Makam Sultan Syuriansyah – Catatan perjalanan tentang kuburan masih berlanjut. Kalin ini makam raja Banjarmasin – Kalimantan Selatan. Raja Banjar paling terkenal. Pembesar negeri pertama memeluk agama Islam di Kerajaan Banjar. Sebelum jadi raja dipanggil Raden Samudera. Memerintah selama 24 tahun dari tahun 1526 sampai 1550. Tahun naik tahta Sultan Suriansyah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Banjarmasin.
Sebelum masuk ke komplek makamnya, Sultan Suriansyah di benak saya hanya bayang-bayang kelabu. Pernah membaca tapi tidak ingat detailnya. Malah pernah tertukar dengan Sultan Iskandar Muda dari Aceh. Padahal tidak ada hubungannya dan jarak hidup mereka juga jauh berbeda. Tapi ya begitulah blogger alay yang mengaku penyuka wisata sejarah, kenyataan pengetahuan sejarahnya minim sekali.
Deskripsi Bangunan Makam Sultan Suriansyah
Maka dengan kepala kosong saya memasuki lokasi makam keluarga kesultanan yang terletak di tepi Sungai Kuin itu. Untung lah dari luar pagar sudah terpikat akan bentuk bangunannya yang khas Banjar. Kalau tidak membaca papan nama di tepi jalan saya tidak akan tahu bahwa di bawah atap dengan ukiran itu adalah komplek pemakaman.
Di sebelah kanan pintu masuk mobil ada gerbang kayu yang diberi lis kuning. Para penjual bunga bergerombol di kiri-kanannya. Barisan payung berhias rangkaian bunga terkembang di depan mereka.
Baca juga Makam Keramat di Pulau Angso Duo
Entah, mungkin ini cara display mereka untuk menarik hati pengunjung yang jelas pemandangan jadi unik. Awalnya mereka memanggil-manggil agar kami membawa bunga sebelum masuk lokasi makam . Tapi begitu melihat teman-teman memeganga kamera mereka langsung tahu bahwa ini rombongan turis, sambutannya langsung adem.
Di belakang pintu gerbang, di bawah tajuk rimbun pepohonan berdiri Museum Makam Sultan Suriansyah.
Lokasi makam ini dipercaya juga sebagai bekas istana kerajaan Daha. Sempat menghilang selama dua setengah abad sampai ditemukan kembali oleh seorang ulama Makkah bernama Abu Bakar Al Musawwa yang hanya berupa gundukan tanah. Tahun 1957 dibangun kembali dengan biaya swadaya masyarakat. Mengingat peran pentingnya sebagai situs sejarah, tahun 1983 dipugar seperti sekarang dengan bantuan pemerintah.
Bentuk makam berupa teras terbuka yang memanjang, beratap genteng dan berlantai ubin merah. Paling ujung terletak Makam Sultan Suriansyah bersama permai surinya. Tepat di tengah terdapat sumur tua yang dulu pernah digunakan Sultan mengambil air wudhu.
Minta Izin Mengambil Foto-Foto Makam Sultan Suriansyah
Seperti Komplek Makam Kesultanan Bima, Kompleks Makam Raja-Raja Gowa dan Sunan Muria, komplek makam Sultan Suriansyah juga sudah tertata.
Dua orang petugas duduk berbaris di atas tikar sesuai tugas masing-masing. Saya lihat ada beberapa orang yang sedang berkonsultasi. Tak lama tangan si Bapak menepuk-nepuk kepala mereka . Laku ini disebut di Tapung Tawar yakni memberi berkat kepada yang membutuhkan. Setelah selesai mereka meletakan uang ke atas dulang yang terletak di sebelah kanan yang besarannya tidak ditentukan. Serelanya.
Setelah bincang-bincang sejenak dan bersedekah sekdarnya, saya minta ijin kepada Bapak yang duduk dekat sumur keramat untuk mengambil foto-foto makam Sultan Suriansyah.Saya menunggu sejenak agar tidak mengganggu beberapa orang peziarah yang sedang khusuk berdoa. Dan bukan gaya saya untuk menarik perhatian karena di tempat sehening ini bunyi shutter camera sering memalukan.
Setelah mengambil foto makam sultan, saya bergeser arah tempat masuk lagi, mengamati satu persatu makam para kerabat dan orang kepercayaan Sultan semasa hidupnya.
Dalam komplek ini terdapat juga makam guru Sultan Suriansyah yaitu Khatib Dayan. Khatib Dayan yang berasal dari Demak ini lah yang mengislamkan Sultan dan pembimbing spititualnya.
Ada pula makam Patih Kuin. Kepala kampung kuin, pernah memelihara Sultan Suriansyah masa kanak-kanak . Sementara Patih Masih atau Kyai Masih juga salah seorang bekas kepala kampung kuin yang dihormati. Beliau terkenal sebagai kiai yang sangat bijaksana. Kemudian berderat para hulubalang dan seseorang bernama Haji Sa’anah.
Yang istimewa memang makam Sultan Suriansyah. Disusul anak dan cucu beliau yakni Sultan Ramatullah dan Sultan Hidayatullah. Masing-masing diberi cungkup kayu berukir berwarna hijau daun dan kuning. Itu adalah simbol kebangsawanan melayu
Sumur Keramat Makam Suriansyah
Usai mengambil foto saya kembali ke tengah dan duduk di dekat sumur. Bapak penjaganya dengan senang hati memenuhi permintaan saya bercerita tentang legenda sumur yang terdapat di Kalimantan Selatan itu.
