Bila kamu adalah penggemar buku Erich Von Daniken, terus berkunjung ke Lembah Bada, rasanya tidak akan ada yang menyalahkan bila dalam pikiranmu kemudian timbul pertanyaan “nyeleneh” seperti ini: Apakah Lembah Bada pernah didatangi astronot purba?
Daftar Isi
Buku Chariot of the Gods
Saya masih di SMP kala buku Chariot of the Gods sampai ke pangkuan. Ke dalam bahasa Indonesia buku diterjemahkan sebagai Nenek Moyang Kita Dikunjungi Astronaut Bintang Lain? Judulnya saja sudah membuat saya berani kucing-kucingan untuk membaca. Sebab jika orang dewasa di sekitar saya tahu bagaimana isinya mereka pasti kena serangan jantung. Kok bisa-bisanya Tuhan keluar dari pesawat luar angkasa, tinggal sejenak di bumi lalu mewariskan berbagai teknologi maju kepada nenek moyang kita?
Buku yang ditulis pada tahun 1968 tersebut memang sukses membangkitkan rasa ingin tahu seorang remaja pendiam. Remaja yang merasa jarang dimengerti orang dewasa, yang suka diam-diam menyimpan uang jajan untuk sewa komik.
Chariot of the Gods berisi berbagai hipotesis Daniken yang percaya alien pernah berkunjung ke bumi. Entah untuk misi apa atau sekadar terdampar karena ada perang, yang jelas mereka mempengaruhi teknologi kuno nenek moyang kita.Yang membuat kemajuan peradaban manusia loncat beberapa dekade.
Baca juga Legenda Putri Biru Danau Tambing
Daniken tidak sekadar ngecap. Ia melakukan penelitian sendiri ke situs-situs tua dunia yang buktinya bisa kita temukan

Ada goresan wajah di sisi kiri bawah kelamba ini. Menurut Pak Agus, guide kami, ini adalah patung seorang lelalaki yang suka selingkuh. Kepalanya dipukul sang istri sampai pecah 🙂
sekarang. Sebut saja Candi Borobudur. Kalau mengikuti pemikiran pengawang asal Swedia itu, sudah ada yang tahu bagaimana candi itu dibangun? Kalau pun ada, itu baru teori ya!
Terus patung wajah manusia di Pulau Paskah (Moai), Piramida Mesir dibangun mengikuti rotasi bintang. Terus garis Nazca di Peru dan peta kuno Piri Reis, hanya bisa dibuat kalau seseorang melihat dari atas.Lah nenek moyang kita kemungkinan waktu itu baru keluar dari gua.
Baca juga Legenda Ikan Sakti Sungai Janiah
Masih banyak benda atau artefak lainnya yang di sodorkan oleh Von Daniken untuk mendukung teorinya. Seperti patung Dogu Jepang kuno yang ia yakini menyerupai wajah astronaut dalam pakaian luar angkasa. Lalu ukiran berusia 3000 tahun di kuil kerajaan Mesir nampaknya menggambarkan helikopter.
Sebagai remaja penghayal nomor satu tentu saja buku seperti ini membuat saya haus akan pengetahuan benda-benda luar angkasa. Sekarang dengan kemajuan internet saya bisa membaca tidak kurang 48 judul buku Daniken lagi yang dikeluarkan untuk mendukung teorinya ini.
Baca juga Pulau Manimbora Misteri Tulang Belulang Manusia
Namun ya sudahlah! Mari kita kembali ke pertanyaan awal, apakah Lembah Bada pernah didatangi astronot kuno?
Lembah Bada Secara Umum
Lembah bada terletak di kecamatan Lore Selatan Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Jadi bagian dari taman nasional Lore Lindu. Dalam taman ini selain kaya berbagai sumber daya, di sana pula lah kita temukan berbagai patung megalitik. Dengan berbagai bentuk dan ukuran yang diperkirakan barasal dari abad ke-14. Dari bentuk dan kisah yang pernah ditulis di internet, ini pulah lah yang jadi daya tarik utama mengapa saya bela-belain ikut trip ke Poso dan Palu kali ini.
Lembah Bada Pernah didatangi Astronot Purba? Misteri Batu-Batu yang Belum Terpecahkan
Patung-patung di Lembah Bada pertama kali ditemukan pada tahun 1908 oleh seorang misionaris Belanda A.C Kruyt. Jadi lebih dari 100 tahun yang lalu. Namun tahu kah teman-teman hingga saat ini patung-patung tersebut belum juga bisa diidentifikasikan oleh ilmu pengetahuan?
Baca juga Wisata Riau Kampar Pekanbaru dan Siak
Beberapa teori memang sudah muncul tapi secara umum sifatnya masih spekulatif. Ada yang beranggapan bahwa batu-batu tersebut dipahat sekitar 500 tahun yang lalu sedang yang lainnya menduga di zaman megalitikum 1000 tahun yang lalu. Ada pula teori yang mengatakan bahwa patung-patung itu masih berhubungan dengan budaya megalitik di Laos Kamboja. Sementara AC Kruyt mengatakan batu-batu tersebut bagian dari upacara keagamaan penduduk asli.
