Semakin sering berjalan semakin sadar bahwa mengamati adalah hal terpenting dalam satu trip. Intensitas pengamatan akan membuka intiensitas terhadap simpul simpul informasi dan relasi antar manusia. Dalam perjalanan ke provinsi Riau, saya tidak memasukkan Masjid Jami Air Tiris ke dalam itinerary. Namun dalam perjalanan ke Kabupaten Kampar, dalam mobil yang sedang melaju, saya mendengar Pak Fuad. Beliau warga lokal yang mengawani kami selama di Riau. Menyebut-nyebut tentang masjid paling tua di kabupaten Kampar kepada suami yang duduk di depan. Dari sana lah pintu terbuka untuk saya, mendengar langsung sejarah dari Pak Udin, Garin masjid bersejarah tersebut. Dari tidak tahu saya banyak dapat gambar Masjid Jami Air Tiris. Tahu sedikit mengenai asal usul Masjid Jami Air Tiris. Belajar tentang motif ukiran yang penuh makna. Terutama tentang sejarah berdirinya Masjid Jami Air Tiris yang juga dihiasi mitos. Ah dalam tiap perjalanan nikmat mana yang perlu didustakan?
Daftar Isi
- Pertemuan dengan Garin Masjid Jami
- Asal usul Masjid Jami Air Tiris Kampar Riau
- Sejarah Masjid Jamik Air Tiris Kampar
- Pelaksanaan dilakukan secara gotong royong
- Cerita Gaib Dalam Pembangunan Masjid Jami Air Tiris
- Batu Sondi dan Kepala Kerbau Keramat
- Menegakkan Tiang Tua
- Motif ukiran pada Masjid Jami Air Tiris Kampar
Pertemuan dengan Garin Masjid Jami
Pulang dari memotret Candi Muara Takus, mobil pun diarahkan menuju lokasi masjid yang terletak di Pasar Usang Air Tiris, Desa Tanjung barulak, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar. Tak terkira senangnya begitu turun dari mobil mata langsung dihadang bangunan kayu dengan banyak ukiran khas Melayu. Atap seng dengan cat coklat kemerahan. Usai sholat ashar saat itu. Tak terlihat seorang pun jamaah atau pengurus Masjid. Setelah memutari bangunan sejenak, dengan mengucap Assalamualaikum saya mendaki tangga. Udara segar khas masjid langsung terasa saat memasuki bangunan yang sudah berdiri sejak 1901 tersebut. Tak Pak Udin pun muncul. Beliau adalah Garin masjid dan dari beliau pulalah saya mendengarkan sejarah Masjid Jami Air Tiris berasitektur Melayu dan Cina. Beliau juga memberi saya buku Mesjid Djami’ Air Tiris karang DRS. H. Abbas Hassan yang saya gunakan dalam posting ini.
Asal usul Masjid Jami Air Tiris Kampar Riau
Ketika jalan raya belum terbentuk transportasi antar Negeri dihubungkan oleh sungai. Begitu pun terbentuknya sebuah kota, dari tepi sungai. Seperti Kota Pekanbaru. Awalnya pasar lalu berkembang menjadi sebuah kota.
Sekitar tahun 1950 pasar yang awalnya terletak persis di tepi sungai Kampar semakin ramai. Lalu digeser sedikit ke daratan yang sekarang disebut Pasar Air Tiris. Pasar ini semakin ramai dengan kedatangan para pedagang Dari Sumatera Barat. Banyak daganan yang mereka bawa, terutamanya barang-barang kebutuhan pokok. Dalam buku karangan DRS. Haji Abbas Hasan ini nama-nama yang berpengaruh atas pasar ini tercatat dengan teliti. Salah seorang adalah Datuk Mudo Songkal, kepala Ninik Mamak XII Kenagarian Air Tiris. Dengan berkembangnya pasar beliau merasa sudah saatnya mendirikan masjid. Tak hanya sebagai tempat persinggahan para pedagang menunaikan shalat tapi juga bagi masyarakat sekitar.
