Cerita Perjalanan ke Toraja – Saya pernah ke Makassar, bahkan sampai ke Bulukumba dan Tanjung Bira. Numun belum ke Toraja. Bukannya tak ingin. Sudah banyak membaca blog teman-teman betapa menawannya tempat itu. Siapa juga yang tak ingin ya kan? Namun ada yang membuat malas. Transportasi ke Toraja tak mudah.
Memang perjalanan untuk sampai ke sana cukup menguras energi. Kalau lancar saja jarak Makassar ke Toraja membutuhkan waktu 8 jam . Menempuh jarak 315,0 km lewat Jl. Poros Barru – Makassar/Jl. Poros Palopo – Makassar. Tapi karena sesuatu hal ada juga yang sampai 11 jam.
Transportasi ke Toraja kebanyakan memilih lewat darat dengan naik bus malam. Lebih cepat karena bus jarang berhenti. Tapi tetap saja mengurangi rasa tertarik saya. Kebayangkan tidur sekejab terus terbangun oleh guncangan? Terus tidur lagi dan terbangun lagi?
Itinerary Selama di Toraja
Mungkin ajakan  teman-teman traveling ke Toraja kali ini sebagai kesempatan yang sudah datang. Mereka mengatakan perjalanan bulan Agustus adalah yang terbaik karena sedang banyak upacara dan ritual adat.
Memang kalau di hari-hari biasa pergi ke kampung to riaja, yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas, wisatawan biasanya hanya akan melihat panorama indah Berbagai Rumah Tongkonan berusia ratusan tahun dan Kuburan Batu. Sebenarnya itu saja sudah cukup membujuk saya agar datang ke tempat ini. Di tambah lagi budaya yang berlaku di sini jauh berbeda dari cara hidup yang saya lakoni sejak kecil. Pasti banyak cerita yang bisa dikumpulkan, untuk kenang-kenangan atau mengisi blog traveling ini nanti.
Baca juga:
- Mengenal Tradisi Suku Sasak di Dusun Ende Lombok
- Suku Dani Papua dan Tradisinya
- Tradisi Memakai Henna
- Perkawinan Adat Dayak Maanyan Bagunung Perak
Ternyata benar. kami bertujuh tak hanya di bawa  ke tempat-tempat spesial tapi juga mengikuti acara ritual adat.
- Ada Rambu Solo (upacara pemakaman)  yang diadakan setiap tahun yakni sekitar Juli-Agustus.  Sebelumnya kami  akan jalan-jalan  ke Pasar Bolu yang hanya berlangsung pada hari Rabu dan Sabtu. Ini bukan pasar biasa sebab di sini kita dapat menyaksikan ratusan kerbau dan babi diperdagangkan. Kebanyakan hewan tersebut untuk kebutuhan upacara adat. Harga mereka bervariasi, mulai dari Rp 20 juta sampai ratusan juta. Bahkan kerbau bule (Tedong Bonga) nilainya bisa mencapai Rp 600 juta sampai 1 M. Wow fantastic kan?!
- Baca di sini tentang cerita perjalanan ke Filipina dalam: Pengalaman Terbang dari Manila ke Tagbilaran
- Setelah itu kami akan dibawa Kete’ Kesu. Di sini selain melihat Rumah Tongkonan, sekitar seratus meter di belakanganya terdapat kuburan batu. Setelah itu berlanjut ke kuburan bangsawan di Lemo. Yang paling menarik bagi saya adalah upacara Rambu Solo (upacara pemakaman).
- Rangkaian acara Ma’nene (pembersihan dan pergantian kafan kerabat yang sudah lama meninggal). Di sini saya menyadari betapa orang Toraja sangat menghargai leluhur mereka.
- Paralayang di Batu Tumongga. Dari Batutomonga kita dapat menikmati keindahan kota Rantepao dari kejauhan, berlatar muka permadani hijau dari petak- petak sawah, barisan rumah Tongkonan, ditambah hiasan batu karst yang menjulang.
