Keindahan Panorama Kota dari Macau Tower – Jadi setelah dicukupkan rasa puasnya dengan hanya berfoto berlatar belakang Patung Kun Lam atau Dewi Kwan Im, kami langsung dibawa Cik Mega (guide kami) menuju Menara Macau. Sepertinya ia sama praktisnya dengan orang Macau lainnya: Waktu adalah uang jadi sayang kalau dibuang-buang.
Menyusuri Jalan Raya Dr. Sun Yat-sen, tak lama sampai lah ke jembatan yang awalnya terlihat samar-samar sosok Macau Tower itu. Makin dekat makin jelas dengan observation deck di sekeliling. Dengan ketinggian 338 meter di titik puncak, ia menjulang sendiri terhadap gedung-gedung yang mengitari.
Saya pikir setelah melihat begitu banyak foto-fotonya di internet saya akan kebal terhadap pesona-nya. Tapi tetap saja saat ia terhampar di depan mata, memacu urat nadi, membuat saya terpaku. Hening sejenak.
Terpesona Pada Pandang Pertama
Sementara itu ndeso saya tak kunjung sembuh. Masih juga termenung-menung melihat infrastruktur dan efisiensi jalan raya mereka. Kiri- kanan gedung bertingkat. Jalan lebar beraspal mulus. Tak ada tumpukan kendaraan pribadi, bus dan angkot yang bikin kepala pening. Tak ada tat-tut klakson yang membuat kantung kemih saya selalu merasa tertekan. Macau yang resik ini adalah keindahan bagi mata dan memicu untuk dipikirkan.
Untuk memahaminya mungkin saya harus melihat ke arah masa lalu. Sebelum Macau masuk ke dalam Wilayah Administratif Khusus Republik Rakyat Cina seperti sekarang. Bagaimana kota di bawah kolonisasi Portugis ini memulai pembangunannya sejak akhir abad 17. Bahkan sejak itu mereka sudah punya pelabuhan komersial sekala internasional. Sekalipun tetap tak terbebas dari masa-masa sulit sebagai bangsa, sejak dimulai, pembangunan kota ini tidak pernah berhenti. Mereka terus tumbuh ke samping dengan reklamasi, tumbuh ke atas dengan gedung-gedung bertingkat.
Keindahan Panorama Kota dari Macau Tower Jadi Bertambah Dengan Sejarahnya
Kalau saya terus berkendara mengikuti lorong sejarah saya pun terbawa ke  pertengahan abad ke-19. Dari sana Macau menemukan jalannya menuju transformasi urbanisasi. Dari desa nelayan menuju metropolitan. Distrik-distrik terbentuk secara bertahap. Lalu disusul membangun sarana publik seperti pembukaan jalan dan reklamasi lahan.
Macau jadi koloni Portugis Hingga Tahun 1999.
Saya tak mampung menghindari pertanyaan dari dalam hati: Indonesia sudah jadi kolonisasi Belanda jauh sebelumnya yakni sejak abad 15. Mengapa bangsa kita tak bisa membuat negara ini serapi Macau? Mungkin ada yang akan menjawab: Belanda dan Portugis beda, Neng. Orang yang dijajah juga! Lagian Indonesia terlalu luas, gak habis-habis pulaunya kalau dihitung. Sementara Macau sampai saat ini masih melakukan reklamasi.
Maksud lo Macau lebih mudah ditangani karena lahannya kecil? Masa? Menurut lo lagi berapa sih luasnya negara Cina? Baik lah kalau gitu, mari kita menikmati Macau Tower dan panorama kota dari ketinggian ketimbang sibuk membanding-bandingkan. Gak akan ketemu lah!
Dan mobil yang di kendarai Cik Mega pun akhirnya tiba di halaman Macau Tower. Di depan bangunan segi empat, gerbang masuk, sudah ramai bus pariwisata. Gedung di samping menara ini mengingatkan saya pada toko serba ada. Dari bisnis, hiburan, rekreasi, pusat perbelanjaan dan pemandangan panorama ke Kota Macau berkumpul di bawah satu atap.
