Cantiknya Tenun Ikat Sumba di Toko Ama Tukang – Traveling ke Sumba kita tidak akan habis-habisnya dibuat takjub . Entah oleh panorama alam maupun budayanya.
Pantai dengan air hijau tosca, berpasir putih, ditingkahi bukit savana berundak-undak adalah ingatan yang muncul pertama kali ketika nama Sumba disebut. Belum lagi ritual budaya seperti Pasola, keunikannya, telah menarik ribuan wisatawan mendatangi tanah Marapu ini.
Salah satu yang tak kalah menarik kalau jalan-jalan ke Sumba, menurut saya, mengeksplorasi tenun ikat nya. Indonesia memang punya banyak sentra industri untuk tekstil yang yang dibuat secara diikat. Tapi tenun ikat di Sumba punya keistimewaan lain. Karena tenun ikat Sumba bukanlah produk yang bisa dikerjakan oleh sembarang orang. Untuk menghasilkan 1 lembar kain besar, seluruh proses dikerjakan secara manual. Mulai dari pengumpulan bahan, memintal kapas, mewarnai dan menenun secara manual.
Main ke Gerai Tenun Ikat Sumba Ama Tukang
Menjelang berakhir perjalanan di Sumba, perjalanan darat dari dari Sumba Timur ke Sumba Barat, saatnya beli oleh-oleh. Memento Sumba Timur. Jadi kami mampir ke Gerai Tenun Ikat Ama Tukang.
Toko Tenun Sumba Ama Tukang berada di Desa Prailiu, Kambera, Kabupaten Sumba Timur di Nusa Tenggara Timur. Di kalangan beberapa turis terkenal sebagai produsen tenun ikat dengan bahan terbaik di Waingapu. Banyak turis asing merefrensikan tempat ini untuk membeli tenun bermutu. Tak heran ya karena ini adalah bisnis keluarga yang sudah dijalankan selama 2 generasi.
Memasuki halaman Tenung Ikat Ama Tukang, di sebelah kanan terlihat satu pendopo. Semacam show case bagi tamu untuk melihat proses pembuatan tenun. Saya dan Ratna disambut senyum manis seorang ibu yang sedang menenun. Mungkin ini untuk mepresentasikan bahwa kegiatan menenun di Pulau Sumba merupakan tugas wanita. Di beranda terlihat benang yang baru saja di celup berikut bahan-bahan untuk membuat warna alami.
Saat kami asyik mengobrol dengan ibu penenun dan memotretnya datang Ama Tukang. Dia menjelaskan bahan-bahan pewarna yang sedang kami amati. Berasal dari berbagai tanaman dan bahan yang semuanya tumbuh di tanah Sumba.
Cantiknya Tenun Ikat Sumba di Toko Ama Tukang yang Menggunakan Pewarna Alami
Keistimewaan dari cantiknya tenun ikat Sumba di Toko Tenun Ama Tukang ini adalah semua dikerjakan secara manual. Mulai dari memintal benang yang terbuat dari kapas, membuat pewarna dan mencelup benang.
Pewarna berasal dari tumbuh-tumbuhan. Saya menunjuk pada benang yang tersampir di depan kami, apa saja warna yang telah digunakan pada calon kain tersebut?
Warna biru dan nila berasal dari tanaman indigo. Beliau menunjuk ke ranting hijau yang tergeletak di depan saya. Surprise juga kalau itu adalah Tumbuhan Indigofera, yang dikenal sebagai makanan ternak. Malah awalnya saya mengira daun kelor yang enak dibuat sayur bening. Maklum ya emak-emak 🙂
Baca juga:
Sedangkan merah dari akar mengkudu dan hitam dari lumpur.Beliau menjelaskan proses rumit dalam tehnik mewarnai.Akan terlalu panjang jika ikut ditulis di pos ini.
Terakhir Ama Tukang berpesan agar tenun ikat Sumba yang menggunakan pewarna alami ini jangan dicuci dengan deterjen. Karena warna cemerlang alami itu akan mudah mudah luntur.
Saya manggut-manggut. Iya ya, batik pun jangan dicuci pakai deterjen tapi pakai sabun lerek.
Ada Rupa Ada Harga
Penjelasan dari Ama Tukang memperluas wawasan saya mengenai tenun ikat Sumba. Saya memasuki galerinya dengan perspektif baru.
