Teluk Kiluan Tanggamus – Cukup lama mememercik harap bahwa suatu hari sampai ke tempat itu. Agak “ngenes” sebenarnya. Bagaimana tidak? Sudah banyak diperbincangkan, foto-foto indah pun tak kurang beredar di Instagram (blog, facebook dll), dan lokasi tak jauh pula dari Bandar Lampung, kota yang sering saya kunjungi. Herannya itu tetap tinggal niat. Mungkin harus mengikuti kata orang bijak, buah matang tepat waktunya. Segala sesuatu akan indah di titik kesempurnaan momennya. Benar juga. Kesempatan itu datang juga. Libur akhirnya tahun 2016 impian itu tergenapkan. Pagi-pagi bisa nonton Dolphin berenang di laut lepas, menyaksikan ombak terhempas di Batu Candi, dan mampir di Pulau Kiluan. Dalam Pos ini saya juga membahas penginapan di Teluk Kiluan berupa homestay.
Tawaran Liburan ke Teluk Kiluan Tanggamus
Sebetulnya seminggu menjelang tutup tahun saya masih tidak punya tujuan akan berlibur ke mana. Orang rumah hatinya pun bolak-balik. Antara Bali atau Jawa Timur. Antara pergi dan tidak. Sementara saya yang baru pulang dari Myanmar, tidak banyak membangkit antusias. Sementara anak-anak jelas punya acara sendiri. Jadi pergi syukur tidak juga tak apa. Nah di titik kebimbangan itu Fajrin Heris, travel blogger Lampung, mengatakan bahwa Lemas Traveler – grup traveling anak-anak muda hits Lampung- akan membuat acara di Teluk Kiluan. Saya pun banyak bertanya. “ Gabung saja, Tante” Katanya…
Pucuk dicinta ulam tiba. Tawaran itu langsung diterima. Gampang soalnya. Saya tak repot lagi cari penginapan atau mau ngapaian selama liburan. Mari bawa badan saja ke Teluk Kiluan Tanggamus dan bergabung dengan anak-anak muda Lemas Traveler. Tentunya libur kali ini akan lebih menyenangkan karena banyak teman.
Perjalanan ke Teluk Kilauan Dulu dan Kini
Sudah diakui bahwa Teluk Kiluan Tanggamus dan lumba-lumba liarnya menjadikan tempat ini layak diimpikan. Tapi kaki pelancong tetap berat ke sana karena terkendala akses. Perjalanan ke Teluk Kiluan memang terkenal sulit. Sudah berliku badan jalan rusak parah. Hei..hei.. itu pemikiran beberapa tahun lalu. Yang benar sejak tahun 2016 jalan ke Teluk Kiluan sudah bagus. Memang ada beberapa ruas yang masih belum diaspal dan memerlukan keahlian mengemudi. Tapi itu hanya sebagian kecil saja. So, jangan takut datang lah ke Kiluan.
Bandar Lampung – Teluk Kiluan berjarak sekitar 72 KM, waktu tempuh sekitar tiga jam (kalau tidak macet). Agar tak bosan lengkapi kendaraan dengan musik-musik kesukaan. Lagi pula kita akan menyusuri tepian teluk berhiaskan Pantai Mutun, Ringgung, dan Klara. Pesisir berpasir putih, lembut, ekstra air jernih berkilau! Takan bosan menurut saya yang menyempatkan mampir di pantai Klara, mengambil beberapa gambar untuk menambah stok. Selain kita pun berjumpa hamparan sawah, mengintip aktivitas perkampungan yang dilewati, atau menerka-nerka seberapa banyak Lampung menghasilkan buah cacao sebab hampir di tiap halaman terlihat pohon bahan baku permen kesayangan Hari Valentine itu.

Pondok Ekowisata Solihin – Penginapan di Teluk Kilauan
Penginapan di Teluk Kilauan Tanggamus
Jika teman-teman bermaksud mencari resort mewah, sependek pengetahuan saya, di sepanjang tepi pantai Kiluan tak ada. Penginapan di Teluk Kiluan terutama di Pekon (desa) Kiluan Negeri kebanyakan adalah cottages sederhana. Dikelola penduduk. Terbuat dari kayu, berkamar dua, langsung menghadap laut. Jangan kuatir soal kebersihan. Para pengelola sudah dapat banyak pelatihan Dinas Pariwisata Tanggamus. Jadi mereka sudah mengenal standar operasi penginapan dalam kepariwisataan. Tempat mereka bersih. Hal ini ini tentu akan mengakomodasi Sahabat Traveler yang akan datang bersama keluarga atau berlibur bareng teman-teman. Sambil menikmati makanan kecil, mendengarkan musik, duduk di dermaga, melihat penduduk, nelayan, atau pelancong melintas dengan perahu ketinting. Heavenly!
