Selama ini kita menggunakan daun pisang hanya sebagai pembungkus makanan. Kalaupun sempat mencecap rasa, paling-paling dari aroma yang tertinggal dalam makanan yang dibungkusnya. Ternyata banyak manfaat daun pisang. Di bawah ada cara membuat puding daun pisang.
Ada seorang ibu yang berpikir di luar kotak. Menurutnya daun pisang bukan sekedar pembungkus tapi juga enak diolah jadi makanan. Paling tidak mengambil manfaat dari rasa, aroma dan warnanya.
Maka dari tanganya lahir kreasi baru: Puding Daun Pisang. Jadi ini bukan puding yang dibungkus daun pisang ya. Ini benaran puding yang diolah menggunakan daun pisang kepok (Musa paradisiaca L.)
Manfaat Daun Pisang Bagi Kesehatan
Daun pisang memiliki kandungan polifenol yang terdapat pada daun pisang. Senyawa alami ini sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan. Sudah banyak penelitian yang dikeluarkan mengenai polifenol. Dengan konsumsi makanan tinggi polifenol secara rutin dalam waktu lama dapat melindungi tubuh dari perkembangan penyakit berat. Dapat mencegah kanker, penyakit jantung, diabetes, osteoporosis, dan penyakit neurodegeneratif.
Jadi tidak ada salahnya bila Anda memanfaatkan daun pisang sebagai bahan alami untuk menetralisasi tubuh dari berbagai macam jenis penyakit.
Daun pisang juga banyak digunakan mengobati radang tenggorokan.
Caranya dengan menjemur daun pisang hijau sampai kering. Ramuah ini boleh juga disebut teh daun pisang. Rebus daun pisang kering dengan dua gelas air hingga tersisa satu gelan. Minumlah teh daun pisang secara rutin dan teratur sampai sehingga radang tenggorokan sembuh secara alami.
- Baca juga  Kue Ali Agrem dan Kearifan Nenek Moyang
Cara Membuat dan Resep Puding Daun Pisang

Puding Daun Pisang
Dari workshop yang saya ikuti ternyata membuat puding daun ini mudah.
Bahan-Bahan :Â
- Ambil setengah pelepah daun pisang kepok atau pisang batu yang sudah hijau tapi tidak terlalu tua.
- 2 Bungkus agar-agar putih
- Gula sesuai selera
- Setengah sendok teh vanila
Cara Membuat:
- Sobek dan gunting tipis-tipis daun pisang.
- Masukan ke dalam blender dengan menambahkan satu gelas air
- Setelah lembut bubur daun pisang itu disaring dan di peras.
- Sekarang sari daun pisang kaya klorofil siap dimasak.
- Didihkan 6 gelas air.
- Masukan 2 bungkus agar-agar putih yang telah diencerkan dengan air dingin sebelumnya.
- Tambahkan gula sesuai selera. Perkaya rasa dengan menambahkan sedikit vanili.
- Setelah mendidih angkat dan dinginkan dalam loyang.
Rasa Puding Daun Hijau
Puding siap dicetak dan didinginkan
Mungkin karena sudah terbiasa dengan aromanya, rasa puding daun pisang tidak aneh. Maksudnya sekalipun seumur hidup baru sekali mencoba, jika dipersilakan mencicipi lagi, pasti saya tak menolak. Enak kok :). Jadi apa sih rasa persisnya? Yah coba bayangkan saja daun pisang dibubuhi gula dan vanili :).
- Baca juga  Kue Lompong Sagu Padang
Kelahiran puding ini seperti juga sejarah berbagai menu lahir dari proses coba-coba. Otak kreatif melihat pemanfaatan lain dari sumber alam yang terdapat disekelilingnya. Sudah berapa lama daun pisang dikenal sebagai pembungkus? Namun menunggu ibu ini merubahnya jadi makanan. Memang begitulah perkembangan budaya makan masyarakat: Menciptakan sesuatu yang baru dari bahan yang berlimpah dari lingkungan.
Mau mencoba kawan?
 @eviindrawanto
96 comments
Kok aku mikirnya ky cincau yah rasanya hehehe
Wkwkwkw..Loh kok cincau Mbak Yeye? .Kan daun pisang. Emang sih warnanya mirip banget dengan cincau..
Dari tinjauan gizinya bagaimana Bu?