Harus diakui bahwa tenun ikat yang dijual di Toko Ama Tukang ini tidak murah. Memperhatikan satu persatu yang tersampir di dinding maupun yang masih di lipat, yang paling kecil harga rp1.000.000. Untuk kain-kain yang digantung itu ada yang 25 jt rupiah. Memang galari ini bukan tempat belanja turis ecek-ecek, pikir saya.
Baca juga:
- Mengintip Orang Belanja di Roermond Designer Outlet
- How Windows Shopping Are You?
- Pasar Inpres Larantuka
Tapi tadi saya mengatakan memasuki galeri ini dengan prspektif baru, bukan? Untuk setiap lembar cantiknya tenun ikat Sumba di Toko Ama Tukang ini ada harga yang harus dibayar. Jadi harga yang ditawarkan itu sangat wajar, sangat fair. Saya tidak jadi membeli satupun karena kemampuan dompet tidak sampai. Bukan karena harganya mahal! Mengingat proses pembuatannya yang sulit dan bahan-bahan yang digunakan, apa yang ditawarkan di sini sangat wajar.
Jadi lain kali kalau kamu melihat tenun ikat dengan motif cantik, kainnya enak di kulit, tapi harganya selangit. Jangan buru-buru katakan itu mahal. Kalau tak mampu membeli, menghibur diri seperti saya saja, kamu bukan pangsa pasar tenun ikat seperti itu 🙂
Cantiknya Motif Tenun Ikat di Toko Ama Tukang
Tenun ikat Sumba seperti di Toko Ama Tukang ini jelas ramah lingkungan. Seperti halnya semua benda hand made, memerlukan waktu panjang.
Benang terbuat dari kapas yang diurai dan dipintal sendiri. Setelah itu dibawa ke proses pewarnaan alami yang memakan waktu bisa minimal dua minggu baru selesai. Bayangkan untuk pewarnaan saja segitu lama. Belum lagi adat istiadat yang harus diikuti oleh pembuatnya. Misalnya untuk mendapatkan warna biru harus dilakukan oleh perempuan. Selain berdoa ada beberapa pantangan juga harus diiikuti.
Begitu lah! Ada cerita dari setiap lembar kain tenun ikat Sumba yang lahir dari tangan dari senimannya. Desain mereka adalah cerita tentang sejarah, adat istiadat dan uangkapan doa.
Secara umum tenun ikat Sumba dihiasi motif yang terinspirasi dari flora dan fauna. Singa berkepala manusia simbol dari hegemoni dan kekuasaan. Bunga melambangkan kehidupan manusia yang saling membutuhkan. Sementara motif ular melambangkan kehidupan setelah kematian.
Sementara untuk kaum bangsawan punya motif khusus: Patola ratu namanya.
26 comments
Ya ampun prosesnya masyaAllah mba Ev. Luar biasa ya, kebayang lamanya dan hasilnya itu indah banget.
Aku selau takjub dengan banyak tenun itu motifnya keren-keren.
Motif itu datang dari kreativitas yang berangkat dari nilai-nilai lokal ya Mbak Nyi. Mungkin berasal dari mitos, cerita legenda, dan kepercayaan masyarakat setempat. Itu yang jadi nilai tambah lebih dalam tiap desain tektil tradisional ini
setelah liat foto2 dan baca ceritanya, aku langsung kepengen punya kain tenunnya kak.. apalagi uniknya, pewarnanya berasal dari tumbuh-tumbuhan ya, sangat ramah lingkungan.. patut dilestarikan sebagai kekayaan tekstil Indonesia berbahan alami..
Iya benar banget Mbak. Produk yang ramah lingkungan begini harus lebih banyak lagi ya. Budaya dilestarikan, ekonomi jalan, dan bumi juga disayangi. Sempurna dah! 🙂
Cantik cantik kain tenunnya mbak, masyaAllah, impian saya ini ingin ke tempat menenun kain tradisional, juga ke tempat pembuatan kain batik. Indonesia ini kaya ya, semua sumberdaya bisa dijadikan aset bangsa untuk sejehateraan rakyat semesta.
Saya pun suka banget berkunjung ke workshop pembuatan batik atau tenun Mbak. Melihat ketekunan ibu-ibu atau bapak-bapak yang sedang bekerja di sana. Membuat tentun dan batik tulis terutama, butuh banget ketelatenan dan kesabaran. Itu yang paling saya kagumi, semangat bertahan dalam pekerjaan yang membutuhkan kesabaran 🙂
Keindahan kain tenun yang sesungguhnya…
Karena melalui proses yang panjang dan lamaaa…
Pantas sekali jika dihargai tinggi, mengingat prosesnya saja memakan waktu berminggu-minggu.
