5 Aktivitas Seru di Tepi Danau Poso Tentena – Warna airnya hijau tosca cenderung biru dan jernih. Dengan mudah merefleksikan langit di atasnya yang dapat menimbulkan perasaan riang kekanakan.
Banyak yang unik dari danau purba ini. Kalau dilihat dari atas bentuknya seperti pecahan permata yang bertali di kanan atas. Seperti name tag. Maklum ia tersambung langsung dengan Sungai Poso yang bermuara ke Teluk Tomini. Laut yang dulu bergolak saat terjadi gempa Poso dan menyapu hampir seperempat kotanya.
Danau Poso dengan sejarah yang panjang, dinobatkan sebagai terbesar ketiga setelah Danau Toba di Sumatera Utara dan danau Singkarak di Sumatera Barat. Kalau kamu dari Tangerang seperti saya, perjalanan ke sini langsung terbayar begitu menghirup udara segar di tepinya.
Baca juga Pulau Maratua Yang Wow Banget Untuk Didatangi
Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di tepi danau yang sekelilingnya perbukitan dan hutan berhawa sejuk ini. Mulai dari pemandangan alam, bercengkerama dengan penduduk lokal, mengetahui sedikit budaya, dan menyesap kopi kojo.
1. Menyelisik Sejarah Danau Poso Tentena
Saat seseorang menyebut Danau Poso Tentena ini sebagai danau purba, membangkitkan suatu kesenangan aneh dalam diri saya. Mungkin seperti gerakan lempeng Sulawesi yang sudah lama tidur lalu gara-gara gravitasi membuatnya bergerak.
Berdirilah di tepinya dan ketahuilah bahwa proses terbentuknya Danau Poso adalah bagian dari terbentuknya Pulau Sulawesi. Sekitar 2 juta tahun yang lalu lempeng bumi bergerak, patahan atau sesar bergeser dengan saling menjatuhkan, membuat cekungan besar yang sekarang terisi air.Bayangkan betapa hebohnya tempat ini 2 juta tahun yang lalu.
Baca juga Pesona Kebun Raya Minahasa
Singkatnya tempat ini dan sekitarnya dulu adalah lautan yang terangkat ke permukaan.
Penjelasan dari guide kami, Pak Agus, membuat saya mengerti mengapa dasar Danau Poso adalah pasir putih, bukan lumpur seperti kebanyakan danau. Ini yang membuatnya airnya jernih sepanjang masa.
2. Aktivitas Seru di Tepi Danau Poso Tentena – Melintas di Jembatan Pamona
Jembatan ini merupakan salah satu ikon kota Tentena. Ada keprihatinan dalam suara Pak Agus saat bercerita bahwa jembatan itu akan dibongkar dan diganti jembatan baru. Tujuannya untuk memperdalam danau. Peningkatan debit air diperlukan untuk memutar turbin PLTA Sulewana milik PT Poso Energy.
Baca juga Bertamu ke Kompleks Makam Raja Gowa
” Untungnya hal itu tidak terjadi karena mendapat protes dari masyarakat, ” Ujar Pak Agus bernada lega. Saya pun bersyukur karena jembatan yang terbuat dari kayu Kulahi ini bisa tahan sampai 300 tahun ini mempunyai ikatan emosi yang dalam dengan masyarakat. Tentu banyak cerita di dalamnya.Â
Sayangnya dari update terakhir kelegaan Pak Agus tak berlansung lama. Bulan Oktober tahun lalu sudah dilakukan pemugaran dengan mengganti semua tiang kayu dengan rangka baja. Tapi lantainya tetap akan menggunakan kayu agar tidak terlalu jauh dari aslinya.
Baca juga Cerita Dari Teluk Buyat Minahasa
Memang banyak yang menyayangkan kan atas digantinya jembatan kuno ini dengan jembatan yang lebih moderen. Hilangnya sejarah adalah satu hal. Ikatan emosi dan budaya adalah hal lain.
Jembatan Pamona dulu dibangun masyarakat secara bergotong-royong. Kayu-kayu dikumpulkan dari desa masing-masing. bahu membahu mereka merentang di atas Sungai Poso, menghubungkan dua kelurahan yaitu Sangele dan Pamona.
Baca juga Berarung Jeram di Progo Atas
Ada tiga budaya yang akan hilang dengan dikeruknya Danau dan Sungai Poso. Budaya Mosango, tradisi menangkap ikan beramai-ramai dengan alat tangkap tradisional. Budaya pesisir Danau Poso yaitu Waya Masapi, menangkap sidat khas Poso dengan memasang pagar dari bambu di tengah sungai. Selanjutnya adalah monyilo, cara nelayan Danau Poso menombak ikan dari perahu pada malam hari dengan menggunakan lampu sebagai penarik bagi ikan.