- Baca di sini tentang:Â Â Monumen Dalam Setiap Jiwa
Niat tersebut diusulkan kepada Datuk Palo yang berkantor di pasar tersebut. Dalam budaya Minangkabau, Datuk Angku Palo bikinan Belanda, dijadikan sebagai kedudukan tertinggi dari jabatan ninik mamak. Datuk Palo Air Tiris membawa usulan Datuk Mudo Songkal ke tingkat Ninik Mamak kenegerian Sungai tiris. Ternyata Ninik Mamak XII Kenegerian Air Tiris pun memandang perlu membangun mesjid . Banyak pedagang membutuhkan tempat layak untuk beribadah. Pun Sebagai negeri yang Islami masjid di pasar adalah sebuah pilihan yang elok.
Sejarah Masjid Jamik Air Tiris Kampar
Setelah usulan Datuk Muda Songkal diterima, para ninik mamak segera melanjutkan rembuk. Panitia pelaksana pembangunan Masjid Jami Air Tiris langsung dibentuk dan di bawah komando Ninik Mamak XII. Kerangka kerja pun di buat yang meliputi:
- Mencari areal lokasi tempat masjid akan dibangun
- Mengumpulkan kayu-kayu yang dibutuhkan.
- Mencari tukang dan pekerja.
- Apa saja yang di bisa disumbangkan oleh bajau-bajau Air Tiris ( Bajau mungkin semacam banjar di Bali yang merupakan kesatuan masyarakat hukum, memiliki batas-batas wilayah. Berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat)
- Apakah dikerjakan secara gotong royong atau dibayar
Rapat selanjutnya menentukan areal tanah tempat berdirinya Masjid. Tanah yang diusahakan oleh Ninik Mamak XII kenagarian Air Tiris. Di sini terlihat bahwa masjid kuno ini di kerjakan secara Swadaya oleh masyarakat sendiri. Secara gotong royong dan tidak dibayar.
Kayu dan Sandi dibebankan kepada masyarakat Banjar Air Tiris.
Tukang diambil dari tukang yang ada di Pasar Air Tiris.
Pelaksanaan dilakukan secara gotong royong
- Begitupun pencarian kayu dan bahan untuk sandi dibagi secara merata oleh setiap ban jauh atau desa. Masing-masing adalah :
2 batang kayu Kartini dan Sandi - 2 batang rusuk
- 2 batang talenggang
- 2Â batang Phogan
- 2 batang ambang.
- 5 batang kaso.
- 10 batang Le’ atau ring.
- 10 meter kayu Punak untuk atap dan pintu.
- Pagar kayu dinding dari kayu tantstunguDan beberapa kayu lain seperti pitatal, Rangau dan lain-lain.
Karena masjid tidak menggunakan paku maka diusahakan menemukan kayu yang telah tua, tinggi dengan ukuran 2 kali pelukan tangan manusia. Kayu-kayu tersebut nanti tidak perlu disambung. Pertemuan dua bilah kayu menggunakan pasak.