Review Cerita Perjalanan ke Toraja
Pokoknya itinerary -nya membuat saya melupakan bahwa saya perlu tidur semalaman di dalam bus.
Nah untuk perjalanannya itu sendiri, Insya Allah akan saya ceritakan di post yang lain. Untuk kali ini saya ceritakan dulu bagaimana akhirnya saya sampai di Makassar dengan tiket pesawat murah lalu melanjutkan perjalanan ke Rantepao naik bus malam.
Segera setelah itinerary fixed saya pun bercepat mencari tiket pesawat promo. Maklum lah turis manja tapi dompet cekak harus pandai-pandai menyiasati budget. Dalam pikiran saya –dan mungkin teman-teman juga setuju– bahwa pemesanan tiket jauh-jauh hari biasanya pasti lebih murah. Tapi niat tinggal niat. Ada saja yang membuat niat tersebut tidak terlaksana. Yang jaringan internet lelet lah, yang belum dapat harga yang dimau lah, dan yang paling sering karena faktor lupa. Akhirnya vouceher tiket Citilink baru masuk ke email 5 hari sebelum keberangkatan.
Untungnya tidak seperti dikuatirkan bahwa harga tiket melonjak bila waktu keberangkatan semakin dekat. Setidaknya anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Untuk meyakini lagi, kemarin saya coba check ulang di Tiket2.com, pesan tiket untuk tujuan ke Makassar. Benar saja, harganya kurang lebih sama dengan yang saya beli sekitar 3 minggu lalu.
- Baca di sini cerita perjalanan ke Banda Neira: Masak di Rumah Adat Lonthoir
Rajin Berburu Tiket Promo Demi JalanJalan
Setiap orang membutuhkan keseimbangan dalam hidup. Bekerja wajib hukumnya. Sebab bagi kami yang berasal dari keluarga pekerja tanpa bekerja hidup terlalu sulit untuk dilalui. Sebaliknya hidup juga tak melulu untuk bekerja, bukan? Itu lah mengapa kita butuh keseimbangan. Orang lain mungkin berbeda caranya tapi bagi saya keseimbangan itu terasa tatkala keluar dari rumah, meninggalkan rutinitas. Artinya harus jalan-jalan alias pergi ke suatu tempat yang berbeda dari keseharian.
Apa lagi setelah anak-anak besar, waktu luang jadi berlimpah. Saya yang kakinya gatal sejak kecil, bahkan saat harus di rumah merawat anak, masih sering melamun dan mengimpikan tempat-tempat jauh. Nah begitu mereka tidak  memerlukan banyak perhatian lagi, saya seolah dibukakan pintu untuk mengarungi hobi lama, pergi ke tempat-tempat wisata idaman.
Baca juga : Kelebihan Pesan Bus Kramat Djati di Traveloka
Karena budget terbatas jadi deh banyak waktu saya habiskan mencari tiket promo. Gara-gara ini dalam keluarga saya dapat sebutan pemburu tiket murah. Yah tak apa yang penting hati tetap senang kan? Jika memang ada pilihan mengapa tidak? Lebih baik  kelebihan uangnya digunakan untuk penginapan dan beli makanan sehat. Atau kalau bisa membeli tiket lain untuk tujuan berbeda. Untungnya lagi, tak perlu juga tiap hari duduk  di depan komputer. Langganan email saja perusahaan travel seperti Tiket2.com. Di sana ada pilihan bagi pelanggan untuk memantau harga. Begitu harga yang kita mau tersedia mereka langsung mengirim pemberitahuan lewat email.
- Baca di sini tentang: Kenalkan Biralle Punu&Jagung Pulut Makassar
Transportasi Makassar-Toraja, Naik Bus PO Permai ke Rantepao
Sekarang  balik ke cerita naik bus malam Makassar – Toraja dengan tujuan terminal di Rantepao.