Apapun lah yang berkembang dari teori-teori itu. Apakah yang di ditulis oleh para ahli maupun oleh pengamat atau penggemar seperti saya, batu-batu tetap sebuah misteri besar dalam ilmu arkeologi. Entah yang berupa wajah manusia, kalamba yang dipercaya sebagai tempat mayat atau penampung air, tutup kalamba, bahkan ada mirip patung Buddha, bagi saya menimbulkan pertanyaan: Apakah Lembah Bada pernah didatangi astronot purba?
Ohya belum lagi jejak telapak kaki, jejak jari, garis-garis menyerupai gambar rasi bintang, sampai saat ini akan membuat kamu heran, mengapa benda-benda tersebut berada di sana? Dan apa gunanya?
Patung-Patung! lembah Bada Pernah didatangi Astronot Purba?
Kamu pasti sering melihat foto patung berwajah manusia yang berdiri miring, setinggi 4.5 meter dengan alat kelamin terpapar sempurna. Namanya Palindo. Watu Palindo dalam bahasa Bada dan menurut saya sepertinya ia sedang tersenyum? Kalau teman-teman penyuka cerita legenda, Palindo sarat dengan kisah itu. Boleh dikatakan ia sekarang sebagai ikon Lembah Bada.
Tapi bukan hanya Palindo yang bisa kita temukan di situs arkeologi tertua di Indonesia itu. Terdapat lusinan patung megalitik berupa arca polinesia, sarkofagus atau kalamba. Juga bersebaran tempayan kubur, lumpang batu, menhir atau batu tegak, peti kubur atau Polumua.
Patung- patung berwajah manusia, seperti palindo dengan wajah, hidung dan telinga diraut dengan halus. Seperti layaknya orang membentuk patung dari tanah liat.Itu lah yang membawa imajinasi saya atas pertanyaan apakah Lembah Bada juga pernah di datangi astronot purba?
Video perjalanan ke Lembah Bada dan Lembah Napu
Bila benar semua itu adalah hasil kebudayaan megalitik yang dilakukan masyarakat Indonesia sekitar 2000 tahun sebelum Masehi, alat apa yang digunakan untuk meraut patung-patung dari baru keras dan berukuran besar tersebut?
Misteri Lembah Bada akan terus berlanjut sampai ilmu pengetahuan bisa membuktikan segala sesuatu secara ilmiah.
Cara Menuju Lembah Bada
Dari Tangerang saya menuju Bandar Udara Hassanuddin – Makassar. Transit sekitar dua jam, perjalanan dilanjutkan dengan Wings Air, pesawat baling-baling. Karena pesawatnya kecil, terbang juga gak terlalu tinggi, sepanjang terbang kita bisa melihat hutan dan sungai. Yang sebagian sudah dikeruk untuk kebun kelapa sawit, sebagian lagi masih berupa hutan hujan lebat.
Mendarat di Lapangan Terbang Kasiguncu Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Dari sini dilanjutkan dengan mobil sewaan ke Tentena.
Karena menuggu teman-teman perjalanan, keesokan harinya baru dilanjutkan ke Lembah Bada. Di sana tak ada kendaraan umum, teman-teman harus sewa mobil, membelah perut Taman Nasional Lore Lindu, akan menghabiskan waktu sekitar tujuh jam di perjalanan. Lama perjalanan bukan saja jarak, tapi juga jalanan banyak yang rusak.
Harus diperahatikan, kalau bisa hindari perjalanan musim hujan. Karena di kiri kanan terdapat tebing atau jurang yang rawan longsor. Selama perjalanan saya melihat beberapa kali tebing longsor ke jalan atau jalan longsor ke jurang. Jadi harus ekstra hati-hati.
Untuk tempat menginap, tersedia losmen sederhana di Lembah Bada. Namanya Imanuel Losmen. Seperti terekam dalam foto, teman-teman bisa kontak nomor yang tertera di sana.
Mau mengembangkan imajinasi dan mencari jejak apakah Lemba Bada pernah didatangi astronot purba? Mari siapkan diri!
20 comments
what an incredible place indeed… I would love to visit this very place as well mba..
Saya lihat ekspresi Watu Palindo ini malah bukan sedang tersenyum, tapi kayak lagi sinis dan gak suka gitu dilihat. Benar yaa, detail banget wajahnya.. garis mata, hidung, dan lainnya..
Rute trackingnya warbiyasak deh, Un.
Ngga bisa bayangin kondisi jalanannya saat musim hujan! Bisa ke situ, gak bisa pulang ‘kalik ya…
Aku adalah yang percaya bahwa di luar sana ada alien dan planet lain dengan kehidupan. Lembah Bada ini seperti yang ada di Pulau Paskah ya.
Aku juga selama ini sering bertanya-tanya kak, itu Candi Borobudur gimana bikinnya bisa megah dan detil kayak gitu. Jaman sekarang aja kalau ada yang bangun kayak gitu bakal tetep membuat terpesona.
Mbaa..imajiku keluar dan ribuan tanya mengepung benak melihat foto2 ini. Sungguh suatu misteri yg blm terpecahkan ya mba..
