Wanita Dalam Industri Gula Semut – Berbagi Peran dengan Suami atau Kerabat
Dalam industri gula semut aren (palm sugar), wanita memegang peran aktif. Terutama sebagai partner suami atau kerabat selama proses pembuatan. Mereka masuk di tahap pemasakan. Sebab waktu untuk menguapkan nira jadi gula cukup lama, sekitar 3-4 jam, kaum lelaki tak bisa terus menungguinya. Mereka harus ke sawah, ke ladang atau menunaikan tugas ekonomi lain. Jadi tugas menjaga api dan mengaduk diserahkan kepada wanita.
Wanita juga bertugas membersihkan peralatan bekas memasak gula. Kuali dan pengaduk harus bersih dari sisa-sisa gula sebelum digunakan kembali. Peralatan kotor akan mempengaruhi mutu gula berikut. Agar benar-benar bersih peralatan tersebut direndam lebih dulu. Karena gula aren mudah larut dalam air pembersihan kuali dan pengaduk tidak sulit. Cukup diusap dengan sabut atau spon cuci piring tanpa sabun.
Lapangan Kerja Baru
Kehadiran Diva Maju Bersama dalam industri gula semut, sedikit banyak merubah wajah pedesaan di sentra gula aren dimana kami berkarya. Peran wanita dalam industri gula semut sekarang bergeser dengan terbukanya lapangan kerja. Mereka ibu rumah tangga yang bermaksud membantu perekonomian keluarga.
Tenaga wanita dalam industri gula semut terutama dibutuhkan dalam kualiti kontrol atau penyortiran. Itu tak lepas dari sifat alami mereka yang dianggap lebih teliti dan sabar.
Lapangan kerja pada industri gula semut pedesaan tidak membutuhkan pendidikan formal. Yang diperlukan hanya dedikasi dan semangat kerja yang tinggi.
@eviindrawanto
19 comments
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Evi…
Mawar berseri di pagi hari
Pancaran putihnya menyapa nurani
Berqurban kita memutih hati
Semoga Allah SWT sentiasa meredhai
Salam Aidil Adha 1434H dari Sarikei, Sarawak.
Waalaikum salam, mbak Fatimah. Terimakasih atas ucapan Idul Adhanya. Sarikei pasti meriah lebarannya ya Mbak 🙂
Sungguh mengkagumkan kudrat seorang wanita yang kelihatan lemah tetapi bertenaga raksasa dalam melakukan kerja-kerja “berat” (walau dianggap ringan oleh segelintir orang)rumah tangga bagi memastikan kemenjadian ekonomi keluarga dapat ditingkatkan. Tangan yang mengoncang dunia itulah yang menghayun buaian. Betul ngak, mbak ? 😀
Hehehe..mengayunkan buaian dan dunia..keren tuh Mbak Fatimah…
ternyata perempuan berperan sentral dalam proses produksinya ya bu. Semoga Diva Maju Bersama semakin sukses bu …
Begitu lah Mas Hindri. Wanita itu swarga nunut, neroko katut dengan suaminya. Budayanya sudah dari sononya gitu..
Mbak, ini di daerah mana ?
Daerah binaan kami Mbak Lies 🙂
Didaerah kami juga banyak kaum wanita yang buat gula tapi gula merah. Daerahnya terkenal dengan gula merahnya yang berkualitas baik (Desa Wonosobo – Banyuwangi)
Wanita di pedesaan memang takan kekurangan pekerjaan Mas Edi. Di pengolahan gula semut mereka mengambil peran sentral dalam menentukan kualitas gula semut 🙂
keren postingannya,,,ibu ibu juga harus bisa membantu suami dalam mencari nafkah
Iya Mas. Kalau memang situasinya memungkinkan, apa lagi mengharuskan, wanita akan terjun ke gelanggan cari duit untuk membantu suami 🙂
gula semut apa gula yg merah kecil2 ya mb ? *maaf gak tau..
Iya betul Mas Enny. Penggunaaan kata gula semut emang belum familiar. Biasanya sih orang menyebutnya palm sugar saja..Walau agak2 salah kaprah dikit 🙂
Ternyata dunia kerja gak bisa meninggalkan perempuan ya, Mbak. Ada pekerjaan tertentu yang lebih pas ditangani oleh perempuan 🙂
Betul Mbak Akin. Ceritanya berbagi tugas
Tentang pembagian tugasnya benar2 kreatif. Ibu2 lebih telaten soal aduk-mengaduk.
Benar2 kerja sama yang baik ya, Bu.
Semoga usahanya tambah berkembang ya, Bu.
Berbagi tugas dalam meringankan pekerjaan Mbak Idah. Hidup dalam satu keluarga apa lagi yang bisa dilakukan kalau tidak berbagi 🙂
Pemberdayaan hal positif untuk memberikan peluang usaha bagi kaum perempuan di daerah sangat positif loh Mba, dan bila hal ini dapat diikuti di setiap daerah dengan peningkatan perekonomian masyarakat mungkin akan mengurangi para kaum hawa untuk menjadi KTI kel luar negeri ya Mba. Semoga sukses untuk usahanya.
Salam,