Kami menginap di homestay Pondok Ekowisata Solihin. Pemiliknya ramah sekali. Karena mencari warung makan di Kiluan sedikit sulit, kita juga bisa minta dimasakan oleh keluarga beliau. Tidak mahal kok.
Kontak Pondok Ekowisata Solihin - Penginapan di Teluk Kilauan 0813 6999 7831

Perahu Ketinting parkir di atas dermaga bambu
Perahu Ketinting dan Tur Lumba-Lumba (Dolphin)
Salah satu highlight di Teluk Kiluan adalah melihat lumba-lumba liar berenang di habitatnya. Terdapat dua jenis lumba-lumba di sini yaitu lumba-lumba hidung botol (Tursiops Truncatus) yang berbadan lebih besar, berwarna abu-abu, tapi pemalu. Yang satunya lagi adalah lumba-lumba paruh panjang (Stenella Longirostris) dengan tubuh lebih kecil tapi suka melompat.
Maka berbekal pengetahuan ini, pagi-pagi kami sudah turun menuju perahu ketinting yang terparkir di depan penginapan. Perahu bercat hijau kombinasi merah, dilabuhkan di atas dermaga dari bambu. Menimbulkan pertanyaan saya: Mengapa harus diletakan di tempat seperti itu, bukan dibiarkan mengambang di pantai seperti kebanyakan perahu?

Sesaat fajar merekah
Menurut Pak Solihin, pemilik cottages, itu dilakukan mencegah perahu tak terlalu cepat berjamur. Selain parkir di air lebih banyak menghisap air yang membuat bobot perahu tambah berat. Sebentar saja saya sudah berada di atas kendaraan air tradisional, masuk jenis jukung, bagian kekayaan warisan Nusantara ini. Dengan kapasitas 4 penumpang, ia terlalu langsing. Tak heran langsung bergoyang-goyang saat berajalan di atasnya. Dengan panjang 11 meter, lebar 60 centimeter, perahu memang terasa ringan. Diberi dua bilah bambu di kiri-kanan sebagai penyeimbang. Badan ketinting terbuat dari bongkahan kayu tabuh (tabo) utuh, di dilubangi dan diserut di bagian tengah sebagai lambung. Di tengah ditempel motor. Kayu tabuh sendiri tumbuh secara alami di Pulau Kiluan.
Nonton Dolphin di Teluk Kiluan
Matahari masih malu-malu berlindung di balik langit kelabu. Perlahan tapi pasti ketinting menapaki gelombang satu persatu. Keluar dari teluk menuju Selat Sunda. Ketinting mantap meninggalkan air hijau toska bergradasi menuju laut biru pekat. Di kejauhan barisan ketinting lain menuju ke arah yang sama. Seperti di atas panggung wayang golek, siluet mereka bergerak perlahan berlatar belakang cahaya kekuningan dari sang fajar.

Lumba-lumba di habitat aslinya
Mungkin terlalu banyak pengunjung atau sang lumba-lumba terlalu malas menampakan diri. Cukup lama perahu berputar-putar. Dengan kamera standy di tangan dan seperti pemburu semua mata nanap menatap air. Memandangi para pelancong di kejauhan saya membatin: “Ini lah kami yang ingin tahu sedikit rahasiamu ya Allah, rela bangun pagi-pagi, berdesakan di laut lepas, dan yang dicari lebih suka bersembunyi”. Entah Yang Di Atas mendengar gejolak perasaan atau memang setiap kesabaran pantas diganjar, tak lama keluarga dolphin menampakan diri. Entah berasal dari keluarga berbeda atau satu kelompok, yang jelas tak kurang dari sepuluh kali menampakan diri. Hanya saja gerakan mereka mengalahkan kecepatan tangan saya menekan shutter. Jadilah semua foto hanya bayang-bayang dari sirip dan punggung saja. Akhirnya saya pun menyerah, menikmati atraksi saja ketimbang membuang waktu sibuk memotret.