3. Mengunjungi Bekas Rumah Tinggal Albertus Christian Kruyt
Kamu penyuka sejarah akan senang mengunjungi Tentena. Karena banyak peninggalan masa lalu yang ceritanya masih bisa digali hingga saat ini.
Seperti kita tahu agama mayoritas di Tentena adalah kristen. Dan agama Kristen di Sulawesi Tengah dimulai dari kedatangan AC Kruyt ke Sulawesi tengah pada tahun 1890. Seorang penginjil anggota lembaga misionaris Belanda yang kelahiran Jawa Timur pada tahun 1869, dan meninggal di Den Haag pada tahun 1949.
Baca juga 5 Wisata Ambon di Tempat Bersejarah
AC Kryut sangat dihormati di Poso. Kalau teman-teman jalan-jalan ke Taman Kota Tentena di sana berdiri dua patung misionaris yang berjasa pada kota ini. Mereka adalah itu Albertus Christian Kryut dan Dr. Nicolaus Andriani.
Rumah bekas tinggal AC Kruyt sampai saat ini masih bisa kita lihat di Tentena. Tidak jauh dari mulut jembatan Pamona. Memang sih saat ini rumah tersebut sudah tidak terawat, dinding dan langit-langit nya sudah banyak yang rusak. Menurut Pak Agus tempat itu dulunya digunakan oleh Gereja tapi sekarang sudah tidak lagi.
Baca juga Beningnya Air Pantai Tanjung Bira
Sayang ya kalau tempat bersejarah ini lumat begitu saja ditelan zaman? Mudah-mudahan gereja akan memperbaikinya dan menggunakannya sebagai museum. Demi generasi muda Poso beragama Kristiani tentunya ini sangat bernilai.
4. Menikmati Kopi Kojo di Rumah Bambu Dodoha Mosintuwu
Kopi selalu punya cerita. Tak terkecuali di Poso yang terkenal sebagai penghasil Kopi Kojo. Datang dari kebun di desa Bancea Kabupaten Poso. Sudah mulai ditanam tahun 1912 di bawah Hindia Belanda.
Mengapa Kopi Kojo saya masukan dalam aktivitas seru di tepi Danau Poso Tentena ? Unik! Karena Kopi Kojo ini merupakan hasil karya kaum perempuan yang bernaung di bawah sekolah perempuan Dodoha Mosintuwu.
Di rumah bambu yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari tepi danau Poso, kamu bisa menikmati aneka sajian kopi Kojo kekinian. Dari dari kopi tubruk, kopi susu gula aren, Vietnam drip, Mocha, honey coffee sampai Long Drip. Untuk semua sajian itu harganya hanya rp8.000 sampai rp20.000. Saya yang bukan penikmat kopi sejati saja senang banget mencoba kopi di sini.
Di waktu-waktu tertentu di sini juga disediakan musik hidup dan wifi.
Terus keluarlah ke arah jembatan kamu akan menemukan tempat selfie yang kece punya. Waktu berada di sini saya saja sampai lupa waktu, pengennya foto-foto terus berlatar belakang air hijau tosca.
5. Melewatkan Sore di Pantai Siuri
Masih berlanjut tentang 5 aktivitas seru di tepi Danau Poso Tentena, sekarang pergilah ke Pantai Siuri.
Biasanya pantai berada di tepi laut tapi kalau di Poso Pantai siuri berada di tepi danau. Mengingat sejarah terbentuknya, laut juga sih sebenarnya. Lihat saja pasir pantai yang kasar-kasar dan besarnya seperti merica. Warna kuning kecoklatan dan berkilau ditempa matahari siang. Tidak seorang pun akan merasa salah karena merasa sedang berada di tepi pantai.
Baca juga Masjid Terapung Pantai Losari
Kalau ingin mau menginap, persis di tepi danau, melihat nelayan pergi dan pulang setiap sore di sinilah tempatnya. Karena Resort Pantai Siuri melengkapi diri dengan cottages dan fasilitas bermain. Ada bangku kayu dan spot-spot untuk selfie di sana.
Tapi kalau pun tidak bermalam cukup menyenangkan menghabiskan waktu bersama teman-teman dan keluarga di sini. Karena di tepi pantai juga tersedia tungku untuk memanggang ikan atau bbq dan bermain bola voli.
