Mau beli gula aren saya? Kesukaan blusukan ke pasar tradisional, terutama di daerah terpencil selalu berhadiah pengalaman unik. Pengalaman yang mengayakan persepsi saya dalam memandang dunia. Menambah gudang informasi yang semoga suatu saat berguna sebagai bekal kehidupan.
Seperti suatu pagi bertemu Bapak penjual gula aren dalam foto di atas. Setelah memperhatikan berbagai sayur, buah dan barang-barang yang jarang dilihat, dari jauh saya melihat seorang bapak yang jual gula aren cetak. Bentuk gulanya yang menarik perhatian saya. Cetakannya besar, struktur gulanya padat, warnanya yang kemerahan, dirajut dengan rapi. Jujur saja gula aren berpenampilan semacam itu memang lebih mudah menarik perhatian pembeli.
Karena saya terus memperhatikan dagangannya, rupanya dia tahu. Usai membayar sebungkus ikan asin, saya beranjak mendekat si bapak pedagang gula. Hanya beberapa langkah dihadapannya, tanpa diminta si Bapak langsung membuka bungkusan plastik yang melindungi gula dari debu. ” Ibu mau beli gula aren saya? Saya jamin ibu gak nyesal kalau beli ini” Katanya yakin.
Mau beli gula aren saya yang istimewa?
Setelah bertahun akrab dengan bisnis gula aren, saya tahu Bapak ini tak asal bicara. Gula aren tersebut berwarna coklat kekuningan, cenderung merah dan berbau harum.
Itu ciri pasti dari gula aren bermutu tinggi. Orang biasa menyebutnya sebagai gula aren asli.
Nah gula aren asli ini datang dari nira segar dengan PH 6.5-7. Gula merah ini melalui proses pemasakan yang teliti. Karena menguapkan nira sampai kental memakan waktu cukup lama, terkadang perajin malas sering-sering mengaduk. Mereka membiarkan nira menguap sendiri dalam kuali diatas tungku. Akibatnya bagian bawah kuali jadi hangus yang menurunkan mutu gula. Gula hangus berbau tajam dan warnanya agak hitam.
Tapi bapak yang bertanya ini tidak. Ia memasak gula arennya dengan teliti. Gula aren cetaknya bisa disebut sebagai gula aren asli. Beraroma mirip kue. Cetakan batoknya besar dan berisi. Kalau dipecahkan gula ini juga akan gampang buyar. Walau awalnya tak bermaksud beli gula, akhirnya kami boyong pulang untuk oleh-oleh?
So, ada yang mau beli gula aren saya yang juga istimewa?
Kontak saja Arenga Indonesia by WA, 0819 3241 8190
74 comments
[…] pada bahasa tubuhnya yan membuat saya malu kalau tidak memberikan seluruh pengetahuan saya tentang gula aren organik ini.Ada kisah panjang di belakang sebuah label organik. Pijakannya harus bertumpu pada kerangka […]
jelas sukaaaa… apalagi gula aren yang dibuat bapak ini. Aku pernah nyoba…rasanya beda sama gula aren yg dibuat pabrik.
gula aren juga bahan dasar cuka pempek… wajib doyan lah. hehehe
Tanpa gula aren tak ada Pempek ya Mbak Icha. Jadi setuju wajib disukai 🙂
Waktu kecil sering ngemut gula aren 🙂
Sering juga lihat tetangga buat
Waktu ke Baduy, oleh2nya juga gula aren wehehehe
Itu gula aren yang diphoto bagus banget n sepertinya kalau kelihatan begitu emang enak
Gula aren itu enaknya dibuat jenang sum sum kalau kata orang Jawa.
Saya lumayan suka, enak juga buat kolak singkong kesukaan saya 🙂
Aku sukaaa…kalo buat bubur kacang ijo nyari gula aren dulu, walopun sedikit mahal dan belum tentu mutunya sebagus yg dijual si Bapak 🙁
Gula aren emang relatif lbh mahal dr gula pasir mbak Orin. Tp rasa kacag hijau jg lbh enak dibanding diberi gula pasir
jelas suka donk…
😀
he he dulu waktu kecil saya suka makan gula aren dengan kacang tanah. Rasanya enak-enak gimana gitu. Cuma sekarang jarang makan gula aren, mungkin pernah jika gula aren itu sebagai campuran membuat kue atau masakan lain. Kalo langsung dimakan gitu, mungkin ya pas waktu saya masih kecil 🙂
Gula aren dengan kacang tanah kombinasi serasi tuh Mas Fifin. Banyakan kan makanan tradisional Indonesia yg dibuat berbasis gula aren dan kacang. Pada bumbu gado2 saja rasanya aduhai 🙂
Mantap itu kalo gula aren kualitasnya kayak gitu…
Sayang di sekitar saya ga ada yang berkualitas seperti itu…
Pernah ada yang jual, tapi sekarang udah ga jualan lagi, entah dimana…
Karena jualan gula aren butuh napas panjang Mas, maka emang gak semua orang sanggup bertahan di bisnis ini. Mungkin itu yg terjadi pada penjual gl aren yg sekarang sdh tak kelihatan lagi 🙂
aduh bu evi, itu warna gulanya menggoda sekali
enak pasti itu rasanya
saya suka ngemutngemut gula aren
Gula aren baru mateng dan bermutu begitu emang enak untuk dikemut-kemut Miss 🙂
Saya suka gula aren
dan saya selalu salut sama orang-orang yg penuh semangat dalam menjemput rejekinya
Iya Mas Haris, rejeki kita senantiasa tersedia, disediakan oleh Allah. Karena letaknya di luar sana, kita harus rajin buka jalan mendekatinya ya..