Kandungan nutrisi daun pisang yang pasti saya belum tahu Mbak Esti sebab butuh penelitian. Hanya kalau manfaat dari klorofilnya tentu banyak Yang diantaranya berfungsi sebagai serat, yang seperti sayuran berguna sebagai penyeimbang gizi 🙂
rasanya daun pisangnya cuma jadi bahan tambahan aja mbak, soalnya agar2 rasa, gula, jadi dominan,s ehingga menjadi pudng biasa, bener nggak? tapi saya mau coba nih
Iya Mas..Puding yg diberi coklat kan disebut juga puding coklat 🙂
Wahh saya juga baru tahuu.. hehe enak ga yaa
Kalau menurut saya sih lumayan Mbak Hana..Segar gitu rasanya..:)
puding kaya serat pastinya ya uni..
membayangkannya menyegarkan, bikin adem di pencernaan.. 🙂
Iya May..Rasa daunnya mengingatkan aku pada hujan berpayung daun pisang jaman dulu..Hehehe..itu kenangan dalam rasannya, May..
ijonya terlihat menggoda. alami 🙂
Berasa banget sedang melahap klorofil ,Mbak Ndutyke 🙂
boleh juga nyoabin nih, salam kenal
Makanan luar biasa dari bahan biasa, Mas. Silahkan dicoba 🙂
apa semua daun pisang bisa di pakai ? Atau hanya jenis pisang tertentu aja ?
Mbak Dey, menurut ibu yg mengajarkannya, pakai daun pisang kepok atau batu. Kalau yg lain not sure, Mbak 🙂
makasih jawabannya mbak, soalnya halaman rumah saya banyak pohon pisang. Tapi ternyata ngga ada pisang yg dimaksud, ngga bisa nyobain deh .. hehe
Dulu waktu lidah buaya dijadikan minuman juga sempat heran, tapi ternyata mmg lezat dan segar. Puding daun pisang ini kalau dibayangkan memang agak sulit, lebih baik langsung mencicipi.
Seperti kata peribahasa, Mbak Niken, alah bisa karena biasa. Ada teman saya yg geli banget kalau melihat lindung, menurutnya sama seperti ular. Tapi orang kampung saya suka banget hewan berlendir ini sehingga harganya lebih mahal dari ikan biasa 🙂
Maaf ini yang digunakan pelepahnya atau daun pisangnya ya?
Daun pisangnya Mbak Agustina:)
kalau pengen nyoba sesuayu yg bru baiknya aku jangan dikasih fau dulu deh bahan dasarnya
kl udah berasa enak baru dibilangin biar nggak enek
Nah kita kebalikan nihMbak, Mon. Kalau aku gak mau makan kalau gak jelas bahan2nya 🙂
kita kok sama ya Kak 😀
aku pun gitu, biarkan kumakan dulu, jadi gak kebayang2 sendiri gitu hehehe
Dicoba dulu sambil nebak2 ya, Mbak Niq 🙂
berarti semua bagian dr pohon pisag gak ada yg terbuang, ya, Mbak 🙂
berarti semua bagian dari pohon pisang gak ada yg terbuang, ya, Mbak 🙂
Betul sekali, mbak Myr. Seperti pohon aren ya..
enak nih..
tapi pertanyaan saya sama dengan teman di atas..
ini yang dimasak daun atau pelepahnya? setahu saya., daun dan pelepah itu bagian terpisah..
atau pelepah hanya dijadikan takaran untuk ukuran daun pisang yang diolah?
😀
salam kenal
Iya mas, satuan daun pisang kan pelepah. Untuk mengatakan setengah dari selembar daun pisang, aku sebut setengah pelepah 🙂
Yang diiris-iris itu daunnya Mas Febrian. Berarti daunnya yang digunakan 🙂
jadi, daun pisang yang masih muda ya yang digunakan sebagai bahan utama 🙂
Apakah hanya dua jenis pisang itu yang bisa digunakan? atau jenis pisang lain juga bisa mbak?
Menurut yg bikin cuma dua itu aja mas. Tapi menurutku satu, karena pisang kepok dan batu itu sama 🙂
Hm… nambah lagi manfaat tumbuhan pisang ya mbak.. Maaf mbak, sebenarnya, apa alasan utama pemanfaatan daun pisang ini mbak? penambahan manfaat / nilai ekonomis saja atau memang sengaja diambil manfaat unsur gizi daun pisang itu?
Temanya sih keaneka ragaman pangan dan membantu ekonomi keluarga dengan memanfaatkan tumbuhan yg ada disekitar, mbak Mechta 🙂
Jadi penasaran deh, aduh jadi deg deg-an nyobaik bikin dan menikmati rasanya.
Dan baru kali ini aku menemukan informasi yang sedikit aneh tapi penasaran buat di coba.
Mbk Evi, thank you sudah share infonya.
