Inovasi Titik Temu – Ketika Gagasan dari Berbagai Budaya Bertemu
Sebenarnya pengen menghabiskan minimal 4 buku dalam satu bulan. Namun apa daya, ibarat ingin memeluk gunung tapi tangan tak sampai. Setelah tiga tahun beli buku Inovasi Titik Temu baru saja selesai membacanya. Gak berat amat sih sebetulnya, niat saja yang kurang. Jadi untuk menghargai usaha sendiri, saya tuliskan dari yang bisa ditangkap isinya. Jadi ini bukan resensi buku . Harap maklum 🙂
Inovasi Titik Temu aslinya berjudul The Medi Effect karya Frans Johanssson, MBA lulusan Havard Business School. Yang ingin mendongkarak kreativitas ini lah buku yang tepat untuk diakrabi. Sebab Johansson mengupas beragam gagasan yang diambil dari berbagai aspek budaya, disiplin ilmu, dan keahlian. Kala semua gagasan tergabung, satu ketika kemungkinan akan terjadi titik perpotongan pada satu tempat(intersection). Jika itu terjadi booom! Itulah yang disebut Inovasi Titik Temu oleh Johansson.
Titik Bertemunya Berbagai Gagasan.
Singkatnya Inovasi Titik Temu (intersection) adalah tempat bertemunya gagasan dari berbagai bidang untuk membentuk gagasan baru dan inovatif. Ledakan inovasi luar biasa yang terjadi kemudian itu lah yang disebut Johansson sebagai The Medici Effect (Inovasi Titik Temu).
Sebelumnya mari kita telaah namanya. Medici merupakan keluarga bankir kaya raya yang hidup di kota Florence pada abad pertengahan. Mereka  membiayai para penemu gagasan baru dari berbagai disiplin yang memicu orang berduyun-duyunnya datang  ke kota ini. Ada keluarga pematung, musisi, penyair, ilmuwan, ahli keuangan, filsuf dll .
Di Florence mereka tak sekedar berkumpul namun berinteraksi, saling mengenal lalu saling mempengaruhi. Dari pertemuan berbagai keahlian di bidang berbeda tersebut, Johansson memulai teorinya: Itu lah penyebab runtuhnya bidang-bidang pembatas antara disiplin dan budaya yang telah mengungkung Eropa selama beberapa abad. Penyair dan pematung berkemungkinan melahirkan karya lukisan monumental seperti Monalisa. Ahli keuangan dan filsuf kemungkinan telah melahirkan Alexander Graham Bell si penemu mesin telegraf..
The Medici Effect awal itu sekarang kita kenal sebagai Renaisans, sebuah epicentrum dari ledakan-ledakan kreatif, membentuk dunia baru berlandaskan gagasan-gagasan baru. Renaisans dianggap sebagai era yang paling inovatif dalam sejarah dunia Barat.
Feromon
Di bab 11 yang membahas soal jaringan saya berhenti cukup lama. Bukan berarti bab lain tidak menarik, hanya saja seperti tiba-tiba membenci seseorang tanpa alasan, tidak ada penjelasan pula mengapa saya mengulang membaca bab 11 beberapa kali. Habis satu lembar, taruh, terus baca lagi dari awal.
Bab ini merupakan lanjutan dari bab sebelumnya, seputar contoh-contoh pencarian titik temu.
Terkisah lah pertemuan Eric Bonabeau, seorang insinyur R & D pada France Telecom dengan Guy Theraulaz seorang ahli ekologi yang sedang mempelajari serangga sosial ( hidup berkelompok). Pertemuan yang terjadi dalam satu seminar di Santa Fe Institute itu membuat Bonabeau akhirnya tahu bagaimana ratusan semut tiba-tiba langsung berkerumun saat kita menjatuhkan sedikit makanan di lantai.
Pernah merasa heran bagaimana semut tiba-tiba berkerumun dan membentuk barisan panjang di sekeliling makanan yang tumpah ke lantai secara tak sengaja?
Itu bisa terjadi karena masyarakat semut punya pelacak khusus yang dikirim secara acak untuk mendeteksi kehadiran makanan. Setiap semut pelacak melepaskan semacam zat disebut feromon selama pencariannya. Feromon itu akan menarik perhatian semut lain. Semakin kuat baunya semakin banyak semut yang tertarik. Pada akhirnya melalui perilaku kolektif ini, jalur tercepat akan muncul, menciptakan jalan tol yang efisien bagi para semut untuk menyerbu makanan.
Kelahiran Swarm Intelligence
Wawasan dari perilaku semut inilah yang memungkinkan Bonabeau melahirkan disiplin ilmu yang sama sekali baru. Namanya Swarm Inteligence (kecerdasan kawanan). Di dalamnya berkumpul ahli biologi, programmer computer dan lain-lain. Kerja mereka memburu Titik Temu guna menemukan trend serta mencari jawaban-jawaban dengan menjalankan program computer yang meniru perilaku serangga sosial.
Michael Crichton memadukan konsep-kosep dalam swarm intelligence ini dalam trillernya Prey yang terkenal itu. Sementara Bonabeau yang sekarang mengepalai para ilmuwan yang tergabung dalam Icosystem, mendapatkan solusi dalam masalah routing, sebuah masalah jaringan dalam telekomunikasi skala besar yang tidak sepenuhnya terhubung. Yang dia kerjakan adalah membuat semut-semut maya meninggalkan foremon maya di terminal-terminal jaringan yang akan membuat setiap terminal jaringan saling terhubung.
Sukses Bonabeau dalam menciptakan routing dalam system komunikasi menjalar kepada kemampuannya membantu Departemen Pertahan AS untuk meningkatkan efektifitas pesawat udara tidak berawak (unmanned aerial vehicles-UAV). Selama perang Afghanistan, pesawat ini terkenal sangat ampuh dalam merengsek kubu Taliban yang bersembunyi di gunung-gunung. Karena meliputi wilayah yang luas, AS melibatkan banyak sekali UAV. Agar efisien mereka melakukan pembagian wilayah. Selagi satu pesawat menginpeksi satu tempat mereka meninggalkan feromon maya agar pesawat lain sementara menjauh.
Intersection atau Inovasi Titik Temu itu
Jadi begitulah kerja titik temu, bertabrakan dalam pola acak. Dokter gigi yang bertemu seorang entrepreneur visioner mungkin suatu hari akan membuat gallon air mineral meninggalkan bentuknya yang primitif seperti sekarang. Atau mungkin juga seorang astronot yang tengah melayang dalam pesawatnya di bulan tiba-tiba melihat kilatan cahaya dilangit, bahwa gallon air yang pernah menibani kaki saya dan membuat sakit berhari-hari, dalam teknologi inovasi titik temu akan seringan tubuhnya yang melayang di ruang hampa udara dan nol gravitasi. Siapa tahu. Toh sudah tak terhitung gagasan gila yang membuat peradaban kita berbentuk seperti sekarang. Nge-blog ini kan pertemuan buku diary, internet dan keinginan kita untuk narsis.
Dan jutaan gagasan lain menunggu untuk ditemukan. Inovasi tTitik Temu takan pernah berhenti. Sepanjang menusia mampu merubuhkan hambatan-hambatan yang membatasi satu bidang, sepanjang itu pula inovasi berlanjut.
Titik temu seperti apa yang bisa dirimu pikirkan, kawan?