Vibrasi Dengan Alam Semesta – “Kala menginginkan sesuatu dengan segenap hatimu, maka alam semesta akan mengerakan rodanya untuk membantumu ”. – Getaran energi –
Kalimat indah itu datang dari buku The Alchemist karya Paulo Coelho. Novel yang ditulis menggunakan bahasa jiwa. Bahasa yang langsung merasuk ke dalam sel memori. Serasa mempertautkan aku dengan derasnya arus semesta yang dimaksud Coelho.
Berlebihan jika mengatakan my thoughts dan isi The Alchemist bervibrasi! Namun dengan segala kerendahan hati berharap kepada Yang Diatas, demikian lah hendaknya terjadi. Kalimat dari Paulo Coelho seru untuk dijadikan teman sehari-hari. Mungkin seperti memiliki teman hayalan, tempat berpaling, mengakrabi tanpa perlu bersusah payah menenggang rasa seperti bila kita berkarib dengan sesama manusia.
Jika aku menyebut-nyebut vibrasi dengan alam semesta itu bukan sedang membelakangi Tuhan. Mengakrabinya malah iya. Bukan kah Allah berada di mana-mana? Jadi bagiku mudah saja mengganti alam semesta itu menjadi Allah sang pencipta sekalian alam. Itu hanya perkara menyusun huruf untuk di tempelkan pada kata benda lalu kita beri makna.
Memahami Konsep Vibrasi Alam Semesta
Kalimat berikut yang mempesonaku adalah : Orang yang percaya akan melihat. Prinsip kuno yang telah di kutip orang selama ribuan tahun. Berpindah dari mulut ke telinga terus ke mulut lagi dari generasi ke generasi. Dan sekarang bahkan menyusup ke dalam ilmu psikologi modern. Kebenaranya diamini dalam banyak literatur menyangkut pengetahuan tentang perilaku jiwa manusia.
Baca juga The Secret dan Rahasia Kotak Pandora
Dan itu semua adalah soal vibrasi, soal getaran energi yang memenuhi semesta. Suatu getaran yang kita pancarkan di alam semesta, berkelana lalu memantul kembali pada sumbernya. Getaran energi ini bebas nilai. Bila yang dipancarkan getaran positif akan kembali positif, bila yang dipancarkan negative akan kembali negative.
Nah kali ini aku ingin bicara tentang ini. Dalam rasa syukur amat dalam, tampaknya aku bervibrasi dengan alam semesta dengan merespon beberapa vibrasi dari keinginanku dalam beberapa hari ini. Momentemumnya terlihat dari beberapa kejadian yang kusebut sebagai the moment of truth: hidup dalam gelimang kegaiban.
Vibrasi Alam Semesta – Boleh Percaya Boleh Tidak
Pertama-tama bersua kembali dengan leontin emas bertahta berlian murahan yang dibeli dari mengumpulkan gaji 1 tahun pertama semasa kerja. Bentuknya tidak istimewa, seperti bunga melati dengan putik di tengah. Aku amat bangga kepadanya. Maklum kan boleh didapat dari keringat sendiri. Tidak aneh juga kan kalau Leontin itu kemudian berfungsi seperti anggota tubuh tambahan. Habis sejak dibeli tidak pernah lepas dari leher dan itu berlangsung selama bertahun-tahun. Baru setelah menikah dan punya beberapa leointin si bunga aku pensiunkan.
Hanya saja lima tahun yang lalu ketika hendak memakainya lagi aku tersadar si bunga sudah tidak berada di tempatnya. Terpikir awalnya aku lupa meletakannya atau menyimpannya di tempat lain. Namun setelah di cari kemana-mana tidak juga bertemu, baru menarik ke simpulan bahwa benda berharga pertama yang kubli sendiri itu raib begitu saja. Gondok, dongkol sekaligus kecewa. Tapi mau ngomong apa, kejengklanku toh tidak akan mengembalikannya. Ya sudah lah pikirku, sudah tidak rejeki.
Baca juga Memahami Rindu Itu Rasanya Seribu Satu!
Leontin Hilang itu Akhirnya Kembali
Bisa menghibur diri bukan berarti bisa melupakan. Di tengah lamunan sesekali teringat padanya, terutama dalam keheranan. Entah bagaimana atau dengan cara apa kok prhiasanku itu bisa lenyap begitu saja dari tempat penyimpanannya? Kami memang pernah pindah rumah, ngatur-ngatur perabotan, lah kok yang hilang cuma satu itu. Kalau tercecer saat kami pindahan, mestinya hilang semua.
