Sejarah Amsterdam sangat erat hubungannya dengan air. Siapapun yang memasuki kota ini pertama kali akan langsung menyadari hal itu. Seperti saya ketika memasuki kota dengan bus Trans Eropa setelah mengikuti wisata satu hari di Brussels. Begitu banyaknya kanal sampai saya berpikir bahwa kota ini dibangun di atas rawa, danau atau laut. Dugaan saya ternyata tidak terlalu meleset. Saat mengikuti wisata Kanal Amsterdam melewati rumah Anne Frank, Lovers Canal Cruise menceritakan banyak hal. Baik tentang kanal maupun tempat-tempat bersejarah di tepinya.
Selama berabad-abad pembangunan kota ini, setidaknya sekarang terdapat 165 kanal di Amsterdam. Gunanya apa lagi kalau bukan untuk merangsang laju perdagangan lewat transportasi. Hal yang membuat saya berpikir tentang hasil alam Nusantara berabad silam. Kopi, teh dan rempah-rempah lain pasti melewati kanal ini sebelum didistribusikan ke seluruh pasar Eropa.
Dari atas bus yang bergerak, kanal-kanal terlihat begitu indah. Air jernih dengan tepian rumput-rumput atau tanah pertanian dengan sapi-sapi yang sedang merumput. Begitu pun kanal-kanal itu terhampar di depan gedung-gedung tua yang melihat penampilannya pasti punya sejarah oanjang. Antusiame pun langsut bangkit. Akan sangat menyenangkan bila dapat menelusuri kota lewat kanal-kanal ini, pikir saya.
Wisata Kanal Amsterdam dengan Lovers Canal Cruise
Untung kunjungan ke Amsterdam ini, salah satu itinerary adalah wisata Kanal Amsterdam dengan melewati rumah Anne Frank. Ada banyak operator tersedia untuk melakukan aktivitas ini ini. Dan group tour kami memilih Lovers Canal Cruise. Menurut Guide Lovers Canal Cruise ini sudah sangat berpengalaman. Maklum mereka sudah 50 tahun membawa turis-turis dari seluruh dunia menjelajah kanal-kanal dan menceritakan sejarahnya.
Jadi setelah menjelajah volendam dan menikmati kincir angin dan danau kami melipir ke sini, ke dermaga yang terletak di Amsterdam Centraal. Untuk Volendam akan saya tulis di post berikutnya.
Menyisir tempat-tempat bersejarah Amsterdam dengan Lovers Canal Cruise
Video piknik di Amsterdam
Ada dua jenis perahu yang disedikan Lovers Canal Cruise. Yang pertama adalah boat kecil terbuka dan yang kedua semi open boat. Kami menggunakan yang kedua.
Siang itu, di depan Amsterdam Centraal sudah banyak kerumunan yang juga akan melakukan tour kanal. Maklum sedang musim panas, Amsterdam diserbu turis.
Selama musim panas Lovers Canal Cruise buka pelayaran dari jam 11-18 dengan durasi 1 jam. 20 menit sebelum keberangkatan calon penumpang wajib berada di dermaga. Sebagian berkumpul di restoran Loetjoe di seberang Stasiun Amsterdam Centraal. Sebagian lagi seperti kami langsung menuju dermaga dan berbaris masuk kapal. Pemesanan sudah dilakukan di muka. Untuk biaya dari website saya lihat 12,5 Euro.
Kapal semi open boat Cruise ini memang dirancang untuk memastikan bahwa seluruh penumpang dapat menikmati panorama di sepanjang kanal. Pada hari hari cerah seperti siang di bulan Juni itu, bagian atas kapal dibuka. Dan akan ditutup bila hujan atau sedang bersalju.
Selama pelayaran kita dibekali oleh headset. Dari sana kita akan di dituntun oleh narasi yang sudah terekam dan sebelumnya bisa memilih bahasa yang dimengerti. Sayangnya tidak ada bahasa Indonesia jadi terpaksa mendengarkan dalam bahasa Inggris.
Nah di bawah langit biru dengan taburan awan tipis, pelayaran menyusuri kanal Prinsengracht di awali dengan melewati sebuah jembatan. Setelah itu berturut-turut diperlihatkan rumah perdagangan dengan gaya arsitektur yang digunakan hampir di semua gedung lama di Amsterdam. Mereka akan berhenti sejenak di tempat-tempat yang sudah di-highlight .
Boleh dibilang bangunan-bangunan di sepanjang kanal adalah peninggalan zaman keemasan Belanda. Selain melewati rumah Anne Frak, ada Noorderkwrk ( gereja Utara), Noordermark ( Pasar Utara), dan Westerkerk (Gereja Barat). Gereja yang terakhir ini tambah terkenal berkat Anne Frank Diary, gadis Yahudi korban Nazi. Akan saya ceritakan lebih banyak di bawah.
Tapi setelah itu kapal akan berbelok ke kanan yang lain seperti Keizergracht dan Herengrach. Disini kita diperlihatkan situs terkenal seperti Negen Straatjes (sembilan jalan), Magere Brug ( jembatan skinny), dan terakhir sungai Amstel tempat Amsterdam mendapatkan namanya. Untuk rombongan turis asing seperti kami, pelayaran berakhir di Gassan Diamond Jewellery Store.
Wisata Kanal Amsterdam Melewati Rumah Anne Frank
Sebelum tour ke Eropa saya sudah membaca Catatan Buku Harian Anne Frank. Kalau teman-teman pun pernah membaca Diary of Anne Frank , tentu akan ingat pada seorang gadis Yahudi berumur 12 tahun selama perang dunia ke-2. Buku berbahasa Belanda tersebut berisi cerita keseharian saat ia bersembunyi selama 2 tahun bersama keluarganya dari kekejaman Nazi. Sayangnya keluarganya ditangkap pada tahun 1944 karena penghianatan sahabat keluarga. Dan Anne Frank meninggal karena tipus di kamp konsentrasi Bergen- Belsen.