Gugusan Batu Candi
Gugusan Batu Candi
Yang menarik lainnya adalah pemandangan ke arah gugusan batu karang yang melingkup sepanjang pantai Teluk Kiluan. Penduduk menamainya Batu Candi. Bentuk batu besar dan pendek saling melekat itu sekilas memang seperti bangunan candi. Kadang ditumbuhi pepohonan dan sebagian besar telanjang. Tubuh mereka menampakan lukisan alam berasal guratan-guratan akibat dikikis ombak. Panorama semakin istimewa tatkala ombak pecah ditebing terjalnya. Seperti kelambu putih yang dinaikan secara cepat lalu diturunkan secara perlahan. Bagi para pecinta fotografi gugusan batu candi ini pasti sangat menarik.
Aksi dengan Fajrin – Lemas Traveler
Pulau Kiluan
Selain Batu Candi, Teluk Kiluan Tanggamus mempunyai sebuah pulau kecil. Pulau pribadi sebetulnya. Tapi wisatawan tak dilarang mampir dan menikmati pantainya yang berpasir putih, lembut dengan latar depan gugusan batu candi. Tidak ada penginapan di Pulau Kiluan ini. Jadi yang ingin bermalam di sana harus menyiapkan segalanya. Mulai dari tenda, penerangan, dan makanan. Tapi tentu harus minta izin terlebih dahulu pada sebuah keluarga yang bertugas menjaga pulau ini. Selebihnya nikmati lah panorama memesona, pantai landai dengan sesekali ombak putih menjilati bibirnya. Kalau malam hanya berteman bintang, suara ombak dan kunang-kunang.
Libur akhir tahun seperti di Teluk Kiluan Tanggamus ini membuat saya belajar. Selain menghargai alam, menjaganya agar tetap lestari, bahwa berada di tempat seperti ini membuat saya kian bersyukur untuk banyak hal yang sudah diterima dalam hidup. Setelah ini mungkin saya akan pergi ke destinasi lain, ke tempat yang belum pernah dipijak sebelumnya, namun kenangan di sini tentu tetap tinggal bertahun-tahun kemudian.
Lokasi Teluk Kiluan Tanggamus di Google Maps
Ayuk main ke Teluk Kiluan Tanggamus.
104 comments
Jalannya sudah bagus ya? Pengen kesono tapi dari cerita org2 jalannya jelek. Tempat nginepnya sederhana Tapi lumayan kayaknya. Kalau perihal makanan gimana By? Aku suka khawatir soal ituh
Ah lupa membahas tentang makanannya, Kang… nanti saya tambahkan. Ada beberapa warung yang menjual nasi. Tapi kita juga boleh memesan di penginapan dengan harga 20.000 sampai Rp25.000 per orang Per makan. Menunya ikan segar dan sayur-sayuran serta sambel. Rasanya lumayan lah
Duh ada aku mampang berdua dengan tante idola
Tante LemesTraveler.. *dprotes sama sesepunya
Makasih y tante dah mau ikutan trip Kiluan di akhir tahun 2016…
Insyaallah kalau ada travelling rame-rame lagi ke tempat lain aku mau ikut juga, Jrin. Info info ya nanti 🙂
Siap tante nanti aku info. Nih lg jelajah Lampung Barat sama mas teguh dan fotografer tribun..
Aiish…Keren lah kalian
Kemarin ada rencana sama teman main ke sini. Ini msih diagendakan ahahhah. Semoga bisa liat lumba-lumba di sana
Insya Allah cepat terlaksana niatnya ke Teluk Kiluan, Mas. Saya tidak menyangka bahwa melihat makhluk seperti lumba-lumba di habitat aslinya itu mendatangkan rasa suka yang sulit saya Gambarkan melalui kalimat 🙂
dulu tu nggak pernah kebayang kalo banyak yg cantik2 di Lampung. setelah banyak baca postingan tentang Lmapung jd mupeng pengen kesana, terutama ke Kiluan ini. liat lumba2 langsung di habitatnya, pasti nadia seneng banget 🙂
Iya Lampung juga baru akhir-akhir ini membuka diri terutama dengan kehadiran sosial media dan anak-anak yang suka berbagi cerita. Aku yakin Nadia Paksi senang saat melihat lumba-lumba melompat dari dalam air yang berwarna biru pekat itu, Mbak Muna
Aku Kok Kesel se-Kesel-Kesel-nya dengan Hasil Photo Drone yang super kece itu yaaaa…aduuuh padahal kalo gak ada acara mandu acara aku mau lah ikutan gabung hehehehe…Teluk Kiluan emang selalu menyennangkan – gsak pernah bosen kesana, meski udah puluhan kali …. semoga nanti kita ke Pulau Pisang jadi yaaa mbaaa..rameaaaannnnn….. seseruuuaannn sama mamak Kameha-Meha Kesayangan aku ini….
