Situs Tugu Gede Cengkuk – Wisata Sejarah di Sukabumi. Terletak di kampung Cengkuk, kelurahan Margalaksana, kecamatan Cikakak, Sukabumi. Peninggalan leluhur orang Sunda bernaung di lembah yang hijau di bawah kaki Gunung Halimun.
Saya selalu menyukai tempat-tempat beroma sejarah. Suka membayangkan kehidupan masa lalu yang pernah terjadi di tempat itu. Seperti saat tiba di situs ini yang diperkirakan merupakan lokasi tempat tinggal masyarakat Sunda semenjak masa prasejarah. Menhir, batu dolamit dan ratusan batu lain seolah sebuah buku yang merekam peristiwa-peristiwa yang pernah tejadi di tempat ini.Â
Baca juga Keraton Pakungwati Kasepuhan Cirebon
Daftar Isi
Situs Batu Gede Cengkuk Situs Arkeologi Terbaik di Indonesia
Situs purbakala dengan suasananya yang asri sudah jadi objek kajian ilmiah. Para arkelog sudah melakukan banyak survei dan penggalian. Dari keragaman jenis tembikar, keramik dan batu-batu yang berhasil dikumpulkan, mereka berkesimpulan bahwa benda-benda tersebut bisa mewakili keragaman peninggalan budaya yang pernah terjadi di Kawasan Cengkuk.
Kita mengetahui banyak kehidupan masa lalu dari berbagai peninggalan. Misalnya cerita legenda atau yang lebih sahih adalah benda-benda materi yang sudah terkubur dalam tanah sejak ribuan, ratusan atau puluhan tahun yang lalu.Benda-benda yang pernah digunakan masyarakat purba Sukabumi ini diteliti dan dikelompokan menurut umur dan kegunaannya.
Wisata Sejarah di Sukabumi – Benda Bersejarah di Museum Alam
Menelisik situs purba di Sukabumi
Saya merasakan, dari peninggalan megalitik Situs Tugu Gede ini kita bisa memahami sedikit kehidupan rakyat Kerajaan Pajajaran dengan Prabu Siliwangi-nya yang terkenal itu. Tembikar berupa periuk, cawan, cawan berkaki , tempayan perupaan, kendi dan cobek. Ditambah lagi keramik bergaya Cina.
Benda-benda purbakala tersebut, mestinya, tidak digunakan di satu zaman saja. Tapi dari pra sejarah terus berlanjut sampai punahnya Kerajaan Pajajaran. Jadi sejak zaman prasejarah kehidupan masyarakat terus berlanjut disini sampai kemudian lenyapnya Pajajaran.
Saya tidak melihat langsung. Namun dari cerita Abah Jaya Sastimita, kuncen situs, benda-benda keramik bergaya cina tadi berupa mangkuk, guci, botol, piring, vas dan cepuk. Mestinya benda-benda tersebut datang belakangan ketika para pedagang Cina mulai berdatangan ke Ibu Kota Kerajaan Sunda Galuh sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaran.
Baca juga:
- Situs Prasasti Pagaruyung Batusangkar
- Suatu Siang di Situs Perahu Kuno Punjulharjo
- Situs Purbakala Sangiran
- Situs Payak Yogyakarta
Tinggalan benda-benda logam juga pernah ditemukan di sini . Ada genta dan bantul. Begitupun ada banyak monumen batu di sini selain Batu gede atau menhir. Batu-batu tersebut berupa batu jambangan, dolmen, batu altar, tahta batu, dan batu umpak.
Situs Tugu Batu Gede penemuannya relatif baru. Ketika seorang warga negara Belanda bernama  bernama AG Voderman pada tahun 1885. Gara-garanya ia melakukan perjalanan ke Cengkuk dengan tujuan awal meneliti fauna. Dan memang saat itu ia berhasil menemukan tak kurang 86 spesies baru burung.