Terima kasih sdh berbagi pengalaman perjalanan indah ini, mba Evi..
Aku paling jago berimajinasi, hehhe..
Sungguh unik melihat peninggalan purbakala ini yaa…dan ini seru banget kalau menjadi seorang arkeolog.
Banyak membaca sejarah dan menemukan fakta serta teori yang tidak diketahui banyak orang.
Wooowww! Kak aku tu abis baca ini gaktau kenapa langsung keinget atlantis, astec dan inca. Mirip ya peradabannya .. macam patungnya pun.
Medan yang ditempuh berat juga ya tapi untunglah avanza pun bisa tembus. Meskipun pegal yapi worth it!
Kayak pergi ke masa lalu! Aku suka banget sejarah.. jadi pengen banget semoga kapan2 bs ke sana . Amin
Waah seru sekali ya Mbak Evi perjalanan ke Lembah Bada. Perjalanan yang lma dan sulit terbayar sudah dengan melihat peninggalan megalitikum yang sudah bikin penasaran sejak jaman SMP
Saya jadi makin penasaran denganbteori2 yang diungkapkan Daniken.
Percaya gak percaya sih ya…
Kalo dipikir2 lagi, di masa lalu apa bisa nenek moyang kita bikin segalanya seperti itu, yang susah diterima akal dengan peralatan seadanya?
Sedangkan belum ada tekhnologi canggih.
Wallahu’alam.
Iya ya Uni banyak yang percaya kalau alien itu ada dan membangun di zaman dulu, sering nonton acara dokumenter UFO aku di TV dan mereka sering berkunjung gitu hehe.unik pisan patungnya ya…
Lembah Bada ini masuk ke dalam wishlist-ku. Aku pun penasaran mengapa ada patung raksasa dengan muka lucu di sana. Konon batunya keras sekali dan seperti dibawa pesawat raksasa ke Lembah Bada. Perjalanan ke sana lumayan juga yaaa. Bikin penasaran.
Oh ya,, aku catat tentang Daniken,, penasaran pengen baca karya-karyanya.
Wah Sulawesi ya, saya belum pernah ke tempat ini mba waktu ke Sulawesi, jadi penasaran pengen berkunjung ke sana. lihat jalannya wow banget ya mba sayang mobilnya heheeh, btw saya juga jadi penasaran zaman dulu mereka menggunakan apa ya untuk membuat ukiran begitu, tapi saya pernah baca mereka itu bikin kayak alat perkakasnya dari batu juga dibuat runcing, tapi saya lupa sumbernya waktu baca di mana
TanEv dari SMP buku bacaannya sudah semengerikan itu? Aku SMP tuh masih males banget baca.
Aku kok ya baru tau ada situs seperti ini di Indonesia. Letaknya di Poso pula, tempat yang nggak pernah terbayangkan akan ada hal semacam ini.
Itu perjalanan di atas jalan yang sehancur itu hanya dengan Avanza dan menggunakan ban biasa? Hebatttt
Menarik mba. Dan aku malah jd penasaran mau baca buku2nya Daniken ttg semua teori2 dia. Akupun srg mempertanyakan, sbnrnya gimana cara orang dahulu membangun sesuatu yg kliatan mustahil di zaman purba. Teknologi apa yg mereka gunakan. Itu slalu bikin aku penasaran .
Batu2 megalitikumnya unik yaa. Seandainya aku ahli arkeolog, pasti puas dengan banyaknya benda langka dr zaman purba yg bisa diteliti begini. Pengen tau juga gimana caranya orang2 itu mengukir si batu. Iya yaa mba, seperti sedang ttersenyum batu nya 🙂
Beuh itu mobil sewaan kuat juga ya melewati medan berat seperti itu. Aku pun termasuk orang yang suka banget baca tentang luar angkasa dan segala perbintangan meski gak pinter2 amat juga
Perjalanan ke Lembah Bada ini penuh perjuangan ya. Cukup takjub liat Avanza bisa lewat medan sekeras itu. Tapi sesampainya disana beneran sepadan perjalananya
Wah di Indonesia juga banyak peninggalan Ancient Astronots ya. Kebayang ribuan tahun yang lalu peradaban di Lembah Bada ini pasti keren. Penasaran juga dengan keadaan ketika berjaya dulu
Patung Palindo itu menjadi mudah diingat. Karena tiap ada kawan berkunjung, sepertinya harus berfoto di sini. Menarik sih mengulas aitus-situs seperti ini
Jalan ku masih kurang jauh nih Mbak, yang sepulau saja seperti Palu dan Poso itu belum pernah kudatangi. Pasti menyenangkan mengunjungi suatu tempat dengan pengetahuan mengenainya. Mungkinkah? Yiah siapa yang tahu? Galaksi bimasakti saja sudah begitu luasnya, belum lagi galaksi yang lain….
Wow luar biasa banget ya mbak peninggalan zaman purbakala di situs ini. Aku kira hanya ada di jepang saja patung yang mirip kao nashi itu. Jadi penasaran deh Mbak. Pengen nanti abis dari lombok terus ke Lembah Bada