Hahaha suka kalau bisa membuat Bang Indra jadi kesal…
Yep tak sabar menunggu bulan Mei, saat langit musim panas Lampung sedang biru biru nya. Foto-foto di pulau Pisang pasti tambah kece
Wah sungguh tetirah dalam artian yang sebenarnya. Menyatu dengan alam dan lupa hiruk-pikuk ibukota. Menang memandangi ciptaan Tuhan yang indah sudah membuat kebahagiaan yang cukup untuk menjalani hari-hari setelah ini ya Mbak, hehe. Syukurlah kalau akses ke sana sudah semakin baik, jadi pariwisata bisa semakin berkembang. Asal kebersihan dan kelestarian alamnya tetap terjaga, saya yakin tempat wisata jni akan memberi kesan lebih bagi semua, hehe.
Insya Allah begitu Gara. Energi cantik yang berpendar di sekitar sana mampu dibawa pulang oleh wisatawan untuk mengisi hari-hari mereka. Hidup dalam berkat ya 🙂
Iya Mbak, berkat yang sebenarnya sangat melimpah dan harus selalu disyukuri serta diisi dengan usaha, hehe.
Amin. Semoga kita selalu memperoleh berkat dari Sang Hyang Widhi, Gara 🙂
Astungkara Mbak. Hehe.
Huaaa seru! itu gunungnya sekilas kayak bukit jempol yang ada di Lahat, Sumsel. Jadi kangen Tanggamus, dulu main ke daerah gunungnya aja, pantainya belom #kode
Eh, foto dari atas cakep. Pake drone ya mbak?
Lain kali kita minta dibawa ke pantai dan laut Yan…
Iya di rumah ada yang sedang belajar merakit Drone sendiri, kebetulan mau dimanfaatkan oleh emaknya untuk memotret model ala-ala hahaha
Kalo gitu besok-besok pas jalan sama mbak Evi aku minta difoto pake drone juga. Dijamin aku nampak langsing hahaha
Hahaha siap. Sama lah kalau gitu
Kesibukan dan rutinitas membuat saya lupa untuk berlibur, mungkin suatu saat akan menyempatkan diri liburan ke sini. terima kasih tante Evi atas postingnya…
Aduh Willy…Ayo pergi libur 🙂
Mau banget saya mbak main kekiluan..maaauuu banget…Mungkin saya harus bersabar sampai waktunya juga… untuk melihat Lumba2 ini beraksi…
Yes Mbak Sarah… semuanya akan ada waktunya kok sepanjang ada niat 🙂
Tahun 2014 pernah ke kiluan, jalan masih rusak dan sempit. Tapi semua terbayarkan dengan pantainya yang masih asli. Berburu lumba-lumba sembari menikmati sunrise, ajiibbb. 😀
(Rencana mau ke sana lagi sih hehe)
Iya tahun 2014 jalanannya masih rusak dan waktu itu belum seramai sekarang pastinya ya, Sahabat Horas. Nengok lumba-lumba nya juga puas 🙂
Sama, aku juga lebih milih “buah matang pada waktunya” kalau mau berkunjung ke suatu tempat. Ga diburu-buru meski dalam hati sedikit ngenes “aku harus ke sana” 🙂
Pak Solihin itu punya banyak cerita tentang Kiluan bu Evi. Banyak tau tempat2 tersembunyi yang belum ramai dikunjungi di sekitar Teluk Kiluan. Pertama hijrah dari Banten ke Kiluan beliau pakai perahu karena belum ada jalan masuk lewat darat.
Mas Yo, waktu di sana Pak Solihin juga mengantar kita menyusuri Jalan Setapak menuju pantai pasir putih untuk melihat Sunset. Dia juga cerita tentang pengalamannya datang pertama kali ke tempat ini 🙂
Tan, untuk ke Kiluan sudah bisa diakses mobil kan? Kalau boleh tau ada info sewa mobil, kapal dan penginapan kah?
