Yang saya maksud dengan kambing hitam di sini bukan tentang kambing berbulu hitam. Seperti yang sedang digembalakan anak-anak Sumba dalam foto di atas.
Ini adalah tentang metafora yang sering ditemukan dalam kalimat seperti “mencari kambing hitam, mengkambing hitamkan atau dikambing hitamkan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia – KBBI, kambing hitam artinya adalah seseorang, peristiwa, dan situasi yang sebenarnya tidak bersalah, tapi dipersalahkan atau dijadikan tumpuan kesalahan.
Daftar Isi
Arti Kambing Hitam Dalam Kehidupan Sehari-hari
Saya jarang nonton TV, apa lagi nonton sinetron . Tapi suatu sore membuat pengecualian. Saat itu iseng menyalakan TV dan di layar langsung terpampang sinetron impor. Tak jelas berasal negara mana, yang penting bukan bikinan Indonesia. Wajah aktornya bagus sekali. Bagai terbuat dari rautan kayu jati kemudian dipoles sampai licin. Hidung, tulang pipi dan bibir begitu serasi dengan matanya yang sipit mungil. Saya takjub kok ada anak manusia sebagus itu? Pasti orang tuanya cantik dan ganteng, pikir saya dalam hati.
Cuma saja karakter yang dimainkan aktor itu jelek sekali. Saat tahu kesiangan seluruh crew rumah tangga (juga ibunya) kena damprat. Mengapa mereka tak membangunkannya lebih awal? Akan berangkatpun dia berteriak, mengapa supir tidak standby di mobil?Masih belum puas jadi neraka hidup orang lain, sopirnya disuruh memencet klakson kencang-kencang agar mobil lain pada minggir.
Baca juga:Â
Pokoknya pusing banget deh nonton anak orang kaya itu. Melemparkan kesalahan kesana-kemari. Padahal kalau tidak main game sampai malam dan tidur lebih awal, dia tak perlu marah-marah seperti itu. Maka langsung saja TV saya matikan.
Menolak Bertanggung Jawab
Arti Kambing Hitam semakin luas. Peribahasa mencari kambing hitam terjadi di sekeliling kita. Entah di lakukan orang lain atau diri kita sendiri. Mencari kambing hitam bersimbiosis dengan peribahasa, tidak makan nangka tapi kebagian getahnya.
Entah apa yang terjadi lewat pendidikan karakter, pengidap sindrom mencari kambing hitam selalu menemukan shock breaker. Melemparkan keselahan pada orang lain. Tidak melihat kesalahan itu pada tanggung jawabnya sendiri.
Orang dewasa yang menolak bertanggung jawab terhadap perbuatan atau nasib sendiri memang absurd. Tapi ini adalah kenyataan. Gak usah jauh-jauh ambil cari contoh ke dunia politik seperti koruptor yang berteriak mereka sedang dizalimi. Melihat ke dalam diri saya saja sudah lebih dari cukup.
Baca juga:
Ceritanya sejak kecil suda bercita-cita jadi penulis. Mengeluarkan blink-blink yang teramat banyak di kepala, saya pikir bagian dari panggilan jiwa. Tapi saya menemukan banyak alasan untuk tidak mengerjakannya. Tak ada fasilitas, terlalu banyak pekerjaan, lelah, tidak punya ide dan terlalu bodoh.
Pokoknya untuk melindungi egoisme agar tak terluka saya menolak bertanggung jawab terhadap tuntutan jiwa agar berkarya dalam tulis menulis. Saya menemukan kambing hitam pada kesibukan.
Asal-Usul Peribahasa Kambing Hitam Dalam Budaya Dunia
Arti peribahasa kambing hitam ternyata tak hanya digunakan di Indonesia. Kambing yang dipersalahkan juga muncul dalam budaya luar.