Alhamdulillah di dekat tempat saya masih ada desa yang penduduknya perajin gula aren yang lumayan bermutu dan terkenal sampai kota besar.
Semoga tetap lestari ya Pak. Secara dari tahun ke tahun populasi pohon enau terus berkurang, karena belum ada budidaya terencana seperti kelapa sawit
gula aren sama gula merah sama tidak ya? suka bingung….
Umumnya orang menyatakan sama. Tapi saya perhatikan gula aren punya refrensi sendiri, ke nira aren. Sementara gula merah umumnya orang berefrensi ke nira kelapa Mas. Jadi gula merah ini ada yang dari pohon aren ada yg dari pohon kelapa 🙂
gula aren yang di photo sangat menggiurkan,
saya jarang menemukan yang seperti itu, biasanya gula aren suka di makan langsung kayak makan gulo-gulo, lebih wangi aren daripada gulo saka ya Buk 🙂
Gulo saka itu karena dibuat dari tebu, baunya yah kurang lebih seperti gula pasir. Sementara gula aren lebih meriah Buk 🙂
sejak dikota jarang liat gula aren…
saat dikampung dulu sering liat atau emak beli,
tapi kliatannya tidak ada yang sebagus di gambar itu… hu…
Gula aren itu kayak suami-istri yg sdh menikah lama Mas. Kalau ada cuek2 saja tapi kalau gak ada dicariin. Karena gula aren ketemunya di kolak, kue dan minuman, secara fisik emang bakalan jarang kelihatan. Apa lagi kalau jarang berurusan dengan dapur. Tapi tiap ramadhan dirimu secara gak sadar pasti mencicipinya 🙂
Ketahuan banget yah kalo yang nulis adalah pakar gula aren…hihihi
Bukan pakar Jeng, tapi ahli hahahaha…
suka pake gula aren kalau pas bln puasa aja….hehe
Makanya kalau puasa harga gula aren jadi mahal sekali Mbak, karena semua orang pakai 🙂
aku suka sih tapi kalau kebanyakan jadi kurang suka,soalnya takut kena penyakit gula,hehee
Kendati gula aren lebih sehat dari gula pasir, iya, kita harus tetap bijak menggunkannya Mas Andy 🙂
eh…gula aren ya mba…ehm…
buat masak gituh???
waduh..suka rada terintimidasi nih kalo yang diposting bahan makanan untuk masakan…
kemaren inih baru berhasil membedakan antara bawang merah ama bawang bombay…sama aja ternyata…sama sama bau bawang…
gula merah, gula aren, gula putih…sama sama gula kan yah? mbok yah jangan suka membeda bedakan toh mba…hihihi…
Hahaha..mari kita belajar membedakan. Ya sdh gak usah pusing2, gula merah, gula aren dan gula putih kan sama-sama manis
Kalau dilihat dari gambar dan deskripsi mbak Evi, kyknya gula arennya benar2 berkualitas..dan benarkah baunya mirip kue mbak?
Gula aren yg selama ini sy pegang (main2in maksudnya.. baunya gak selezat itu..
(–) jadi penasaran))
Kurang lebih gula aren bermutu bagus emang mirip kue Mas, ada bau2 caramelnya. Tapi emang sih, rada susah menemukan gula seperti itu di pasaran. Selain gulanya sdh lama biasanya gula yg beredar di pasar itu sdh diberi zat pengeras agar gak mudah hancur. Untuk beberapa kasus ada juga yg ditambahi zat pengawet kimia 🙂
wah kalau saya mudik ne gula aren pasti tak ketinggalan jadi oleh oleh..
tapi cetakanya kalau di kampung saya ne dari potongan bambu berdiameter kurang lebih 5cm dan tinggi 6cm persepuluh di pak pake daun pisang yang sudah kering..