Nanti kalau sudah saya cobain di rumah, tak inbok ya mengenai kesan – kesannya.
Hehe
Hahaha… Makasih Mas Imam. Nanti kalau sdh mencoba aku tunggu laporannya..
wah baru tahu ini lho mb..penasaran kyk gmn rasanya 😉
Sederhana kok kayaknya Mbak Enny. Nanti boleh dicoba utk buka puasa 🙂
daun pisang, memang ada kandung zat yang dapat merubah aroma & meningkatkan selera loh mba
Jadi emang gak sembarangan kalau mereka manyarankan pengunaan daun pisang sebagai sumber makanan ya, Mas Andy…
saya baru tahu kalau daun pisang bisa dimakan bun
Saya pun baru tahu, Mbak Lid 🙂
Dengan penemuan ini akan semakin banyak manfaat daun pisang dan semakin banyak pula puding2 dari bahan yang lain.
Mungkin daun keladi,daun waru, daun lamtoro dan sebagainya bisa dibuat puding
Salam hangat dari Surabaya
Memanfaatkan daun lain, yah gak mesti untuk puding sih Pakde..bisa dijadikan sayur atau cemilan lain. Salam hangat juga dari Serpong, Pakde 🙂
Betul kreativitas tanpa batas Uni Evi,
Kalau untuk pembungkus seraya dikukus aman bagi makanan berarti pula aman saat dijadikan pewarna alami puding. Terima kasih Uni telah berbagi. Salam
Logika bagus Mbak Prih. Kalau aman untuk pembungkus pasti aman pula untuk dimakan. Tks Mbak 🙂
Kreatif bangettt. Kayak cincau ya, Bu. .
Waaah, pingin nyoba. . .
Semangat coba-coba Mbak Idah..Ini kan yg membuat kita jadi berkembang 🙂
Udah kayak pohon kelapa ya pisang neh. Semua bagiannya bisa kita manfaatkan. Wow, kapan2 coba ah…cuma cari daun pisang di Bogor agak susah. Soalnya ga punya kebon sendiri. Di pasar kebanyakan tua-tua yg siap buat bungkus kue. Kami biasanya beli buat alas wingko atau buat bungkus ketimus atau pepes.
Moga2 bisa coba tar pas Ramadan. Sekalian mo eksperimen coba-coba bikin jus dari daun pintu 🙂 Makasih infonya, Mbak. Sangat menarik
Memanfaatkan setiap aset yg dipunya tumbuhan membuat mereka tak sia-sia hidup ya Mas Belalang 🙂
wah, baru tau. kreatif ini. mungkin soal rasa hanya perlu pembiasaan aja ya, bun. kayak daun-daun lain yang disayur juga.
Karena jarang dimakan, rasa daun pisang ini emang mesti dengan sabar dikenalkan pada indra pengecap kita, Mbak Ila 🙂
Seperti beberapa teman yang lain, saya juga baru tau ada puding daun pisang. Informasi baru nih Uni…
Terima kasih 🙂
Sebelum ketemu ibu yg membuat, saya juga belum tahun Pakded 🙂
Hah?
Daun pisang bisa dimakan juga to mbak? Baru tau 😀
Kayaknya makhluk pemakan segala cuma manusia deh, Jeng Lis..Berbahaya banget kita ini hehehe..
aku mau coba, mba….
Lumayan untuk variasi puding, Mbak Hilsya 😉
Mbak Evi, saya baru tau kalo daun pisang ternyata bisa dibikin puding…kalo mbak Evi yang bikinin, saya pasti mau coba…
😉
Yah..Kalo saya mah banyak malasnya ketimbang rajinnya Mbak Irma..hahaha..
Bikinnya juga ternyata sangat sederhana ya, mbak…tapi tetep, akan lebih sederhana kalo saya tinggal makan…hehehehe 😀
Apa kabar, mbak?
Sehat-sehat kan?
Iya sederhana Mbak Irma..Cuma nambahin peresan daun pisang saja seperti kita memeras daun suji untuk cendol.
Alhamdulillah kabarku baik Mbak. Dirimu juga kan? Amin
Penampakannya seperti cincau hijua. Kalo di kasih santan dan gula enak juga kali ya, hehe…
Pasti lebih gurih Pak..
informasi baru, ternyata daun pisang bisa dimakan. Tapi kalau ingat daun pisangnya kok jadi hilang selera … 😀
Jadi pisang gak termasuk buah yang dirimu suka ya Mas Hindri..
kalau pisangnya saya suka bu, tapi kalau makan daunnya … hhmmm, jadi mikir-mikir … 😀
Puding daun pisang ?
hhmmm
kayak apa ya rasanya Bu
Salam saya Bu Evi
Kayak daun pisang dikasih gula dan vanila, Om hehehe..
saya kok jadi penasaran dengan rasanya..beneran,,,ntar saya minta tolong ke istri-ku buat mencoba resep ini…. 🙂
Karena daun pisang mudah mendapatkannya, boleh juga dicoba pak Hari..
wah .. jadi kepo sama rasanya mbak 😛
Hehehe..Di Jerman orang bingung kali ya Mbak, daun pisang dijadikan bahan makanan
Ada rasa sepetnya ndak mbak?