Dalam bahasa Inggris kambing hitam artinya Scapegoat. Ditemukan dalam Alkitab Injil bahwa kambing hitam (scapegoat) adalah hewan yang secara ritual dibebani oleh dosa orang lain untuk kemudian diusir. Konsep ini pertama kali muncul dalam kitab Imamat, di mana seekor kambing ditunjuk untuk dilemparkan ke padang pasir untuk menanggung dosa-dosa masyarakat.
Sementara menurut Wiki, kambing hitam adalah seekor kambing yang dilepas ke padang gurun sebagai bagian dari upacara keagamaan Yahudi bernama Yom Kippur.
Baca juga  Dari Jauh Semua Tampak Indah
Cerita Dalam Kitab Suci Ibrani
Ceritanya terdapat dalam Kitab Suci Ibrani. Pada hari Yom Kippur, dua ekor kambing jantan berwajah mirip dibawa ke halaman Bait Suci di Yerusalem. Lalu Imam Agung melemparkan undian kepada kedua kambing itu. Seekor kambing terpilih untuk dipersembahkan dalam upacara korban bakaran. Yang ke-dua untuk dijadikan kambing hitam.
Dengan meletakan tangan keatas kepala kambing ke-2, Imam Agung mengakui dosa-dosa bangsa Israel. Selesai membaca pengakuan dosa kambing hitam dilepaskan di padang gurun. Sesuai Imamat 16:22 Kitab Ibrani, dan Talmud menambahkan, kambing hitam itu di halau ke tepi jurang. Dan disana lah akhirnya dia jatuh dan mati.
Arti Kambing Hitam Dalam Peribahasa
Saya tidak tahu apakah arti kambing hitam (scapegoat) bahasa Indonesia berasal dari cerita agama Yahudi. Namun yang ingin saya garis bawahi untuk diri sendiri adalah melempar kesalahan kepada sesuatu di luar diri kita perbuatan tak bertanggung jawab. Menolak bertanggung jawab terhadap kesalahan sendiri seperti koruptor yang berteriak-teriak bahwa mereka sedang dizolimi. Emang siapa yang dibohongi? Diri sendiri kan?
Menarik ya tentang asal-usul arti kembing hitam dalam peribahasa ini. Pernah mengkambing hitamkan sesuatu teman?
@eviindrawanto
56 comments
Padahal kalo pas Idul Adha, yang banyak dijual kambing putih dan abu2…kasihan si hitam, pas lahir kan juga si kambing nggak minta warna hitam….hehehe.
Nice post…salam suksesmulia
Andy
Hehehe iya kasihan banget si kambing. Gara2 bulu hitam jadi korban fitnah. Makasih Mas Andy. Salam sukses mulia
Itu gambarnya kambing putih mbak, hehe…
Tulisan menarik, salam kenal mbak…
————–
Iya ini bukan kambing hitam ya. Habisnya gak punya foto kambing hitam, yah tak pasangi saja foto yg ini. Salam kenal kembali Mbak Rie Rie
[…] tulisan Mencari Kambing Hitam, Mbak Evi dengan apik memaparkan segala tetekbengek perkambing […]
Pasti pernah, mbak…tapi sedapat mungkin saya tahan deh. menyalahkan orang lain untuk pembenaran diri sendiri tentu tak elok. Karena sebetulnya kesalahan itu kan bisa jadi pelajaran ke depan 🙂
Eh, eh…saya juga pasti nggak pengen dikambinghitamkan mba Evi, jadi saya juga harus berusaha untuk tidak mencari kambing hitam terhadap kesalahan yang saya buat…
Iya Mbak Irma,dikambing hitamkan orang lain pasti gak enak banget rasanya.Maka jangan lah kita mengkambing hitamkan orang lain 🙂
Dalam hidupnya, manusia sendiri sengaja atau tak sengaja pernah mengkambinghitamkan orang lain. Tentu kalau disadari, kelewatan. Kalau tak disadari, saat sadar baru menyesal… 🙂
Mengkambing hitamkan orang secara gak sengaja kalau gak segera diketahui dan minta maaf, efeknya akan panjang sekali Mbak Zizy 🙂
Tapi sekarang nama kambing sudah gak sehitam dulu lagi lho Mbak, sudah diganti sama Sapi. buktinya di TV-TV sering disebut-sebut nama Sapi 😀
Hahaha..lama2 akan ada sapi hitam Mbak Yuni
Kirain asli istilah indonesia, ealah dari luar..!
