Kepiting Gemes Bung Kombor – Pekalongan | Sekalipun kunjungan ke batik ini dalam rangka menghadiri pernikahan adik ipar, waktu terbatas pula, tetap kurang sreg tanpa mencicipi nuansa kota yang terletak di Pantai Utara Jawa ini. Minimal kulinernya. Pendapat ini datang dari kepala rombongan kami (kakak ipar) yang begitu turun di stasiun kereta api, menyuruh kami cepat meletakan koper ke hotel agar langsung meluncur ke Rumah Makan Bung Kombor. Ketika masih sering bolak-balik Bandung-Pekalongan ia pelanggan setia rumah makan dengan specialty kepiting gemes ini. Bahkan sampai sekarang. Kalau kangen, keluarganya yang tinggal di Bandung order lewat telepon dan Bung Kombor akan kirim via travel.
Rumah Makan Bung Kombor ini tempatnya tidak terlalu besar. Terbukti dengan masuknya rombongan kami yang terdiri dari 13 dewasa dan 2 anak-anak suasana terasa agak sesak. Ditambah lagi saat itu jam makan siang. Kami pun menunggu sejenak sampai beberapa meja kosong. Untungnya menu sudah dipesan beberapa hari sebelumnya. Jadi tidak pakai lama kepiting gemes bung kombor bergelimang bumbu medok sudah terhidang ke meja makan.
Penyuka seafood, terutama kepiting, pasti langsung ngeces melihat sajian Kepiting gemes bung kombor yang segar ini. Kepiting gemuk hanya dipotong jadi 4 bagian yang tiap porsi berisi 2 ekor. Balutan bumbu merahnya yang medok akan membuat perut yang sedang lapar jadi kalap. Ohya warnanya memang merah, cabe banget tampaknya, namun tidak pedas. Kalaupun mau lebih hot tinggal pesan sesuai selera. Bumbunya meresap ke dalam daging dengan sempurna. Ini lah penyebab mengapa kepiting kombor disebut juga kepiting gemes, yang makan jadi gemes saking nikmatnya.
Kepiting Gemes Asli Khusus/Bertelur
Bisnis makanan memang mudah ditiru. Tak terkecuali kepiting gemes yang bisa kita temui di restoran seafood lainnya di Pekalongan. Saya pikir itu yang membuat Bung Kombor perlu memasang pengumuman pada daftar menunya: Perintis Kepiting Gemes Asli Sejak Tahun 1983.
Selain kepiting gemes tersedia pula kepiting goreng dan kepiting rebus. Walau specialtynya adalah kepiting, yang akan berwisata kuliner Pekalongan tak perlu kecil hati, mereka juga sedia udang goreng mentega, tepung, pecel, dan rebus.Saya lebih banyak memilih udangnya karena malas mengutak-atik cangkang kepiting. Mau makan saja kok repot? Walau Bung Kombor menyediakan cobek kecil untuk memecah cangkang ya tetap makan kepiting jadi merepotkan bagi saya. Dan agar menu santap lebih berserat tersedia cah kangkung udang, cah kangkung polos, dan cah toge.
Harga Kepiting Gemes Bung Kombor
Oke. Kepiting Gemes Bung Kombor memang aduhai. Semua orang dalam rombongan saya setuju. Lantas bagaimana dengan harganya, aduhai pula kah? Ngomongin harga pasti akan relatif ya. Tergantung isi kantong dan juga mutu produk yang ditawarkan. Kepiting kombor didatangkan langsung dari nelayan Pekalongan. Namun bagi saya kepiting kombor ini tidak murah. Ini contoh daftar harga per porsi :
Kepiting Gemes Asli Khusus/Bertelur Rp. 155.000
Kepiting Gemes Adku Spesial/Besar Rp. 145.000
Kepiting Gemes Asli Super/Sedang Rp. 125.000
Kepiting Gemes Asli Biasa/Kecil Rp.95.000
Jadi yang sedang di Pekalongan dan bingung mau makan apa, boleh coba Kepiting Gemas Bung Kombor ini.