Jadi kapan kamu mau datang ke Tentena?
29 comments
Pengen mencicipi kopi Kojo di rumah bambu terus pindah ke pantai menikmati pemandangan danau Poso yang cantik..
Heavenly itu Mbak Dew..Menghirup kopi wangi di tempat bagus dan bersama orang-orang tercinta 🙂
Ya ampun lama gak main ke blog Mbak Evi kangen banget 🙂
Lama gak liburan dan liat foto-foto yang kece as usual ini juga menghibur. Aku suka foto-foto di dermaga. Kalau aku di sana udah kebayang minta fotoin dengan berbagai macam gaya hahaha.
Hahaha..Akhirnya Kak Yayan mampir ke sini. Terima kasih ya..Aku pun sudah kangen banget pengen jalan lagi Yan. Apa boleh buat. Sekarang harus sabar dulu
MasyaAllah danaunya ternyata indah sekali ya Mbak Evi. Warna airnya biru. Danau Poso ini terkenal banget dulu pas pelajaran SD. Sama terkenalnya dengan Danau Toba.
Bedanya Mbak Evi bisa mengunjungi banyak tempat indah di Indonesia, saya hanya bisa mengenalnya melalui pelajaran IPS dan Geografi. Hihihi..
Setiap perjalanan ke suatu daerah, seneng banget kalo bisa cicipin makanan/minuman di sana, kopi sekalipun pasti rasanya beda meskipun dimana aja ada ..
cakep bgt danaunya , beneran kaya laut ya mulai dari warna airnya sampai pasirnya, ternyata dulunya emang terbentuk dari laut..
sayang bgt kalau jembatannya diganti.. kenapa gak dipertahankan aja untuk mengenang sejarah? sedangkan jembatan baru dibuat di dekatnya.. sepertinya itu lebih win-win solution..
Danaunya sarat akan sejarah, mulai dari terbentuknya 2 juta tahun yang lalu, sampai jadi saksi gempa dan tsunami di Sulteng ya…
Kayu Kulahi ini di Kalimantan mungkin sama dengan kayu Ulin kali ya, mbak. Makin lama kena air semakin kuat.
Mungkin Mas. Waktu di sana saya kurang konfirmasi pada guide-nya
Sama kayak Mas Yayan.
Kangen mengembara ke hutan kata mba Evi.
Rasanya pengen banget nih difoto sama doi, di spot-spot menarik Tentena.
… atau di foto dimana sajalah asal mba Evi, fotografernya.
Pasti dijamin super kece ya!
Ya Allah pengeeeen bnget mbaaa kesana :D. Tadi pas baca kalo danau ini seperti name tag diliat dr atas, aku lgs cari di google. Jd dia memanjang gitu yaaa :). Iya sih kayak name tag jadinya.
Kalo udh denger danau purba, aku tuh lgs ngebayangin seperti apa saat terjadinya dulu. Ledakan gunung apinya ga mungkin main2. Krn kampungku di Sibolga, tiap kali mudik dan ngelewatin danau Toba, itu aku lgs kebayang 70 JT tahun yg lalu sebesar apa ledakannya sampe terbentu danau Segede itu, yg dasarnya aja ga terjamah. Serem sih bayanginnya. Gitu juga danau Poso ini.
.
Syukurlah jembatannya ga jd diganti ya mba. Kalo cuma diperkuat, masih okelah. Iyaa, bentuk jembatannya khas banget, apalagi dari kayu begitu. Aku suka ngeliat sesuatu yg dibangun dari kayu, Krn terlihat jd back to nature kesannya :D. Semoga suatu saat aku bisa ke danau ini juga 🙂
semoga suatu hari bisa berkunjung ke tempat ini, indah sekali viewnya, apalagi sambil ngopi cantik di tepi danaunya ya, masyallah banget deh, murah juga harga kopinya hanya 8ribu-20ribu, wah cocok banget yang suka ngopi berkunjung ke tempat ini
MasyaAllah indahnya. Semoga ada rejeki bisa maon ke sini. Aamiin. Kayak saya menjelajah beneran. Foto-fotonya cakep banget mba.
Perpaduan antara ambiance alam yang cantik dengan kopi Kojo yang hangat.
Danau Poso masih digunakan untuk menghidupi kehidupan masyarakat sehari-hari yaa…Kereen~
Waduh aku belum pernah ke Poso. Target tiap tahun ke Celebes gagal, terputus sejak tahun 2018. Cakep banget danau nya berpasir Putih. Unik sekali. Penasaran sama species ikan endemiknya. Pasti ada yg beda.
