Skill apa yang kau punya sering jadi pertanyaan. Gara-garanya bersama Lila (nama samaran kawan kerja), kami sering menerawang menganalisa nasib. Terutama saat bergosip tentang gaji dan perbedaan nasib antara kami dengan para petinggi perusahaan.
Biasanya kami lakukan itu tiap selesai makan siang. Usai menikmati hidangan sederhana di warung sederhana. Kami senang banget melukis di langit dengan berandai-andai.
Seandainya kami dibayar sekian ratus ribu perjam (seperti seorang petinggi perusahaan), dalam sebulan kami mengumpulkan sekian puluh juta rupiah. Kami berhemat dan hanya hidup dari penghasilan suami. Artinya bisa menabung 90% dari gaji dan menggunakan 10% saja untuk baju dan kosmetik. Dalam sepuluh tahun kami akan punya sekian M.Saat itulah pensiun dan menikmati hidup di rumah bersama anak-anak. Lalu kami berdua akan tua bersama.
Pertanyaannya adalah Skill Apa yang Kau Punya?
Kalau sudah begitu, lukisan itu ditutup oleh tawa Yoto, teman kami yang lucu. Keras tapi tidak menggigit. Dan ada satu kalimat Lila yang hingga saat ini masih saja suka terngiang-ngiang dalam kepala saya, ” Memangnya skill apa yang kau punya?” Skill apa yang bisa ditawarkan sehingga perusahaan mau membayar sekian ratus ribu perjam?”
Saat itu kalimat Lila tidak berdampak apa-apa. Tapi setelah berpuluh tahun berlalu dan menengok ke belakang, saya pikir kalimat seperti itu yang telah mengubah hidup saya satu lingkaran ( 360 derat :)). Walaupun kemudian berhenti kerja tapi sela-sela mengasuh anak saya putuskan untuk kuliah lagi. Niatnya, setelah anak-anak cukup besar dipercayakan pada pembantu saya akan kembali kerja. Tidak sebagai tenaga kerja murahan yang cuma dibayar satu atau 3 juta perbulan tapi sebagai tenaga kerja trampil yang bisa bernegosiasi mengapa mereka harus membayar saya lebih mahal.
Waktu itu belum terpikir perusahaan mana yang mau menerima karyawan tua hahaha..
Nasib Berbelok Arah
Untung Allah membelokan arah hidup saya. Belum sempat melamar kerja lagi, suami sudah kesengsem bikin usaha sendiri. Tahu-tahu sekarang saya sudah jadi petinggi perusahaan. Jadi tangan kanan, orang kepercayaan, sekretaris, office girl dari Indrawanto.
Walaupun berbayar sekian ratus ribu perjam masih jauh panggang dari tungku, namun saya tahu saya telah dibayar mahal. Saya mendapatkan semua yang saya suka: Punya pekerjaan, mengurus rumah tangga, bersenang-senang dengan teman-teman dan waktu yang berlimpah untuk mengembangkan diri. Lebih dari pada itu saya selalu punya kesempatan menciptakan jalan hidup yang dinginkan. Saya punya wadah untuk mempraktekan ketrampailan-ketrampilan baru tanpa takut dipecat kalau terjadi kesalahan.
Diatas semuanya sekarang saya punya jawaban kalau Lila bertanya lagi: ” Memangnya skill apa yang kau punya?”
Sekarang saya punya skill. Yaitu keterampilan merubah mimpi jadi kenyataan. Walau jalannya pelan-palan, step by step, suatu hari saya akan sampai di tempat tujuan.
Selamat hari ibu untuk ibu, aku dan ibu-ibu hebat lainnya di Indonesia.
@eviindrawanto