Jalan ke sana sudah bisa diakses oleh mobil, Boru. Nanti aku WA ya nomor kontak yang bisa ditanya-tanya mengenai sewa mobil dan penginapan 🙂
siap tan, ditunggu yah. Soalnya kami mau ke Gigi Hiu sebenarnya, cuma kesulitan bawa tenda utk camping dr jakarta. Jd mau cari penginapan di Kulian aja tp nnt sekalian jln ke Gigi Hiu, soalnya aku lihat lokasi berdekatan. 🙂
Baca tulisan ini kok aku jadi kangen kiluan yaaa !!!!!!
Jadi inget 2008 kalo ngak salah ke kiluan dulu, mobil ku sempet mundur ngak bisa nanjak saat mau pulang hehehe
Jalan yang menanjak dari dan ke Pekon kilauan itu sekarang sudah bagus tapi tetap tinggi, Kak Cum. Kemarin juga ada mobil yang mundur nggak sanggup naik, buah tegang deh lihatnya
Waktu mundur dulu, sempet di bantu ama pak lurah. Ban mobil ku di ikat sama rantai biar mencengkram ke tanah.
Btw itu penginapan2 sudah ada yg rumah apung diatas laut yaaa ???
masih wacana kesini, belum tau kapan dilaksanakan 😀
Amin. Semoga tidak lama lagi, Mas 🙂
Fotonya keren-keren mbak. Aku belum pernah kesini. Sudah lama dengar pesonanya tapi karena orang-orang pada bilang jalannya rusak jadi enggan duluan. Entah kapan bisa kesini hehehehe..
Terima kasih, Mbak Adelina..
Iya jalan ke Teluk Kiluan sekarang sudah bagus, hanya sedikit saja yang masih rusak dan harus hati-hati mengemudi nya. Paling-paling 2 kilo lah…
Wah, baru tahu saya uni, ada habitat ikan lumba-lumba di Lampung.
Betul Uni Evi, di Teluk Kiluan salah satu habitat lumba-lumba…
kenapa lah wisata Lampung ini kebanyakan naik perahu sih uniiii…?
nunggu ada perahu yang gedean dikit deh… ha.. ha…
masih ingat dihempas2 ombak naik ketinting di Mutun
Habis Lampung kan memang berada di ujung pulau Sumatera, MM. Pinggir-pinggirnya langsung berhadapan dengan laut. Jadi ya sebagian besar wisata alamnya adalah pantai dan pulau-pulau kecil di tengah-tengah teluk. Jadi ya gitu deh wisata di sana membutuhkan banyak Perahu hahaha…
wih. ketemu mas fajrin.
aku harus ke sini. tahun lalu belum sempet menyambangi teluk kiluan tanggamus e
Nah memang harus ke Lampung tuh Mas Hanif. Kan sudah kenal dengan Fajrin juga. Tinggal angkut badan dan eksplorasi deh di sana 🙂
postingan mba evi bikoin rindu lampung..seneng rasanya klo kesini bisa liat lumba2 berenang bebas gitu.
Memang Lampung termasuk salah satu destinasi yang pantas selalu dirindukan, Mas Alan 🙂
aku penasaran karena banyak bgt temen blogger main kesana
Itu tandanya Lampung juga menunggu Mbak Inna hehehehe…
Makin mupeng ke Lampung deh mba eviiii
Ayo atuh ke sana Mbak Dew. Semoga Indonesia corners jadi ya jalan ke sana
belum pernah ke Kiluan meski provinsi sebelah, ntar ah join juga sama Lemas Traveler, entah kenapa setiap baca nama ini jadi pengen tertawa mungkin sehabis traveling sama mereka benar2 lemas tenaga ya mbak evie karena seru dan capeknya hahaha
Iya kalau jalan-jalan bareng mereka pastinya lebih seru. Kontak Fajrin saja sebelum datang ke Lampung, Kak Pink 🙂
Foto-fotonya kece-kece Un, Airnya bening, langitnya biru, yang jadi model cantik, ditambah cerita perjalanan yang lengkap. Bisa jadi panduan saat mau berkunjung ke teluk kilauan.