Pendiri Macau Tower
Oh ya apa menurutmu yang membedakan orang kaya dan orang biasa? Orang biasa “mungkin” mimpinya akan tetap di awang-awang sampai ia kembali ke tanah. Sementara orang kaya punya sejumlah kualitas yang memampu mereka mewujudkan mimpi jadi benda.
Ceritanya suatu hari pengusaha Makau terkenal bernama Dr. Stanley Ho Hung-Sun piknik ke Sky Tower-Auckland, Selandia Baru. Dia sangat terkesan terhadap menara yang dinaiki. Maka  pulang ke ruma dia memutuskan akan membangun menara yang sama di Macau!
Jadi lah sabdanya mengambil bentuk pada tahun 1998. Mulai 2001 Macau Tower Convention & Entertainment Center pun resmi jadi landmark utama kota ini. Sejak diresmikan entah berapa juga orang yang telah menikmati Macau Tower dan panorama kota dari ketinggian di sini.
Keindahan Panorama Kota Dari Macau Tower
Untung sebelumnya kami sudah dibekali tiket oleh Cik Mega. Penawarannya diterima karena cuma beda sedikit dari harga resmi di konter. Dengan begitu tak perlu buang waktu untuk antri. Dengan mengikuti rambu-rambu langsung menuju lift panorama yang akan melesatkan kami ke ketinggian 233m, Obeservation Deck. Lift Panorama ini berdinding kaca yang memungkinkan kita menikmati swing ditemani pemandangan spektakuler selama perjalanan ke atas. Geli-geli tipis telapak kaki dibuatnya.
Sesampai di atas mata langsung disergap keleluasaan ke arah Delta Sungai Mutiara dan hamparan kota Macau. Benaran deh Macau tower dan panorama kota gak main-main dari sini. Apa lagi bila bersedia merogoh kocek lebih dalam di sini penyandu adrenalin dapat mencoba wahana AJ Hackett seperti Skywalk X atau Sky Jump. Kalau tak berani seperti saya selain sayang juga duitnya, ketahuilah bahwa bungy Jump mereka sudah masuk Guinness World Record. Atau yang mau mencoba betapa sulitnya mendaki tangga sosial {((MENDAKI TANGGA SOSIAL :))} lebih baik praktek lebih dulu di Mast Climb, mencapai puncak tower di 338m dengan merayap-rayap ala Spider Man.Â
Usai foto-foto dan mengintip dari jauh para pemberani terjun bebas dari deck menara, kami bergerak ke dalam. Macau Tower juga tempat asik berburu makanan enak dengan panorma spektakular di Cafe 360 Derajat. Atau mau berputar-putar menikmati santapan lezat di restoran Cina Lua Azul. Ngemil kopi dan makanan ringan di Singing Bean Coffee. Yang kemana-mana gak tahan kalau tak belanja fashion di sini juga terakomodasi.
 Bukan Menara Tertinggi di Dunia
Walau pun Keindahan Panorama Kota dari Macau Tower tak main-main, tapi ia bukan lah satu-satunya menara pencakar langit di dunia. Dengan rendah hati mereka pun mengakui bahwa mereka bukan pula yang tertinggi. Di banding Menara Kuala Lumpur (KL Tower) yang 421 meter, Macau sedikit di bawahnya. Yang tertinggi adalah CN Tower di Canada dengan tinggi 553 meter. Perbandingan ini saya pelajari dari mural yang terdapat di dinding di dek observasi.
Namun yang menawan bagi saya adalah gagasannya. Bahwa keterkenalannya sebagai kota judi harus diimbangi oleh sesuatu yang lebih spektakular yang bisa jadi ikon kota. Berdiri di atas observasi deck macau tower membuat kita lebih menghargai mimpi-mimpi.