Rumah Makan Bung Kombor
Jl. Blimbing N0.134 – Pekalongan
Telp. (0285)422108 / Hp. 08154 80 30 600
32 comments
waduh bikin ngiler banget nih kepitingnya… 😀
Selamat ngiler, Ko hahahaha…
Kayanya warna merah kepitingnya ini membuat ngiler Mbak…
Sejarah kita dengan masakan berbumbu langsung mengundang imajinasi Maa Chan hahaha…
Astagahhh kepiting!!! Mauuuu…. Memang dari gambarnya aja kepiting Bung Kombor itu udah terlihat menggemaskan hehehe
Semoga aku bisa ikut bergabung lagi ke Pekalongan dan kita samperin tempat ini, Mas Halim ….
Itu fotonya memang sungguh menggemaskan yg liat pun ikutan kalap :p
Dirimu penggemar kepiting juga ya Mbak Muna? 🙂
Duh, aku suka banget kepiting mbak, kalo gak inget dia nyumbang banyak buat kolesterol jahat, bisa kalap makannya 😀
Kolesterol ini harus membuat para penggemar kepiting harus makan dengan bijak, Jeng Lis 🙂
Masakannya kelihatan enak. Saya juga suka kepiting. Kombor apa artinya?
Seharusnya kepiting bertelur di release karena akan menjaga keberlangsungan hidup generasi berikutnya. Sangat disayangkan kepiting bertelur juga ditangkap.
Kepiting ini dari penangkaran Pak Alris. Pengusaha tidak menjual semua yg bertelur dan menyisakan utk pembibitan. Sebagian yg bertelur se gaja dijual karena harganya lebih baik 🙂
keptingya segar enggak mbak? Pengalaman kalau kepitingnya kurang seger, rasanya jadi agak beda gitu~
Segar Mas Fahmi. Berasa manis dagingnya 🙂
huaaaa mauuu kepiting
*robek2 hasil MCU*
Mau kepitingnya…lalu kedap-kedip laju kolesterol….eh kalau saya tetep nowel dikit loh Uni Evi alias tergoda. Sepakat bikin gemes. [Toss dengan semboyan sesepuh rombongan meski terbatas waktu, kuliner khas tak terlewatkan, hehe]
Salam hangat
Yang menghentikan kalap makan kepiting ya cuma kolesterol itu, Mbak Prih 🙂
Saya juga termasuk yang males repot makan kepiting. Males mecahin cangkangnya 😀 Padahal kelihatannya enak ya..
Tozz ah sesama pemalas, Mbak Milo 🙂
huaaa warna merah kepitingnya bikin ngileeer…
walau merah gak pedes ya ternyata.
suka kepiting juga sebenernya uni tapi gak pernah pinter-pinter cara bukain cangkangnya.
salam
/kayka
Iya cangkangnya bikin repot, sementara dagingnya cuma sedikit. Malesin deh, Kayka 🙂
Walah, penampakannya bikin gemes nih mbak, hahaha
Anakku suka kepiting, tapi belum pernah makan di sini kalo pas di Pekalongan. Abisnya udah disuguhi makanan di rumah kakak ipar sih 😀
Nanti kalau ke Pekolangan lagi boleh diajak si adek ke sini, Mbak Hidayah. Pasti dia suka banget 🙂
Aduh, kepitingnya, kelihatan
Waduh tombolnya tertekan, maaf ya Mbak. Itu kepitingnya kelihatan enak banget, Mbak! Sesekali tak apalah makan kepiting, meski harganya agak mengagetkan, tapi kalau makanan mah, yang penting rasanya :hehe. Ngiler abis melihat kepitingnya!
Emang enak banget Gara. Yang muda boleh deh puas-puasin melahapnya 🙂
Siap! *sejenak melupakan kolesterol* :hihi.
Kolesterol untuk anak muda, cincai sajalah, Gara 🙂
selama di Pekalongan mah jarang makan di sini, memang terasa mahal. Tapi sekarang karena datang sebagai “tamu” maka rasanya wajib makan kepiting di sini. Btw ada beberapa rumah makan kepiting lain juga yang aku suka, kayak Bu Nani dan satu lagi di Comal, aku lupa namanya.
Pekalongan selain kota batik pqntas juga disebut kota seafood ya Mbak Don. Ntar pas balik lagi yuk puas-puasin makan kepiting 🙂
harganya pun cukup wah juga ya mbak…sesuai lah dengan rasanya
Iya harganya sesuai dengan rasanya 🙂