Cerita Gaib Dalam Pembangunan Masjid Jami Air Tiris
Dalam pembuatan masjid ini terdapat juga cerita-cerita gaib yang dicatat sebagai bagian sejarah pendirian. Terutamanya cerita gaib di seputar Datuk Songkal. Seperti saat mencari kayu di hutan Kalusu di atas Banjau Sawah. Disana tak ditemukan kayu yang memenuhi syarat maka rombongan pencari masuk ke dalam hutan lebih lebat, hutan Tapung namanya. Menjelang sore barulah bertemu kayu yang dibutuhkan. Karena tak mungkin menebang saat itu juga, rombongan memutuskan bermalam di bawah pokok yang akan ditebang besok. Anehnya keesokan paginya kayu tersebut menghilang. Maka Datuk Songkal bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dari sana beliau mengajak rombongan menuju suatu tempat dan di sanalah kayu tersebut ditemukan. Kayu tersebut dapat kita temukan dalam Masjid Jami Air Tiris sekarang dengan ukiran kalimat basmalah. Cerita ini mirip dengan saat Sunan Kalijaga mencari Tiang Soko Guru bagi Masjid Agung Demak, kayunya juga menghilang. Beliau bersemedi dalam Goa Kreo sebelum menemukan lokasi kayu hilang tersebut. Baca ceritanya dalam:   Jejak Sunan Kalijaga Goa Kreo Semarang
Begitupun kayu yang berasal dari Banjar Tanjung Bolik tak terlepas dengan cerita mitos. Saat kayu yang dihela menuju lokasi Masjid Jamik Air Tiris kayu-kayu ini terhujam ke dalam lumpur. Sekalipun banyak orang mengangkatnya, hanya Datuk Songkal yang bisa mengeluarkannya. Begitu pun suatu kali menabrak pohon besar dengan sarang lebah di atasnya. Datuk Muda Songkal memerintahkan agar lebah lebah yang kalang kabut kembali ke sarang. Setelah para lebah kembali masuk, sarangnya dipindahkan pohon lain.
Ketika kayu sampai di bajau anak-anak berlari, berebut bermain di atasnya. Salah seorang tidak sengaja pipis di atas kayu tersebut. Seketika anak itu kesakitan dan pingsan. Datuk Songkal mengobatai dengan cara meminta masyarakat membasuh kayu tersebut. Airnya ditampung untuk diminum kepada sang anak. Sebentar saja anak tersebut sudah kembali sehat. Kayu itu sekarang di dalam masjid diukir dengan kalimat Bismillahirrohmanirrohim.
Begitu pula dengan kayu banjau Nago Baralih, kayu Banjau Batu Belah, juga tidak lepas dari cerita kesaktian Datuk Muda Songkal.
Batu Sondi dan Kepala Kerbau Keramat
Di sebelah timur masjid terdapat sebuah kolam. Pikir saya tadinya itu untuk wudhu. Di dasar kolam terdapat sebuah gumpalan batu, sudah berlumut, dan mirip sekali kepala kerbau. Ternyata ada cerita keramat pula dibalik kepala kerbau ini.
Bermula dari pencarian batu sondi (sandi – tapak tiang bangunan) di Sungai Kampar. Namun batu berbentuk kepala kerbau ini ditemukan di Pulau Godang Bangkinang. Tidak digunakan sebagai batu sondi karena kegaiban yang di bawanya. Bila air dalam bak kering, ia akan kehausan, lalu menguak seperti halnya kerbau hidup. Menurut kepercayaan setempat bila batu Kepala kerbau di Masjid Jami Air Tiris menguak, ekornya yang berada di Johor Malaysia ikut berkibas kibas. Dan batu Kepala kerbau ini sering berpindah tempat tanpa bantuan manusia. Ia pernah juga masuk ke dalam sumur sedalam 7 meter. Kembali ke tempat semula tanpa tahu siapa yang mengeluarkan. Sejak batu itu di rendam dalam bak di bawah menara masjid, ia pernah berbunyi lagi.
Masyarakat juga percaya bahwa air rendaman batu Kepala kerbau ini bisa dijadikan obat. Terutama menyembuhkan anak-anak yang sakit. Bila dimandikan denganairnya, atas izin Allah mereka akan sehat kembali.
- Baca di sini tentang:Â Â Membangun Masyarakat Kepercayaan Tinggi
Menegakkan Tiang Tua
Setelah semua bahan terkumpul dibuatlah kenduri untuk menegakkan tiang tua. Dihadiri oleh masyarakat dan juga pemerintahan Belanda yang diwakili oleh afdeling Bangkinang dan istri. Kenduri ini menyembelih beberapa ekor kerbau. Masyarakat beramai-ramai menyumbang beras yang kumpulkan dalam tempayan besar. Hingga saat ini tempayan tersebut masih ada di dalam masjid.