Pemandangan terbuka ke arah Kota Macau
Nonton yuk videonya :
Bersambung…
46 comments
Aku bakal betah nih berlama-lama di atas Macau Tower. Baru tau ada mall-nya dan cafe. Salut sama gagasan pendiri Macau Tower yang berani mewujudkan mimpinya.
Aku juga kalau dibawa lagi ke sini mau dan berlama-lama mengitari tempat tersebut untuk melihat ke bawah Mas Nugie 🙂
Cek cek
Duh jadi pingin Ke Macau!!. Btw tata kota dan infrastructure nya kece Parah yaaa…. INDONESIA kompleks dengan masalah gontokan di tataran elit politik selain keberpihakan hukum yang tak jelas. Hahahahah.
Sepertinya memang begitu ya Bang Indra, permasalahan kita masih di manusianya
Kalau lihat macau tower aku ingetnya malah tokyo tower. Wkwkwk.
Membayangkan di atas sana di malam hari motret dari ketinggian. Wah pasti bagus
Nah kalau memotret malam hari dari atas sini aku yakin juga pasti kece sekali, Gallant
Menara ini tinggi banget ya Bu. Dulu merhatiin pas acara America’s Next Top Model mereka pemotretan di atas. Dibagian luarnya. Ngerii. Hahaha
Kalau dibandingkan dengan menara Kuala Lumpur masih tetap lebih rendah si Kang
amazziingg mba evii… aku mau kesana…
Amin. Insya Allah segera terlaksana ya bang Dul
Waaahh bisa naik juga ke towernya. Ngliat Macau secara langsung dr atas, keren TFS ceritanya mbak Evi 😀
Sama-sama. Terima kasih juga sudah mampir Mbak April 😀
ngeeerihhhh saya, jenderal.
belum sampe puncak, pengsan duluan.
Hahaha takut ketinggian ya Mbak Een?
wahh keren mba.. aku suka pemandangan terbuka arah kota itu
Betul sekali Mas Alan. View 360° dari tempat ini semua menakjubkan
andai monas juga bisa kayak macau tower yah hahaha
Sebetulnya Monas tidak perlu seperti ini karena jalan ceritanya agak beda. Tapi kalau Jakarta membuat shower seperti ini satu lagi tentunya jauh lebih baik 😀
kesannya mewah dan modern ya, mdahn suatu waktu bisa ke sana
Betul banget Mbak Hasti Ra. Masuk ke dalam Macau Tower kesannya mewah sekali
Aku pernah makan di restoran yang muter itu wkwk tapi bungee jumping gaberani deh mahal jugaaa. Di sana keretanya dah jadi Bu?
Sama dong masalah kita Una. Selain mahal memang butuh Nyali yang sangat besar untuk terjun dari ketinggian 😀
Ga akan pernah bosan ke Macau! January kemarin aku kesana hanya untuk bungee jumping 🙂 . Dan itu ga bisa dilukiskan rasanya gimaanaaa :D. Aku beneran mau balik lagi kesana untuk bungee kembali. Nextnya mau bungee dengan gaya backwards :D. Yg kemarin gaya biasa aja :p.
Trus sempet juga dibawa ama supir kita ke restoran halal 1-1 nya di Macau. Enaaak bgt rasa makanannya..
Ini salah satu kota yg aku ga bakal keberatan untuk datang lagi dan lagi.
Ais mau Tepuk tangan untuk Mbak Fani atas keberaniannya jumping dari atas menara Macau. Aku waktu mengintip ke bawah saja kaki sudah menggigil duluan.. Selamat atas keberaniannya ya mbak 😀
Wah, Mbak Evi yang luar biasa saja masih mengaku ndeso, apalah saya kalau begitu, hehehe. Pengen juga nih merasakan sensasi naik Macau Tower ini.
