Sore itu hujan lebat masih menyisakan rintik. Saya dan rombongan baru saja tiba di tempat pengolahan pupuk kompos. Ceritanya saya dan teman-teman sedang dalam tour organik. Teh, kopi beserta setalam kudapan nenek menyambut sebagai hidangan selamat datang. Mereka adalah ubi, singkong, jagung dan pisang rebus yang langsung beredar menghangatkan suasana. Sederhana namun terasa mewah saat dinikmati bersama kawan-kawan.Ditambah lagi ini pertemuan masyarakat pertanian organis, tema acara dan konsumsi jadi klop. Setidaknya begitu pendapat saya.
Kudapan Nenek
Penampilannya yang memang mengundang, saya yang lapar, atau kah memang sudah lama tak bertemu, lantas saja dada langsung dipenuhi rasa syukur. Bukan saja karena ubi, singkong, jagung dan pisang rebus itu datang dari kebun organik, penampakan mereka membangkitkan kenangan indah pada almarhumah nenek.
Di belakang rumah kami terdapat sepetak kebun yang ditanami ubi jalar, singkong dan pisang kepok. Ubi dan singkong tak pernah berhenti berisi sementara pisang kepok tak pernah lelah berbuah. Tebang satu batang tak lama batang yang lain siap panen. Karena berkebun pada masa itu tak pernah bertujuan komersil, sepanjang tahun kebun kami selalu siap di panen. Nah nenek tak pernah mengolah hasil kebunnya kecuali di rebus.
Juga ingat pada suatu sore ditugasi membangkit ubi jalar di ujung kebun yang Nenek rasa sudah lama tak gubris. Ogah lagi! Disamping malas menggali tanah basah saya juga takut pada lintah. Tapi karena takut di marahi berangkat juga lah bersama kakak.
Yang saya ingat setelah ubi itu masak dia tak melepaskan aroma hujan dari dalamnya. Perpaduan dari kesegaran ubi jalar mentah, tanah dan hujan. Sebuah rasa yang tak pernah lagi saya temui sejak nenek tiada. Termasuk juga tidak pada ubi rebus diatas.
Saat itu rindu pada nenek kian menjadi. Diam-diam mata saya menghangat.
Suka kah pada ubi rebus temans?
Salam,
38 comments
wah bu Ev,,, saya jadi kangen sama pisang rebus neh hehe… jadi ingat waktu masih tinggal di Tasik…. pisang di ambil dari pematang sawah sampai di rumah di rebus sama ibu, makanya selagi panas,, nikmat…
Pisang emang gampang banget numbuhnya ya Kang. DImana2 ada pohon pisang. Dari pematang sawah sampai kebun. KIta gak kekurangan sumber buah 🙂
iya bu Ev… tapi disini sekarang harga pisang lumayan mahal bu….
ubi pembangkit kenangan ya bu …
saya juga suka dengan ubi … dulu kalau ke rumah nenek, pagi-pagi sudah di buatkan ubi bakar yang diambil dari kebun di belakang rumah nenek … nikmat sekali …
Pagi dengan ubi bakar plus cinta nenek. MAkanya dirimu pandai Mas Hindri dapat meraih berbagai beasiswa 🙂
Saya paling suka ubi kayu (singkong) kuning itu, yg sudah mulai susah didapat. Konon katanya masa tanamnya panjang dan hasilnya tidak sebanyak ubi kayu biasa.
Oh maksud Pak Mars singkong mentega ya. Setuju, singkong itu enak sekali. DUlu nenek saya biasa menyajikannya dengan kelapa parut plus gula pasir. Sekarang singkong mentega emang jarang terlihat. Mungkin karena faktor lama nanamnya itu kali ya Pak?
aku suka dong uni.. ubi rebus dan singkong rebus.. klo tungku kayu sedang menyala, kadang dibakar juga.
Kalau pisang jarang dibakar ya May, kenapa yah? Padahal kan, terutama pisang kepok, kulitnya kan tebal juga. Tapi kalau ibikin godok enak ya May 🙂
wiwih, hujan hujan seperti ini, banjir banjir disuguhin kudapan ini pasti hati langsung bahagia. wong saya tiba tiba saja langsung kepingin ngopi…
Iya hujan2 gini ngopi berteman rebusan hangat begini pas Bro..;)
Aku jg suka tante, dan dulu di rumah nenek jg suka begitu, metik esndiri dr kebun ubinya 😀
Suka ikutan nanem juga kan Teh Orin. Makan ubi dari kebun sendiri kehormatan anak desa 🙂
Aneka sumber kh yang nikmat, paling suka pisang kepok kuning rebus Uni. Senyum hangat Nenek menyambut kerinduan Uni. Salam
Sumber pangan lokal dalam penampilan kesederhanaan nya agak berat berjuang melawan penampilan pangan modifikasi Mbak Prihatin 🙂
Sukaaaa sekali, mbak Evi!
