Manila ke Tagbilaran City – Melakukan penerbangan domestik dalam suatu negara bagi saya tambahan pengalaman berharga. Menyenangkan mengamati culture lalu lintas udara negara lain. Dapat digunakan untuk membandingkan penerbangan domestik negara sendiri agar tidak mudah mengeritik. Selain akan memperluas wawasan saya, menyingkirkan cupat, dan bisa dijadikan bahan cerita di blog ini. Posting kali ini adalah cerita tentang penerbangan dari  Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA) ke Tagbilaran Airport (TAG) yang terletak di Pulau Bohol. Saya juga merasa perlu menulis ini karena Tagbilaran Airport sejak 28 November 2018 sudah di tutup. Semacam merekam sejarah. Â
Daftar Isi
Penerbangan dari Manila ke Tagbilaran
Bandara internasional Ninoy Aquino Manila terdiri dari 4 terminal. Terminal 1 khusus penerbangan internasional saja. Terminal 2 khusus Philippine Airlines yang menangani penerbangan internasional dan domestik. Terminal 3 diisi oleh Cebu Pacific yang juga menangani penerbangan internasional dan domestik. Saya berangkat ke Tagbilaran dari terminal 4 dengan pesawat Air Asia. Untuk teman-teman yang datang ke Manila dan akan meneruskan perjalanan ke pulau-pulau lain di Filipina perlu memperhatikan bahwa terminal- terminal tersebut tidak terhubung. Jadi untuk mencapai satu terminal ke terminal berikutnya, harus deklasi imigrasi dulu, lalu naik bus yang disediakan gratis oleh bandara.
Baca di sini tentang:Â 5 Aktivitas Seru di Taman Nasional Tunku Abdul Rahman Sabah
Tapi saya sudah bermalam di Manila sebelumnya. Jadi tidak mengalami naik bus gratis tersebut. Setelah blusukan ke Bentang Santiago dan beberapa tempat lainnya langsung menuju Domestic Terminal, Terminal 4. Melintasi beberapa titik macet Metro Manila lalu cus masuk ke dalam tol yang mulus.
Penampilan Terminal 4 ini mirip dengan terminal 1 Bandara Soekarno Hatta. Menyiratkan kekunoan dan perlu dipoles agar lebih cantik. Maklum ini adalah bandara tertua di Manila, dibangun Tahun 1948. Sekalipun mempunyai 26 meja check in, antrian tetap saja berdesak-desakan. Pokoknya persis banget antrian Lion Air di terminal satu deh. Kalau membandingkan dengan Hanoi Vietnam, jauh lebih menarik terminal domestik satu Noi Bai Hanoi. Saya pernah terbang dari Terminal 1 Noi Bai menuju Ho Chi Minh. Sayangnya waktu itu naik Vietjet Air yang juga demen dengan-delays. Mungkin sama-sama merah. Sama-sama berani. Hampir 4 jam menunggu tanpa kepastian. Bandara domestiknya enak tapi pengalamannya kurang menarik.
Baca di sini tentang:Â Â Dewi Kwan Im Macau ini Sedang Tersenyum atau Bersedih?
Waktu Tempuh Manila ke Tagbilaran
Manila ke Tagbilaran waktu tempuh 1,5 jam. Oh ya seperti saya tulis di atas, saat ini Tagbilaran Airport sudah tidak digunakan lagi. Mulai November 2018 pindah ke Bandara Internasional Panglao – Bohol yang baru. Saat ini bandara internasional Panglao Bohol jadi satu-satunya bandara komersial yang akan melayani provinsi tersebut. Berjarak sekitar 40 menit dari Kota Tagbilarant.
Mendekati Pulau Bohol di mana Tagbilaran terletak, saya terhibur oleh bentang alam yang unik. Banyak tonjolan bukit seperti Chocolate Hills (dalam posting lain nanti akan saya ceritakan tentang Chocolate Hills). Dari udara tonjolan-tonjolan bukit, berbentuk gundukan kerucut yang simetris, mirip rumah tradisional suku Dani di Papua. Berserakan di lanskap yang hijau. Inilah daya tarik Bohol yang tak sembarang negara punya. Daya tarik yang membuat turis datang berduyun-duyun untuk melihatnya dari dekat.
Bukit karst berbentuk kerucut ini juga terdapat di Slovenia, Kroasia, Puerto Rico Utara, dan provinsi pinar Del Rio di Kuba. Tapi negara-negara ini jauh dari Indonesia. Kalau mau dekat pilihannya memang Filipina.
Bukit-bukit kerucut tersebut asalnya adalah lantai laut yang terangkat ke atas berabad-abad lalu. Proses bumi dalam menyeimbangkan diri, mengangkat endapan batu karang ke atas. Lantas aksi air hujan dan erosi membentuknya seperti sekarang.
Baca di sini tentang:Â Menggila di Batu Night Spectacular
Bandara Kecil Tapi Penuh Turis
Tapi saat saya menggunakan penerbangan Tagbilaran Airport masih digunakan. Bandara kelas 2 yang mirip bandara bandara di pelosok Indonesia. Pekerjaan memindahkan bagasi dari perut pesawat dilakukan masih manual. Koper koper di bawa turun dari pesawat dengan diangkat satu persatu lalu diangkut gerobak. Didorong pakai tenaga manusia. Di masukkan ke sebuah lubang ban berjalan. Kita bisa melihat koper kita sejak dari lambung pesawat sampai masuk ban berjalan.
Herannya bandara ini penuh turis. Berkulit putih, coklat, dan hitam. Berambut lurus, ikal dan keriting. Tak heran ya, karena keindahan Bohol dan Panglao sudah terkenal. Di pintu keluar petugas-petugas hotel melambaikan papan nama agar dikenal tamu-tamu mereka.
Tagbilaran City
Tagbilaran adalah ibukota Provinsi Bohol. Satu-satunya kota perdagangan di Pulau ini. Dikenal juga sebagai Kota perdamaian dan persahabatan dan bahkan Kota Impian. Dari airport menuju pusat kota hanya sekitar 20 menit. Sayangnya kami tidak mengeksplorasi Tagbilaran. Sebagai kota yang sudah berusia ratusan tahun pasti banyak ceritanya. Tapi sempatnya juga sebentar menikmati aura kota ini. Karena mampir sebentar ke Pelabuhan Terminal 1 membeli tiket di untuk menyeberang ke Cebu dua hari berikutnya. Setelah beres dengan mobil van yang sama langsung menuju Pulau Panglao.
Mengamati pasar dan terminal di Tagbilaran, lagi-lagi saya membandingkan dengan tanah air. Can’t help. Pasar dan terminal angkutan kotanya mirip dengan Pasar Atas Bukittinggi. Begitu pun angkotnya sendiri, mobil panjang penuh warna-warni yang ngejreng, persis seperti angkot di Bukitinggi.
Keliling di Tagbilaran City cukup mudah. Karena transportasi umum relatif mudah ditemukan. Tersedia becak, Jeeney, dan Taxi. Yang disebut becak mirip bajaj di Jakarta zaman dulu. Modelnya yang lebih artistik. Jalan rayanya pun cukup baik, di semen dan di aspal. Gulma yang tumbuh di sepanjang sisi jalan secara teratur dipangkas. Terminal bus yang terintegrasi dengan rute ke berbagai tempat adalah Terminal terpadu Dao.
Dari takbiran dengan mobil van yang sama kami melanjutkan perjalanan ke pulau panglao yang masih di dalam wilayah provinsi bohol. Kami menginap di resort yang tidak jauh dari Alona Beach, pantai paling terkenal di Bohol.Bohol emang terdiri dari pulau-pulau kecil yang dihubungkan satu sama lain oleh di jembatan. Sepanjang perjalanan mata akan dihibur oleh pemandangan indah ke arah laut.
32 comments
Nih bandara Tagbilaran agak mirip bandara di Malang, Mbak Evi :))
siknya bisa traveling kemana mana. Mau dong ikutan hehehe
Mbaaaa Evii ako ikot traveling ke Manila, gpp ditaro di koper juga hahhaaa. Aih seru banget perjalannya, dan poto2nya always kecee
Mba ngomong2 di Manila ini objek wisatanya apa? Saya liat di blog2 travel blogger kyknya gitu2 aja y, jd mikir pengen ke sini
pulau boholnya bagus banget, pemandanganya juga menyejukan mata ya
Busnya kuramg lebih mirip dengan di Indo ya mba hehe. Btw gambar terakhir itu kendaraan apa mba? Unique banget.
Pemandangan Pulau Boholnya itu kok cakep bener mbak..
Lihat mini bus gitu berasa suasananya gak jauh beda sama di Indonesia yaa..hihihi
Pulau Bohol cakep juga ya mba. Apalagi itu pemandangan dari atasnya cantik banget. Kalau transportasi umumnya itu mahal ga mba, apa sama seperti di kita kalau dirupiahkan.
Unik banget liat becak motornya kayak gitu. Kalau bandara kecil penuh turis biasanya kota di bandara itu memang melekat dengan pariwisatanya contohnya wakatobi kalau di Indonesia
Baru tahu tentang provinsi bohol ini, ternyata banyak wisatawan yg berkunjung kesana yaaa Mba. Saya pikir juga bandaranya ditutup karna sepi, ternyata kebalikanya toch.
Niwey, fotonya keren2 Mbaa. Serru yaa liat view tonjolan bukit2nya itu.
Oalah bandaranya tutup saking ramenya ya, biar lebih nyaman emang enak kalau diganti ke tempat yg lebih besar yaa.
Btw hasil fotonya bagus2 banget kak, jernih semua
Pulau Bohol, cakep sekali view-nya, meskipun proses terciptanya agak hem, bikin merinding. Tapi luar biasa, ya, penciptaan dari Sang Kuasa benar-benar tak ada tandingan. Btw foto-foto, Kak Evi selalu memikat. Bikin betah baca berlama-lama karena visual-nya oke punya. Sukak aku
Saya agak merinding membayang proses terciptanya bukit kerucut di pulau Bohol. Benar-benar maha karya sang Maha Pencipta.
Bajaj di sana lebih instagramable daripada di Indonesia ya, Mbak. KAlau saya kayaknya bakal foto-foto dulu sama bajajnya hehehe
Foto keadaan kotanya mirip di Indonesia ya Kak.
Suka banget lihat foto Pulau Bohol dari atas. Unik.
Di Indonesia kayaknya gak ada yang pemandangan seperti itu?
mba evi aku ajdi ngebayangin lantai lautannya indonesia seperti apa yaa klo ternyata naik ke permukaan…
gak terbayang yaa….kayaknya bakalan sangat unik dan luar biasa…
ciptaan Tuhan memang gak ada tandingannya
ffoto bukitnya lucuk…. mbulet2 gitu 🙂
aku inget oleh2 papiku bawa jeepney buat pajangan. sekarang udah ke mana yaa
saya malah belum pernah lho ngalamin perjalanan domestik di negara lain..kayaknya seru juga..
Wow kalo ga mampir kesini ga tanu ada kota di luar sana mirip kita hehe, cakep banget pulaunya makasih atas laporan pandangan matanya , mantul
Pulau bohol memukau sekali. Sepertinya seru melewati jembatan untuk ke daerah lainnya. Pengalaman hidup tak terlupakan nih. Asyik yaa naik pesawat, jarak tempuh jadi lumayan dekat rasanya…walau budget ekstra sih
Kotanya mirip di Indonesia bagian barat yaa, travelingnya seru banget nyobain bandara baru. Baru tau ada namanya pulau Bohol
Saya jadi ingat kawan saya orang Bohol Filipina. Dia pandai bicara bahasa Indonesia lho. Saking sering banyak ngobrol dengan kami para TKI
Ternyata tempat asal dia Bohol indah ya…
Salam
Okti
Wah pertemanan berlainan negara membuat kita mengenal bahasa lain ya Mbak. Memang Bohol ini salah satu destinasi wisata populer di Filipina 🙂
itu bukit teletubiies eh kerucutnya lucuu..Wah, jadi berabad lalu itu ada di dasar laut ya! Kereeen…
Dan itu angkotnya memang Indonesia bangets..enggak berkaca ya Mbak itu. Dan yang paling bawah makanan apa , jajanan atau apa keknya enak..
Ditunggu lanjutan ceritanya di pulau Panglao:)
Yang foto paling bawah itu dodol, mbak Dian. Sengaja aku foto karena mereka menggunakan bahasa mirip bahasa Minang untuk dodol ini. Kalau di Minangkabau dodol itu disebut Kalamay. Nah di Panglao Filipina ini disebutnya Galamay. Mestinya makanan ini lahir dari masyarakat serumpun 🙂
Ishh mupeng gitu kak! Jadi pengen jalan-jalan deh detik ini hahha. Sukses teruss kak
Emang sih, traveling itu selalu menyenangkan Oni. Yuk ngepak ransel, berangkat lagi kitah 🙂
Keren nih mba Evi Travelling mulu, itu mini bus nya lucu amat ya
Alhamdulillah. Mumpung masih sehat, Mbak Reni 🙂
wah cuman 1.5 jam ya
jkayak surabaya jakarta
seru juga nih tripnya
IIya Mbak. Filipina itu mirip Indonesia ya, negara kepulauan. Jarak pulau tak terlalu jauh satu sama lain 🙂
Waktu tempuh terbangnya 1.5 jam, Yan. Itu sama dengan penerbangan Soekarno-Hatta ke Minangkabau International Airport di Padang 🙂
Saat baca paragraf awal yang ada di benakku itu bandaranya tutup karena sepi. Eh ternyata malah sebaliknya, pakai bandara baru saking banyaknya turis. Aku kalau berkesempatan ke Filipina juga maunya ke Bohol ini. Jalur darat kayaknya lebih murah walau tentu lebih lama. Jika dianalogikan dengan Indonesia, jarak Manila ke Tagbilaran ini kayak dari Jakarta ke kota apa ya mbak?