Melihat Budidaya Jamur Tiram – Wisata Sambil Belajar
Jamur merupakan salah satu menu favorit saya. Selama mereka boleh dimakan dan rasanya enak tak masalah dari jenis apa saja : Merang (Volvariella volvaceae), Kancing atau champignon (Agaricus bisporus), Shiitake (Lentinus edodes) dll. Tentu tak ketinggalan Jamur Tiram atau ditulis juga hiratake (Pleurotus sp.). Jamur lembut dengan batang dan tudung putih bersih ini enak dimasak apa saja. Di rumah saya paling sering ditumis dengan cabe hijau plus sedikit ikan teri medan.
Maka senang banget pada saat jalan-jalan ke Yogyakarta ditawari melihat budidaya jamur tiram. Saya belum pernah ke tempat semacam itu. Kenal jamur cuma dari pasar atau supermarket. Bagaimana menanam dan merawatnya buta sama sekali. Jadi melihat budidaya jamur tiram di tempat aslinya tentu memberi kesempatan mengetahui seluk beluk sayur kesukaan saya ini.
Budidaya jamur tiram itu ternyata susah-susah gampang. Mudah bagi mereka yang terbiasa apa lagi disertai disiplin penanaman. Bagi yang baru belajar tentu lebih sulit. Saat itu saya juga mendengar cerita kegagalan dari beberapa orang yang baru mencoba.
Berikut foto tahap-tahap budidaya jamur tiram :
Proses Budidaya Jamur Tiram
Pertama yang perlu dipersiapkan adalah serbuk gergaji kayu. Paling bagus jika serbuk itu berasal dari kayu keras sengon. Karena jenis kayu ini mengandung selulose yang bergizi bagi tanaman jamur. Tapi sebelumnya serbuk gergajia itu harus dikomposkan terlebih dahulu agar senyawa yang terkandung di dalamnya mengurai. Penguraian memudahkan jamur mencernanya.
- Setelah itu serbuk kayu di masukan ke dalam kantong plastik transparan. Agar tunas jamur tumbuh banyak dan subur, isian pada kantong plasti harus rata dan padat. Setelah itu mulut plastik disegel dengan pipa plastik baru kemudian diikat erat.
- Jamur memerlukan media yang steril. Jadi sebelum dimasukan bibit media harus disterilkan terlebih dahulu. Guna mencegah timbulnya jamur lain yang tak diinginkan dan panen berhasil dengan baik.
- Setelah steril baru kantong-kantong itu diletakan diatas rak penyimpanan. Tak lama kemudian tunas-tunas jamur tiram bermunculan dari ujung kantong dan 40 hari kemudian akan di panen dan di pasarkan.
Jamur-jamur segar habis panen itu nanti akan disortir menurut ukurannya. Yang dipasarkan di supermarket dipilih berdasarkan keseragaman ukuran kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik kedap udara. Sementara yang untuk pasar tradisional di tempatkan pada suatu keranjang dan tidak di kemas. Konsumen nanti membelinya berdasarkan kiloan.
Menikmati Hidangan Jamur Tiram Segar
Puas melihat budidaya jamur tiram tiba saatnya makan siang. Hidangannya tentu serba jamur. Mulai dari pepes, goreng dan tumis siap disantap pengunjung. Sayang saya tidak memotret bagian makan-makan ini. Batery camera dan ponsel habis dalam waktu bersamaan 🙂 Tapi yang saya ingat adalah rasa jamur yang terhidang enak sekali. Mungkin karena baru panen langsung di masak. Jadi segar rasanya. Berbeda dari jamur yang dibeli di pasar yang sudah panen sehari atau dua hari sebelumnya.
Suka pada jamur tiram, teman?