Singkat cerita setelah afdeling Belanda dan istrinya meninggalkan tempat, kayu untuk tiang tua mulai didirikan oleh masyarakat bersama-sama. Dalam peristiwa ini terjadi keajaiban sekali lagi yakni ketika pemasangan menara induk dengan gonjong setinggi 3 m. Jarak dari tanah ke tempat pemasangan gonjong yang setinggi 20 meter membuat orang-orang merasa ngeri. Hanya Haji Ibrahim yang berani naik untuk memasangnya. Saat pemasangan memang terjadi insiden dengan jatuhnya Haji Ibrahim dari ketinggian. Keajaiban tersebut terjadi di sana sebab Haji Ibrahim ternyata baik-baik saja. Sekalipun saat jatuh kepala dan badannya membentur tiang tiang sebelum sampai ke tanah.
Motif ukiran pada Masjid Jami Air Tiris Kampar
Satu lagi yang menarik bagi saya saat berkunjung ke sini adalah mengamati motif ukiran. Badan bangunan baik di dinding maupun di dalam masjid dihias ukiran asli Melayu Kampar. Ada yang disebut motif bunga tengah atau bunga matahari dan motif anyaman terawang.
Ada makna yang dalam di balik penggunaan motif-motif tersebut.
Bunga matahari biasanya ditempatkan sebagai bunga tengah atau bunga induk. Karena bunga matahari melambangkan keindahan, kebesaran, dan keceriaan.
Di tengahnya motif terdapat daun melingkar sebanyak 8 helai. Ini melambangkan perpaduan, kekompakan, dan keharmonisan masyarakat yang bertekad bulat untuk mewujudkan keyakinan. Bunga matahari juga melambangkan kehidupan. Karena matahari diawali dengan terbit dari bawah, naik ke atas, lalu turun ke bawah lagi dan akhirnya tenggelam. Matahari juga mewakili hidup yang seperti roda yang selalu berputar. Kadang ke atas dan ke bawah silih berganti.
Motif Anyaman Terawang
Motif anyaman Terawang dapat kita lihat pada tikar pandan, Sajadah, tas pandan atau kampia dan sumpit .
Maknanya adalah bahwa kehidupan Perlu diisi dan diselang seling antara kepentingan lahir dan batin, duniawi dan ukhrawi, keluarga dan masyarakat.
Motif sulaman pandan atau Terawang juga melambangkan pentingnya kerjasama, saling mengisi dan kompak dalam masyarakat. Ini juga lambang bahwa silang pendapat itu soal biasa apabila disatukan sedemikian rupa akan membawa hasil yang baik.
Motif pucuk rebung. Pucuk rebung cikal bakal batang bambu. Sebelum jadi bambu rebung lunak. Seiring waktu rebung berubah menjadi keras. Ini adalah lambang dari konsep pendidikan. Sebuah proses untuk membentuk watak dan pribadi manusia. Dimulai sejak masa kanak-kanak sampai dewasa. Demikian juga untuk menanamkan jiwa agama harus dimulai dari bayi atau masa kanak-kanak.
Motif Bunga Manggis
Motif ukuran asli Kampar bunga manggis disusun berjajar. Fungsinya sebagai ventilasi. Di atasnya disebut Siong Siong atau gangsing yang juga berfungsi sebagai ventilasi dan keindahan.
Gasing dalam tradisi Melayu adalah mainan anak Kampar. Gasing baru bisa dimainkan apabila diputar. Semakin kuat putarannya semakin lincah dan indah gerakannya. Ini melambangkan bahwa hidup kita perlu bekerja dan bergerak terus serta kreatif. Kita tak boleh menunggu nasib atau tergantung pada orang lain.
Motif bunga manggis melambangkan keindahan dan kesuburan serta kekuatan lokal. Cikal bakal buah yang digemari banyak orang karena enak rasanya. Manggis meruapakan lambang kejujuran yang nampak di luar tapi kenyataan ada di dalam. Buah manggis tidak munafik. Demikian pula seharusnya hidup bermasyarakat yang perlu kejujuran dan ketulusan dalam beramal.