Iya Mbak Lendy. Kebayang ya untuk satu lembar kain bisa berbulan-bulan baru bisa diduitin 🙂
Asli, cantik banget ya, sudah bikinnya susah harus ditenun per benang, warnanya pun alami bukan pewarna pabrik…ada harga ada rupa memang…
Begitu lah hukum dagang, mbak Dew. Kalau kata anak saya, “duit gak boong…” 🙂
gara-gara dulu tahun 2012 ke Toraja terus saya beli kain bagus banget buat ibu, dari situ kalau pergi ke daerah mana pasti akan beli kainnya buat kenang-kenangan. bangga banget Indonesia punya banyak kain-kain daerah. coraknya cakep-cakep dan unik-unik biasanya, dan saat kita pakai lagi ke luar negeri mereka pada suka gitu
Iya Mbak Mei..Tiap daerah punya daya tarik sendiri. Kayaknya harus ada ilmu khusus untuk membedakan daerah asli asal mereka 🙂
Wah cantik-cantik motif tenun ikat nya mba. Saya juga sempat ke NTT beberapa waktu yang lalu sempat tertarik untuk membeli tapi kembali lagi emang harganya gak nyante walaupun tempatnya tidak seperti yang mba kunjungi.
Tapi kembali lagi ada usaha dalam pembuatannya yang tidak bisa juga di ukur dari materi.
Iya Mbak Icha. Untuk tenun-tenun seperti ini harganya emang gak nyante hehehehe
Ada masa di mana aku tergila2 Ama kain etnik begini mba. Mulai dr ulos, songket, batik tulis, dll. Borong kalo pas hrgnya cocok. Tapi kemudian kain2 itu teronggok gitu aja di lemari. Dipake juga ga.
Makanya sekarang ini aku udh belajar dr pengalaman . Kain2 tenun bgini memang cantik, dan hrg mahal udah wajar. Semuanya handmade pula. Tp kalo aku ga ada niat utk pakai, ya sudahlah yaaaa, mending di liat2 aja di showroom-nya :D. Mengagumi dr kaca :D.
Benar banget Mbak Fanny. Di rumah ku sekarang banyak banget koleksi seperti itu, sampai-sampai aku simpan saja dalam container plastik besar. Sudah ada tiga container dan itu sudah sangat padat hahaha..Kayaknya juga bakal berhenti beli kain. Enaknya adalah kalau mau kondangan sekarang aku gak ribet mikirin baju. Paling tinggal mikirin atasan aja 🙂
Aiiih…indaahnya warna dan motif kain2 tenun itu ya mba. Wajar sekali jika harganya tinggi karena prosesnya panjang dan lama. Mudah2an..para penenun juga mendapatkan porsi yg cukup dari harga itu ya mba..
Amin. Mudah-mudahan ya Mbak Tanti
Ini adalah mahakarya, kain tenun seperti ini bisa menghidupi perekonomian masyarakat setempat. Semoga tetap lestari, generasinya terus ada, dan pemasarannya jauh lebih besar.
Iya mas. Kalau melihat perkembangan fashion atau model di kalangan anak muda, kita bisa lah berbangga. Sudah makin banyak yang bangga dengan karya bangsa yang mereka tunjukan dengan memakainya 🙂
Pantaslah mahal ya. Selain menjadi karya seni yang indah, pembuatannya dilakukan secara manual oleh orang yg punya skill. Semoga tetap lestari Tenun Sumba
Iya ada rupa ada harga berlaku di manapun, termasuk tenun Sumba. Mengingat tingkat kesulitan dan lamanya waktu pembuatan, jadi penyebab harganya jadi mahal 🙂
Coraknya bagus banget ya tan. Cocok jadi background foto-foto juga ini mah. 🙂
Iya bagus-bagus semua coraknya, Mbak Eni…:)
liat corak dan warna kain tenun tu aku suka banget, bisa beda2 gitu tiap daerah ya mbak. sungguh kayanya budaya Indonesia. meskipun suka banget sama kain tenun belum sanggup koleksi soalnya harganya mahal2 banget karena memang effort untuk bikin tenun tu lumayan banget
Iya Mbak Muna, corak tenunnya indah. Pesonanya kuat banget. Saya pun urung belanja di sini hahaha