Setelah dilaporkan pada dinas kepurbakalaan Hindia Belanda maka mulailah penelitian pada tahun 1914. Setelah Indonesia merdeka baru penelitian dilakukan Indonesia pada tahun 1976 dan sampai sekarang masih terus diteliti.
Baca juga Situs Payak Petirtaan Kuno di Bantul Yogyakarta
Sebelum Berkunjung ke Situs Batu Gede Cengkuk Sukabumi

Desa cengkuk relatif sulit dicapai. Tidak ada kendaraan umum ke sana. Dari Sukabumi kami naik kendaraan biasa. Tapi ketika sampai ke suatu simpangan, mobil biasa tidak bisa maju, tidak kuat menanjak. Alternatifnya mobil berganti dengan mobil pickup terbuka yang memang disewakan warga untuk mengatasi kendala tersebut.
Baca juga 7 Destinasi Geopark Ciletuh Sukabumi
Menurut saya cara terbaik menuju Situs Tuge Gede Cengkuk adalah menggunakan motor. Lebih fleksibel dan leluasa. Tapi sebelum sampai ke situs, permisi dulu pada Abah Jaya yang sehari-hari merawat tempat tersebut. Kalau sudah sampai di Cengkuk tinggal warga saja dimana rumah beliau. Terletak di tepi jalan, mudah kok ditemukan
Selamat jalan-jalan!
10 comments
Belum pernah ke Sukabumi, ternyata di sana ada situs sejarah juga ya. Kadang saat wisata ke situs sejarah seperti ini yang kebayang suasana rtusan tahun yang lalu itu kayak gimana, penasaran
Selama ini baru tahu situs2 termasuk peninggalan nenek moyang dari zaman megalitikum gitu baru dari buku atau lewat layar saja. Belum pernah melihat secara langsung tapi kalau mengunjungi tempat2 bersejarah seperti itu yang tergambar di benak saya mungkin seperti Mbak. Membayangkan orang2 yang hidup di zaman prasejarah itu
Kita sama mba, akupun sukaaa ngeliat tempat# bersejarah begini. Kdg jd ngebayangin gimana kehidupan ato kejadian yg pernah terjadi di sana dulu :).
Makanya kalo ke tempat2 sejarah gini aku LBH suka ada guidenya. Jd bisa LBH ngerti dijelaskan. Jd harus permisi Ama si Abah dulu yaa kalo mah ke situs tadi. Moga2 suami mau diajakjn ke sana kalo sdg cuti singkat ntr 🙂
Aku pribadi lebih menikmati kalau akses ke lokasi situs seperti dibiarkan mendekati suasana asli. Biar semakin greget.
Justru kalau akses lancar akan banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ditakutkan akan merubah keadaan, misalnya banyak coretan, sampah dll.
Berada di tempat seperti ini pastilah seperti menyusuri kehidupan ribuan tahun silam.
Naik motor memang lebih praktis untuk menempuh perjalanan yang sulit. Alhamdulillah situs sejarah masih terjaga dengan baik. Ini sangat edukatif buat generasi baru agar kedekatan mereka dengan sejarah bangsa ini tidak terputus
Situs begini dijaga kuncen aja ya mbak? Dibatasi pagar2 gitu nggak sih? Apa nggak dibatasi siapa yang bisa melihat kesana.
Ada pagarnya Mbak. Yang mau ke situs ini harus permisi dulu ke Abah Jaya, kuncen situs ini
Memang selalu kalau membaca atau mendengar sejarah Masa lalu. Karena cerita mereka entah itu berlanjut atau terhenti , secara langsung atau tidak membentuk masyarakat Kita selama ini .
Kita sekarang terbentuk dari nenek moyang kita di masa lalu, Kang
Aku belum pernah ke Sukabumi mba Evi. Penasaran. Ini situa kalau ditilik ke masa lalu pasti banyak kisah yang bakal bikin bangga dengan sejarah ya pastinya.