Gedung yang berasal dari abad ke-17 itu sekarang digunakan sebagai museum yang didedikasikan untuk Anne Frank. Letaknya bersebelahan dengan Gereja Westerkerk Amsterdam.
Dalam salah satu halaman buku hariannya Anne menulis seperti ini: ” Ayah, ibu, dan Margot masih belum terbiasa dengan Westertoren. Jam yang menunjukkan waktu setiap seperempat jam. Tapi aku sejak awal menyukainya. Bunyi loncengnya terdengar begitu meyakinkan. Terutama malam hari. Sepertinya ia ingin mendengar apa yang saya pikir secara tersembunyi”.
Canal Cruise Amsterdam dan Gereja Westerkerk
Akhirnya kapal kami sampai juga di depan gereja Westerkerk . Westetoren- menara lonceng menjulang setinggi 82 meter. Untuk saat ini ini lah gedung tertinggi di ibu kota Belanda ini. Menara berbentuk kue pengantin, diberi mahkota ke kaisaran kaisar Habsburg Maxmillian. Di atasnya tertancap salib Andreas berlapis 3.
Saya pun turut mendengar dentingan seperti yang didengarkan Anne Frank kurang lebih 78 tahun yang lalu. Bergema di sepanjang kanal Prinsengracht lalu menghilang. Kalau teman-teman kembali membalik buku harian Anne Frank, mengenai bunyi lonceng itu ditulis pada 11 Juli 1942. Ketika ia dan keluarganya baru bersembunyi selama 3 hari. Dua tahun berikutnya ia akan terus mendengarkan lonceng ini dengan perasaan yang sama.
Kami terus dibawa menyisir kanal-kanal lain. Sekalipun lalu lintas padat, tampaknya nakhoda jago mengemudikan kapal mereka tidak saling bersenggolan. Atau menabrak tepi kanal yang terlihat juga rumah-rumah perahu. Wisata kanal Amsterdam dengan melewati Rumah Anne Frank itu berakhir di tempat penjualan permata, di Gassan Diamond Jewellery Store.
Baca trip Netherlands lainnya:
12 comments
Sungai pun bisa buat cari devisa bagi negeri Belanda. Harus diakui pengelolaan alam mereka lebih baik. Didukung geografi Belanda yang memang banyak dibawah permukaan laut. Mereka gak kehabisan air.
Kalau kita musim hujan kebanjiran. Musim panas air sungai tinggal seuprit.
Ambo alah manulis baliak, uni Evi. Kunjungi blog ambo, yo.
Ternyata biaya canal cruise ini nggak mahal-mahal banget. Aku udah kebayang, “hmm paling gak bayar 50-an euro ini” haha. Akibat terlalu berburuk sangka terhadap harga-harga jadi aku melewatkan kesempatan ini. Foto-fotonya bagus banget mbak. LOVE.
Keren kanal nya, Uni Evi. Langsung saya impikan untuk bisa juga kesana.
Jadi pengen ke Belanda. Dulu negara ini salah satu impian buat studi magister, semoga kesampaian hehe
Impian banget untuk bisa jalan-jalan di perahu begini, mengeililingi spot-spot kota di amsterdam
Sering liat artis-artis melakukannya, dan beberapa liat di film. Seru dan pengalaman yang luar biasa pastinya. Kudu banyak nabung hehehe
Asik sekali keliling Amsterdam naik Perahu gini. Sensasinya beda dibanding jalan. Jadi inget naik Perahu di Banjarmasin buat belanja ke pasar tradisionalnnya
Duuuh aku lgs mikir di manalah buku diaryne Frank punyaku ituuuu :D. Sempet ada, tp kayajnya dipinjam dan ga balik -_- .
Naaah tempat2 sejarah begini, apalagi yg aku pernah baca ceritanya LBH dulu, menarik utk didatangin mba. Apalagi cerita Anne Frank nya sendiri juga sedih sih 🙁 . Dengan lgs DTG ke tempat2 di mana dia prnh tinggal, jd berasa inget lagi Ama cerita bukunya
Aduhhh mba, indahnya ya. Kenapa ya setiap foto diluar negeri nampak lebih indah hihihi. Kalau liat tulisan temen2 blogger yang suka travel aku jadi envy, kapan ya aku bisa traveling. Mengingat dilingkunganku pergi ke luar negeri ijinnya syusahhhhhh *eh jadi curhat hihihi. Ditunggu postingan jalan2 berikutnya ya mba.
Masya Allah senangnya Uni Evi bisa melihat langsung rumah tempat permsebunyian Anne Frank, ada dentang loncengnya juga ya…jadi bisa membayangkan bagaimana suasana 78 tahun lalu..aku merinding…
sejauh mata memandang cantik banget, saya paling suka lihat bangunan-bangunan Eropa seperti ini mba, apalagi ada sungai-sungainya, hope someday bisa tinggal di tempat ini, aamiin dan menikmati semua pemandangan indahnya Asterdam
Di negara-negara maju, aliran air seperti ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatwan. Menyusuri jalur tanpa kemacetan guna menggaet wisatawan. Di negara berkembang, belum terpikirkan hal-hal seperti ini
Di negara berkembang kita masih sibuk gimana cari makan untuk esok, Mas. Mikirnya baru sampai dinperut. Jadi gak kepikiran bahwa lingkungan bisa dirawat untuk menghasilkan duit