Tiap daerah kayaknya punya ciri sendiri dalam mencetak gula aren Kang Yayan. Dan kebanyakan emang dari bambu. Selain menggunakan daun pisang, dalam industri gula aren ada juga menggunakan daun salak dan aren sendiri 🙂
Dulu waktu PKL di Pacitan, saya disuguhi gula aren. Rasanya aneh bertamu diberi suguhan gula aren. Tapi gulanya enak sih.
Saya juga pernah baca Mbak, kalau gula aren disana sebagai suguhan tamu..Menarik ya
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Evi…
Wah… enak sekali gula aren kalau melihat pada foto dan penjelasan mbak. Saya kurang pasti apakah jenis gula ini sama dengan gula apong di Sarawak. Apakah gula aren ini cair ya, mbak ? Niranya dari pokok apa mbak ?
Kalau gula apong, niranya dari pokok apong. Cara memasaknya sama dengan penerangan mbak. Yang bermutu tinggi memangnya berwarna oren kecoklatan dan tidak keras jika berada dalam peti sejuk. tetap cair dan wangi baunya.
Saya sangat suka memasak bubur kacang atau sebarang bubur menggunakan gula apong berbanding gula pasir (putih).
Senang membaca informasi dari mbak Evi.
Salam manis dari saya.
Waalaikum salam Mbak Siti…
Gula aren ini terbuat dari nira pohon enau (arenga pinnata) sementara gula apong kalau saya tak salah terbuat dari nira pohon Nipah. Dan pohon nipah disebut Apong di Sarawak ya? Dan mereka sama-sama berada dalam group palm sugar sih, dari pohon palem-paleman, jadi bisa disebut sebagai palm sugar. Gula aren di Indonesia ada yang berbentuk cair, pasta dan block. Yang dalam foto diatas adalah gula block yang disebut gula cetak dalam bahasa Indonesia.Standar mutu gula aren yang baik, jug sama seperti yg Mbak Siti gambarkan pada gula apong.
Terima kasih atas tambahahan ilmu tentang gula apong Mbak. Baru kali ini saya mendengar. Gula palem-paleman emang pas banget untuk bubur kacang hijau atau bubur sumsum 🙂
Juragan gula aren sangat memahami proses pembuatan dan mengenali kualitas produk, apresiasi buat perajin yang dipromokan Uni Evi. Semoga perajin ‘agak nakal’ yang meproduksi ‘gula edan’ menghentikan kebiasaannya, karena konsumen perlu jaminan produk. Salam gula aren Uni Evi.
Mbak Prih, aku perhatikan produk gula aren di daerah terpencil masih terlindung dari zat2 berbahaya. Mungkin karena mereka sulit mendapat akses ke bahan kimia “edan” itu atau masih ada nilai-nilai moral dalam dada, yg gak cuma mikirin keuntungan sendiri dan berbahaya bagi orang lain. Semoga mereka yg memproduksi gula edan itu diberi hikmah ya bahwa kelakuan mereka pada akhirnya akan merugikan diri sendiri dan mematikan industri gula merah karena gak ada yg percaya terhadap gula mereka 🙂
aku juga suka gula aren ,Vi
tapi blm pernah melihat cara pembuatan nya atau melihat yg baru …
karena di super market ataupun pasar tradisional, yg ada gula aren nya yg sudah cukup lama di produksi , walaupun masih bagus 🙁
jadi, harumnya sudah gak terlalu merasuk sukma lagi…. hehehe… 😛
salam
Mutu gula aren dipengaruhi banyak sebab Bun. Misalnta penambahan zat pengawet menghilangkan arona asli gula aren. Begitu pula penambahan zat pengeras dll 🙂
aku suka gula aren,
dan suka cara uni bercerita seperti di atas itu..
khas uni evi.. 😀
Hehe.. Amay emang paling bokis. Thanks ya, bikin angek ati ambo
memang harum sekali gula aren yang sedang diaduk di tungku, aku pernah nyicip yang masih dalam wajan, masih berupa larutan kental, bikin segar dan menghilangkan capek mendaki bukit
Sarapan roti dengan olesan mentega dan gula aren juga enak
Gula yg msh diatas tungku itu aromanya emang aduhai Mb Mon. Kadang sy lupa bahwa itu gula bukan makanan, tp asyik banget dicocol dng singkong rebus. Jaman dullu palm suiker emang banyak digunakan utk makan roti. Namun skrg penggunaannya lbh luas 🙂
Di ‘cuil’i trus di emut..hm…ga kalah dengan permen….
