4 Keindahan Hakiki Danau Sentani – Dalam penerbangan Wamena-Jayapura, dengan Trigana, pesawat baling-baling berkapasitas kecil, terbang agak rendah, saya dan teman di sebelah sering melongok ke luar jendela. Karena tak kuasa menolak pesona gumpalan awan putih bersih berlatar langit biru jernih. Belum ladi gundukan bukit-gukit hijau bergelombang yang dibelah sungai-sungai dan jalan di bawahnya.Â
Mendekati Sentani International Airport, lansekap di bawah kian memesona. Danau Sentani terhampar bak permata. Dengan luas sekitar 245 hektar, kedalaman maksimal sampai 52 meter itu, seolah menyapa dengan tenang: “Hai selamat datang di rumah saya”.
Danau Sentani berada di lereng Pegunungan Cagar Alam Clyclops. Dengan segala keunikan yang dapat ditangkap mata saat cuaca terang, ia seperti sepotong surga yang dilemparkan Tuhan ke Papua. Di permukaannya mengambapng pulau-pulau tak kurang dari 22 buah jumlahnya. Dan pulau-pulau yang mempunyai pantai berpenghuni semua.
“Aneh dan eksotis banget lansekapnya” kata teman saya. Tak lupa mengusungkan ponsel mendekati kaca jendela pesawat agar bisa memotret panorama yang penuh misteri menurutnya itu.
Memandang ke tepi-tepi pulau berupa bukit-bukit itu, saya memang tak habis pikir dengan cara manusia memilih tempat tinggal. Di mana trrdapat bumi datar, di sana lah mereka membangun rumah.
Danau Sentani Sumber Kehidupan
Danau Sentani adalah sumber kehidupan. Saya belum membaca kajian tentang proses terbentuknya danau ini. Yang jelas dengan bukit-bukit atau juga pulau-pulau, ia memerankan lakon yang ia punya, sebagai sumber air dan sebagai objek wisata.
Sebelum prahara Covid-19 menyapu Indonesia, setiap tahun berlangsung Festival Danau Sentani di sini. Pengunjung yang datang tentu saja bisa membantu gerak ekonomi.
Baca juga:
- Legenda Putri Biru Danau Tambing
- 5 Aktivitas Seru di Tepi Danau Poso Tentena
- Danau Sipin Jambi, Wisata Alam di Tengah Kota
- Wisata Kerbau Rawa Danau Panggang
- 13 Foto Bukit Cinta Rawa Pening Ambawara
Selain menyuguhkan panorama alam, danau yang terletak di Kabupaten Jayapura ini, juga punya cerita sejarah. Di dasar danau terdapat banyak batu-batu purbakala. Pokoknya untuk penyuka sejarah dan budaya, akan menemukan banyak cerita di sini. Pergila lah ke kampung Doyo Lama, distrik Waibu, di sana terdapat bekas rumah prasejarah berusia ribuan tahun.
Berikut 4 Keindahan Hakiki Danau Sentani Jayapura jika teman-teman traveling ke sana.
1. Pantai Khalkote Lokasi Festival Danau Sentani
Saya belum pernah mengikuti Festival Danu Sentani. Ada rencana ikut tahun 2020. Eh apa kata Covid-19 membuat dunia haru-biru. Boro-boro mau festival, untuk ke Jayapura saja sekarang agak sulit. Selain airport pernah ditutup, protokol kesehatan juga ketat. Yah nunggu saja semoga tahun depan tutas semua urusan pandemi covid.
Danau Sentani memang lokasi idel untuk menyaksikan festival. Biasanya diadakan di pertengahan Juni. Tak aneh jika program kalender pariwisata utama ini banyak peminatnya. Selain disuguhi panorama alam, kita disuguhi pula berbagai atraksi budaya yang dilakoni masyarakat.Â
Belum diterjang banjir bandang tahun 2019, yang pertama kali kita temui saat berwisata ke danau Sentani ialah pantai Khalkote. Ada panggung besar untuk festival di tepinya. Sekarang sepertinya sudah tidak ada. Korban banjir bandang tak hanya panggung besar itu. Bahkan yang eksotis dari 4 Keindahan Hakiki Danau Sentani Jayapura, peninggalan megalitikum berupa papan batu di situs Tanjung Warakho, Kampung Doyo Lama, distrik waibu juga ikut tenggelam.