Terima kasih Buk. Ayuk disinggahi lampunya 🙂
Liburan nanti wajib banget nih mainan air di Kiluan. 😀
Bagus banget pemandangannya bun. 🙂
Secara Lampung dekat dari Jakarta, Emang tempat ini kudu disinggahi Gung 🙂
Kilau Kiluan bertebaran di media yo Uni Evi. Lumba-lumba sedang membujuk Uni untuk datang lagi makanya nggak mau muncul seluruhnya rame-rame. Indahnya alam Nusantara..
Iya mudah-mudahan rejekinya dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Mbak Prih. Bisa keliling Indonesia dan mampir lagi ke Teluk Kiluan 🙂
Duh mbak, keren banget liburannya. Ini mah bikin ngiler saja, apalagi dgn melihat foto-fotonya yg benar-benar menunjukkan suasana indah disana.
Salam,
terima kasih, PakTik. Teluk kiloan memang mempesona. Jadi gambarnya cuma tinggal mindahin dari kamera ke blog…:)
Penginapannya membawa suasana benar-benar desa nelayan. Saya suka penginapan yang asli tradisional begitu.
Perairan sekitar batu candi itu sarangnya ikan bobara alias giant trevally. Asik tuh mancing disana.
Terima kasih atas tambahan informasinya Pak Alris. Baru tahu bahwa gugusan batu Candi itu sarangnya ikan Bobara. Kalau melihat arus ombak nya rada besar berarti ikan tersebut senang di perairan yang bergelombang tinggi ya, Pak?
Nah ini dia salah satu destinasi yang pengen aku datangi tapi belum kesampaian juga. Lihat postingan Mbak Evi jadi makin pengen ke sana jadinya . . .
Tempat yang seru juga untuk motor motret Pak Chris 🙂
Haduh…dari dulu denger ttg Kiluan tapi belum pernah ke sana. Bersih ya pantainya!
Ayo pergi ke Kiluan Kak Susan. Mereka pasti senang sekali kalau didatangi oleh kak Susan 🙂
Beberapa kali melintasi Tanggamus ketika dinas di Palembang.
Wisata pantai-laut memang menyenangkan ya Jeng.
Salam hangat dari Jombang
Wah keren euy pantainya, masih bersih sekali. Memang keren Indonesia ini. Baru tahu juga kalau perahu itu harus dinaikkan ke atas bambu, biar awet.
Hampir semua pantai di Indonesia cantik-cantik. Namun tradisi yang berlangsung disana berbeda-beda. Bentuk perahu dan cara merawatnya juga berbeda. Itulah mengapa wisata pantai tidak hanya sekedar melihat tepi laut yang indah dengan pasir yang putih, Kak Tarjiem 🙂
Asik dong kalau aksesnya udah bagus. Beberapa kali sempat ngobrol pengen ke Kiluan. Tapi jadinya males karena aksesnya. Coba ah ngobrol lagi ma suami 🙂
Sekarang sudah tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa akses ke kilauan susah, Mbak Myr. Tadinya aku berpikir juga seperti itu. Tapi setelah melihat sendiri ternyata tidak tuh 🙂
aaah aku iriiii padamu mbaaa…terakhir ke sini tahun 2013, sebelum berangkat kemarih! Jadi kangeeen
Mbak Indah tinggal tunggu waktu yang tepat saja kok untuk kembali. Yang namanya kampung halaman pasti selalu memanggil-manggil ya mbak 🙂
Ih mau ah kapan-kapan ke Teluk Kiluan. Mupeng mau lihat lumba-lumba. Bagusnya bulan apa ya ke sana?
Menurutku paling bagus adalah saat musim panas. Langit keren air laut juga memancarkan kilau yang lebih pekat, Mbak Rizka
Kiliuan indah bangeeet….
Sebersit kilau yang mudah-mudahan seperti di surga, Pak Azzet
Babang pengen juga kesini liat lumba-lumba
Ayo Babang pasti sampailah ke sini 🙂
cantik bgt ya pemandangan nya , apalgi difoto pakai drone itu , keren
Terima kasih Mas Ilham 🙂
Saya juga pengen keliling Lampung, nyusurin pantai-pantainya sekalian ke Kiluan liat lumba-lumba. Apakah lumba-lumbanya ada setiap saat? Penasaran.