Oiya maap Mau nanya, kalau kuliner disini yang popular apa ya? Apa ikan danau atau apa?
Sebenarnya di Poso ada banyak destinasi indah yang layak dikunjungi. Mahasiswa di tempat kerjaku sering cerita tentang destinasi tersebut. Hanya saja kalah dengan pemberitaan yang lainnya. Melihat danau yang luas, dan paatinya mwngalir panjang, tentu memikat pejalan untuk menikmati waktu di sini.
IIndah banget yaa Mbak Danau Poso Tentena, sepanjang mata memandang yang dilihat hanyalah air danau berawana hijau ttosca. Aku pernah ke Danau Singkarat di Sumatera Barat dan indah banget emang yaa Mbak. Nah aku suka kedai kopinya jadi pengen nyobain ngopi disitu haha murah lagi harganyaa haha
Jadi Danau Poso ini berair asin atau tawar? Saya baru tahu kalau Danau Poso ini yang terbesar ketiga di Indonesia.
Pemutar turbin PLTAnya digunakan untuk kepentingan warga sekitar atau tidak itu? Kalau tidaak, sayang aja gitu rasanya ada budaya yang harus hilang.
Menarik banget jalan2nya uni Evi ini. Eh aku kepengen nyobain kopi kojo tuh, kedainya kelihatan nyaman. Harga kopinya juga terhangkau banget AKu demen wisata sejarah. Semoga suatu hari nanti bisa berkunjung ke Danau Poso. Musik hidupnya bikin pengunjung kedai kopi makin betah deh 🙂
Ah,, bagus sekali Danay Poso Tentena ini. Aku membayangkan main di jembatan kayu yang punya cerita mendalam, nongkrong di sana sambil lihat air hijau tosca yang selalu bening sepanjang waktu, dan nyobain kopi kojo di warung kopi dari bambu yang unik itu. Semoga suatu hari bisa kejadian.
Bagus banget danaunya mbaakk, pasti menyegarkan mata ya kalau melihat langsung. Jadi pengen ke sana jugaa deh. Aktivitasnya juga lumayan ya, jembatan Pamonanya favorit nih, sayang jadinya tetap dipugar ya, walaupun tetap mempertahankan kayunya.
Saking besarnya, danaunya jadi terlihat seperti laut ya. Aku pun pas pertama kali lihat Danau Toba juga takjub! Bandung dulu juga katanya danau purba, mbak.
Aku mau kopi tubruk deh yang otentik, cobain kopi lokal.
Tentena. Nama itu baru kutahu, ternyata indaaah.. Semoga suatu saat ku bisa menikmati langsung keindahannya. Aamiin. Terima kasih sdh berbagi keindahan ini, mba Evi..
Danau Poso Tentena ternyata luas sekali, menikmati udara sejuk di pinggir Danau Poso Tentena rasanya pasti asyik sekali, apalagi sambil minum Kopi Kojo, duh aku penasaran banget sama Kopi Kojo.
Penasaran yg dibilang Danau purba tadi mbak, membayangkan betapa aslinya, perawannya, masyaaAllah semoga dpt kesempatan berkunjung ke sana nih
Kelima aktivitasnya sukr untuk dilewatkan nih, ya mba Ev. Seru banget dan memberikan semacam suntikan semangat dan energi dari kepenatan.
Wah saya baru tahu Danau Poso ini tak bisa dilepaskan dari pembentukan daratan Selebes/Sulawesi di zaman purbakala dulu. Jadi Danau ini menjadi bukti lempeng jutaan tahun lalu itu ya uni. Keren sekali. Bukan hanya Danau Toba saja ternyata bukti nyata di Indonesia ya uni. Danau terbesar ketiga setelah di Sumut dan Sumbar. Wow.. wow…
Btw, ada rasa sedih ketika membaca jembatan berusia 300 tahun itu dipugar untuk pembangkit. Ah masing-masing situs memang punya waktunya, tapi percayalah kenangan akan itu akan menjadi sejarah kelak. Demikian juga rumah tinggal sang missionaris itu, apa Dinas Pariwisata di sana tak peka untuk pengelolaan kembali gitu? Menjadi museum kek, menjadi rumah singgah atau gereja oikumene kan bisa? Sebagai pecinta wisata sejarah, miris saya bacanya.
Terimakasih untuk ulasan ini uni.