Saya pikir semua orang tua sama bahwa pusat kekuatiran mereka adalah anak-anak. Tidak satu dua masalah yang membuat energi terkuras karena kekuatiran itu. Waktu kecil kuatir dan berusaha agar anak-anak tak jatuh sakit. Bagaimana cara terbaik mendidik agar mereka tumbuh sesuai harapan atau berusaha sekuat tenaga agar mereka terhindar dari marabahaya. Pokoknya macam-macam lah kekuatirannya, dari yang remeh temeh sampai yang serius.
Dan dua anak lelaki diatas, yang selalu rukun terutama kalau sedang membicarakan gadget, terkadang berselisih untuk hal-hal yang tidak perlu. Misalnya giliran siapa yang harus cuci mobil, barang siapa ditaruh sembarangan di meja atau tempat tidur siapa, kenapa engkau berpendapat demikian sementara menurutku itu salah, dan bermacam lainnya. Dan saya emak yang lebay ini kuatir pula untuk pertengkaran remeh seperti itu. Pengennya mereka selalu rukun dan seiya sekata dalam segala hal.
Padahal kalau saya menggunakan otak dengan baik, mestinya bisa berpikir bahwa perselisihan di rumah itu bisa digunakan sebagai latihan berkehidupan sosial yang lebih luas. Bahwa tidak semua orang sejalan dengan kita, setuju dengan apa yang kita katakan, atau mendukung apa yang kita kerjakan. Berselisih dengan saudara adalah proses take and give yang pada suatu titik nanti akan terjadi keseimbangan yang disebut kompromi.
Ya sekarang tahu tapi tetap saja berdoa agar mereka tetap rukun selamanya 🙂
@eviindrawanto
Yang bekerja lebih baik akan jadi yang terbaik
19 comments
Aamiin semoga menjadi keluarga yang rukun
Betul mbak Evi, pusat kekuatiran kita rasanya memang anak.
Tapi kalau melihat ekspresi mereka berdua yang sangat nyaman sambil duduk bersisian, Insya Allah ke depan juga mereka akan rukun-rukun aja 🙂
Alhamdullilah, makasih doanya Mbak Irma 🙂
Halo duo jagoan, salam dari trio jagoan Salatiga…
Makin lama abang adik jadi sahabatan ya Uni Evi bahkan dengan kita ortunya.
Damba pinta kita Uni Evi senantiasa terpusat pada kerukunan buah hati. Salam
Saya penasaran gimana rasanya punya emak yang aktif dan melek internet seperti mak Evi. Pasti mereka bangga ya..bisa ngomingin hal-hal baru ke emaknya.
Waaa ganteng anaknya Bu 😀 😀
Aku sama adik berantemnya berantem fisik hahaha, padahal selisih 7 tahun 😛
aduuuh..ganteng-ganteng banget, Mbak Evi.
Anak-anakku biasanya ada saja yang diberantemin, tapi ntar kemudian baikan lagi,sayang-sayangan lagi, habis itu berantem lagi… wheh..begitu deh setiap hari..
Kayaknya kita juga dulu begitu ya Mbak Dani. Makanya sekarang bisa bersimpati para ortu, betapa menderitanya mereka dulu hehehe..
Iya mas, rumah itu tempat kita belajar berinterkasi dengan orang lain. Sebelum berantem dengan temen, biasanya berantem dulu dengan saudara…
Iya Mas, rumah juga adalah sosialisasi perberanteman 🙂
anak-anaknya bunda EVi ganteng2 ya. semoga rukun selalu ya
Amin. Makasih mbak Lid 🙂
Anak-anak yang selalu rukun dan saling menyayangi satu sama lain memang selalu merupakan dambaan orang tua ya Mbak
Idealnya gitu kan Mas hehehe..
Asal dalam perselisihan jangan sampai baku hantam ya mbak Evi 😀 . Dulu saya dan adik (perempuan) sering berselisih/salah paham, kadang bisa ga ngomong bbrp hari, ga enaknya pas berantem jadi ga bisa pinjam2an baju dan barang lain hehe. Saat jauh dg adik malah jadi kangen deh.
Semoga tidak ya Mbak Nella..Ya gitu deh hubungan persaudaraan, kalau dekat suka bertengker tapi kalau berjauhan saling merindukan 🙂
Saya cuma bisa mendoakan.
Semoga kalian berdua selalu rukun, ya.
Amin. Terima kasih atas doanya, Mas 🙂