Untung lah Pemda sudah melakukan berbagai perbaikan. Pantai Khalkote kembali cantik. Kalau tak ada Covid, mereka siap jadi tuan rumah olahraga air pada PON 2020.
Di pantai Khalkote terdapat satu dermaga. Di sini bersandar perahu-perahu wisata yang akan membawa kita keliling Danau. Ke sana lah kami pergi setelah puas menikmati dan makan di Khalkote. Rencananya selain melihat keindahan Danau Sentani dari air juga akan mengunjungi Kampung Asei Besar.
2. Keliling Danau Sentani Dengan Perahu
Atraksi seru untuk menikmati eksotisme danau Sentani ini adalah berkeliling dengan perahu. Tapi tentu saja tidak akan mengelilingi seluruhnya karena sangat luas. Teman-teman akan dibawa mendekati perkampungan yang terdapat di pantai pulau pulau.
Nah salah satu dari 4 Keindahan Hakiki Danau Sentani menikmati panorama sepanjang perjalanan. Selain melihat deret rumah yang sebagian kakinya terendam air, aktivitas penduduk juga jadi pemandangan menarik. Kami ikut bergembira mendapat1 3 orang anak sedang bermain di tepian. Mereka bergelayutan dengan seutas tali yang diikat pada batang kelapa. Setelah berayun-ayun cukup kencang, menceburkan diri ke air. Persis seperti tarzan! Gelak tawa mereka akan mengingatkan kamu pada masa kanak-kanak.Â
Kami pun melihat beberapa perahu mencari ikan.
Iya dalam Danau Sentani hidup tak kurang 30 spesies ikan air tawar, 4 diantaranya endemik. Ada ikan gabus, ikan pelangi, pelangi merah dan hiu gergaji. Hidup juga kerang yang disebut penduduk lokal sebagai Felle.
Felle tidak hanya enak untuk dimakan tapi juga digunakan sebagai pengobatan. Hewan itu hidup di dasar danau yang berlumpur di muara-muara kali yang mengalir ke danau dan terkadang menempel di tiang-tiang rumah di pinggir danau.
Sewaktu banjir bandang masyarakat sempat heboh dan menjadi viral di sosial media. Karena kemunculan ikan-ikan hiu yang diperkirakan ahli berasal dari hiu laut. Ikan gergaji (Pristis microdon) adalah ikan yang hidup di Danau Sentani. Hiu gergaji juga populer dengan nama pari atau hiu sentani, Papua. Orang barat menyebutnya largetooth sawfish yang berarti ikan gergaji bergigi besar.
3. Kampung Asei Besar
Keceriaan anak-anak kembali menyambut kedatangan kami di Kampung Asei Besar. Mereka sedang berlomba terjun ke air dengan saling menggoda.
Kampung Asei Besar ini tidak terlalu luas. Keliling jalan kaki 1 jam juga sudah selesai. Namun pesona Danau Sentani membuat kampung terasa istimewa. Kalau teman-teman menyukai wisata budaya, coba gali cerita dari masyarakat. Mereka akan senang menceritakan segala sesuatu yang pernah terjadi di kampung ini. Misalnya legenda tentang nenek moyang orang Asei yang datang ke tempat ini dengan menunggangi naga.
Penyuka sejarah juga dapat menyusui artefak-artefak peninggalan perang dunia ke-2. Menurut cerita di sini masih terdapat rongsokan jenis senjata dan tangki bahan bakar peninggalan perang. Tak heran karena tempat ini pernah dijadikan tentara sekutu sebagai base mereka.
Berjalan-jalan di seputar kampung ini kita akan berjumpa dengan penduduk yang setiap saat akan menyapa dengan ramah. Entah di warung maupun sedang duduk di beranda rumah mereka. Anak-anak pun akan senang mengikuti langkah kita. Tak perlu dikasih uang tapi kalau diberi makanan kecil tentu mereka senang.