Karena ada gulanya, kayaknya gak berasa sepet deh Mbak Ika. Itu kayaknya mengapa mereka menyarankan daun pisang kepok, karena gak sepet 🙂
boleh juga dicoba untuk menu berbuka puasa nih Uni.. 🙂
Untuk mencicipi ragam kekayaan kuliner kita, mengapa tidak Nyiak 🙂
Wach, perlu dicoba ini semestinya 😀
Silahkan dicoba dan apresiasi 🙂
Puding daun pisang … hmmm cocok banget buat buka puasa neh. Oiya, selamat menunaikan ibadah puasa dan tarawih, serta ibadah-ibadah lainnya ya, Teh. Thanks sharingnya ^_^
Terima kasih Bang Aswi. Selamat menjalankan ibadah juga di bulan penuh berkah ini 🙂
Mba, kayanya enak tuh pudingnya. ijin copas untuk dipraktekan ya. Untuk menu buka puasa di hari pertama nanti. He…x9
Salam wisata
Lumayan untuk ganti selera Pak Indra 🙂
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Evi…
Selamat menjalani ibadah puasa dan semoga ibadah kita akan lebih baik dari tahun kelmarin.
Mbak, puding daun pisangnya seakan sama seperti membuat puding daun pandan. Pasti enak dan saya ingin sekali mencobanya kerana di rumah saya ada pokok pisang kepok.
Ini pasti resepi yang baru ya mbak kerana saya baru tahu tentang puding daun pisang ini.
Salam manis dan selamat berbuka puasa. 😀
Waalaikumsalam Mbak Fatimah 🙂
Sepertinya begitu ya Mbak, daun pandan juga dijuganakan untuk puding.
Selamat menjalankan ibadah puasa. Salam manis dari sini 🙂
wah mbak evi kangen main kemari…untung bisa di proceed buka blog nya mbak evi dari kantor…akhirnya…dirumah suka nggak sempat BW sementara dikantor kadang blog yang berbayar gitu suka di block…
mbak mumpung ramadhan, baru bisa sowan alias mampir sekarang..mohon maaf lahir dan batin yah mbak dari emak kinan dan keluarga kalo ada salah salah kata, koment maupunpersepsi..suka ngikutin dari FB tulisan dan update status mbak evi.wah perjalanan yang menarik mbak..terus ini daun pisang ternyata bisa dipake untuk puding yah..catet ahh..siapa tahu bisa di praktekkan cari daun pisang dulu 🙂
Terima kasih sudah mampir Mbak..Jadi sering kena block ya..Yah gak apa2 lah mau diapakan lagi kalau kebijaksaan kantor sudah begitu. Selamat berpuasa ya..:)
wah mbak evi kangen main kemari…untung bisa di proceed buka blog nya mbak evi dari kantor…akhirnya…dirumah suka nggak sempat BW sementara dikantor kadang blog yang berbayar gitu suka di block…
mbak mumpung ramadhan, baru bisa sowan alias mampir sekarang..mohon maaf lahir dan batin yah mbak dari emak kinan dan keluarga kalo ada salah salah kata, koment maupunpersepsi..suka ngikutin dari FB tulisan dan update status mbak evi.wah perjalanan yang menarik mbak..terus ini daun pisang ternyata bisa dipake untuk puding yah..catet ahh..siapa tahu bisa di praktekkan cari daun pisang dulu 🙂
Oh yang tadi Mama Kinan ya? Makasih ya Mbak atas perhatiannya 🙂
Langsung tak coba aaaah, pengen tau rasanya gimana 😀
ntar kalau sudah nyoba jangan lupa cerita ya Mbak Rini 🙂
Belum bisa membayangkan rasa seperti apa, kecuali mencobanya 🙂
Iya sih mbak Susanti tapi kurang lebih seperti daun pisang hehehe…
waaah pingin juga coba sekali rasa puding daun pisang. Sayang di sini tidak bisa dibuat karena tidak ada daun pisangnya
Ntar pas pulang Mbak Imel 😉