Namanya mereka hidup di habitat dan dalam kategori liar gitu, Ms, kenampakan nya tidak bisa diprediksi. Ada juga kok wisatawan yang cerita mereka tidak menemukan lumba-lumba saat ke sana. Terus wisatawan lain melihat kehadiran mereka yang jumlahnya mungkin ratusan, berenang-renang Ria di dekat Perahu. Bertemu dengan lumba-lumba liar di habitatnya adalah satu keberuntungan bagi kita yang ingin melihat mereka 🙂
Benar juga ya, hanya saja kalau sudah kesana tapi tidak beruntung bisa melihat lumba-lumba sayang ya hehe
Ini memang tempat yang sering dibicarakan orang akhir-akhir ini, tapi dikatakan juga aksesnya lumayan.
Pengen ke sana.
Bagaimana ya caranya bisa join sama Lemas Traveler?
Kapan Mbak Z mau ke Lampung Nanti kontak saja saya melalui Facebook inbox nanti tak hubungkan dengan anak-anak lemes Traveler 🙂
indah nan elok tenan telik kilauan ini bu evi..btw anyway jarang jarang bisa liat lumba2 kayak gitu..saya terakhir lihat waktu naik kapal ke karimun jawa
Kalau mau melihat atraksi lumba-lumba mestinya memang ke laut yang dalam seperti di Teluk Kiluan ini ya Mas. Artinya agak jauh sedikit dari pantai 🙂
iya kalau saya di karimun juga pas ditengah2 laut gitu bu
keren bingiits bun, jadi pengen ajak keluarga berliburan kesana. budgetnya murah ga nih hihihi
Iya tempat ini bisa juga untuk santap keluarga, Bunda Aisyah. Untuk ukuran Cafe dan mengingat lokasinya menurut saya harganya terjangkau 🙂
ih bisa liat lumba2 dari jarak segitu 🙂 padahal lokasinya instagram banget ya, harusnya ini tenar dan trending nie
Iya Kak, kalau sedang beruntung lumba-lumba nya dekat sekali dari perahu. Tapi gerakan mereka cepat sekali. Saya waktu itu kehilangan momen terus 🙂
TELUK KILUAN! LUMBA-LUMBA! AAH!
Mbak, aku nanya serius deh, boleh gak kita nyebur dan berenang bersama lumba-lumba?
Aku pengen banget! Gara-gara jaman SMP liat video GnR yang Extranged, Axl Rose berenang sama lumba-lumba. Ngiler akuuuuh.
Tempat hidup lumba-lumba merupakan samudra yang dalam dan kadang dengan ombak yang cukup kuat. Kalau memang berani dan punya safetynya mustinya tidak ada yang melarang, Mas Dolly. Tapi sebaiknya berkonsultasi dulu dengan pemilik Perahu. Waktu pagi-pagi kami disini ombaknya cukup tinggi
kelihatannya keren ya mbak. aku ada rencana ke sana libur lebaran nanti. senang rasanya bisa melihat lumba-lumba di habitat aslinya. Dulu pernah bertemu lumba-lumba di selat Lombok, ada puluhan ekor, dan dengar-dengar di kepulauan seribu sekitar pulau tidung, sekarang sudah sering terlihat penampakan lumba2…
Iya seru aja melihat lumba-lumba berenang dan melompat-lompat di tempat tinggalnya sendiri, Mas. Karena halaman bermainnya luas kita kemungkinan bisa melihatnya di mana-mana di laut yang dalamnya
Nah benar soal akses itu mbak.. tiap kali ngajakin temen ke Kiluan, selalu aja alesannya akses jalan yg kurang mendukung. Mending Pahawang aja, kata mereka. Dan alhasil, saya sudah ke Pahawang tapi blom ke Kiluan
Jalan jelek menuju Kiluan ini memang melekat erat dalam pikiran orang. Semoga dengan informasi seperti dalam blog saya ini akhirnya orang tahu bahwa jalan ke Kiluan sekarang sudah bagus, ya Mbak Astin
Ke Kiluan lagi yo mbak Evi, terus ke Gigi Hiu. Mau juga foto di sana..
Insya Allah tak lama lagi kita sampai di Gigi Hiu ya Mbak Rahma. Semoga kita bisa jalan bareng ke sana. Tulus kita foto-fotoan cantik deh 🙂
Ayo kita ke Gigi Hiu, nenda semalam di sana.
Ditemani warga lokal yang ramah2 🙂
Asik kali ya nenda di Gigi Hiu. Melihat bintang bertaburan di atas langit sambil mendengarkan ombak berdebur di Pantai. Terus juga mendengarkan suara-suara malam. Duh jadi pengen banget Mas Yo 🙂