Karena tidak punya rencana lain di Makassar,  dari Bandara Soekarno-Hatta, saya memutuskan mengambil pesawat sore. Jadi saat mendarat hari memang sudah gelap. Menggunakan  taxi langsung menuju pick point PO Bus Metro Permai yang terletak di depan Toko Roti Maros Setia kawan, Jalan Poros Makassar Maros, Bontoa Mandai. Iya kami menggunakan transportasi paling umum Makassar-Toraja, menggunakan bus malam.
Ternyata menunggu bus membutuhkan waktu. Dalam schedule mereka akan berangkat pukul 09.00 malam tapi kenyataannya molor lebih dari 1 jam. Waktu menunggu ini juga dimanfaatkan untuk mengganjal perut alias makan malam. Tak jauh dari Toko Roti Maros Setia Kawan memang ada penjual nasi dan mie goreng. Saya memesan mie goreng yang porsinya bisa untuk 3 orang. Alah mak porsi makan orang Makassar ternyata memang besar. Itu saya dapati lagi di lain hari.
Tak lama bus yang ditunggu Akhirnya sampai juga. Sebuah bus berbadan besar dengan cat warna pink bergaris putih dan hitam.
Begitu masuk ke dalam saya langsung merasa terhibur. Rasanya perjalanan 8 jam ke depan tidak akan begitu terasa. Bagaimana tidak? Bangku-bangku yang tersusun 2-2 itu seperti sofa empuk yang digunakan untuk bermalas-malasan di rumah. Bagian kepala dilapisi kain putih yang mengesankan kebersihan.
Di atasnya tersampir selimut selimut hangat berkarakter anak-anak. Jadinya kesan ceria mengikuti warna cat badan bus di luar. Bangku tersebut juga dilengkapi oleh sebuah bantal yang bisa digunakan untuk mengganjal punggung atau leher.
Lorong di dalam bus sempit karena diambil alih oleh bangku-bangku gemuk. Tak apa. Penumpang toh semalaman menghabiskan waktu di kursi bukan jalan-jalan di gang.
Menurut saya PO Bus Permai ini tergolong transportasi mewah ke Toraja.
Alamat PO Bus Metro Permai Ruko HCC, Jl. Perintis Kemerdekaan VII Blok A No.4, Tamalanrea Indah, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245 Telp. 0411-582-734 Mobile: 0852-4219 9800
Cerita Dalam Bus Perjalanan ke Toraja
Perjalanan menggunakan bus malam Makassar-Toraja tak selalu menjemukan. Walau beberapa kali terbangun, sebagian besar waktu perjalanan saya saya lewatkan dengan tidur lelap. Sesekali terbangun dimanfaatkan membaca e-book, menatap ke dalam kegelapan yang sesekali bersirobok dengan  bintang-bintang berkedip di atas langit.
Ada romantisme juga melakukan perlanan menggunakan bus malam ke Toraja. Terkadang melewati bayang-bayang rumah penduduk dengan kerlip lampu samar-samar. Setelah itu tertidur lagi sampai  bangun kembali ketika  cahaya kelabu menerobos jendela bus. Kami sudah tiba di Rantepao.
Kota Rantepao di pagi hari terasa romantis. Dikelilingi bukit-bukit, Sungai Sa’dang mengalir di tengahnya. Kabut dari atas bukit  turun ke bawah melingkupi atap rumah Tongkonan. Mistis!
Dan sekitar pukul setengah delapan akhirnya kami turun di pasar Rantepao. Â Naik kendaraan lagi menuju Hotel Banua Toraja, tempat kami menginap untuk lima hari ke depan. Setelah mandi air hangat, diikuti sarapan, badan benar-benar segar. Semangat saya ternyata tak berkurang sedikitpun. Tidak ada tanda-tanda bahwa semalaman saya tidur di atas bus. Perjalanan dengan bus malam Makassar-Toraja berakhir di sini. Kami pun siap menjelajahi Negeri Tongkonan.
Tunggu ya cerita perjalanan ke Toraja berikutnya.
Sementara itu, ini salah satu video dari Cerita Perjalanan ke Toraja. Upacara Ma’nene, mengganti baju-mayat-myat yang sudah lama wafat