Kalau diminta memilih, pilihan pertama saya adalah singkong, ubi jalar lalu pisang. Direbus boleh, digoreng juga saya seneng. Pas lihat foto diatas, ah, saya langsung pengen ambil secuil singkong rebusnya, mbak…menggoda sangat soalnya 😀
Apa lagi kalau dimakannya sambil bercengkerama di pematang sawah Mbak Ir, rasanya dekat banget dengan alam 🙂
jika senampan kudapan itu ada di depan saya.. yg pertama kucomot tentulah pisang itu…, lalu jagung, baru ubi atau singkong.. hehe… kenapa disebut kudapan nenek, mbak Evi? karena mengingatkan pada nenek atau karena sudah makin langka tersaji saat ini?
Dua2nya Mbak Muchtar, sdh langka dan ingat pada nenek 🙂
Sekarang suka kak … demi menghindari gorengan yang sebenarnya lebih saya suka. Soalnya si rebus2 ini lebih sehat siih ^__^
Betul Biar, ditebus lbh sehat ketimbang digoreng 🙂
Makanan paling enak di kampung saya ya singkong. bisa diolah jadi keripik singkong pula
Singkong sebagai bahan dasar. Modifikasi untuk makanan lain peluangnya sangat luas Mas. Termasuk keripik singkong 🙂
aku juga sering kena sindrom kangen makanan kampung
liat makannya lahap, pas balik sama mertua suka dibawain banyak banyak
sampe rumah bengong liat makanan numpuk
tetangga aja yang seneng pada akhirnya
sampe sampe kalo lama ga mudik, tetangga yang ribut, kapan pulang kampung lagi, mas..?
Hahaha..Makanannya berkah ya Mas..Kita yang kepengen akhirnya tetangga kecipratan …
Makanan-makanan seperti ini sangat gampang ditemukan di tempat saya Bu, soalnya tempat saya kampung. Apalagi di tempat saya ada ketela rambat yang rasanya legit, warna ungu dan enak dikonsumsi. Sayapun lebih suka direbus daripada digoreng
Ubi ungu, duh, kalau ingat dia saya juga langsung ngiler Pakies..Untung dipasar Serpong gak susah nyarinya. Saya suka yang direbus setengah matang. Dikunyahnya masih kriuk-kriuk dan manisnya sempurna 🙂
Wah ini kesukaan saya semuwa mbak Evi….saya juga tinggal di desa jadi masih sering ketemu dengan makanan ini…
Iya singkong dan ubi rebus identik dengan makanan desa ya Mbak. PAdahalsoal rasa gak di desa atau di kota, mereka sama2 enak. Herannya orang kota yg mostly berasal dari desa tetap menganggap mereka makanan kampung hehehe…
ah klo saya sih nggak mau, nggak mau nolak maksudnya haha, mau ndeso ato apa yg penting makan haha
Iya mas sama dengan aku, makanan gak kenal kelas sosial hehe…
wah yang namanya singkong dan ubi adalah belanjaan wajib yang harus terbeli setiap minggu..apalagi sejak ada bapak dan ibu dirumah saya dibintan ini….hari hari tiap pagi jadwalnya masaknya pertama kali ada kukus mengukus…labu kuning dan hijau untuk kinan, ubi atau singkong untuk bapak….aku juga bawa tiwul kering dari mudik jawa kemarin mbak…entahlah nggak boseni sih cemilan ndeso yang kaya gizi dan saya cintai ini…:)
Mama Kinan mama yang baik sekaligus anak yg berbakti. Ngukus…ngurus….:)
saya salah baca artikel ini ketika kondisi di luar gedung kantor sedang hujan! Hemmm… X(
nah kalo pisang kapok sama tuh nasibnya sama di samping rumahku, tebang satu yang lain menyusul berbuah..sampai akhirnya di kasihkan tetangga juga masih aja gak berenti berbuah. hehe
Pisang kepok ini rejeki yang ngotot mendatangi kita ya Mas Unik hehehe..Andai saja gampang dijadikan duit..
Waduh….kalo ma ubi rebus merah dan pisang kepok rebus jadi makanan wajibbbb…Rasanya mantab…selagi hangat disantap dengan ditemani secangkit teh manis…..Wuihhhh..
Waduhhh…ubi merah rebus dan pisang kepok rebus MANTABBB…rek!
Disantap disaat hangat ditemani secangkir teh manis hangat dipagi hari yang dingin..
Wuihhhh……