Ungkapan Cinta Anak Berbudi – Semua anak mencintai ibunya. Pasti itu! Gimana tidak? Perempuan yang pertama menyentuh dan mengajarkan apa artinya sentuhan, hampir sebagian besar kita sebut ibu. Yang membedakan hanya cara mengungkapkan. Perbedaan cara pengungkapan  itu banyak dilatar belakangi bagaimana kita dididik. Kondisi sosial, budaya dan ekonomi. Begitu pun sejarah kehidupan yang dilalui mempengaruhi cara kita mengungkapkan rasa kepada orang tua. Saya pernah mengamati, ada yang mengatakan cinta banget pada ibunya. Bahkan berkali-kali menulis status di sosial media, terutama saat-saat memperingati hari ibu. Tapi ia tak pernah melakukan apa pun demi kesejahteraan sang bunda. Ada pula yang biasa-biasa saja. Malah jarang mengungkapkannya dalam kata-kata. Tapi jangan ditakar kadar cintanya. Gunung pun akan ia pindahkan jika itu menyangkut kesejahteraan Bunda.
- Baca di sini tentang:Â Â Memilih Jalan Nurani
Ungkapan Cinta Anak Berbudi yang Kasat Mata
Dan Pakde Cholik bukan bagian dari dua golongan anak di atas. Cinta beliau terhadap Ibunda yang disebut emak diekspresikan dengan kata-kata maupun tindakan. Banyak banget tulisan beliau tentang emak. Liburan Bersama Emak, makan bersama emak, sowan ke saudara bersama emak. Bahkan tentang upacara pembukaan kolam renang di belakang rumah pun adalah tentang emak.
Sebagai makhluk sosial kita selalu belajar dari orang lain. Tanpa diminta pun kita akan selalu membandingkan diri kita dan orang lain. Terantuk pada tulisan-tulisan Pakde tentang emaknya, saya sempat menyumpahi diri sendiri. Saya memang mencintai ibu. Tak seorang pun berhak meragukannya. Hanya saja membandingkan dengan Pakde saja malu pisan. Saya tidak pernah mengungkapkan cinta seglamor itu kepada ibu.
Begitu lah. Sebagai penggemar Pakde, saya terbiasa mengikuti aneka postingnya di BlogCamp. Disamping banyak belajar mengenai hubungan ibu dan anak, saya juga sedikit tahu tentang kehidupan pribadi mereka. Bahwa Emak yang mempunyai anak pensiunan polisi ini sebetulnya tak membutuhkan kolam renang. Apa lagi sebagai sumber ekonomi. Dengan uang pensiunnya anaknya telah mencukupi kebutuhan ekonomi. Beliau sudah sejahtera lahir dan batin.
- Lihat di sini tentang:Â Â Melihat Dunia Secara Luas
Namun ini adalah ungkapan cinta anak berbudi. Emak telah membesarkan anak yang selalu memikirkan kesejahteraan sang bunda. Kolam renang itu jadi tambahan sumber kesejahteraan lahir batin bagi Emak. Anaknya tahu bahwa manusia tak melulu hidup karena uang. Emak yang secara fisik masih sehat memerlukan kegiatan positif dalam menapaki hari tuanya. Maka ia dibuatkan kolam renang yang disewakan. Setiap hari emak punya kegiatan mengurusi kolam renang tersebut. Mulai dari mengawasi karyawan untuk membersihkan sampai jadi kasir kalau hari libur tiba. Musim libur adalah puncak kesibukan Emak.
Semoga Makin Banyak Anak Berbudi Lahir ke Dunia
Saya membayangkan jika dunia ini hanya berisi anak-anak seperti Pakde. Akan seperti apa kehidupan ini? Mungkin tidak perlu rumah jompo. Kalau pun ada khusus bagi orang tua yang ditakdirkan tidak punya keturunan. Sebagai ibu mungkin kita tidak terlalu cantik. Habis Ungkapan Cinta dari Anak Berbudi selau membuat kita tersenyum. Jadinya terlalu banya garis senyum yang dalam. Sebab bibir kita lebih banyak digunakan untuk tertawa…
Serpong, 22 Juni 2014
Diikutkan pada Givaway 2 Hari Pakde Cholik
16 comments
seandainya tulisan ini tersemat dalam sebuah acara memperingati hari ibu,,sudah pasti dengan motivasi dan saran tulisan ini akan dapat banyak menyadarkan kita betapa berdosanya kita dengan ibu kita,,
terimakasih sob sudah berbagi..
saya mau peluk ibunda dulu..salam kenal
bener bu, bisa damai dunia
ga kebayang kalo semua kaya anak anakku yang bandelnya minta ampun. rumah aja ga pernah rapi semua diberantakin. bisa ancur tuh dunia 😀
Waaah, kalo semua seperti Pak Dhe pasti gak ada sumpah serapah ke orang lain dan dunia jadi damai Mba Evi. Semoga sukses ya Mba.. 🙂
Dan gak ada juga Malin Kundang, Mas Dani 🙂
postingan2 pakde ringan tapi penuh hikmah ya bun
Hebat sekali Pakde Cholik ini. Salut aku Mbak. Kalau semua anak seperti beliau, pastilah tak ada lagi cerita ibu yang ditelantarkan anaknya ataupun ibu yang menyumpahi anaknya
Dan gak bakal ada juga ibu-ibu yang terlunta-lunta mencari tempat berteduh, Mas..Seperti yang aku saksikan beberapa waktu lalu 🙂
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway 2 Hari
Berapa kata nich, saya tak bisa copy artikelnya
Salam hangat dari Surabaya
Terima kasih juga sudah bikin GA ini, Pakde 🙂
ya..saya juga beberapakali membaca postingannya pakDe dan selalu berpikir,alangkah berbudinya Pak De selaku anak.Sayang banget sama ibunda yang melahirkannya.
Sang Bunda pasti punya rahasia mendidik nih Mbak Dani..Mendidik dengan cinta tulus 🙂
cinta ibu memang joss ya Mbak. Cinta anak kadang yang pendek. saya juga malu belum banyak berbuat ma orangtua saya. Sukses dengan kontes GA-nya Mbak.
membicarakan tentang ibu serta hubungan ibu-anak memang selalu menarik
Karena mereka punya hubungan istimewa, Mbak Nanik 🙂
mungkin dunia bakalan lebih tentram ya bu …
Dunia yang hanya diisi anak-anak berbudi pasti seperti surga, Mas Hindri 🙂