Bahwa sumur keramat itu setua kerajaan Banjar. Disebut sumur gaib karena banyak yang percaya jika meminum airnya beberapa kehendak Insya Allah terkabul.
Dan di sini lah tapak kaki paling jelas dari Sultan Suriansyah karena pernah digunakan untuk mengambil wudhu. Saya melongok ke dalam, melewati pandang dari lembar kayu penutupnya. Sepertinya dalam dan tidak terlihat permukaan karena tertutup bayang-bayang lembar papan.
Menurut si bapak tutup itu berguna untuk mencegah kotoran sebab ada saja peziarah melemparkan benda-benda tertentu seperti bunga ke dalam. Padahal air sumur akan diminum oleh para peziarah lain .
Saya juga menemukan beberapa kuntum bunga di mulut sumur. Bapak tersebut menolak bunga itu saya sebut sebagai sesajian. Saya minta maaf dan tidak berani bertanya lebih lanjut kalau bukan sesajian lantas disebut apa?
Museum Makam Sultan Suariansyah
Di halaman sebelah kanan berdiri bangunan sederhana dari kayu. Di pintu tertulis Museum Makam Sultan Suriansyah.
Museum sederhana. Berisi koleksi benda-benda yang berhubungan dengan Sultan. Seperti keramik tua, foto-foto, baju adat, dan silsilah raja-raja Banjar.
Dan yah tempat ini tidak begitu terawat. Setidaknya selain debu, sarang laba-laba tebal bergayur di atas pafonnya.
25 comments
indah sekali ornament suluran pada makamnya
Iya hiasannya mewakili banget budaya lokal, Kak Fan 🙂
Ini yg di deket tepian sungai yaaa ??? Arah mau ke pasar terapung ???
Aku kayak nya pernah lewat
Tidak Kak cumi. Ini yang jalan ke sungai kuin, ke arah tempat wisata Pulau Kembang. Oh iya di sungai kuin juga ada pasar terapung ya 🙂
Komplek makam yang seperti taman bikin suasana enak kalo ziarah.
Pernah tinggal di Banjarmasin saya malah belum pernah kesini.
Iya tempat ziarah seperti ini tidak mewakili kuburan-kuburan mainstream yang ada dalam benak masyarakat, Pak Alris. Tidak lucu juga kalau setiap kuburan dihubungkan dengan hal-hal mistik, berbau klenik, atau hantu 🙂
Wah pas ke Banjarmasin kmrn, aku ga sempet mampir kesana. Sayang banget 🙁
Ya Kalau Mbak Yeye pergi ke pasar terapung di sungai kuin pasti melewati ini. Tapi waktu itu ke Teluk Baintan ya mbak 🙂
Komplek makamnya tertata rapi ya Mba.. Sehingga peziarah bisa nyaman saat ke sana..
Yang menghilangkan stigma bahwa kuburan itu seram Mbak Rita 🙂
makamnya megah banget ya mbak.
sepertinya cocok buat wisata sejarah. 🙂
Agak sayang sedikit, tidak seperti komplek makam raja-raja Gowa, makam Sultan Suriansyah ini minim cerita sejarahnya. Kecuali kita bertanya kepada bapak penjaga tersebut, Gung
Kompleks makamnya terlihat bersih ya Bu …
Tetapi mengapa musium kecilnya itu tidak terawat ya ?
Semoga yang berwenang bisa memperhatikan hal ini
salm saya
Iya saya juga heran mengapa museum nya seperti agak dianaktirikan, Om. Mungkin mereka kekurangan tenaga sukarela 🙂
Waah kalo makamnya terawat seperti ini, aku jg ga serem kesana :). Tapi agak kepikiran yg air sumur, itu termasuk musyrik ga ya ,percaya dgn meminum airnya akan terkabul bbrp keinginan :). Tapi ya sudahla ya.. yg ptg dr kita nya sendiri niat ingin ziarah ke makam sultan aja , bkn utk minum air sumur nya hanya krn berharap dikabulkan :D.
Musyrik atau tidak kita serahkan saja kepada ahlinya Mbak Fanny. Tapi saya memang tidak berani sih minum air sumur ini bagaimanapun ini kan air mentah. Perut saya rada-rada bekas soalnya 🙂
Makamnya rapi sekali Mbak, lihat sekilas juga orang gak bakal nyangka kalo itu makam. Semoga museumnya juga dirawat dan dikembangkan, potensial tuh buat wisatanya.
Iya musimnya mestinya lebih terawat lagi. Dan kalau bisa koleksinya ditambah ya biar tambah banyak wisatawan yang mengerti sejarah Kerajaan Banjar 🙂
Pengen banget jadi traveler mbak, tapi saya bingung harus mulai darimana 🙁
Mulai saja dengan menjambangi tempat-tempat menarik dan tidak ada kendala untuk mendatanginya, Awfa
selain makam sultan suriansyah, apakah ada makam lagi untuk diziarahi dekat banjarmasin ?
Sampai saat ini saya belum tahu ada makam lagi yang bisa di ziarahi di Banjarmasin, Sahabat 🙂
Kalau di Kota ku Pontianak ada Makan Sultan Karaton Kadriah mbak, cobain deh main ke Pontianak rasain sensainya.. hehe 🙂
Saya pernah main ke Keraton kadriah tapi belum pernah ke makam raja-raja nya. Semoga suatu saat langkah saya terbawa sampai ke sana. Terima kasih ya informasinya
Sama-sama. Terima kasih juga telah meninggalkan jejak 🙂