4. Gereja Tua Kampung Asei Salah Satu Dari 4 Keindahan Hakiki Danau Sentani Jayapura
Dan tak ketinggalan jangan lupa berkunjung ke Gereja Tua kampung Asei besar ini. Melangkah di sisi danau dengan sedikit tanjakan, kita akan bertemu gereja dengan menara 3 tingkat. Ada salib di atasnya
Gereja Kristen ini dibangun pertama kali tahun 1930 an. Menurut sejarahnya, awal dibangun hanya berdinding gaba-gaba atau pelepah palem dengan atap rumbia. Saat perang dunia ke-2 tahun 1966 , gereja ini hancur akibat pertempuran antara Jepang dan tentara sekutu Amerika.
Konon Puau Asei Besar termasuk dalam wilayah pergerakan tentara Jepang atau dinamai juga sebagai lintasan merah. Tak heran jadi sasaran bombardir sekutu. Akibatnya banyak bangunan rusak dan penduduknya mengungsi ke daerah lain.
Tapi saat ini Gerejja Tua Kampung Asei sudah cantik. Teman-teman sekalipun tidak beribadat, sepanjang sopan, boleh kok masuk ke dalam. Meresapi ketenangan dan aroma masa lalu tempat ibadah ini.
Baca juga cerita lain trip ke Papua:
11 comments
Saya jadi ingat salah satu kenalan yang dulu kuliah S2 Kedokteran di UGM berasal dari Sentani, sekarang beliau jadi dosen di poltekkes Kemenkes. Tiap ngobrol selalu bilang kalau usahakan main ke Sentani. Ada banyak hal indah yang bisa dilihat dan diabadikan
Sesuatu yang indah, bagus dan cantik itu pasti emang susah dijangkau ya kak, temasuk Danau Sentani ini.
Baca artikelnya kak Evi aja, udah kebayang bagusnya.
Apalagi daerah ini sarat sejarah ya.
Biasanya gitu Mbak
Udh keabisan kata2 kalo melihat Papua :). Cantiknya kebangetan :o. Aku melihat anak2 nya lgs seneng juga mba. Kliatan bgt mereka ramah dan ceria yaaa. Aku hrs ingetin diri sendiri, kalo ntr bisa ke tempat ini , pengen bawain bbrp Snack utk dibagi2in ke anak2 di sana :). Selalu seneng kalo melihat mereka excited dengan snack2 yg dikasih
Iya Mbak, kalau ke sana jangan lupa bawain mereka makanan kecil. Mereka senang dapat oelh-oleh dari wisatawan tentunya 🙂
Indahnya Danau Sentani. Kebayang kehidupan disana tenang ya. Dan danaunya unik sekali dengan Alam, budaya, manusia disana. Semoga yahun depan kita bisa barengan ke Festival Danau Sentani yaa. Mau dipotretin dipinggir Danau deh
Iyaaa..Pengen lagi datang ke Papua..Alam dan budayanya adalah gudang cerita yang siap disingkap kepada dunia 🙂
Selalu saja saya membaca artikel perjalanan Mbak evi membuat saya seperti ikut Jalan Jalan ke danau sentani. Indah banget ya mbak.
Saya pernah membaca tentang festival danau sentani ini, semoga tahun depan dibuka lagi yaa. Semoga juga pandemi segera berakhir. Aamiin
Iya Mbak..Covid ini bikin semua sektor ekonomi terjerembab. Semoga cepat punah dan kita kembali ke kehidupan normal. Bisa jalan-jalan lagi kemanapun dompet bisa membawa 🙂
lihat ini jadi kangen jalan-jalan mba Evi, duh saya suka banget kalau jalan-jalan ke tempat alam dan kearifan lokal begini. bayangin ikut bergelantungan mandi di tepi danau sama mereka, seru jadi pengen ikutan. suka juga sama anak-anak lokal yang uni begini berfoto sama mereka sebuah hal yang menyenangkan buat saya, bisa main bareng dan tertawa dengan mereka, duh jadi kangen daerah-daerah pedalaman begini.
Mbak Mei, aku penganut paham, bahwa makin banyak kita kenal budaya orang lain, makin kita tahu siapa kita. Jadi emang suka kalau traveling bisa minggle dengan penduduk lokal 🙂