@eviindrawanto
26 comments
mas ada data jamur tiram mengenai penawaran dan permintaan di area yogyakarta kah/ tolong mas. saya sangat membutuhkan data itu. terimakasih
nah sini yang mau keripik jamur order yah….
http://ganoskeripikjamur.wordpress.com/
keripikjamurtiram.blogdetik.com
kalo ingin belajar budidaya jamur tiram klik :
mediabaglogjamurtiram.blogspot.com
sy juga suka bgt sm jamur, Mbak. Cuma suami dan anak2 sy kurang begitu suka. Pas ke Jogja sy pengen bgt makan di resto jejamuran tp krn yg suka cuma sy jd males aja jalannya. 🙂
Resep Mbak Dey yg tumis jamur tiram itu juga sering sy praktekin biasanya sy tambahin cabe rawit merah. Tumisan sederhana tp enak 🙂
Baunya terkadang yg bikin keluarga mundur ya Mbak Myr…
Nah ini bisnis yang menjanjikan nih, Mbak. Sayangnya aku cuma tertarik untuk mengkonsumsinya saja 😀
Haha..emang tidak semua bisnis cocok dimasuki semua orang Mas Krish..
di dekat rumah saya ada yang membudidayakan nya mbak ..
Wah asyik. Kalau butuh untuk sayur dekat dong belinya, Dea 🙂
Saya juga pernah melihat proses budidaya jamur tiram, cuman diaderah saya sekarang sudah banyak yang tutup, bun, entah kenapa, para pelakunya sudah pada kerja keluar negeri semua, hehe
Mungkin karena hasil kerja ke luar negeri lebih bagus ketimbang bertani, Jamur Kang Sofyan..:) Tapi emang sih kerja dengan orang lain lebih mudah ketimbang buka usaha seperti berproduksi jamur tiram ini 🙂
Makasih sharingnya mbak Evi, saya kemarin baru mikir-mikir tuk nanam jamur. Mau coba di emperan rumah dulu
Wah kalau punya halaman untuk bertanam sayur mesti dimanfaatkan itu, Mbak Ika..Budidaya jamur tiram kayaknya asyik..bisa kita lihat perkembangannya dari hari ke hari 🙂
Waahh.. menarik sekali proses pembuatan jamurnya. Kami sekeluarga suka jamur. Dipepes campur tahu enak banget tuh.
Iya Jamur pepes dengan tahu enak enak sangat, Mbak Niken. Apa lagi kalau dimasukan udang..duh ngeces deh ngebayanginnya 🙂
menjanjikan tidak ya kalau dijadikan bisnis
Asal terpenuhi syarat-syaratnya, jamur tiram, menurut saya adalah bisnis yang menjanjikan, Mas. Karena sayur ini sekarang sudah banyak dikenal. Syaratnya yah lancar di produksi dan distribusi 🙂
saya suka jamur abis enak, saudara saya juga bisnis seperti ini mba,
salam kenal
Semoga bisnis jamur saudaranya langgen ya Mas. Amin 🙂
Jamur Tiram menjadi salah satu sumber perekonomian rakyat yang bisa mengangkat ekonomi penduduk masyarkat setempat, semoga hal ini tetap bisa terlestarikan dan berkembang. Apalagi bahan dasar jamur ini mudah di dapat dan diproduksi sebagai bahan dasar pelengkap yang memiliki nilai gizi bagus untuk kesehatan.
Salam wisata
Iya betul Pak Indra, salah satu sumber perekonomian rakyat..Saya juga berharap begitu, semoga seluruh rakyat Indonesia senang makan jamur. Biar petaninya makmur 🙂
Di daerah saya dulu marak Uni, budidaya jamur ini.. Ya nih emang harus steril banget prosesnya.. Sayang banyak yang gulung tikar selanjutnya.. 🙁
Selain dari sisi produksi, sisi pemasaran banyak juga kendala ya Mas..Makanya tak semua pembudidaya jamur tiram berhasil di bisnis ini 🙁
ditumis pakai hanya pakai bawang putih & garam juga sudah enak kok mbak kalau masih segar. Di daerah saya banyak juga petani jamur tiram.
Begitu ya Mbak Dey..Emang sih jamur sudah enak dari sananya. Dimasak sederhana juga sudah enak 🙂
Opo maneh kalau minumnya pakai bajigur Parongpong plus gula aren hehehe
Hahaha..Mantaf kali, Uncle