Hal-hal yg dari luar yg membentuk Indonesia sekarang Aura 🙂
kalo ngambing kambingin orang sering bu
suka misuh weduuuusss…
hahah…
baru tahu sejarah istilah kambing hitam
kirain itu asli indonesia raya
Sebenarnya sih Mas Rawins, kecuali tanah dan airnya, budaya yang asli Indonesia itu gak ada. Coba apa yg bisa disebut asli Indonesia? Nenek moyang kita saja gak berasal dari tanah sini kok. Nenek moyang kita homo erectus pengelana, yang menggunakan kakinya menelusuri tanah-tanah kering. Jadi budaya yg kita pakai sekarang emang datang dari berbagai tempat 🙂
Pernah kak. Tapi makin ke sini saya makin introspeksi diri. Akhirnya malah ketahuan, yang salah itu saya hehehe. Mencari kambing hitam benar2 memanjakan diri sendiri. Banyak sekali orang yang suka begitu di sekitar kita
Mencari kambing hitam itu jg sprt burung unta memasukan kepalanya ke pasir panas Niar, bikin oon diri sendiri hehehe…
Menyalahkan orang lain maupun keadaan memang pelarian paling gampang. Terima kasih bu Evi untuk tulisannya …
Iya Mas Hindri, sikap gak tanggung jawab banget yah…
Karena dari kecil sudah dibiasakan untuk menyalahkan pihak lain. Saat anak2 jatuh, siapa yang disalahkan? KODOK. Padahal musim kemarau mana ada kodok?
Iya Mbak Nanik kalau dari kecil sdh terbias gak bertangung jawab, besarnya nanti yah biasa aja kali ya cari kambing hitam untuk kesalahan yg dilakukannya..
biasanya yang mencari kambing teriakannya suka lebih kencang untuk menutupi kesalahannya sendiri
ya begitu lah Mbak Myr…Kalau kalem2 saja kan gak berasa telah menutupi dosa hehehe..
waduh…
sinetron apa tuh mba…
bukan korea kan yah…hihihi…
cari kambing hitam karena semata mata gak mau mengakui kekurangan sih sepertinya…walopun setiap pagi aku selalu telat bangun karena begadang nonton drama korea atau internetan, tapi gak pernah meng kambing hitamkan mereka sih mbaa…hihihi..
Abah pun nerima nerima aja kalo terpaksa harus bikin sarapan karena aku nya selalu telat bangun…hihihi…Abah emang kambing hitem ku tercinta…hihihi…
*komen apa inih*
Itu sinetron Korea atau Hongkong, gak jelas banget di awak deh Bi. Secara mata emang sipit semua hahaha..
Yah beruntunglah dirimu menikah dengan kambing hitam tercinta, gak keberatan bikin sarapan sendiri..Tapi itu sih bukan kambing hitam, tapi kambing korban …
Hihi .. pecinta Korean movie komen 🙂
Uni Evi harga kambing hitampun melonjak mengikuti hukum penawaran dan permintaan. Begitu banyak permintaan sementara sediaan terbatas. Mengikuti aksi peran, peran menjadi kambing hitam bersisian dengan mencari kambing hitam di sepanjang perjalanan kita. Mbeeekkkk
Iya Mbak Prih, sebab cara paling enteng emang membuang kesalahan ke tempat lain ketimbang kita pikul sendiri. Mikul sendiri kan gak enak, tertekan dan stress..Kalau bisa dibuang yah dibuang saja, dengan berbagai dalih dan susunan kata. Namun dari ujung lain, hati kecil kita tidak tinggal diam, dia mengatakan yang benar, yang seharusnya kita lakukan hehehe..Jadinya gitu deh, gelisah dan tertekan lagi..Dan jeleknya kita tidak belajar apa-apa dari kesalahan yang sudah dibuat ..
