Tidak jelas mana nama yang benar untuk menyebutnya, terung atau terong? Namun apapun sebutannya setiap ibu rumah tangga pasti sering melihat terung ungu di pasar. Biasanya menumpuk manis diantara jejeran dagangan tukang sayur. Keakraban mata kita terhadapnya sebagai tanda bahwa buah yang bernama latin Solanum melongena ini dikonsumsi hampir seluruh rakyat Indonesia.
Saya jarang melihat terung ungu di makan mentah. Mungkin sayur ini memang tidak pernah dikonsumsi mentah. Kalaupun ada pasti tidak akan mencoba sebab sejak kecil sudah diperingatkan bahwa terung mentah dapat menimbulkan katarak. Benar atau tidak biar penelitian ilmiah nanti yang membuktikan.
Di kampung saya terong dimasak dengan tiga cara:
1.Terung Balado : Ini yang paling populer. Orang padang apa sih yang tidak diberi cabe?
Caranya : Belah dan potong terung jadi tiga bagian. Beri gram sedikit. Panaskan minyak. Gorenga dua menit atau sampai layu. Angkat.
Bumbunya : Haluskan cabe (boleh merah atau hijau) dengan garam, bawang merah dan jeruk nipis atau tomat. Goreng cabe sampai wangi dan tambah sedikit palm sugar sebagai pengganti vetsin atau MSG. Masukan terung yang sudah di goreng, aduk, angkat, siap dinikmati.
2. Kurabu ( Taruang) Terung : Kukus 5 buah terung ungu dalam dandang (jaman dulu nenek saya meletakannya diatas nasi). Setelah lembut di suir-suir.
Bumbu: Oseng setengah butir kelapa parut. Setelah kecoklatan atau matang ulek sampai lembut. Tambah kan kemiri, cabe, bawang merah dan jeruk nipis. Bumbu ini langsung dioleskan pada terung yang tadi telah disuir-suir. Rasanya segar.
3. Uwok Taruang : Yang ini bentuk minimalis dari kurabu taruang. Setelah di kukus terung dimakan begitu saja dengan sambal.
Terung ungu juga mengandung mitos. Tidak boleh dimakan oleh kaum bapak. Katanya terung itu akan membuat lemes si mister happy. Mungkin akan kempes dan lemes mirip terung kukus kali ya? Namun dari beberapa catatan saya baca bahwa terung kaya khasiat.
Berkat para penggiat pertanian organik, akhir-akhir gengsi terung ungu ikut naik. Terung organik yang seperti foto diatas walau sudah lisut harganya 2 kali lipat dari terung biasa. Faktor produksi dan pemeliharaan adalah penyebab mengapa terung organik berharga lebih mahal. Setelah saya coba rasanya emang sedikit beda. Lebih garing dan krenyes-krenyes. Dan mereka yang melakoni gaya hidup organik, yang meminimalkan sayuran yang disemprot pestisida dan pupuk kimia masuk ke tubuh mereka memilih jenis terung seperti ini. Kalau saya masih sering mengkonsumsi terung biasa.
Bagaimana dengan dirimu temans, pernah makan terong? Dimasak apa saja terung di rumahmu?
Salam,
— Evi
32 comments
Sama, mbak, aku juga masih sering mengkonsumsi terong biasa, soalnya itu yang paling mudah didapat. Kalo di rumah ku, terong nya paling cuma digoreng trus disambal aja mbak..
Terong Balado itu masakan sejuta umat Jeng 🙂
bicara tentang terung, saya jadi ingat sama terung bulat besar warnanya UNGU seperti terong di gambar di atas. dulu adanya setiap hari sabtu saja, karena itu hari pasar sepancur-batu. biasanya dikasi santan dan tauco. rasanya? enak bangget! masalahnya saya tidak pernah ketemu terong bulat ungu itu lagi.
pas mudik juga engga ketemu. hiks .. kangen sama dia *lebay*
klo terung ungu panjang itu biasa makan yg dibalado saja, tinggal beli di rm. padang hehehe
Keaneka ragaman tumbuhan di Indonesia emang menciut akhir2 ini Mb Nique. Mengherankan juga kalau akhirnya terung ungu bulat itu akhirnya kalah sama yang panjang. Apa nanamnya lebi susah atau rasanya kurang enak dibanding yang panjang yah?
terung itu lembut di mulut. menjadi makanan favorit waktu jaman belanda dulu, karena itu ada namanya terong belanda. Makanan ini sangat baik untuk pria loh 🙂 coba deh di research lebih dalam…
Terong belanda emang enak untuk di juice..Apa lagi sedang musim panas, asem seger gituh..Jaman Belanda Pak? Serius nih? Mengenai obat kuat untuk pria tampaknya ada beberapa artikel tentang herbal yang menuliskannya 🙂
minang banget postingannya ni. hehehe
Biar darahnya tambah kental Fanz 🙂
Saya suka makan terung bu..apalagi disayur apa itu namanya…enah deh
Emang banyak resep untuk masak terong ini Mas Toto..Dan kayaknya tiap daerah punya cara sendiri dalam memasak benda bulat ini 🙂
Saya suka yang Terung Balado, buatan ibuku terutama, enak,.. sekali ^o^ .