Kemarin saat ke purworejo dapat oleh2 gula ini, warnanya coklat muda cerah dan cetakannya kecil2… asyik deh…
Jateng salah satu sentra produsen gula merah Mb Mechta. Gula merah bagus jg ya dijadikan komoditi buah tangan 😉
gula aren atau di Padang disebut juga “saka” merupakan hasil produksi keluarga atau tergolong unit usaha menengah kebawah, sangat banyak sekali dijumpai di daerah kab. Agam Sumbar. Tapi sayangnya usaha2 ini masih kurang bimbingan dari pemerintah, sehingga perkembangannya ya stationer saja, hanya jalan ditempat.
klo di bukik, gula aren = gulo anau
berasal dari aia niro atau enau.
sedangkan saka berasal dari air tebu.
aku senang melihat orang mengilang 😀
Amay, you’re absolutely correct! Thanks atas bantuannya 🙂
Saya perhatikan di Kab Agam banyak pohon enau yg dibiarkan terbengkalai. Mungkin karena orang gak tahu bahwa pohon tsb bisa di berdayakan. Disperindag Sumbar bolak balik kontak kami mau melakukan studi banding ke tempat kami. Namun menurut kami jika emang serius hendak mengembangkan aren, undang kami ke tempat dimana daerah yg akan dikembangkan. Disana kami bs langsung mengajarkan perajin. Tp di tantang kayak gitu gak bergerak tuh, meneng bae..mungkin tujuannya emang sebatas studi banding dan jalan2 kali ya..
Aku juga suka gula aren. Apalagi kalau dibuat untuk bikin rujak. Huuh mantap dah pokoknya.
Rujak gak disebut rujak tanpa gula aren ya Mas Yitno 🙂
gula aren mengingatkan tempat kkn saya dimana kebanyakan masyarakat disana bikin gula aren. dan pas selese kkn kami di kasih gula aren lumayan banyak.. jadi pengen maen ke tempat kkn lagi deh
Dimana tempsat KKNnya itu Fanz,tolong cerita dong lbh banyak 🙂
di sungai naniang kec. bukit barisan di kab. 50 kota. tempatnya di ketinggian kalo malam dingin banget. namun masyarakat disana terbuka banget. cuma masalahnya sama jalan yang jelek aja sih. tapi kalo pemandangan alamnya sih nomor satu uni 🙂
Kalau bs dibilang kelemahan, salah satu kendala industri kecil gula aren emang begini Fanz, terpencil. Habis gimana ya, aren sukanya numbuh di bukit dan lereng gunung. Tks ya infonya 🙂
Saya malah sengaja bikin kopi pake gula aren…citarasanya jadi beda dan enak di tengoorokan
Setuju Mas Danis, walau aroma kopi menenggelam aroma gula aren, hasilnya adalah citarasa yg lebih enak
gula aren campur kunyit, madu dan jahe bun. dulu aku sering kasihkan ke Pascal
Itu minuman enak Mb Lid dan berkhasiat
Aku suka banget gula Aren, Mbak Evi. Digerogoti begitu saja atau dijadikan campuran minuman.
Mbak Evi juga produksi gula semut ya Mbak?
Mbak Lidya – maaf aku nebeng comment di sini..
Gula aren bermutu baik kandungan gizinya relatif masih banyak Mb Dani
Beda dng gula putih atau permen biasa. Jd pas lagi butuh yg manis2 pakai gula aren saja 🙂
Iya kami memproduksi gula semut dari aren 🙂
Lho?kok akumasuk dari facebook pun nggak bisa comment juga di box comment yang di bawah ya? Di sana terpampang alamat e-mailku yang gmail tapi dilock. Aneh deh..
Emang aneh banget kasus ini. Mbak Dani, jangan2 sistem keamanan di komputer dirimu yang jadi penyebabnya…
Gula aren=gula enau.
Dilingkungan keluarga ada yang memanen (bukan pekerjaan pokok), dan saya sering meminum airnya sebelum dijadikan gula.
Umumnya emang begitu Pak Die, menyadab nira utk dijadikan gula aren bukan pekerjaan utama. Disambil sambil bertani. Nira aren segar lezat
terkadang kalau mendaki saya suka bawa gula aren tuh mba, enak untuk di emut dan bikin seger, hihihy :p
Sepertinya gula aren terkenal sebagai energy bar ya Sob, local energy bar hehehe..Orang Baduy juga begitu, kemana-mana bekalnya cuma gula aren..
serius,,agak bingung..baca dari komen atras ampe bawah pada suka nyemil gula aren..rasanya enak begitu kah? heheheh 😀
Ketimbang ngemut permen, Mas, mending ngemut gula aren 🙂