Mbak Prih maaf dan teman-teman yang kebetulan baca komen ini. Maaf ya sekarang komennya saya moderasi. Sudah seminggu ini saya dapat serangan spamming, bisa 200-an lebih perhari. Mabok deh!
Uni kebanjiran spam ya hingga muncul moderasi. Tidak masalah Uni, sy yakin teman2 juga memahami tindakan Uni. Salam
Iya Mbak Prih..Sampai bingung aku kok ya akhir2 ini dihujani spamming. Karena gak tahu gimana cara mencegahnya, aku moderasi saja..Terima kasih atas supportnya. MBak Prih emang selalu mengerti saya hehehe…
Tergelitik dengan bagian dimana kita mengkambinghitamkan apapun yang ada di hidup demi untuk mengjindari menuju ke impian kita yang seeenarnya. Ah Mba Evi, betapa kangennya saya mendapatkan ilmu baru setiap mampir ke sini…
Ah Mas Dani pintar melambungkan perasaan emak2..Makasih ya Mas, kalau kreatifitas dan menulis dalam bahasa segar aku harus belajar padamu…:)
aku sering menyesali kenapa aku gak jadi blogger yang rajin seperti uni.. lalu aku mengkambinghitamkan keadaan, kenapa uni punya tablet sedangkan aku tidaakk..?!!!
:))
Dan aku menyesali mengapa dulu gak jadi dokter gigi hahaha..kenapa aku gak lahir barengan amay saja, biar kita sepantaran. Kalau sepantaran kan jauh lebih nyambung…gak generation gap begini
pernah di kambing hitamkan dulu pas di kantor, celaka’a di omongin panjang lebar pas cuti kerja, jadi pas masuk langsung si bos sinis kagak jelas. Dan gara2 hal tsb, terpaksa resign, dari pada stress mikirin perebutan kekuasaan dikantor, mending cari yang tenang + lebih baik #politikkantor
Dikambing hitamkan sampai membawa resign, duh pasti berat banget tuh Mas Andy. Semoga ditempat sekarang situasinya jauh lebih baik ya. AMin
Dulu sich pernah kepikir lho Uni, kenapa dinamakan kambing hitam ya?
NAh pasti ada kisah panjang dibelakang penamaan kambing hitam ini Mbak Keke. Dan bahasa Indonesia berkembang kan emang berkat penyerapan bahasa asing dan diperkaya interaksi budaya. Jangan2 istilah kambing hitam juga serapan dari budaya luar…Ah tapi mana ada budaya asli indonesia ya hehehe…
menyalahkan batu / tanah yg tak rata saat si kecil jatuh…sepertinya secara tak sadar juga mengajarkan si kecil utk mencari kambing hitam ya mbak.. hehe…
oya mbak.. aku baru tahu istilah kambing hitam dalam bhs inggris = scapegoat.. hehe.. makasih mbak Evi… 🙂
Iya Mbak Mechta mukul lantai dan bilang lantainya nakal mengajarkan anak tak perlu bertangung jawab atas perbuatannya…
Ngmgin kambing hitam aku jg pernah d jadiin kambing hitam tp tak usah diceritain deh yg pasti tak enak rasanya hehehhee
memikul kesalahan yg dilakukan orang, yah gak usah diceritakan Mbak Ye, aku tahu gimana rasanya hehehe..Nyakitin banget!
Saya kira, semua pernah mencari kambing hitam … terutama, meng-kambinghitamkan keadaan … Bahkan, ada pula yang mengkambinghitamkan namanya sendiri. Saya sampai geleng2 kepala .. (olah raga mbak … he..he..)