Walaupun saya kurang begitu suka pedas. Tapi kalau yang di buat ibu pasti terasa enak saja He,.. 😀
Ternyata Terung selain di goreng dengan tepung bumbu & di balado dapat di olah menjadi Kurabu ( Taruang ) Terung & Uwok Taruang, baru tahu saya <('.'<) .
Oya..terong ternyata enak pulak di goreng tepung. Terima kasih atas tambahan infonya Rayen..Nanti kasih tahu ibu soal uwok dan kurabu taruang..Ini masakan kuno yg emang sudah jarang tampil di meja makan 🙂
Taruang balado yang acok dimasak amak wak Ni,
dimasak pakai samba lado ples ado tahu dalamnyo.
Handeh. . .
Lamak rasanyo. 🙂
Dimakan jo nasi angek, ondeh tambah indak tampak urang lalu di labuah yo Far 🙂
Wah sedap nian terong ungu masakan Uni, paling sering kami masak jadi lodeh atau terong sambal. Lodeh, bacem plus jambal, diet terlupakan. Salam
Hahaha..Kalau sdh terhidang sambel terong, mana pulak kita ingat diet yah…
Nah…ini terong kesukaan saya..disamping karena warnanya (ungu tentu saja..haha..) juga karena saya selalu suka dg terong dimasak apa saja (asal ga pedes..hehe..) Yg paling gampang buat saya terong dipanggang lalu di siram santan kental berbumbu minimalis..hemm nyam nyam…
Kayaknya terong bakar plus santan ini masakan khas jawa yah Mb Mechta. Dibawah P Mars cerita hal yang sama. Secara dapur ibu saya belum pernah mengeluarkan terong bakar plus santan ini, saya simpulkan ini menu Jawa hehehe…
mampir ke rumah bunda yang ini ah…
kulonuwun…
bunda, saya itu suka terung kalau dibalado, sayangnya egga bisa masaknya, jadi selama ini cuma jadi penikmat saja. Mudah-mudahan tutorialnya mempermudah saya belajar masak…
Silahkan masuk, Tina sudah ditunggu di dalam 🙂
Suka tapi belum bisa masak, gak masalah kok Tin..Secara dirimu masih muda, masih punya banyak waktu untuk belajar 🙂
seringnya dimasak Balado, nomer 3 juga pernah uni Evi 🙂
kalau yang nomer 2 belum pernah coba, uwok taruang plus sambalado tanak, onde mande 🙂
Balado emang yang paling populer kayaknya Ni Salma. Secara anak2 perempuan minang karier masaknya pasti berawal dari balado hehehe..
ini malah kesenangan Papa saya Bu Evi, setiap hari Minggu pasti yang namanya Balado Terung selalu terhidang di meja makan
Kalau tiap minggu terhidang si papa tampaknya penggemar berat terong yah Miss Titi..Bagus ya untuk mengurangi daging2an 🙂
Kalau istri saya sukanya terongnya dibakar, lalu dikupas dan dibumbui.
Nggak tau bumbunya apa, tapi yang pasti enak. Namanya Sambel Terong.
Kadang dikasih santan, kadang juga tidak.
Selain dibakar, juga dioseng2…
Kalau yg balado seringnya beli jadi.
Dan saya termasuk penyuka terong atau terung…
Banyak variasi juga yah menu terong di rumah Pak Mars..Kayaknya dimasak apa saja, asal masih memakai bumbu khas Indonesia, enak saja deh Pak. Kalau yang melibatkan santan, sekarang baru ingat, terong di rumah ibu saya juga sering di gulai, dicampur tempe..Glek hehehe…
yang paling sering saya buat terong balado bun, suami saya suka makan terong
Walau tumis kecap juga enak, kayaknya terong dan cabe belum ada yang nandingin deh Jeng Lid 🙂
ya pernah dong makan terong ini. digoreng atau bakar. temennya lalapan.
ada lagi terorng pipit, yang bulat kecil itu. suka juga.
Ooo..terong bulat itu namanya terong pipit? Hehehe..baru tahu..Terong bakar itu dimakan sambel teri enak banget ya Pak 🙂
Terakhir, saya coba terong ini di Rumah Makan Makassar di Lapiaza. Saya sendiri gk begitu suka, tetapi karena melihat orang lain pada makan ini, penasaran … dan dicobalah itu terung … 🙂
Terung di sini di bakar terus dikasih sambel …. mantap 🙂
Setelah mencoba terung ala makasar ini sekarang jadi suka dong Mas Harjo 🙂