Perasaan selama di Macau aku merasa norak si mas. Pengen saja keteraturan dan gedung-gedung yang berdiri Rapi itu pindahin ke Jakarta 😀
Pernah ke Macau bbrp tahun lalu, tapi boro2 sempet cari bahan tulisan..sibuk bawain belajaan dagangan mamak.. hahhaha
Hahaha..itu tandanya anak yang baik Mbak Vika. Bawa Mama balik ke Macau tapi kali ini khusus menikmati saja tanpa belanja 😀
Ahahahaha. Jangan nge-gas gitu dong TanEv komennya.
Indonesia gk bisa maju karena sibuk cari pembenaran atas kebiasaan buruk yg sering dibuat. Sedangkan Macau sibuk memperbaiki diri setiap harinya
Hahaha kadang ngegas diperlukan sedikit, Dar. Walau ngegas di blog juga gak bakal ada yang perharhatikan
sky jump, duh kayak apa rasanya ehmmmmm
Aku melihat saja jantung rasanya bakal tanggal dari dada, Mbak Ainun 🙂
Menikmati Macau dari blog Uni Evi dulu, biar kesampaian jenguk tower cantiknya.
Para pesohor negara berani bermimpi dan mewujudkannya ya Uni termasuk pembangunan Macau. TFS ya Uni.
Wah sayangnya waktu ke Macau saya ga sempat berkungung ke tower Macau… jauh soalnya dari tempat saya.
Tapi Alhamdulillah saya bisa menikmati Macau dari blog Mbak Evi. Semoga kalau main ke sana lagi bisa mampir ke macau tower….
Amin. Semoga nanti kalau Mbak Ajeng kemarau lagi bisa mampir ya ke menaranya
Aahh yayaya..i see…
Ada satu temen yang pernah tinggal beberapa tahun di Macau. Awalnya gak ngeh, Macau itu kota di bagian mana di Indonesia? Tiap ketemu suka nyeletuk Macau.. Macau… Trus akhirnya ketahuan.. Oalah.. Bukan di Indonesia toh. Ahahah….
Dan makin ke sini makin sering baca baca tulisan ttg Macau… Sepertinya emang jauh banget ya keadaannya drpd di Indonesia ya Mbak.. hehehe..
Kalau soal penataan kota Jakarta memang ketinggalan, Mas Uwan. Semoga tidak lama lagi kita bisa mengejarnya
Wah aku kesini sekitar 15 tahun lalu, dulu hanya datang berfoto selesai tanpa pernah tau lebih banyak ttg Macau Tower. Untung ada tulisan Mba Evi sekarang hehehe
Pujian yang menyenangkan Mas Leo. Terima kasih ya 🙂
Wah seru, mbak! Selama ini aku sering baca cerita perjalanan di Macau hanya tentang seputar reruntuhan gereja & kasino aja. Ini baru tahu tentang Macau Tower. Jadi pengen ke sana juga.
Yuk balik Mbak Nidy. Sudut pandang baru tentang suatu tempat selalu menunggu turis maupun traveler 🙂
Bahagia ya bun kalo gak kedengaran klakson sana sini dari kendaraan yang berkeliaran di jalanan ibukota hahaha 😀
Anyway, Macau ini bikin penasaran saja deh, pengen juga naik ke Observatory Deck-nya 😀
Cheers,
Dee Rahma
Iya Dee…Kalau lalu lintas teratur, penduduk kota juga berkurang tingkat stress-nya 🙂
Bagus sekali view dari Macau Tower, mbak Evi! Aku selalu suka pemandangan kota, apalagi yang dipadu dengan bentang perbukitan/pegunungan dan elemen air.
Pas malem hari di Macau, aku udah rencana mau jalan kaki ke Macau Tower dari hostel di deket kawasan kota tua. Eh malah nyasar dong padahal kaki udah gempor wkwkwk, akhirnya nggak jadi 😀
Ya ampuuunnn, sudah gempor pakai nyasar hahahaha..Sayang amat ya Mas Nug..Semoga ada kesempatan lain datang ke Macau 🙂