29 comments
Bagus bgt arsitektur mesjidnya.. ak langsung jatuh cinta sama ornament-ornamentnya
Penjelasannya super komplit,mbak. Saya jadi seperti berkunjung sendiri ke masjid ini
nahkan selalu ada kisah mistis ya hehe, percaya g percaya loh. keren ih bisa mencatat semua perjalannya dengan rapih
Ketika berkunjung ke suatu kota, Saya sangat exicted untuk menyempurnakan perjalanan dgn jelajah masjid yg historical. Dan saya bisa katakan mba cukup beruntung bisa menemukan masjid tertua di Riau ini. Saya katakan demikian biasanya tempat seperti ini agak sulit dintemui lantaran kadang lebih sering jauh dari pusat kota selain itu yang membuatnya tampak menarik, bangunannya begitu artistik
Detail sekali ya mba, setiap motif dan ukiran punya makna, menjadikan masjid ini khas banget dari nasjid-masjid lainnya.
Masya Allah..cantik sekali eksterior dan interior masjidnya mbak. Selalu kagum dengan masjid-masjid tua seperti ini. Apalagi kalau sampai kita tahu tentang sejarah di baliknya.
Subhanallah, ini mesjid yang sangat bersejarah ya mba. Perjuangan dalam membuatnya. Aku jadi ngebayangin saat mereka mencari kayu itu, tau-tau menghilang ya. LIhat mesjidnya aku juga suka sekali.
Sekilas kalo liat masjidnya seperti rumah adat ya.. Unik dan khas daerahnya bgt. Teru detail masjidnya juga punya makna ya..
Belum pernah wisata religi, baca sejarahnya masjid jami tiris ini terasa seru, kagum dengan keindahan bangunanya dan hebat ya bangunan semegah itu dibangun hanya dari kayu.
Berkunjung ke masjid2 yg bersejarah disebut juga dengan wisata religi. Di Indonesia banyak tempat2 yg bisa dijadikan wisata religi termasuk Masjid Jami Air Tiris Kampar ini.
Senang membaca pengalaman Mbak Evi, runut dan bikin baca sampai ujung penutup tulisan, berasa lagi baca majalah traveling.
Hmm..buah manggis memang enggak munafik ya, sama antara kenayataan yang ada di dalam dan di luarnya.
Maaf salfok saya Mbak
IIni masjid bersejarah dan penuh kisah. Saya suka bacanya. Jadi seakan berada di sana kalau Mbak Evi yang cerita. Sukaaaa!!
Lengkap dan detail sekali informasinya. Terlebih bisa bertemu Pak Fuad. Saya beruntung jadi tahu salah satu masjid Jami yang ada di Indonesia ini. Kenapa salah satu, karena setahu saya nama masjid dengan nama Jami itu sangat banyak.
Pernah pada saat itu, tepat dimana saya sedang dalam perjalanan dari Jogja ke Ciamis. Kebetulan naik bis, dan saya suka duduk samping jendela. Bisa lihat pemandangan, terlebih ya itu masjid yang sekilas saya baca. Dengan setelah saya perhatikan kok ternyata banyak nama masjid jami itu.
Masjid Jami tiris ini begitu menarik, apalagi ukir-ukirannya. Semoga kalau dapet kesempatan ke Riau, pengen bisa sholat di masjid ini.
Teknik membangun pada zaman dulu memang luar biasa ya, Mbak. Tidak memiliki teknologi canggih bukan berarti gak bisa membuat bangunan indah. Selain terkagum-kagum dengan ukiran kayu, saya terpana membaca cerita kalau bangunannya tanpa paku
Beruntung sekali bertemu dengan Pak Fuad yang secara tidak langsung mengenalkan masjid ini ya, Mbak. Karena ternyata bangunan maupun cerita yang melatarbelakangi berdirinya masjid ini benar-benar patut untuk dikenalkan kepada lebih banyak orang. Seni dan arsitektur masjid ini luar biasa indahnya. Masjid tua yang tak berkesan tua, tapi lebih kental kesan klasiknya. Pada umumnya bangunan tua memang dibangun dengan berbagai filosofi yang tidak asal-asalan, seperti halnya makna dalam ukiran di masjid ini. Aku jadi teringat masjid di kampung halamanku. Sebelum direnovasi, setiap jumlah tiang dan bentuknya memiliki filosofi tersendiri. Sayangnya sekarang sudah dibangun dan berubah total. Kesan modern dan ggagahnya dapat, tapi tidak dengan nilai seninya.
Bangunan zaman dulu tuh hebat, ya. Bisa berdiri tanpa paku.
Wow masjidnya udah tua ya mbak? Beneran ya gak pakai paku itu masang tiang2nya?
Jd keinget ilmu bangunan yg sering jg dipraktikkan di jepang sejak zaman dulu. Ternyat ukiran2 zaman dulu dibuat krn ada maknanya ya mbak, bukan sekadar hiasan TFS
Seru banget nulis tentang sejarah, keren ya bangunan masjidnya dari kayu tanpa paku, ornamen nya juga bagus banget
Daku suka sama ukiran khas masjid Jami Kayu Tiris, karena keindahannya dan semoga suatu saat bisa ziarah ke sana
Masjidnya unik ya… didominasi bahan kayu dan ukiran, terkesan klasik dan adem. Trus legenda kelapa kerbau dan ekornya yang di Malaysia itu lhoh yang bikin penasaran, apa iya? tapi wallahualam ya mbak …
baca tulisannya mbak evi ini tuh serasa lagi ada di TKP sedang khusyuk nyimak semua penjelasan dari garin masjidnya sembari mendengar lantunan ayat Alqur’an dalam logat Melayu. Suka banget deh ceritanya.
Masjid ini pernah dipugar gak?? Apaa sampai sekarang tetap tanpa paku semua sambungannya??
Tiba-tiba jadi penasaran gitu sama sosok Datuk Songkal ini.
suka banget lihat mesjid tua yang bersejarah. waktu ke cirebon aja udah kagum. apalagi lihat mesjid jami air tiris kampar riau ini ya, indah banget mba
Informasi sangat bagus mba, aku jadi tertarik untuk menulis tentang sejarah masjid. Setiap masjid ada cerita tersendiri ya saat pembangunannya
Nusantara kita banyak sekali tempat menarik dan bersejarah ya. Terus terang saya belum pernah ke Riau dan sangat ingin suatu saat bisa ke sana.
Bangunannya unik ya mbak
Ukiran-ukirannya juga artistik sekali
Dengan bahan utama kayu seperti itu, pasti didalamnya terasa adem
Bikin ibadah makin kusyuk
Mbak Evi kalo nulis tentang tempat bersejarah lengkap dan informatif sekali isinya, sukaaaa!
Jadi tahu kalo ternyata motif ukiran di Masjid tuh ada makna dan filosofinya :))
Selalu suka kalau membaca sejarah yang ada cerita mistis mistis gitu nya. Jadi membayangkan kekuasaan Nya, semua bisa terjadi ya .. padahal menurut logika anak jaman sekarang kan ah .. masa sih.
Padahal kembali lagi ke keyakinan, apa saja apa sih yg tidak mungkin bagi Nya?
Salam
Okti
ternyata motif-motif yang terdapat di masjid jami air tiris kampar riau ini ada makna / artinya yah, keren. thanks kak sudah berbagi pengetahuan seru
Tulisannya lengkap banget, saya jadi dapat banyak informasi mengenai Masjid Jami Air Tiris Kampar Riau ini. Beberapa waktu lalu suami pernah sih punya rencana keliling buat menyambangi masjid-masjib tua nan bersejarah, cuma belum pas waktunya nih. Thanks sudah menuliskan Masjid Jami, bisa saya masukkan list nih untuk suatu hari dikunjungi
Sepertinya sekarang sering nulis masjid, bu. Seperti waktu walinsongo dan yang lainnya 🙂
Semoga tetap sehat dan berbagi cerita serta foto.