahkotadewa.
Salam sehat,
— Evi
Diva’s Arenga Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners