Tradisi Memakai Henna – Rajah cantik di hari isimewa – Motif Henna Pengantin – Sejarah Memakai Henna –
Hampir tiap wanita menginginkan dirinya terlihat cantik di hari pernikahan. Tak saja untuk diri sendiri, calon suami tapi juga bagi seluruh kerabat dan undangan yang menghadiri hari istimewa itu. Agar terlihat lebih bersinar berbagai upaya pun dilakukan. Mulai dari tirakat, perawatan tubuh sampai menghias tangan dengan henna (inai).
Setidaknya itu lah yang dilakukan keponakan saya menjelang hari pernikahannya beberapa waktu lalu. Entah dari mana idenya mengikuti budaya memakai henna untuk memulai kehidupan baru. Satu hari sebelum ijab kabul ia mengundang pelukis henna datang ke rumah. Seorang ibu muda dengan segudang pengalaman melukis tangan-tangan calon pengantin.
Baca juga Festival Teluk Semaka : Pemberian Gelar Adat
Sang pelukis membawa berbagai contoh gambar untuk dipilih. Seluruh desainnya tampak artistik. Dari sekedar melihat akhirnya yang bukan pengantin pun tertarik ikutan mencoba. Bukan saya dong kalau tak termasuk di dalamnya. Maklum lah masa muda kurang bahagia. Lagi pula waktu saya mantenan tak ada yang memberi ide tradisi memakai henna ini. Bahkan tradisi Minang ‘malam bainai’ (memakai inai di kuku) pun tak ada yang mengusulkan. Maka rebutan lah kami  mencari motif yang cocok dari buku.
Motif Henna Pengantin
Ada perbedaan motif antara tato pengantin dengan yang digunakan orang biasa. Motif henna untuk pengantin disebut Tribe. Polanya ruwet. Cara menghiasnya di mulai dari telapak tangan, ditarik ke atas melingkar-lingkar ke punggung hingga di atas pergelangan tangan. Warna henna yang dipilih merah maron.
Usaha sang ponakan memang tak sia-sia. Setelah henna mengering dan mengelupas pola sulur-sulur dikulitnya terlihat eksotis. Mengingatkan saya pada lukisan kuno peninggalan peradaban purba.
Baca juga  Mengenal Tradisi Suku Sasak di Dusun Ende Lombok
Dan tradisi memakai henna atau tato temporer seperti itu rupanya sudah trend bagi calon pengantin saat ini. Saya asumsikan dari melihat job yang diterima sang pelukis hari itu. Keponakan saya customer kedua. Habis dari sana sang pelukis bergegas menuju rumah pelanggan ketiga. Waduh berarti malam itu ia harus begadang.
Ini conton motif atau gambar henna di tangan bukan pengantin
Sejarah Tradisi Memakai Henna
Menurut literatur agak sulit melacak asal-usul henna (inai) ini  karena melibatkan  migrasi dan interaksi budaya selama berabad-abad. Tapi terdapat bukti signifikan bahwa orang-orang Neolitik di Catal Huyuk, abad ke-7 SM, sudah memakai henna pada hiasan tangan untuk menghormati dewi kesuburan.
Tradisi memakai henna dalam peradaban awal terlihat pada bangsa  Babel, Asiria,Sumeria, Semit, Ugaritics dan Kanaan. Bukti tertulis menyebutkan bahwa mereka menggunakan untuk merias pengantin wanita. Henna juga digunaka dalam upacara-upacara khusus keagamaan . Di Ugaritic Baal dan Anat di sebelah barat laut Suriah, cerita tentang henna terekam dalam cerita legenda yang bertarikh 2100 SM.
Baca juga  Istana Basa Pagaruyung Dalam Lorong Sejarah
Henna pun digunakan secara luas di selatan China dan selama tiga ribu tahun dikaitkan dengan ritual erotis.
Penggunaan Henna pada abad ke-4 dan ke-5 juga terdapat di India Barat. Dengan jelas diilustrasikan pada Bodhisattva dan dewa mural yang terdapat di dinding gua di Ajanta. Dan di di Sri Lanka juga terdapat gua dengan lukisan yang sama. Tradisi menggunakan henna di India sudah terlihat sebelum invasi Moghul pada abad ke-7. Berarti sebelum agama Islam masuk India, masyarakatnya sudah memiliki tradisi memakai henna.
Kapan tradisi memakai henna masuk ke Indonesia? Perlu telaah sejarah lebih lanjut Untuk sekarang saya cukupkan sampai di sini dulu 🙂
Memakaikan cincin bukan untuk mengikat melainkan tanda ‘aku mencintaimu’
Pernah bersentuhan dengan henna atau inai, temans?
@eviindrawanto
31 comments
di tangan ahlinya, membuat lukisan dengan henna menghasilkan tambahan assesoris yang menarik ya Bu. Saya belum pernah melihat pengantin yang merias dengan henna, ini menjadi hal yang menarik.
Kebetulan, saya juga menjual henna dan pernah mencoba melukis di tangan istri saya, eh hasilnya malah nggak karu-karuan
Mas Damar, kan orang bilang, practice is the mother of all skill. Kurang jam terbang saja kali, Mas, mengapa lukisan henna ditangan istri hasilnya belum seperti yang pro..:)
mungkin karena saya nggak pandai melukis, jadi asal melingkar-lingkar ngasih dot dot eh malah nggak jelas bentuknya
Coba dulu jaman aku menikah sudah tren gini ya mb Evi, pasti aku udah ikutan 😀 jadi keliatan sexy ya jari-jarinya 😉
hahahaha..Iya Mbak Uniek..Jamanku juga gak ada yang beginian..Terlewati kita …
Duluuu waktu awal melihat aneh banget kok tangan kaki dioret2 hahaha. Tapi sejak pindah ke malay 7 tahun lalu jadi biasa, bahkan kadang di mall2 kl ada event ada yg kasi gratisan hihihihi
Berarti di Malaysia henna tubuh di Malyasia lebih umum lagi ya, mbak Lina..:)
wah klo cowok g pake mbak, tapi aku biasane sih cuma nggambar tato sendiri pake pulpen di kelas :)))
Kalau cowok biasanya pakai tatto permanan ya, Mas..Kalau gak ya pakai pulpen hehehe..
cantiik yaa..aku gak pernah pake henna.. 😀
seru kayaknya,tapi saya belum pernah mbk nyoba pake henna kalo lihat temen2 sering… ^^
Indonesia punya tradisi gitu tho, bu..?
Kirain cuma di India doang
Kaya bener negeri ini
sebenarnya hena dari Arab atau India sih Mba? kok dipakai di sejumlah negara yang penduduknya islam juga..
wah aku mau deh di hena, tapi di muka biar keren haha
Pernah melihat tapi belum pernah bersentuhan dengan pemakai hena Uni.. Karena liate di pilem-pilem India
Waktu jaman saya nikah sudah ada Bu Evi, tapi kebetulan gak tertarik, suka yang polosan aja
Pernah liat ada yang pake, orangnya cantik putih, tapi waktu liat tangannya di henna gitu, kok merasa (maaf) agak kotor gitu,hihihi ndeso ya sayah 😀
keren ya henna nya…
Penggunaan lukisan hena membuat tangan pengantin menjadi trelihat artistik ya Mbak. Aku pernah mencoba pakai (mehndi) he he..biar ngerasain aja..*serasa jadi pengantin he he . Lumayan sih awet hingga beberapa hari.
Oo ini sama dengan adat bainai di Padang itu ya, Mbak?
Seingat saya …
waktu kami menikah dulu … Bunda tidak menggunakan inai … (seingat saya lho …)(nanti saya tanya Bunda aahhh …)
Soalnya saya tidak memperhatikan tangannya … saya memperhatikan yang lain … hahaha
Salam saya Bu Evi
However …
yang saya ingat dua bulan yang lalu Bunda sempat bercengkrama dengan Henna ini … ketika di Jeddah, di tepian laut merah, ada yang menawari melukis henna …
1 jari 10 riyal … 🙂
Salam saya
tradisi ini pernah populer di makassar sekitar tahun 80-an, kemudian menghilang dan muncul kembali di awal tahun 2000-an….. 🙂
kalau saya nikah nanti pakai henna tapi digambar sendiri mungkin seru ya hehehe
Rata2 pengantin di sini pake henna juga, tapi kata temen2 sih kebiasaan pake henna ini baru ngetop beberapa tahun belakangan..
Mbak Evi klo boleh tahu biayanya brp bikin henna?,
Kemudian bisa tahan brp hari? Boleh kena air ga?.
hmm…..cantik ya..
waaah,. bagusss. Iya mbak, Henna sekarang memang lagi trend. Tapi kalo saya, dari kecil memang sudah rutin pakai. Terutama saat lebaran idul fitri. Gak tau juga ya kenapa..
cuma dulu gak ada pake motif macam sekarang ini, asal pake aja di jari dan telapak tangan. 🙂
wow keren ya….
jadi pengen pake,tapi aku gak tau cara pakenya dan beli hennanya aku gak tau tempatnya?
klo boleh tau belinya dimana ya sama ngomong belinya gimana ya mb?, di Semarang ada yang jual gak ya mb soalnya aku tinggal di Semarang dan aku penge pake
mb rana saya stay di semarang…saya penyedia jasa henna dan menjual produk henna silahkan kunjungi blog saya dengan mengklik nama saya di atas
Teman-teman yang butuh jasa henna, yuk silahkan kunjungi blog Mbak Dian di atas 🙂
dear mb evi..saya tertarik dg tulisan mbak ini…boleh minta sumber nya…untuk bahan referensi saya…
perkenalkan saya juga henna artist…mendalami ttg henna…
makasih sebelumnya…
Sumbernya ada beberapa link waktu itu Mbak Dian, dari bahasa Inggris terus aku tulis ulang dengan bahasaku sendiri. Duh sudah tidak ingat lagi dari mana saja aku mengambilnya. Maaf ya Mbak Dian 🙂