Denting yang berbunyi dari dinding kamarku
Sadarkan diriku dari lamunan panjang
‘Kan kurasa malam kini semakin larut
Ku masih terjaga…..
Itu adalah petikan syair lagu Denting yang dinyanyikan Melly Goeslaw dengan cantiknya. Mengenai kesadaran waktu saat ia melamunkan sang kekasih di malam hari di kamarnya. Ini termasuk lagu kesayangan makanya saya langsung ingat saat akan menulis artikel ini. ( Ingat kamu juga. Uhuk!)
Baca juga SHARP Mosquito dan Mite Catcher Kawan Baru Rumah Kita
Dan Melly Goeslow hanya satu contoh bagaimana jam dinding berkelebat dalam keseharian kita. Tak begitu disadari kehadiran namun segala aktivitas kita takan lancar tanpa meliriknya setiap hari. Terutama jika hidup di kota. Terbayang bagaimana hidup bila ia absen dari dinding? Terutama bila dihubungkan dengan masyarakat kota yang banyak beraktivitas di luar rumah.
Pernah kah anak-anak telat ke sekolah gara-gara jam dinding mati? Dulu saya beberapa kali mengalaminya. Atau akan selalu tepat waktu kah sampai di kantor jika lupa melihat jam di rumah? Well, setidaknya saya pernah telat gara-gara setelannya terlambat 15 menit dari yang seharusnya.
Fungsi Jam Dinding
Begitu lah kehadirannya terlihat di mana-mana. Apalagi sekarang jam dinding murah dapat dibeli di mana saja– online maupun offline – yang untuk keperluan rumah tangga bisa disesuaikan jumlahnya. Mengikuti ruang yang ada tentu saja. Diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang belajar, kamar tidur dan bahkan dapur. Jumlah ini tentu saja untuk memenuhi kebutuhan praktis. Misalnya bila sedang di dapur tak perlu lah berlari ke ruang tamu hanya untuk memastikan sudah pukul berapa. Terkadang jam dinding juga dijadikan hiasan agar dinding tidak terasa kosong.
Baca juga Smesco Art Fest dan Netizen Vaganza 2015
Kita tahu posisi matahari sudah berada di sebelah mananya bumi dengan melihat pada jam dinding. Tidak perlu keluar, melongok ke langit, dan memandang matahari dengan membuat dua bulatan jari yang diletakkan di wajah. Aktivitas ini berbahaya bagi retina mata mu, kawan. Posisi pukul 12.00 siang adalah saat matahari berdiri tegak lurus terhadap bumi, tempat kita berpijak. Nenek moyang kita menyebutnya matahari sedang berada di puncak. Jika tidak sedang mendung matahari di posisi ini sedang panas-panasnya. Kita tahu fakta-fakta alam ini hanya melalui angka-angka di jam dinding.
Begitu pun jam dinding yang tergantung di rumah kita adalah simbolisasi tiap ekstensi di alam semesta. Berapa lama mereka sudah hadir? Jadi jangan pernah tertipu pada satu putaran tiga ratus enam puluh derajat yang hanya berlangsung selama 12 jam itu. Karena jarum detik yang bergerak maju dan ritmis itu perwakilan tentang awal dan akhir. Awal terjadi alam semesta sampai nanti berakhir di ujungnya. Kelahiran bumi sampai nanti tidak bisa disebut bola lagi yang entah karena pecah seperti yang disebut sebagai hari kiamat dalam kitab kitab suci. Penanda hari kelahiran kita sampai nanti dipanggil kembali oleh sang pencipta. Jam bukan lah waktu. Jam bercerita tentang waktu.
Jam Dinding di Rumahku Sebagai Alat Ukur
Seberapa produktif kehidupanmu sehari-hari bisa pula dicari tolak ukurnya pada jam dinding di rumah. Karena sebagai alat ukur paling tepat seberapa disiplin kita memakai waktu. Misalnya pada hari libur kamu bisa saja bangun pagi-pagi, duduk di ruang keluarga, membuka TV atau Ponsel pintar lalu menjelajah dari dinding ke dinding sosial media. Kamu membuat status atau menjawab komentar dari teman-teman.
Kamu pergi blog walking. Dan tak lama kemudian membuka portal berita. Nah saat melihat ke dinding baru sadar tahu-tahu 3 jam telah berlalu. Terus muncul keluhan dari mulutmu “betapa cepatnya waktu berlalu”.
Sebenarnya tak ada waktu terlalu cepat atau terlalu lambat. Waktu berjalan konstan. Persepsimu yang berubah-ubah lah yang seolah membuat waktu berjalan mundur, maju, lambat atau terlalu cepat. Kalau saja kamu berkendara dari Tangerang 3 jam sudah membawamu sampai ke Bandung. Kalau digunakan untuk memasak 5 minimal hidangan sudah tersaji di meja makan. Nah kalau digunakan untuk menulis, satu posting siap update blogmu hari itu.
Dalam rentang 3 jam cukup panjang jarak yang bisa di tempuh, cukup banyak pekerjaan yang bisa di selesaikan. Jadi sekali lagi waktu tak dipacu berjalan terlalu cepat atau bisa diperlambat. Jarum jam bergerak sesuai kecepatan bumi berputar di porosnya saat mengeliling matahari.
Aku akan selalu melirik pada jam dinding di rumahku. Kamu?