Sampai kemudian, dia juga berkata, “Apalah arti sebuah nama ?”
Wuihh … ngeri kan .. bagi saya, nama itu sangat berarti. Tentu, kita tidak mau kan dipanggil, “Hei .. Kambing …!” He..he…
Wassalam ..
Wah .. panjang2 nulis, ternyata salah link mbak .. maaf…
salah link apa maksudnya Sha?
Itu mbak Evi link blog saya yang di form atasnya reply saya ..
Jadi nambah komen lagi dibawahnya … 🙂
Mengkambing hitamkan nama karena kondisi nasib emang gak dimana gitu ya Mashaha…Nama sebagai salah satu identitas diri yah mesti dijaga baik-baik, dimuliakan lewat kemanfaatannya bagi kehidupan. Nama bukan dikambing hitamkan atau dikambing congekan “)
Dulu saat remaja saya kadang suka mengkambinghitamkan keadaan mbak Evi, tentang mengapa saya tak hidup bersama ortu kandung saja. Tapi, setelah dewasa akhirnya paham jika pilihan Sang Sutradara itu adalah yang terbaik buat Aktornya.. Gak mungkin deh saya bisa menjadi blogger dan kenal mbak Evi kan jika jalan hidup saya sesuai dengan pertanyaan masa lalu saya dulu 🙂
Kita emang cenderung begitu ya Uncle, aku juga. Pengennya hidup sesuai yang ada dalam pikiran sendiri, alih2 mengikuti kehendak sang sutradara..
Yah Mas, kayaknya emang mesti yakin bahwa belokan2 yg kita temui dalam hidup adalah jalan terbaik yang telah Dia gariskan untuk kita. Walau dalam hati kadang ada penolakan…:)
Dan saya senang mengenal Uncle lozz, anak muda yg optimis tapi tak pernah lupa memaknai setiap sandungan yg ditemui dalam hidup. Allah bless you always Mas 🙂
Memang paling gampang mencari kambing hitam, asal jangan dimalam gelap tanpa lampu carinya 🙂
Malam gelap tanpa lampu, ketemu kambing hitam bakalan kabur juga Mas Krish.. Emang gak usah dicari hehehe..
Yup, mengkambing hitamkan itu memang mudah ya jeng.
Belum pernah jadi presiden saja sudah berani bilang:” Presiden harus tegas”
Lha tegasnya presiden dengan tegasnya sersan kan ya beda.
Dulu pak Harto mrengut saja semua menteri sudah keder kan ya.
Salam hangat dari Surabaya
Betul Pakde..Menyalahkan orang lain tak bisa begini, tak bisa begitu dan tanpa solusi sama saja dengan mengatakan kepada dunia bahwa kita juga tidak bisa ya..Duh jaman Pak Harto siapa yg berani mengkambing hitamkan presiden, bisa hilang dalam semalam Pakde hehehe..
banyaknya sinetron yang memaerkan harta ya bun. saya bisa dibilang jarang nonton sinetron. sesekali nonton karena penasaran kalau ada orang lain yang cerita
Sinetron itu ceritanya gak puguh-puguh..Bikin merinding yg nonton, kadang, saking lebaynya. Mending nonton pelem horor sekalian Mbak Lid..
xixixi kaya nya saya pernah deh mengkambing hitamkan teman saya ..
dulu ada kenalan cowok terus kita ketremuan, berhubung aku rada ga pede gtu ngajak temen deh.. jadi ketemuan nya di barengin temen aku gtu,, ehh aku nya amalh asih ngobrol sma si cowok itu sampe tmen aku marah wkwkwkw tapi yaa itu udah lama banget kejadian nya 😀
eh ini termasuk mengkambing hitamkan bukan mbak ?
Hahaha Dea itu mah bukan mengkambing hitamkan teman, tapi mengkambing congekan teman..Duh untung temannya gak marah-marah hebat yah..