Gara-gara keasyikan main di Facebook, gile juga, blog ini jadi terbengkalai, enggak ditengokin boro-boro di update.
Tapi dalam beberapa hari ini memang tidak ada yang saya anggap cukup penting untuk dituliskan. Bisnis gula semut lancar, madu hutan okey, sirup kalamansi menemukan momen di bulan puasa dan beras merah? Kesadaran para orang tua sudah cukup tinggi untuk memberikan nasi bergizi kepada para buah hati mereka dengan mengenyampingkan rasa tidak pulennya.
It is so fine…fine….
Hanya saja kalau bicara jujur, dalam beberapa hari ini saya sedang membenamkan diri dalam zona nyaman tidak ketulungan. Bolak-balik buka Facebook, mencek kehadiran jaringan teman-teman baru untuk menyalurkan bakat tak kesampaian sebagai artis yaitu menjadi narsis. Apa pentingnya coba mengabarkan kepada dunia bahwa saya sedang goreng ikan teri balado untuk buka nanti malam atau menuliskan tanpa beban saya pergi belanja ke Tanah Abang.
Hehehe…Edan! Dan alah mak, mengapa Facebook tidak kekurangan daya tariknya juga?
Dengan kesadaran ini saya bertobat lalu ambil buku di rak. Baru juga baca selembar sudah terlintas beberapa pikiran, ah kemarin saya utang beberapa pekerjaan kepada suami yang salah satunya adalah membuat proposal dan email. Pantas sejak pagi mukanya sudah seperti minta diseterika.
Mau tidak mau mampir lagi ke muka kompu, menulis dan ditengah-tengah tergoda lagi untuk buka Facebook. “Aduh Vi, jangan terlalu keras pada diri sendiri..” demikian excuses-nya. Benaran tuh, hingga jam setengah dua siang, proposal yang saya rencanakan harus selesai sebelum jam 12 masih tertawa-tawa menunggu jamahan tangan ….
Salam gula semut,
— Evi
Diva’s Arenga Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners
3 comments
wah…. banyak bermain di FB ya?
Memang agak lama nggak muncul tulisan yang baru…. diam-diam saya juga ngikuti lho bu Evi.
Minggu kemarin saya dapat cerita dari teman-teman bahwa perkembangan di negeri tetangga ttg Aren sudah maju banget. Pabrik gula cairnya (sirup) masuknya ke Jepang. Bahkan si Jepang itu invest di Kota Kinabalu (KK) Sabah dengan pabrik yang canggih (kata temanku sih). Kalau di Semenanjungnya kebun-kebun Arennya kalau panen nira sudah pakai mobil tangki yang stainless still, penampung niranya juga anti karat. Mobil penampungnya juga langsung dilengkapi dengan pemanas sekaligus tempat sterilisasinya wadah nira. Saya jadi kepingin nintip disana…
Bagaimana nih Bu Evi, kapan kita bisa maju seperti itu?
Mbak main di facebook juga ?
Boleh dong add 🙂