Dua minggu lalu aku kepikiran untuk membersihkan gudang. Isinya sudah sesak. Beberapa barang mestinya sudah berada di tempat sampah. Saat memindahkan kotak mainan anak-anak , mataku tertambat pada benda kecil berdebu di sudut ruang. Sekilas seperti bongkahan tempok retak yang jatuh ke lantai. Hanya saat di sapu benda tersebut tidak beranjak. Karena debu sudah tersibak muncul bling-bling sinar lemah.
Baca juga Rumi dan Law of Attractions
Saat itu aku langsung teringat pada si bunga yang hilang. Dada berdegub. Benar saja setelah di pungut benda itu adalah leontinku yang hilang lima tahun yang lalu. Walapun penasaran kok benda itu bisa sampai ke sana, walau gak rajin-rajin amat tapi gudang sering juga dbersihkan, lah kok selama ini luput dari perhatian? Walaupun penasaran sangat namun senangnya tetap luar biasa.
Mungkin karena terus dipikirkan leontin ini juga menyerah lenyap begitu saja. Pikiran saya dengannya bervibrasi. Ini satu bukit yang sangat aku percaya tentang vibrasi dengan alam semesta
Bukti Vibrasi Dengan Alam Semesta ke-2
Pada awal-awal bisnis gula semut aren kami sudah punya pelanggan tetap. Ordernya memang tidak banyak tapi continue. Nah tiga tahun lalu pelanggan ini menghilang dari percaturan bisnis kami. Sebulan tidak order, aku berpikir bahwa bisnisnya sedang sepi. Saat kami coba mengontak dia sedang di Papua dalam urusan ke luarga. Panggilan-panggilan selanjutnya bertambah tidak jelas tentang keberadaannya. Pokoknya order dari pelanggan ini berhenti sama sekali.
Sekalipun sudah dapat pelanggan-pelanggan baru, aku tetap sering berpikir tentang pelanggan ini. Apakah kami pernah melakukan kesalahan fatal sehingga dia mencari supplier baru? Kalau ya mengapa dia tidak pernah complain? Apakah supplier barunya itu demikian hebatnya sehingga dia menutup semua pintu untuk kami? Atau dia sudah berganti produk sehingga tidak membutuhkan gula semut lagi?
Sekalipun tanpa jawaban, pertanyaan demi pertanyaan terus saja bergulir. Tahu-tahu beberapa hari lalu ada telepon. Sekalipun gaya bicaranya tetap sama, Indra awalnya tidak mengenali suara riang dan mlengking-lngking itu milik siapa. Tapi hanya sebentar , di menit berikutnya mereka sudah bicara soal Hong Kong, Singapur dan Taiwan.
Rupanya dia yang sering aku pikirkankan itu sekarang menetap di Hongkong. Membuka bisnis export import. Salah satunya mengimpor produk-produk makanan dari Indonesia untuk diedarkan di ke-3 negara di atas. Menurutnya kalau melihat palm sugar/gula aren bubuk di supermarket, dia selalu ingat pada kami. Sebenarnya sudah lama ingin kontak, hanya saja gara-gara kehilangan HP, dia kehilangan seluruh kontak kami.
Getaran Energi itu Nyata
Mendengar cerita Indra, aku langsung ingat vibrasi. Rupanya getaran energi antar kami cukup kencang juga. Belakangan pelanggan ini kepikiran menelusuri jejak kami lewat internet, itu lah yang membuat dia bisa menepon kami kembali. Saat ini kami dalam penjajagan serius untuk mengekspor palm sugar ke Hong Kong lewat perusahaannya.
Dengan kejadian ini aku juga percaya tentang mindset sukses. Karena benda dan seluruh makhluk hidup di alam semesta ini tidak berdiri sendiri. Kita terhubung satu sama lain lewat aliran gelombang yang bervibrasi. Jika salah satu idaman yang sering membayang di belakang benakku adalah masuk pasar ke Hong Kong, Insya Allah reuni ini adalah pintu bagi Arenga Organic Palm Sugar masuk ke pasar negara bekas koloni Inggris ini. Semoga vibrasi saya dan pelanggan itu berakhir dalam kerja sama bisnis yang saling menguntungkan. Semoga getaran energi positif ini jadi motivasi, selalu mindset sukses bagi saya.
Amin…
Evi
2.9.10