Apakah dalam masyarakat yang saling mempercayai kita tak butuh polisi dan institusi pengadilan?
Buka begitu sih masuda tulisan saya ini.
Masyarakat yang saling mempercayai hidup rukun dan damai. Tidak ada yang perlu takut kehilangan karena antar tetanga saling menjaga milik satu sama lain. Hak kepemilikan sangat dihormati. Tetangga akan menjaga milik tetangga.
Begitu lah yang saya temui dalam satu perjalanan di sebuah desa di kaki Pegunungan Halimun. Penemuan yang membukakan mata bahwa tradisi seperti ini hidup di Indonesia.
Dalam masyarakat yang saling mempercayai ada tabu-tabu yang sangat dipegang teguh. Jika terlarang mencuri, mereka tidak akan melakukan bukan karena takut pada hukuman melainkan diikat oleh rasa malu.
Baca juga:
- Memandang dunia dengan penuh cinta
- Kakak-Adik Semoga Rukun Selamanya
- Status Sosial dan Kepemilikan
- Panggil Aku Keinginan dan Tetanggaku Moralitas
Pengeringan Padi Dalam Masyarakat yang Saling Mempercayai
Ini lah yang membuat saya kagum pada bulir-bulir padi dalam foto ini. Selesai panen di sawah, sebelum masuk lumbung, tangkai-tangkai padi ini diangkut ke tempat pengeringan yang berdiri di tepi jalan desa.
Satu-satunya pelindung pada sawung ederhana ini hanya atap yang terbuat dari daun aren kering. Gunanya untuk melindungi padi dari hujan. Selebihnya plong, tak ada dinding, terbuka di ke-empat sisi. Dan padi ini berhari-hari di jemur di sana tanpa takut dicuri.
Saling Mempercayakan Keselamatan
Perjalanan ke desa lain di pedalaman juga mengajarkan saya bahwa kita bisa menitipkan keselamatan pada kepada teman.
Saya melihat 3Â anak muda berboncengan naik motor di atas jembatan gantung. Terikat pada tali, badan jembatan yang diberi papan tampak begitu ringkih. Sementara sungai di bawah menderu-deru menuju muara entah di mana.
Sang teman yang diboncengi seolah tak peduli bahwa kapan saja jembatan itu bisa putus. Tapi alih-alih kuatir mereka asik bercanda. Membuat saya sampai mengurut dada melihatnya.
Mungkin begitu lah hidup dalam masyarakat yang saling mempercayai. Selain terbiasa menyerahkan keselamatan kepada orang lain mereka juga percaya pada lingkungan di mana tinggal.
Saya yang tak terbiasa dengan lingkungan seperti ini tentu saja was-was. Jarak permukaan sungai dan jembatan gantung cukup tinggi. Dalam foto tak kelihatan karena saya mengambilnya dengan camera ponsel jadul. Yang jelas seseorang yang takut ketinggian saya perkirakan tidak akan lolos melewati jalan ini. Sebaliknya pengendara sepeda motor dan penumpangnya anteng saja melintas. Mereka malah bersiul-siul dan bercanda. Waktu dan kelekatan pada lingkungan tampaknya membuat mereka mempercayai jembatan ini.
Pasti sangat menyenangkan hidup dalam masyarakat yang saling mempercayai seperti ini. Sekalipun tak hidup di dalamnya merasa beruntung pernah ikut menyaksikan. Cara hidup yang tak bisa di copy di kota besar semoga tetap terpelihara di desa ini.
Salam,
— Evi